Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini hampir seluruh kegiataan kita tidak lepas dari namanya
teknologi, termasuk teknologi informasi. Teknologi infromasi saat ini terus
berkembang dan semakin membantu setiap pekerjaan manusia. Contohnya
dalam pengumpulan data, baik data pegawai, pelanggan, distributor, data
penjualan atau lain sebagainya. Data- data tersebut semakin mudah disusun dan
digabungkan dalam satu database. Sistem informasi juga menyediakan
pengguna informasi data yang akurat, tepat waktu dan relevan. Informasi dapat
dikatakan akurat jika bebas dari kesalahan. Informasi dikatakan tepat waktu,
jika informasi dapat tersedia jika dibutuhkan oleh pengambil keputusan. Dan
Informasi dikatakan relevan jika memberi manfaat serta sejalan dengan jenis
pekerjaan dan keputusan yang dibuat.
Dibandingkan dengan zaman dahulu, sebelum adanya teknologi
informasi. Dapat dibayangkan begitu rumitnya untuk membuat hanya satu
database saja, sebagai contoh databse kepegawaian. Butuh kertas dalam jumlah
besar untuk menampung data tiap pegawai, apalagi jika organisasinya semakin
besar. Butuh tenaga operator yang teliti dan handal untuk mengurangi kesalahan
dalam penulisan data, butuh waktu lebih banyak dalam hal pencarian data
dikemudian hari, dan butuh penanganan khusus untuk menjaminan kemanan
database tersebut agar tidak jatuh ke tangan pihak yang tidak berkepentingan.

Masalah-masalah yang di hadapi dalam lingkungan data tradisional


1. Redudansi dan Inkonsistensi Data.
Redudansi Data adalah kehadiran data ganda pada beberapa file data
yang tersimpan di beberapa tempat atau lokasi. Inkonsistensi data adalah
ketika atribut-atribut data yang sama tetapi memiliki nilai yang berbeda.
2. Ketergantungan Program Data
Mengacu pada satu paket data yang tersimpan pada file dan diperlukan
oleh program tertentu untuk memperbarui dan mengelola file file tertentu
sehingga program tersebut perlu mengubah data data tersebut.
3. Kurangnya Fleksibilitas
Sistem file tradisional dapat mengirimkan laporan rutin sesuai jadwal
setelah upaya pemrograman yang ekstensif, namun tidak dapat
mengirimkan laporan-laporan ad hoc (hanya diperlukan pada situasi khusus
saja) atau merespon kebutuhan informasi yang tidak dapat diantisipasi pada
kondisi waktu tertentu.
4. Sistem Keamanan yang Buruk
Akses dan penyebaran informasi menjadi tidak terkendali karena
longgarnya pengendalian atau pengelolaan terhadap data.
5. Kurangnya ketersediaan dan Pendistribusiaan data
Terjadi karena bagian informasi yang terdapat pada file-file berbeda
dan bagian organisasi tidak dapat dihubungkan satu sama lain.

