Hayatun Nufus B1A019048 - ISLAM DAN KEBUDAYAAN
Hayatun Nufus B1A019048 - ISLAM DAN KEBUDAYAAN
NIM : B1A019048
ISLAM DAN KEBUDAYAAN
1. Kebudayaan merupakan semua hasil karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat.
Kebudayaan merupakan perwujudan segala aktivitas manusia sebagai upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kebudayaan akan terus berkembang, tidak akan berhenti slama
masih ada kehidupan manusia. Hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi oleh
nilai-nilai ketuhanan disebut kebudayaan islam.
3. Agama dan budaya merupakan dua hal penting. Ibarat dua sisi mata uang, keduanya tak
bisa dipisahkan. Agama tidak bisa diimplementasikan tanpa budaya. Sebaliknya,
pengembangan budaya juga harus dipandu nilai agama. Ada tiga jenis relasi antara
agama (Islam) dan budaya, yaitu :
Pertama, ketika agama dipersepsi bertentangan dengan tradisi, maka budaya dipaksa
tunduk terhadap agama.
Kedua, pemahaman nilai agama dipaksa untuk tunduk dengan budaya yang sudah
berkembang.
Ketiga, nilai-nilai substantif agama diadopsi dalam budaya sehingga budaya
mengalami penyesuaian dan melahirkan kebudayaan baru.
7. Masjid sebagai pusat peradaban islam maksudnya masjid bukan hanya sekedar tempat
sujud dan sarana pensucian, dilihat dari berbagai sisi. Masjid tidak lagi sekedar
bangunan tempat salat, atau bahkan bertayamum sebagai cara bersuci pengganti wudlu,
tetapi kata masjid berarti juga tempat melaksanakan segala aktivitas manusia yang
mencerminkan kepatuhan dan kebersujudan kapada allah swt. Peran dan fungsi masjid:
Tempat ibadah (salat&dzkir), tempat konsultasi dan komunikasi social ekonomi budaya,
tempat pendidikan, tempat santunan social, tempat latihan militer dan persiapan alat-
alatny, tempat pengobatan korban perang, tempat perdamaian dan pengadilan sengketa,
aula tempat menerima tamu, tempat menawan tahanan, pusat penerangan dan pembelaan
agama.
8. Masjid adalah suatu tempat wakaf, yang yang menjadi lokasi didirikannya salat
wajib lima waktu secara kontinyu. Masjid Jami adalah tempat didirikannya salat lima
waktu secara kontinyu, yang kedudukan tanahnya adalah wakaf. Tempat ini bisa
digunakan untuk Salat Jumat. Secara bahasa Masjid Jami', Masjid Raya dan Masjid
Agung berarti sama (masjid besar). Tapi Menurut klasifikasi yang ditetapkan oleh Dewan
Masjid Indonesia (DMI), untuk masjid jami utama di tingkat kecamatan diberi
sebutan Masjid Besar. Untuk masjid jami utama di tingkat kabupaten/kota diberi
sebutan Masjid Agung. Untuk mesjid jami utama di tingkat provinsi diberi
sebutan Masjid Raya. Untuk tingkat desa/kelurahan disebut Masjid Jami.
Sedangkan kata mushalla di Arab merujuk pada setiap tempat yang suci dari najis
yang bisa dijadikan tempat shalat, di mana pun, tidak harus tempat khusus yang dibangun
dan didirikan untuk tempat shalat, berupa bangunan, dinding, kayu, anyaman bambu,
atau kamar, seperti “tajug” (Sunda), “langgar” (Jawa) atau “surau” (Minang). Sehingga,
bisa dikatakan bahwa penggunaan istilah mushalla secara khusus berarti tajug, langgar
dan surau ini bagian dari khazanah tradisi yang khas ada di dalam Islam Nusantara.
Musala, langgar, surau, tajug berkedudukan sama seperti masjid, tapi tidak dipergunakan
untuk Salat Jumat. Kendati demikian, apabila diperlukan, keduanya juga diperbolehkan
untuk menyelenggarakan Salat Jumat. Baik di masjid, musala, maupun langgar, adalah
sunah hukumnya bagi orang yang ingin mendirikan Salat Tahyatulmasjid dan I’tikaf.
10. Shalat tahiyatul masjid adalah shalat dua rakaat sebelum duduk di dalam masjid. Shalat
apapun yang dikerjakan sebelum duduk termasuk kedalam tahiyatul masjid, termasuk
shalat sunnah rawatib dan shalat wajib. Namun tahiyatul masjid bukanlah shalat yang
diniatkan tersendiri, akan tetapi ini hanyalah penamaan untuk shalat dua rakaat sebelum
duduk. Apabila seorang masuk masjid setelah adzan lalu shalat qabliah atau sunnah
wudhu, maka itulah tahiyatul masjid baginya. “Jika salah seorang dari kalian masuk
masjid, maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum dia duduk“ (HR. Bukhari no. 537
dan Muslim no. 714)
11. Masjid yang ideal mempunyai banyak kriteria, beberapa diantaranya adalah sebagai
berikut:
Kenyamanan Buat Jamaah dalam beribadah
Diperlukan peran dari penanggung jawab yang dapat mengatasi dalam hal kebersihan
sehingga tercipta rasa nyaman dan khusu’ saat beribadah. Selain kebersihan, kenyamanan
juga timbul dari kerapihan, keharuman, ketentraman (tidak bising), dan lain-lain.
