Anda di halaman 1dari 6

Nama : Hayatun Nufus

NIM : B1A019048
ISLAM DAN KEBUDAYAAN

1. Kebudayaan merupakan semua hasil karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat.
Kebudayaan merupakan perwujudan segala aktivitas manusia sebagai upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kebudayaan akan terus berkembang, tidak akan berhenti slama
masih ada kehidupan manusia. Hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi oleh
nilai-nilai ketuhanan disebut kebudayaan islam.

2. Kebudayaan dalam penggunaan bahasa Indonesia modern adalah sepadan dengan


cultur dalam bahasa Inggris atau kultur  dalam bahasa Jerman. Sedangkan
peradaban adalah terjemahan dari civilization  dalam bahasa Inggris. 
Kebudayaan dapat disimpulkan sebagai keseluruhan system gagasan, tindakan dan
hasil cipta, karsa dan rasa manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara
belajar, yang semuanya tersususun dalam kehidupan masyarakat. Kultur pada asalnya
Cultura hanya terdapat dalam kata majemuk seperti agri cultura yang berarti pengolahan
tanah menjadi subur. Akhirnya timbullah istilah kultur yang berarti kondisi atau keadaan
yang menunjukan keterolahan. Kemudian pengertian pengolahan diperluas menjadi
semua proses dan hasil humanisasi atau kemanusiaan dalam suatu wilayah tertentu oleh
sekelompok orang, bangsa atau suku bangsa dalam kurun waktu tertentu.
Peradaban adalah bagian-bagian dari kebudayaan yang tinggi, halus, indah, dan
maju. Jika diambil pengertian peradaban yang lebih luas, peradaban adalah kumpulan
sebuah identitas terluas dari seluruh hasil budi daya manusia, yang mencakup seluruh
aspek kehidupan manusia baik fisik (misalnya bangunan, jalan), maupun non-fisik (nilai-
nilai, tatanan, seni budaya maupun iptek), yang teridentifikasi melalui unsur-unsur
obyektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui
identifikasi diri yang subjektif. Istilah "peradaban" dalam bahasa inggris disebut
civilization. Sedangkan Sivilisasi sendiri pada mulanya civilita, sinonim
dengan urbanitas  yang berarti  keunggulan penduduk kota yang lebih
beradab ketimbang penduduk lainnya. Kemudian berubah menjadi proses dan hasil
upaya manusia untuk menjadi beradab
Sedangkan dalam literatur Islam, terdapat kerancuan maknawi penggunaan kata
“peradaban dan kebudayaan”. Beberapa penulis muslim menggunakan "tamaddun" dan 
“madaniyah"   dalam bahasa Arab yang masing-masing berarti kebudayaan dan per-
adaban. Kaum muslimnin di benua India-Pakistan-Bangladesh menggunakan istilah
tamaddun  untuk pengertian kebudayaan, sedangkan untuk pengertian peradaban
mereka gunakan istilah tahdhib yang berarti perbaikan diri. Sementara itu, beberapa
penulis Arab menggunakan istilah madaniyah sebagai sinonim dari hadharah yang
berarti kebudayaan, sedangkan untuk peradaban mereka gunakan istilah
lain yaitu tsaqafah yang berarti perbaikan, penyesuaian, perubahan spesifik atau
terapi. Sedangkan menurut pemikir muslim dari Libanon, 'Effat al-Sharqawi, menulis:
"Kebudayaan (hadharah), menurut kami adalah khazanah historis yang terefleksikan
dalam kredo dan nilai, yang menggariskan bagi tujuan ideal dan makna rohaniah yang
dalam, yang jauh dari kontradiksi-kontradiksi ruang dan waktu. Sedang Peradaban
(Madaniyah) adalah khazanah pengetahuan terapan yang dimaksudkan untuk mengangkat
dan meninggikan manusia dari peringatan penyerahan diri terhadap kondisi-kondisi alam
di sekelilingnya". (Filsafat Kebudayaan Islam , Pustaka 1983 hal. 6 )