Semua masalah diatas dapat di teratasi melalui system informasi yang efektif.
Penggunaan sistem informasi sangat dibutuhkan dalam meningkatkan produktivitas
dalam suatu perusahaan dengan semakin banyaknya persaingan, membuat perusaahaan
berpikir keras dalam menjalankan proses bisnisnya. Untuk itu digunakanlah suatu
sistem database dalam pengelolaan data. Penggunaan database dalam perusahaan
merupakan salah satu hal yang sangat wajib untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang
ada di dalam perusahaan. Database merupakan suatu kumpulan data yang saling
terhubung dan dapat diakses dengan mudah. Dengan adanya Database Management
System (DBMS), perusaahan dapat dengan mudah mengakses dan menyimpan data
informasi.
Selain untuk mengakses dan menyimpan data suatu perusahaan, DBMS harus dapat
memantau apa yang terjadi pada kegiatan operasional sehingga dapat mengambil
langkah yang cepat dan tepat jika terjadi masalah. Misalnya penjualan yang cepat harus
diikuti manajemen inventori yang cepat. Bagian keuangan juga dengan cepat bisa
menghitung rugi dan laba untuk membantu manajemen dalam menentukan apakah
perlu menambah produksi, membeli bahan mentah dan lain sebagainya. Langkah
pertama dari perusahaan dalam membuat database adalah membuat standarisasi pada
seluruh data-data yang ada. Kemudian menentukan jenis aplikasi DBMS apa yang
sesuai untuk dipakai dalam membantu penyusunan dan pemanfaatan data-data tersebut.
Setelah memanfaatkan aplikasi DBMS, langkah berikutnya adalah mengelola
informasi. Hal ini bukan suatu pekerjaan yang mudah, meliputi siapa yang bisa melihat
dan menggunakan, bagaimana mem-backup, berapa lama harus disimpan, teknologi
penyimpanan yang tepat dan lain-lain
Aplikasi DBMS yang sering digunakan oleh suatu perusahaan adalaha adalah Microsoft
Access, MySQL, Oracle atau aplikasi yang lainnya. Aplikasi-aplikasi tersebut
digunakan kebanyakan oleh bisnis-bisnis kecil dan menengah, di dalam sebuah
organisasi yang kecil bahkan mungkin juga digunakan oleh perusahaan yang cukup
besar, dan juga para programmer untuk membuat sebuah sistem buatan sendiri untuk
menangani pembuatan dan manipulasi data. Setelah database selesai dibuat, perusahaan
skala kecil bisa menggunakan aplikasi tersebut untuk mendukung kegiatan operasional.
Berikut beberapa keuntungan dalam penggunaan Database:
1. Mengurangi redundancy, data yang sama pada beberapa aplikasi cukup
disimpan sekali saja.
2. Integrity, data tersimpan secara akurat.
3. Menghindari inkonsisten, karena redundancy berkurang, maka update data jadi
lebih efisien.
4. Penggunaan data bersama, data yang sama dapat diakses oleh beberapa user
pada saat bersamaan.
5. Menyangkut keseragaman penyajian data.
6. Menyeimbangkan kebutuhan, dapat ditentukan prioritas suatu operasi, misal
antaraupdate dengan retrieval.

1.2. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
kelompok mata kuliah Sistem Informasi Manajemen dalam periode empat, yang
diberikan oleh dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yaitu Ibu Adele
Mailangkay.
Dan juga mengetahui atau memahami database dalam kehidupan sehari-hari
terutama dalam mendukung terwujudnya tujuan organisasi. Terkhususnya dengan
mengetahui dampak secara langsung implementasi dari Database Manajemen
melalui studi kasus.
Dengan membaca tulisan ini diharapkan kita bisa lebih memahami Sistem
Informasi Manajemen serta teknologi informasi, karena bangsa yang maju adalah
bangsa yang menguasai teknologi dan informasi.
1.3 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat tulisan ini antara lain:
1. Dapat menambah wawasan penulis dan khalayak tentang hal-hal
yang berhubungan dengan database dan manajemen informasi.
2. Sebagai bahan referensi untuk pembaca.
3. Dapat penulis khususnya dalam mengembangkan wawasan diri untuk
menyusun buah pikiran secara sistematis dalam bentuk makalah.
BAB II
DATABASE DAN MANAJEMEN INFORMASI

2.1. THE LEGO GROUP

Lego System menjalankan bisnis sebagai The Lego Group adalah perusahaan
produksi mainan Denmark yang berpusat di Billund. Terkenal karena pembuatan
mainan merek Lego yang sebagian besar terdiri dari batu bata plastik yang saling
terkait. Produk andalan perusahaan, Lego, terdiri dari batu bata plastik saling warna-
warni yang menyertai berbagai roda gigi, patung-patung yang disebut minifigures, dan
berbagai bagian lainnya. Potongan lego dapat dirakit dan dihubungkan dengan banyak
cara untuk membangun objek, termasuk kendaraan, bangunan, dan robot yang
berfungsi. Apa pun yang dikonstruksikan dapat dipisahkan lagi, dan potongan-
potongan itu digunakan kembali untuk membuat hal-hal baru.