Manajemen Masjid / Pengelolaan yang profesional
Perusahaan, organisasi, setiap sekumpulan orang-orang, bahkan diri kita sendiri, pasti
mempunyai manajemen agar dapat mencapai keinginan atau tujuan. Begitupula masjid,
perlu adanya manajemen atau pengelolaan yang baik. Langkah awal dalam manajemen,
bisa dengan dibentuknya struktur kepengurusan, rencana program kerja, rapat atau
diskusi secara berkala, dan lainnya.
Kepengurusan Yang Aktif dan Proaktif
Sesuatu yang monoton itu menimbulkan kebosanan. Seorang pengurus harus aktif dalam
banyak hal seperti halnya dalam mengupas tuntas sebuah isu yang menyimpang,
menggali informasi terbaru, atau program kerja yang banyak. Proaktif juga diperlukan
misal dalam hal membangun kerjasama dengan pengurus masjid lain.
Imam Masjid yang Hafiz, Fasih, Cerdas dan Berwibawa Taqwa
Seorang imam masjid semestinya mempunyai akhlak dan prestasi yang baik diatas rata-
rata banyak orang. Karena imam masjid akan menjadi teladan untuk masyarakat sekitar
dan dipandang sebagai cerminan dari islam itu sendiri.
Kaderisasi Yang Baik (Imam, Muadzin, Khatib, Mubaligh)
Kaderisasi mempunyai banyak peranan atau tugas, salah satunya memberikan pelatihan
kepada semua pengurus dan membuat jadwal kegiatan masjid. Dengan kaderisasi, akan
menciptakan generasi penerus masjid yang berkualitas.
Remaja Masjid yang Aktif dan Kreatif
Pemuda sebagai agen perubahan yang mampu membawa ke arah yang lebih baik perlu
berperan dan berkonstribusi untuk kemajuan masjid. Karena pemuda juga mampu
berpikir kreatif dan mempunyai jiwa bergejolak untuk melakukan banyak hal.
Perpustakaan Masjid yang Rapi dan Lengkap
Buku adalah gudang ilmu. Dan masjid harusnya dijadikan juga sebagai tempat menimba
ilmu. Masjid yang mempunyai perpustakaan akan lebih ramai dikunjungi banyak orang.
Sehingga masjid akan terlihat hidup dan ramai dengan banyak kegiatan positif.
Tempat Wudhu dan Toilet yang Bersih
Sebelum beribadah, jamaah harus suci dari hadast besar maupun kecil. Jadi tempat
wudhu dan toilet juga harus bersih dan selalu dijaga bersama.
Parkir, Tempat Penitipan Barang Yang Aman.
Fasilitas ini biasa digunakan oleh orang-orang yang jauh dari masjid, misalnya pendatang
atau seseorang yang sedang dalam perjalanan.
Pemanfaatan Teknologi dan Sistem Keterbukaan Informasi untuk Jamaah.
Pada masa ini, teknologi seharusnya sudah dapat diterapkan dalam berbagai hal. Banyak
permasalahan seperti manajemen keuangan dan informasi yang bisa diselesaikan dengan
teknologi. Sebagai contoh yaitu dalam hal informasi waktu shalat, informasi kegiatan,
informasi profil masjid dan segala dokumentasi kegiatannya, dan banyak lagi hal lainnya
yang bisa diterapkan pada sebuah masjid.
12. Masjid Kampus memiliki kedudukan dan peran strategis dalam mengembangkan
pemahaman keagamaan mahasiswa dengan wawasan Islam rahmatan lil 'alamin. Masjid
kampus merupakan bagian kecil dari sebuah kampus. Meskipun begitu, peran masjid
kampus dalam membentuk mahasiswa berintegritas sangat besar. Masjid kampus tidak
saja menjadi tempat shalat, saat ini masjid menjelma menjadi pusat kegiatan mahasiswa
yang memiliki segudang lembaga dan kegiatan. Lembaga-lembaga dan kegiatan yang
berada dibawah naungan masjid akan lebih maksimal jika dioptimalkan untuk
membentuk mahasiswa yang berintegritas. Dalam perannya membentuk mahasiswa
berintegritas, masjid kampus sekurang-kurangnya bisa memanfaatkan dua hal yaitu fungsi
spiritual masjid dan lembaga-lembaga yang berada di dalamnya.