1.1 Pendahuluan
Setiap orang setuju bahwa ketersediaan informasi yang akurat, berintegritas dan berkualitas tinggi adalah sangat vital pada bisnis saat ini. Pertimbangkan komentar para ahli berikut ini : Information is pivotal in todays business environment. Succes is dependent on its early and decisive use. A lack of information is sure sign for failure. The rapidly changing environment in which business operate demands ever more immediate access to data (Devlin, 1977) Many corporations are actively looking for new technologies that will assist them in becoming more profitable and competitive. Gaining competitive advantage requires that companies accelerate their decision making process so that they can respond quickly to change. One Key to this accelerated decision making is having the right information, at the right time, easily accessible (Poe, 1999). Penekanan dari pernyataan-pernyataan para ahli di atas adalah pada peranan informasi dan perkembangan masa kini pada tekhnologi informasi. Dalam hal ini, kita berharap bahwa kebanyakan organisasi memiliki system yang di kembangkan dengan baik untuk menyampaikan informasi pada para manajer dan pada penguna-pengguna yang kelak akan mereka gunakan sebagai landasan pengambilan keputusan. Kenyataannya hal ini jarang tercapai. Pada kenyataannya, dengan berlimpahnya data , kebenyakan organisasi memiliki kesulitan untuk mendapatkan informasi-informasi yang mereka butuhkan. Para manajer sering dibuat frustasi dengan ketidakmapuannya untuk mengakses serta menggunakan data serta informasi yang mereka perlukan. Organisasi-organisasi modern sering dikatakan kekenyangan dengan data tetapi kelaparan informasi (Kita sudah membahas perbedaan antara data dan informasi di
bab I). untuk memahami metafora ini kita perlu untuk memahami apa yang terjadi dalam organisasi-organisasi. Alasan pertama untuk kesenjangan infromasi di atas adalah cara terfragmentasi yang diambil organisasi dalam mengembangkan system infromasi (dan basis data pendukungnya) selama beberapa tahun terakhir ini. Penekanan buku ini adalah pendekatan pengembangan system yang terencana dengan baik, yang seharusnya akan menghasilkan himpunan basis data yang terintegrasi penuh. Bagaimanapun juga, harapan ini sangat dibatasi oleh waktu dan biaya yang diperlukan dan digunakan dalam pengembangan system informasi sehingga basis data yang dihasilkan seringkali tidak terkoordinasi dengan baik serta tidak konsisten. Seringkali juga basis data berbasis pada beberapa platform perangkat keras dan perangkat lunak. Pada keadaan terakhir ini, adalah sangat sulit (bahkan bisa dikatakan tidak mungkin) bagi para manajer untuk melokalisasi dan menggunakan informasi yang akurat. Alasan kedua untuk kesenjangan adalah bahwa kebanyakan system dikembangkan untuk mendukung pemrosesan operasional, dengan sedikit pemikiran pada informasi dan kakas (tool) analitis yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Pemrosesan operasional, juga dinamakan pemrosesan transaksi brfungsi menangkap, menyimpan, dan memanipulasi data untuk mendukung operasi harian organisai sedangkan pemrosesan informasi adalah analisis data terikhtisarkan atau bentuk lain dari infromasi yang dilakukan serta tipe data yang dibutuhkan adalah sangat berbeda dengan tipe pemrosesan operasional yang telah dijelaskan sebelumnya. Kebanyakan system informasi saat ini dikembangkan secara internal atau dibeli dari vendor luar dan dirancang untuk mendukung pemrosesan operasional dengan sedikit pemikiran tentang pemrosesan informasi. Untuk menjembatani kesenjangan informasi ini, para ahli mengembangkan konsep data warehouse yang mengkonsolidasikan dan mengintegrasikan informasi dari sumber-sumber yang berbeda dan merancangnya dalam format yang bermakna untuk membuat keputusan bisnis yang akurat Informasi-informasi yang dihasilkan akan mendukung para eksekutif, para manajer, dan analis bisnis, dalam membuat keputusan bisnis yang kompleks lewat aplikasi-aplikasi seperti analisis kecenderungan (trend analysis), target pemasaran, analisis persaingan bisnis, dan sebagainya. Data warehouse dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan itu tanpa mengganggu pemrosesan operasional yang telah ada.