Grup Lego mulai memproduksi batu bata mainan yang saling terkait pada tahun
1949. Film, game, kompetisi, dan enam taman hiburan Legoland telah dikembangkan
di bawah merek tersebut. Hingga Juli 2015, 600 miliar bagian Lego telah diproduksi.
Grup Lego juga telah membangun beberapa taman hiburan di seluruh dunia, masing-
masing dikenal sebagai Legoland, dan mengoperasikan banyak toko ritel.

Perusahaan ini didirikan pada 10 Agustus 1932 oleh Ole Kirk Christiansen. Kata
"lego" berasal dari kata Denmark "leg godt", yang berarti "bermain dengan baik". Pada
paruh pertama 2015, The Lego Group menjadi perusahaan mainan terbesar di dunia
dengan pendapatan, dengan penjualan sebesar US $ 2,1 miliar, melampaui Mattel, yang
memiliki penjualan US $ 1,9 miliar. Pada 11 Agustus 2017, Lego mengumumkan
bahwa Niels B. Christiansen akan menjadi CEO baru, efektif 1 Oktober di tahun yang
sama.

2.2. STUDI KASUS

Grup Lego yang berkantor pusat di Billund, Denmark, adalah salah satu
produsen mainan terbesar di dunia. Produk utama Lego adalah batu bata dan gambar
yang dimainkan anak-anak selama beberapa generasi. Perusahaan Denmark telah
mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan sejak didirikan pada tahun 1932, dan
untuk sebagian besar sejarahnya, fasilitas manufaktur utamanya terletak di Denmark.

Pada tahun 2003, Lego menghadapi persaingan ketat dari peniru dan produsen
mainan elektronik. Dalam upaya untuk mengurangi biaya, mereka memutuskan untuk
memulai proses restrukturisasi bertahap yang berlanjut hingga hari ini. Pada tahun
2006, perusahaan mengumumkan bahwa sebagian besar dari produksinya akan
dialihdayakan ke perusahaan jasa pembuatan elektronik Flextronics, yang memiliki
pabrik di Meksiko, Hongaria, dan Republik Ceko. Keputusan untuk melakukan
outsourcing produksi datang sebagai konsekuensi langsung dari analisis total supplay
chain Lego. Untuk mengurangi biaya tenaga kerja, proses intensif secara manual
dilakukan oleh pihak luar, sehingga hanya pekerja yang sangat terampil yang ada di
Billund. Tenaga kerja Lego secara bertahap berkurang dari 8.300 karyawan pada tahun
2003 menjadi sekitar 4.200 pada tahun 2010. Selain itu, produksi harus dipindahkan ke
tempat-tempat yang lebih dekat dengan pasarnya. Sebagai konsekuensi dari semua
perubahan ini, Lego mengubah dirinya dari perusahaan manufaktur menjadi perusahaan
yang berorientasi pasar yang mampu bereaksi cepat terhadap perubahan permintaan
global.

Proses restrukturisasi Lego, ditambah dengan pertumbuhan penjualan dua digit


dalam beberapa tahun terakhir, telah mengarah pada ekspansi perusahaan di luar negeri
dan menjadikan tenaga kerjanya yang lebih internasional. Perubahan ini menghadirkan
tantangan bagi supplay chain dan sumber daya manusia perusahaan. Supplay chain
harus direkayasa ulang untuk menyederhanakan produksi tanpa mengurangi kualitas.
Perencanaan logistik yang ditingkatkan memungkinkan Lego untuk bekerja lebih dekat
dengan pengecer, pemasok, dan perusahaan outsourcing baru. Pada saat yang sama,
departemen sumber daya manusia (SDM) perlu mengambil peran yang lebih strategis
di dalam perusahaan. SDM sekarang bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan
yang efektif yang bertujuan mempertahankan dan merekrut karyawan yang paling
berkualitas dari beragam latar belakang budaya.