3. Agama dan budaya merupakan dua hal penting. Ibarat dua sisi mata uang, keduanya tak
bisa dipisahkan. Agama tidak bisa diimplementasikan tanpa budaya. Sebaliknya,
pengembangan budaya juga harus dipandu nilai agama. Ada tiga jenis relasi antara
agama (Islam) dan budaya, yaitu :
 Pertama, ketika agama dipersepsi bertentangan dengan tradisi, maka budaya dipaksa
tunduk terhadap agama. 
 Kedua, pemahaman nilai agama dipaksa untuk tunduk dengan budaya yang sudah
berkembang.
 Ketiga, nilai-nilai substantif agama diadopsi dalam budaya sehingga budaya
mengalami penyesuaian dan melahirkan kebudayaan baru.

4. Prinsip-prinsip kebudayaan Islam :


 Menghormati akal
Manusia dengan akalnya dapat membangun kebudayaan baru. Dijelaskan dalam QS Al-
Imron ayat 190 : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian
malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal”
 Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu
Firman Allah SWT : “Allah akan mengangkat (derajad) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajad.” (QS Al-Mujadalah : 11)
 Menghindari taklid buta
Kebudayaan Islam hendaknya mengantarkan umat manusia untuk tidak menerima
sesuatu sebelum diteliti. Firman Allah SWT : “Dan janganlah kamu mengikuti dari
sesuatu yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-Isra’ ayat 36)
 Tidak membuat pengrusakan
Firman Allah SWT : “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh Allah tidak
menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-Qhasash ayat 77)

5. Inovasi Islam terhadap kebudayan Arab pra Islam :


Bangsa Arab pra Islam dikenal sebagai bangsa yang memiliki kemajuan ekonomi,
letak geografis yang strategis membuat agama Islam mudah tersebar di berbagai wilayah.
Ciri-ciri utama tatanan bangsa Arab pra Islam :
1. Mereka menganut paham kesukuan (Qobilah)
2. Memiliki tata sosial politik yang tertutup dengan partisipasi warga yang terbatas,
faktor keturunan lebih penting daripada kemampuan.
3. Mengenal hirarki sosial yang kuat
4. Kedudukan perempuan cenderung di rendakan, anak perempuan dibunuh,
perempuan hanya sebagai pemuas nafsu.
Setelah hadirnya Islam pada bangsa Arab, hirarki sosial mulai berkurang karena
dalam Islam semua kedudukan manusia di mata Allah adalah sama, yang membedakan
hanyalah iman dan takwa. Selain itu perempuan lebih dimuliakan dalam Islam, anak
perempuan mendapatkan warisan, poligami maksimal empat, dan perempuan tidak
diwariskan. Dari sisi Aqidah ada yang menyembah pohon, berhala, binatang, dan jin
sebagai penyerta Allah, namun Islam datang merubah pemberhalaan kepada ketauhidan
murni.
Inovasi Islam terhadap kebudayaan Indonesia
Tuhan sebagai pusat segala sesuatu dan manusia harus mengabdikan dirinya sepenuh
hati. Di Indonesia terdapat dualisme kebudayaan, kebudayaan keraton dan kebudayaan
popular. Kebudayaan keraton berupa mitos-mitos yang terhimpun dalam babad, hikayat
dan lontara yang berfungsi sebagai media untuk melanggengkan kekuasaan keraton.
Kebudayaan popular berupa mitos-mitos seperti kehebatan dan kesaktian para wali dan
kyai-kyai. Sentuhan Islam berupa ‘pangiwahan” agar orang menjadi mulia maka
diadakan upacara kelahiran, pernikahan, dan kematian. Selain itu budaya Islami juga
dapat dilihat dalam acara maulid, seni musik qasidah, wayang, manaqib dan gambus.
Inovasi Islam dalam Sastra, Seni dan Arsitek Indonesia:
 Bidang sastra: muncul karya-karya cerpen Ekspresi Islam dalam yang bernuansa
sufistik. Danarto (ghodlob & alam makrifah), Kuntowijoyo (khutbah di atas bukit,
sepotong kayu untuk Tuhan, dilarang mencintai bunga-bunga), M. Fudloli Zaini
(arafah), dll
 Arsitektur: masjid dengan atap bertingkat tiga melambangkan jenjang penghayatan
keagamaan manusia yaitu islam, iman, dan ihsan, atau syari’at, hakikat dan makrifat.
 Seni: para wali dan raja menyebarkan Islam melalui jalur budaya setempat dengan
merubah makna dan cerita (lakon) yang lebih islami.