Bab ini akan memberikan gambaran pendahuluan tentang data warehouse. Gambaran yang diberikan sifatnya umum sebab konsep-konsep yang cukup canggih seperti data warehouse sesungguhnya tidak bisa tercakup hanya dalam satu bab saja; ia mungkin membutuhkan pembahasan dalam satu buku khusus. Pada bab ini, kita akan memberi tekanan lebih pada konsep-konsep dan perancangan dat warehouse serta administrasinya. Dalam bab ini. Kita akan memfokuskan diri pada arsitektur data yang diterapkan dan perancangan basis datanya. Pertama kali kita akan belajar tentang bagaimana data warehouse berhubungan dengan system operasional yang telah ada. Kemudian, kita akan membahas arsitektur 3 lapis, yang merupakan arsitektur yang paling sesuai untuk lingkungan data warehouse. Selanjutnya, kita akan membahas masalah-masalah ekstraksi data dari system operasional yang telah ada. Terakhir, kita akan melihat bagaimana para pengguna berinteraksi dengan data warehouse; mencakup OLAP (On-Line Analytical Processing), data mining, serta visualisasi data.
Data warehouse adalah data yang diperoleh dari proses dimana organisasi mengekstraksi makna dari asset infromasi yang mereka miliki. Data warehouse adalah inovasi baru dalam hal teknologi informasi. Sejak dimulai sekitar 15 tahun lalu, konsep data warehouse ini berkembang secara cepat sehingga saat ni konsep data warehouse ini adalah konsep yang paling banyak dibicarakan oleh para ahli di bidang tekhnologi informasi. Penelitian-penelitian berulang di Amerika Serikat memperlihatkan bahwa 90% perusahaan besar di sana memiliki data warehouse atau sedang mulai mengembangkannya. Studi tahun 1996 memperlihatkan bahwa proyek-proyek data warehouse menghasilkan tingkat pengembalian rata-rata investasi (average return on investment) sebesar 32%, dengan waktu pengembalian (average payback periode) selama 2.73 tahun. Para pengguna juga diharapkan akan membelanjakan dana sebesar $200 milyar sepanjang 5 tahun ke depan (Burwen, 1997) (dikutip dari buku Modern Database Management, tulisan Fred McFadden. Dkk).
perbedaan di atas. Pada tahun 1992, Inmon (juga dikutip dari buku Modern Database Management, tulisan Fred McFadden, dkk) mempublikasikan buku pertama yang menjelaskan konsep-konsep data warehouse.
Struktur Kunci yang tidak konsisten. Kunci primer untuk dua table yang pertama adalah NIM, sementara kunci primer untuk table Kesehatan_Mahasiswa adalah Nama_Mahasiswa.
Sinonim. Pada table Data_Mahasiswa, kunci primernya adalah NIM,sedangkan pada table Karyawan_Mahasiswa, kunci primernya adalah Nomor_Mahasiswa. Field bentuk Bebas lawan Field Terstruktur. Pada table Kesehatan_Mahasiswa, Nama_Mahasiswa merupakan field tunggal sedangkan pada table Data_Mahasiswa, field Nama_Mahasiswa merupakan atribut komposit yang dapat dipecah menjadi 2 komponen : Nama serta Nama_Orangtua.
Nilai Data Yang Tidak Konsisten.Nuni Meilana memiliki sustu nomor telpon tertentu pada table Data_Mahasiswa, tetapi memiliki nomor telpon yang berbeda di table kesehatan_Mahasisw. Ini suatu kesalahan atau Nuni Meilana memiliki 2 nomor telpon yang bebeda? Suatu pertanyaan yang sukar di jawab dengan hanya melihat data saja.