Menyesuaikan operasi perusahaan dengan perubahan ini membutuhkan


infrastruktur TI yang fleksibel dan kuat dengan kemampuan intelijen bisnis yang dapat
membantu manajemen melakukan peramalan dan perencanaan. Sebagai bagian dari
solusi, Lego memilih untuk pindah ke perangkat lunak SAP business suite. SAP AG,
sebuah perusahaan Jerman yang berspesialisasi dalam solusi perangkat lunak
perusahaan, adalah salah satu perusahaan perangkat lunak terkemuka di dunia. Produk
perangkat lunak SAP mencakup beragam aplikasi yang dirancang untuk mendukung
secara efisien semua fungsi dan operasi penting perusahaan. Lego memilih untuk
mengimplementasikan modul Manajemen Rantai Pasokan (SCM) SAP, Manajemen
Siklus Hidup Produk (PLM), dan Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP).

Modul SCM mencakup fitur-fitur penting seperti pemantauan dan analisis rantai
pasokan serta perkiraan, perencanaan, dan optimalisasi inventaris. Modul PLM
memungkinkan manajer untuk mengoptimalkan proses dan sistem pengembangan.
Modul ERP meliputi, di antara aplikasi lain, aplikasi Manajemen Modal Manusia
(HCM) untuk administrasi dan pengembangan pribadi.

Paket bisnis SAP didasarkan pada arsitektur server klien tiga tingkat yang
fleksibel yang dapat dengan mudah disesuaikan dengan arsitektur berorientasi layanan
(Service Oriented Architecture) baru yang tersedia dalam versi terbaru dari perangkat
lunak. Di tingkat pertama, antarmuka klien — jenis antarmuka pengguna grafis
(Graphical User Interface atau GUI) yang beroperasi di laptop, desktop, atau perangkat
seluler — mengirimkan permintaan pengguna ke server aplikasi. Server aplikasi
(tingkat kedua dalam sistem) menerima dan memproses permintaan klien. Pada
gilirannya, server aplikasi ini mengirimkan permintaan yang diproses ke sistem basis
data (tingkat ketiga) yang terdiri dari satu atau lebih basis data relasional. Paket bisnis
SAP mendukung basis data dari berbagai vendor, termasuk yang ditawarkan oleh
Oracle, Microsoft, MySQL, dan lainnya.

Database relasional berisi tabel yang menyimpan data tentang produk-produk


Lego, operasi harian, rantai pasokan, dan ribuan karyawan. Manajer dapat dengan
mudah menggunakan alat kueri SAP untuk mendapatkan laporan dari database karena
tidak memerlukan keterampilan teknis. Selain itu, arsitektur terdistribusi
memungkinkan personel yang berwenang untuk memiliki akses langsung ke sistem
basis data dari berbagai lokasi perusahaan, termasuk di Eropa, Amerika Utara, dan
Asia.

Modul ERP-HCM SAP mencakup fitur-fitur canggih seperti "Talent Manager"


dan juga untuk penanganan personel SDM Lego untuk memilih kandidat terbaik,
menjadwalkan pelatihan mereka, dan membuat rencana stimulus untuk
mempertahankan mereka. Dimungkinkan juga untuk memasukkan pengukuran kinerja
dan mendapatkan wawasan waktu nyata ke dalam tren SDM. Menggunakan fitur-fitur
canggih ini, bersama dengan alat-alat dari vendor perangkat lunak lain, manajer Lego
dapat melacak potensi kepemimpinan karyawanmereka, mengembangkan karier
mereka, dan memperkirakan perekrutan karyawan baru dengan keterampilan tertentu.

Investasi yang dilakukan The Lego Group dalam sistem informasi dan desain
ulang bisnis telah terbayar dengan baik. Pada 2013 Grup meningkatkan penjualan
sebesar 11% menjadi € 3.403 juta dibandingkan € 3.103 juta pada tahun sebelumnya.
Laba usaha meningkat 10% menjadi € 1,118. Karyawan penuh waktu meningkat
menjadi 11.755 ketika perusahaan memperluas produksi di Asia. Pada paruh pertama
2014, pendapatan meningkat 15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun
lalu, dan laba meningkat 12% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2013.

Tercerminnya penekanan yang berkembang pada pengembangan perusahaan


global, dan investasi besar dalam sistem informasi global baik dalam rantai pasokan
dan rantai distribusi, Grup Lego pada 2014 menunjukkan pertumbuhan jangka panjang
yang kuat di semua wilayah.