6. Kesenian/Kebudayaan dapat menjadi penyangga/pemelihara keruhanian masyarakat


karena melalui kesenian masyarakat lebih bersemangat dan tertarik untuk mengkaji ilmu
agama. Misalnya seperti kesenian hadroh, sholawatan yang digemari banyak masyarakat,
namun tetap mengandung nilai religius. Kesenian membungkus nilai-nilai agama agar
terlihat menjadi indah dan menarik, karena sejatinya keindahan adalah nilai utama sebuah
seni, sehingga masyarakat tidak menjadi bosan untuk mengkaji agama.

7. Masjid sebagai pusat peradaban islam maksudnya masjid bukan hanya sekedar tempat
sujud dan sarana pensucian, dilihat dari berbagai sisi. Masjid tidak lagi sekedar
bangunan tempat salat, atau bahkan bertayamum sebagai cara bersuci pengganti wudlu,
tetapi kata masjid berarti juga tempat melaksanakan segala aktivitas manusia yang
mencerminkan kepatuhan dan kebersujudan kapada allah swt. Peran dan fungsi masjid:
Tempat ibadah (salat&dzkir), tempat konsultasi dan komunikasi social ekonomi budaya,
tempat pendidikan, tempat santunan social, tempat latihan militer dan persiapan alat-
alatny, tempat pengobatan korban perang, tempat perdamaian dan pengadilan sengketa,
aula tempat menerima tamu, tempat menawan tahanan, pusat penerangan dan pembelaan
agama.
8. Masjid adalah suatu tempat wakaf, yang yang menjadi lokasi didirikannya salat
wajib lima waktu secara kontinyu. Masjid Jami adalah tempat didirikannya salat lima
waktu secara kontinyu, yang kedudukan tanahnya adalah wakaf. Tempat ini bisa
digunakan untuk Salat Jumat. Secara bahasa Masjid Jami', Masjid Raya dan Masjid
Agung berarti sama (masjid besar). Tapi Menurut klasifikasi yang ditetapkan oleh Dewan
Masjid Indonesia (DMI), untuk masjid jami utama di tingkat kecamatan diberi
sebutan Masjid Besar. Untuk masjid jami utama di tingkat kabupaten/kota diberi
sebutan Masjid Agung. Untuk mesjid jami utama di tingkat provinsi diberi
sebutan Masjid Raya. Untuk tingkat desa/kelurahan disebut Masjid Jami.
Sedangkan kata mushalla di Arab merujuk pada setiap tempat yang suci dari najis
yang bisa dijadikan tempat shalat, di mana pun, tidak harus tempat khusus yang dibangun
dan didirikan untuk tempat shalat, berupa bangunan, dinding, kayu, anyaman bambu,
atau kamar, seperti “tajug” (Sunda), “langgar” (Jawa) atau “surau” (Minang). Sehingga,
bisa dikatakan bahwa penggunaan istilah mushalla secara khusus berarti tajug, langgar
dan surau ini bagian dari khazanah tradisi yang khas ada di dalam Islam Nusantara.
Musala, langgar, surau, tajug berkedudukan sama seperti masjid, tapi tidak dipergunakan
untuk Salat Jumat. Kendati demikian, apabila diperlukan, keduanya juga diperbolehkan
untuk menyelenggarakan Salat Jumat. Baik di masjid, musala, maupun langgar, adalah
sunah hukumnya bagi orang yang ingin mendirikan Salat Tahyatulmasjid dan I’tikaf.