Data Yang Hilang. Nilai untuk field Asuransi untuk Nini Meilana pada table Kesehatan_Mahasiswa hilang (atau bernilai null). Tabel Data_Mahasiswa
Jenis Kelamin P W
Jenjang S2 S1
Tabel Mahasiswa_Karyawan NIM 5184025 6184025 Alamat Departemen 8 10 Jam Kerja Jl. Cisaranten Kulon Sistem Informasi No.227 Jl. Abdul Syukur 123 Akuntansi
Tabel Kesehatan_Mahasiswa Nama Adi Nugroho Nuni Meliana Telpon 7203148 5153089 Asuransi Lippo Assurance 389-214062 No.Asuransi 123-45-6789
Gambar Contoh Data Heterogen Contoh sederhana pada gambar 12.1 diatas menggambarkan sulitnya
mengembangkan suatu informasi tunggal dari basis data suatu organisasi.Kasus nyata mungkin dapat melibatkan puluhan (bahkan ratusan) berkas, serta ribuan (atau jutaan) rekaman.Kita akan membahas isu kompleksitas dan ukuran di baian selanjutnya bab XII ini.
1.4 Perlunya memisahkan Sistem Operasional dan Sistem Informasi Untuk Pengambilan Keputusan
Sistem Operasional adalah system yang digunakan untuk menjalankan bisnis, berbasis pada data terkini.Contoh dari system operasional adalah pemrosesan pesanan wiraniaga (salesman), system pemesanan, serta pendaftaran pasien.Sistem operasional harus memproses transaksi-transaksi yang sederhana namun berukuran sangat besar, dengan waktu tanggap yang cepat. System informasional dirancang untuk pengambilan keputusan berdasarkan data histories; data pada suatu waktu tertentu.Mereka juga dirancang untuk query hanya baca yang kompleks, atau aplikasi datamining.Contoh dari system informasional adalah analisis kecenderungan penjualan, segmentasi pelanggan, serta perencanaan sumber daya manusia.
Karakteristik
Sistem Operasional
Sistem Informasional
Menjalankan bisnis saat Mendukung pengambilan Kegunaan utama ini. keputusan management
Rekaman Reprentasi saat ini dari Jenis data Pengguna utama Lingkup pengguna pada
pada
saat titik
tertentu atau pada data apa yang ada pada bisnis tertentu(snapshot) Karyawan administrasi, Para manager, analis tenaga penjual Sempit, meliputi sederhana Sasaran bisnis,pelanggan query luas, meliputi query
Perbandingan Sistem Operasional dan Sistem Informasional Beberapa hal yang membedakan system operasional dan system informasional diperlihatkan pada gambar diatas.Secara garis besar, system operasional digunakan oleh managemen tingkat bawah, seperti karyawan administrasi, tenaga penjual, serta semua orang yang harus memproses transaksi bisnis.Sistem informasional digunakan oleh managemen tingkat atas, seperti direktur, CEO (Chieff Executive Officer), analis bisnis, serta para pengambil keputusan lainnya. Prinsip data warehouse ke-1: Untuk kebanyakan organisasi saat ini, merupakan hal yang penting untuk memisahkan pemrosesan informasional dari pemrosesan operasional dengan mengembangkan data warehouse. Mendukung prinsip data warehouse yang pertama diatas, ada 3 faktor primer yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. data warehouse memusatkan data-data (paling tidak secara logika) dengan melakukan pengikhtisaran data dari system operasional dan membuatnya tersedia bagi aplikasi-aplikasi pendukung keputusan. 2. data warehouse yang dirancang dengan baik menambah kualitas dan konsistensi pada data yang dimiliki orgnisasi. 3. data warehouse terpisah mengeliminasi sebagian besar perubahan makna pada sumbar daya yang dihasiklkansaataplikasi-aplikasi imformasional dikembangkan-ulang bersama pemrosesan operasional.