Di Eropa, Amerika, dan Asia, pertumbuhan penjualan telah mencapai dua digit
selama lebih dari lima tahun meskipun fakta bahwa Resesi Hebat Global (2008 hingga
2013) menyebabkan penjualan mainan rata di seluruh dunia. Di wilayah Asia,
pertumbuhan penjualan Lego bervariasi dari satu pasar ke pasar lainnya. Pertumbuhan
penjualan konsumen Tiongkok lebih banyak dari 50% adalah yang paling signifikan di
wilayah tersebut. Ini mendukung ambisi Grup Lego untuk semakin mengglobal
perusahaan dan menjadikan Asia kontributor signifikan terhadap pertumbuhan di masa
depan. Selama April 2014, Grup Lego membuka pabrik pertamanya di China, yang
berlokasi di Jiaxing, dan kantor baru di Shanghai, yang merupakan salah satu dari lima
kantor utama di seluruh dunia untuk Grup Lego. Para eksekutif Lego percaya ada
potensi besar di Asia, dan mereka pindah ke lokasi yang dekat dengan pelanggan Asia
mereka. Para eksekutif Lego percaya bahwa ada potensi yang luar biasa di Asia, dan
telah memutuskan untuk mempelajari lebih lanjut tentang pasar Asia dan membangun
kemampuan di wilayah tersebut. Pabrik dan kantor baru tersebut merupakan perluasan
yang signifikan dari kehadiran fisik Lego di wilayah tersebut. Menurut eksekutif, dalam
kombinasi dengan kantor mereka yang ada di Singapura, kantor Shanghai dan pabrik
baru memungkinkan secara strategis pentingnya fungsi yang berlokasi dekat dengan
pelanggan mereka serta anak-anak dan orang tua di Cina dan Asia.Keputusan untuk
menempatkan pabrik Lego di Cina adalah konsekuensi langsung dari ambisi Grup Lego
untuk menempatkan produksi di dekat pasar inti. Filosofi yang sama ini telah
menyebabkan ekspansi pabrik Lego di Republik Ceko, dan pabrik yang sama sekali
baru dibuka di Nyiregyhaza, Hongaria, pada bulan Maret 2014. Pabrik-pabrik ini,
bersama dengan pabrik induk di Denmark, melayani pasar Eropa. Untuk melayani
Amerika lebih cepat dan dengan produk yang disesuaikan, perusahaan memperluas
pabrik Lego di Monterrey, Meksiko.

Para eksekutif percaya bahwa pendekatan global terhadap sistem informasi dan
fasilitas produksi memungkinkan perusahaan untuk mengirimkan produk-produk Lego
ke pengecer dan pada akhirnya ke anak-anak di seluruh dunia dengan sangat cepat,
menawarkan layanan kelas dunia kepada konsumen. Pada tahun 2014, selain
pertumbuhannya di berbagai pasar, The LEGO Movie juga dirilis ke ulasan yang sangat
positif, memperkuat merek perusahaan dan memungkinkannya untuk mengembangkan
berbagai produk baru berdasarkan tema film. Grup Lego siap untuk melanjutkan
pertumbuhannya sepanjang 2015 dan di luar menggunakan fleksibilitas organisasinya
dan konsep-konsep yang telah diasahnya selama bertahun-tahun. Perusahaan ini
menanggapi para pelanggannya dan merilis versi baru dari beberapa mainannya yang
paling populer, termasuk serangkaian blok Bionicleset. Perusahaan juga meluncurkan
kantor baru dengan 120 karyawan dan 80 lainnya akan datang pada tahun 2015,
lengkap dengan lingkungan kerja yang inovatif tanpa ruang meja yang ditugaskan dan
menekankan kreativitas daripada rutinitas yang kaku. Seperti ekspansi mereka ke Asia,
kantor baru tersebut merupakan upaya untuk membangun kehadiran global dengan
kantor dan karyawan di seluruh dunia untuk menjangkau sebanyak mungkin keluarga
dan anak-anak. Sejauh ini, Lego telah membangun kehadiran yang mengesankan di
seluruh dunia, blok demi blok