9. Berikut adalah beberapa adab saat di masjid:


 Berpakaian Indah Ketika Mengunjungi Masjid
Hal ini merujuk pada firman Allah dalam Al-Quran, “Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih - lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang - orang yang
berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raaf ayat 31). Dalam ayat tersebut, Allah dengan jelas
memerintahkan kita untuk menggunakan pakaian yang indah setiap kali berkunjung ke
dalam masjid. Tentunya pakaian tersebut harus sesuai dengan kaidah Islam terutama
yang menutup aurat dan terbebas dari najis.
 Masuk Kaki Kanan, Keluar Kaki Kiri
Dalam hadist Anas radhiyallahu anhu tentang mendahulukan kaki kanan ketika masuk
masjid, “Termasuk dalam perkara sunnah adalah jika engkau masuk masjid maka
engkau mendahulukan kaki kanan, dan jika engkau keluar masjid maka engkau
dahulukan kaki kiri.” (HR. al-Hakim dan dishahihkan Syaikh Muhammad Nashiruddin
al-Albani dalam Silsilah al-Ahâdîts as-Shahihah no. 2478)
 Shalat Tahiyatul Masjid
Adab selanjutnya adalah melaksanakan shalat tahiyatul masjid. Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Jika salah seorang dari kalian masuk masjid,
maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum dia duduk“ (HR. Bukhari no. 537 dan
Muslim no. 714)
 Beri’tikaf
I’tikaf berarti berdiam diri di dalam masjid dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada
Allah dan bermuhasabah atas perbuatan - perbuatannya. Adab ini sangat disukai oleh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, semasa hidupnya beliau senantiasa beri'tikaf
dengan cara beribadah seperti shalat, dzikir, berdoa, dan membaca Al-Quran.
 Jaga Kebersihan
Masjid merupakan tempat ibadah bersama dan kebersihannya harus dijaga dengan baik
agar ibadah di dalamnya menjadi sah dan khusyuk. Hal yang menyebabkan atau
membawa najis harus dihindari ketika berada di dalam masjid. Bukan hanya kebersihan
masjid saja yang harus dijaga, namun juga kebersihan diri sendiri ketika mengunjungi
masjid.
 Jaga Ketenangan Masjid
Adab ke enam yang harus di lakukan adalah menjaga ketenangan masjid. Masjid harus
bebas dari hal-hal yang mengganggu keheningan dan ketenangan di dalamnya. Ketika
berada di dalam masjid hendaknya seseorang duduk dengan sopan, tidak bersuara tinggi,
tidak bermain-main, serta menjaga ucapan dari perkataan yang tidak layak.
 Dilarang Lewat di Depan Orang Shalat
Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Seandainya orang yang lewat di depan
orang yang shalat mengetahui (dosa) yang ditanggungnya, niscaya ia memilih untuk
berhenti selama 40 (tahun), itu lebih baik baginya daripada lewat di depan orang yang
sedang shalat” (HR Bukhari no. 510 dan Muslim no. 1132)

10. Shalat tahiyatul masjid adalah shalat dua rakaat sebelum duduk di dalam masjid. Shalat
apapun yang dikerjakan sebelum duduk termasuk kedalam tahiyatul masjid, termasuk
shalat sunnah rawatib dan shalat wajib. Namun tahiyatul masjid bukanlah shalat yang
diniatkan tersendiri, akan tetapi ini hanyalah penamaan untuk shalat dua rakaat sebelum
duduk. Apabila seorang masuk masjid setelah adzan lalu shalat qabliah atau sunnah
wudhu, maka itulah tahiyatul masjid baginya. “Jika salah seorang dari kalian masuk
masjid, maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum dia duduk“ (HR. Bukhari no. 537
dan Muslim no. 714)