2.3. PEMBAHASAN STUDI KASUS

a. Peranan basis data dalam sistem tiga tingkat SAP yang diterapkan pada
Lego Group
Paket bisnis SAP didasarkan pada arsitektur server klien tiga tingkat
yang fleksibel yang dapat dengan mudah disesuaikan dengan arsitektur
berorientasi layanan (SOA) baru yang tersedia dalam versi terbaru dari
perangkat lunak. Di tingkat pertama, antarmuka klien — jenis antarmuka
pengguna grafis (GUI) yang berjalan di laptop, desktop, atau perangkat seluler
— mengirimkan permintaan pengguna ke server aplikasi. Server aplikasi
(tingkat kedua dalam sistem) menerima dan memproses permintaan klien. Pada
gilirannya, server aplikasi ini mengirimkan permintaan yang diproses ke sistem
basis data (tingkat ketiga) yang terdiri dari satu atau lebih basis data relasional

b. Sistem arsitektur terdistribusi


Terdiri dari beberapa komputer otonom yang berkomunikasi melalui jaringan
komputer. Komputer berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
bersama. Pada dasarnya, kelompok komputer ini masing-masing akan
memegang subset perangkat lunak khusus dari sistem operasi agregat global.
Komputasi terdistribusi adalah bidang ilmu komputer yang mempelajari sistem
terdistribusi. Pemrograman terdistribusi biasanya jatuh ke dalam salah satu dari
beberapa arsitektur atau kategori dasar: client-server, arsitektur 3-tier, arsitektur
n-tier, objek terdistribusi, kopling longgar, atau kopling ketat.

c. Fitur – Fitur dalam SAP Bussiness software suit


Produk perangkat lunak SAP mencakup beragam aplikasi yang dirancang
untuk mendukung secara efisien semua fungsi dan operasi penting perusahaan.
Lego memilih untuk mengimplementasikan modul Manajemen Rantai Pasokan
(SCM) SAP, Manajemen Siklus Hidup Produk (PLM), dan Perencanaan
Sumber Daya Perusahaan (ERP).
a. Modul SCM mencakup fitur-fitur penting seperti pemantauan dan
analisis rantai pasokan serta perkiraan, perencanaan, dan optimalisasi
inventaris. Modul PLM memungkinkan manajer untuk mengoptimalkan
proses dan sistem pengembangan. Modul ERP meliputi, di antara
aplikasi lain, aplikasi Manajemen Modal Manusia (HCM) untuk
administrasi dan pengembangan pribadi.
b. Talent Manager, Personel SDM Lego untuk memilih kandidat terbaik,
menjadwalkan pelatihan mereka, dan membuat rencana stimulus untuk
mempertahankan mereka. Dimungkinkan juga untuk memasukkan
pengukuran kinerja dan mendapatkan wawasan waktu nyata ke dalam
tren SDM. Menggunakan fitur-fitur canggih ini, bersama dengan alat-
alat dari vendor perangkat lunak lain, manajer Lego dapat melacak
potensi kepemimpinan karyawanmereka, mengembangkan karier
mereka, dan memperkirakan perekrutan karyawan baru dengan
keterampilan tertentu.
c. SAP’s Bussiness Software Suite didasarkan pada arsitektur server klien
tiga tingkat yang fleksibel yang dapat dengan mudah disesuaikan
dengan arsitektur berorientasi layanan (SOA) baru yang tersedia dalam
versi terbaru dari perangkat lunak. Di tingkat pertama, antarmuka klien
— jenis antarmuka pengguna grafis (GUI) yang dapat di gunakan di
laptop, desktop, atau perangkat seluler untuk mengirimkan permintaan
pengguna ke server aplikasi. Server aplikasi (tingkat kedua dalam
sistem) menerima dan memproses permintaan klien. Pada gilirannya,
server aplikasi ini mengirimkan permintaan yang diproses ke sistem
basis data (tingkat ketiga) yang terdiri dari satu atau lebih basis data
relasional. SAP’s Business Software Suite mendukung basis data dari
berbagai vendor, termasuk yang ditawarkan oleh Oracle, Microsoft,
MySQL, dan lainnya
d. Database relasional berisi tabel yang menyimpan data tentang produk-
produk Lego, operasi harian, rantai pasokan, dan ribuan karyawan.
Manajer dapat dengan mudah menggunakan alat kueri SAP untuk
mendapatkan laporan dari database karena tidak memerlukan
keterampilan teknis. Selain itu, arsitektur terdistribusi memungkinkan
personel yang berwenang untuk memiliki akses langsung ke sistem basis
data dari berbagai lokasi perusahaan, termasuk di Eropa, Amerika Utara,
dan Asia.

d. Keuntungan memiliki Multiple Database dalam Arsitektur Terdistribusi

1. Toleransi kesalahan
Toleransi kesalahan adalah pengaturan atau konfigurasi yang mencegah
komputer atau perangkat jaringan gagal jika terjadi masalah atau kesalahan
yang tidak terduga seperti, kegagalan daya, lonjakan daya, kehilangan data,
kelebihan sistem, virus dll. Oleh LEGO memiliki banyak data basis data masih
dapat diperoleh dari server lain selama interupsi dari salah satu basis data. Ini
memungkinkan bisnis untuk menghemat waktu, mengambil data kerugian, dan
operasi harian mereka tidak akan terpengaruh secara drastis. Skalabilitas yang
meningkatkan kemampuan bisnis untuk berkembang dan untuk memenuhi
kebutuhan bisnisnya. Tidak seperti sistem basis data tunggal, di mana jumlah
data yang dapat disimpan tergantung pada keterbatasan satu host dan basis data,
sistem basis data terdistribusi mudah terukur dan, karenanya, mendukung
pertumbuhan LEGO. SAP mendukung jumlah pengguna yang tidak terbatas
serta basis data, server aplikasi, dan berbagai konfigurasi perangkat keras. Ini
memungkinkan suatu organisasi untuk memulai dari yang kecil dan
menambahkan database atau aplikasi atau perangkat keras tambahan. Ini akan
memungkinkan organisasi untuk secara efektif dan efisien menambah jaringan
ketika kebutuhannya berkembang.

2. Distribusi beban kerja

Memungkinkan administrator untuk mendistribusikan beban di berbagai


server, fungsi bisnis seperti logistik dapat dialihkan ke server tertentu untuk
penyeimbangan beban (pembagian aktivitas dan proses di antara jaringan
komputer sehingga tidak menjadi kewalahan). Sistem terbuka: dari SAP
mendorong plug and play dengan perangkat keras dari vendor yang berbeda,
mis. Microsoft oracle, digunakan yang mengarah pada lebih banyak kompetisi
dan menurunkan biaya. Ini berarti bahwa sistem dapat terhubung dengan vendor
lain sehingga fleksibel.

e. Kerugian memiliki Multiple Database Arsitetur Terdistribusi

1. Masalah keamanan
Ini lebih rentan terhadap serangan eksternal daripada basis data
tunggal dan kemungkinan penyalahgunaan lebih memungkinkan pada
banyak basis data daripada basis data tunggal karena basis data tunggal
memiliki lebih banyak kendali terhadap informasi. Untuk mengurangi
kemungkinan pengguna yang tidak sah mengakses informasi sensitif, Lego
memerlukan sistem kontrol, mis. Tidak semua informasi harus tersedia
untuk semua level organisasi.

2. Kualitas dan integritas data


Karena basis data dapat diakses oleh pengguna dari jarak jauh,
diperlukan kontrol yang memadai untuk mengontrol pengguna
memperbarui data dan untuk mengontrol kualitas data terutama ketika
organisasi tumbuh. Dengan meningkatnya jumlah pengguna yang
mengakses data secara langsung, ada peluang besar bagi pengguna untuk
merusak data. Kecuali jika ada kontrol yang sesuai, kualitas data dapat
terganggu. Integritas informasi juga relevan karena sejumlah besar
pengguna dapat menggunakan database secara bersamaan, perlindungan
teknis diperlukan untuk memastikan bahwa data tetap benar selama operasi
dan keputusan bisnis. Ancaman utama terhadap integritas data berasal dari
beberapa pengguna yang berbeda yang berusaha memperbarui data yang
sama secara bersamaan. Oleh karena itu, basis data perlu dilindungi dari
perubahan yang tidak disengaja oleh pengguna.