11. Masjid yang ideal mempunyai banyak kriteria, beberapa diantaranya adalah sebagai
berikut:
 Kenyamanan Buat Jamaah dalam beribadah
Diperlukan peran dari penanggung jawab yang dapat mengatasi dalam hal kebersihan
sehingga tercipta rasa nyaman dan khusu’ saat beribadah. Selain kebersihan, kenyamanan
juga timbul dari kerapihan, keharuman, ketentraman (tidak bising), dan lain-lain.
 Manajemen Masjid / Pengelolaan yang profesional
Perusahaan, organisasi, setiap sekumpulan orang-orang, bahkan diri kita sendiri, pasti
mempunyai manajemen agar dapat mencapai keinginan atau tujuan. Begitupula masjid,
perlu adanya manajemen atau pengelolaan yang baik. Langkah awal dalam manajemen,
bisa dengan dibentuknya struktur kepengurusan, rencana program kerja, rapat atau
diskusi secara berkala, dan lainnya.
 Kepengurusan Yang Aktif dan Proaktif
Sesuatu yang monoton itu menimbulkan kebosanan. Seorang pengurus harus aktif dalam
banyak hal seperti halnya dalam mengupas tuntas sebuah isu yang menyimpang,
menggali informasi terbaru, atau program kerja yang banyak. Proaktif juga diperlukan
misal dalam hal membangun kerjasama dengan pengurus masjid lain.
 Imam Masjid yang Hafiz, Fasih, Cerdas dan Berwibawa Taqwa
Seorang imam masjid semestinya mempunyai akhlak dan prestasi yang baik diatas rata-
rata banyak orang. Karena imam masjid akan menjadi teladan untuk masyarakat sekitar
dan dipandang sebagai cerminan dari islam itu sendiri.
 Kaderisasi Yang Baik (Imam, Muadzin, Khatib, Mubaligh)
Kaderisasi mempunyai banyak peranan atau tugas, salah satunya memberikan pelatihan
kepada semua pengurus dan membuat jadwal kegiatan masjid. Dengan kaderisasi, akan
menciptakan generasi penerus masjid yang berkualitas.
 Remaja Masjid yang Aktif dan Kreatif
Pemuda sebagai agen perubahan yang mampu membawa ke arah yang lebih baik perlu
berperan dan berkonstribusi untuk kemajuan masjid. Karena pemuda juga mampu
berpikir kreatif dan mempunyai jiwa bergejolak untuk melakukan banyak hal.
 Perpustakaan Masjid yang Rapi dan Lengkap
Buku adalah gudang ilmu. Dan masjid harusnya dijadikan juga sebagai tempat menimba
ilmu. Masjid yang mempunyai perpustakaan akan lebih ramai dikunjungi banyak orang.
Sehingga masjid akan terlihat hidup dan ramai dengan banyak kegiatan positif.
 Tempat Wudhu  dan Toilet yang Bersih
Sebelum beribadah, jamaah harus suci dari hadast besar maupun kecil. Jadi tempat
wudhu dan toilet juga harus bersih dan selalu dijaga bersama.
 Parkir, Tempat Penitipan Barang Yang Aman.
Fasilitas ini biasa digunakan oleh orang-orang yang jauh dari masjid, misalnya pendatang
atau seseorang yang sedang dalam perjalanan.
 Pemanfaatan Teknologi dan Sistem Keterbukaan Informasi untuk Jamaah.
Pada masa ini, teknologi seharusnya sudah dapat diterapkan dalam berbagai hal. Banyak
permasalahan seperti manajemen keuangan dan informasi yang bisa diselesaikan dengan
teknologi. Sebagai contoh yaitu dalam hal informasi waktu shalat, informasi kegiatan,
informasi profil masjid dan segala dokumentasi kegiatannya, dan banyak lagi hal lainnya
yang bisa diterapkan pada sebuah masjid.

12. Masjid Kampus memiliki kedudukan dan peran strategis dalam mengembangkan
pemahaman keagamaan mahasiswa dengan wawasan Islam rahmatan lil 'alamin. Masjid
kampus merupakan bagian kecil dari sebuah kampus. Meskipun begitu, peran masjid
kampus dalam membentuk mahasiswa berintegritas sangat besar. Masjid kampus tidak
saja menjadi tempat shalat, saat ini masjid menjelma menjadi pusat kegiatan mahasiswa
yang memiliki segudang lembaga dan kegiatan. Lembaga-lembaga dan kegiatan yang
berada dibawah naungan masjid akan lebih maksimal jika dioptimalkan untuk
membentuk mahasiswa yang berintegritas. Dalam perannya membentuk mahasiswa
berintegritas, masjid kampus sekurang-kurangnya bisa memanfaatkan dua hal yaitu fungsi
spiritual masjid dan lembaga-lembaga yang berada di dalamnya. 

Anda mungkin juga menyukai