3. Biaya pemeliharaan beberapa basis data dalam arsitektur terdistribusi


Basis data tunggal biasanya dirancang untuk menjalankan
sejumlah proses yang terencana dan terdefinisi dengan baik karena mereka
sering disesuaikan untuk berjalan secara efisien untuk proses yang
dirancang untuknya. Banyak pangkalan data yang mahal untuk dipelihara
karena setiap server memerlukan sistem operasi yang terpisah. Biaya untuk
melindungi dan mengamankan server, upgrade, back up akan mahal dan
Lego harus mempertimbangkan manfaat menggunakan beberapa database
dari biaya implementasi, restrukturisasi organisasi, serta biaya
pemeliharaan.
BAB III
Kesimpulan dan Saran

3.1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang saya ambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. File manajemen Tradisional memiliki banyak kekurangan yang membuat semua
pekerjaan dalam sebuah bisnis menjadi tidak efisien dan efektif serta dapat
menghambat perkembangan dari bisnis dan bahkan dapat menimbulkan masalah
dikedepan harinya.
2. Sistem manajemen basis data (DBMS) menyelesaikan masalah ini dengan perangkat
lunak yang memungkinkan sentralisasi data dan manajemen data sehingga bisnis
memiliki sumber tunggal yang konsisten untuk semua kebutuhan data mereka.
Menggunakan DBMS meminimalkan file yang berlebihan dan tidak konsisten serta
yang paling Utama adalah membuat proses bisnis menjadi lebih efisien dan efektif.
3. Perusahan Lego menerapkan DBMS dalam bentuk SAP’s Bussiness Software Suite,
yang memberikan banyak kemudahan baru serta solusi dari berbagai masalah database
di Lego Group dan juga membantu setiap operasi bisnis yang tentunya menaikan profit
dari Lego Group. Sehingga seluruh investasi pada Sistem Informasi dan Bisnis Re-
design terbayarkan, terbukti pada paruh pertama 2014, pendapatan meningkat 15 persen
dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dan laba meningkat 12% bila
dibandingkan dengan periode yang sama pada 2013.Selain dari segi laba perusahaan
kemajuan system informasi juga mendorong peningkatan Produktivitas SDM serta
Inovasi – inovasi baru.

3.2. SARAN
Mengembangkan lingkungan database memerlukan kebijakan dan prosedur dalam
mengelola data organisasional sama halnya dengan model data yang tepat dan teknologi
database. Kebijakan informasi formal mengatur pemeliharaan, distribusi, dan penggunaan
informasi dalam organisasi. Dalam korporasi-korporasi besar, fungsi adminsitrasi data
formal bertanggung jawab atas kebijakan informasi, sama halnya dengan perencanaan data
pengembangan kamus data, dan pemantauan penggunaan data dalam perusahaan.
Data yang tidak akurat, tidak lengkap, atau tidak konsisten akan menciptakan
permasalahan operasional yang serius dan permasalahan finansial bagi pebisnis karena
mereka dapat menciptakan ketidakakuratan dalam penetapan harga, akun pelanggan, dan
data persediaan, serta mengarah pada pengambilan keputusan yang tidak akurat mengenai
tindakan tindakan yang harus diambil oleh perusahaan. Perusahaan mengambil langkah-
langkah khusus untuk memastikan bahwa data memiliki tingkat kualitas data tinggi. Hal
ini termasuk menggunakan standar di keseluruhan bagian di perusahaan, database
dirancang untuk meminimalkan ketidakkonsistenan dan data berlebihan, audit kualitas
data, dan pengaruh lunak pembersihan data.
DAFTAR PUSTAKA

Laudon, C Kenneth dan Laudeon P Jane, 2014, “Sistem Informasi Manajemen:


Mengelola Perusahaan Digital”, New Jersey, Pearson Educationm Inc.
Lego Official Website, Lego Historical, https://www.lego.com/en-us/themes/lego-
history/

Anda mungkin juga menyukai