Anda di halaman 1dari 13

Transportasi

Masa spermatozoa dialirkan dari rete testes ke dalam duktuli efferentis oleh tekanan
calran dan jumlah spermatozoa dalam tes- tes vang secara tetap bertambah banyak, Dalam
duktuli efferentis aliran masa spermatozoa itu kecuali oleh tekanan tersebut di atas tadi, juga
dibantu oleh gerakan silia dari sel-sel silia. Sesampainya duktus epididymis masa
spermatozoa itu lebih lambat alirannya karena lumen duktus ini lebih luas. Kekuatan arus
masa spermatozoa di epididymis berasal dari tekanan yang telah disebut di atas tadi dan oleh
gerakan peristaltik dari muskulature pada dinding duktus epididymis. peristaltik ini tak selalu
ada; gerakan ini tergantung pada adanya Gerak rangsangan praejakulasi.

Konsentrasi
Dalam duktus epididymidis cairan testes yang menjadi medium masa spermatozoa,
airnya diserap oleh epitel dinding epididymis. Sesampainya di bagian ekor konsentrasi
sperma itu menjadi sangat tinggi, 4 juta atau lebih per mm. Karena serapan cairan maka
terjadi tekanan negatif dalam epididymis. Tekanan negatif

Pemasakan atau Pendewasaan


Spermatozoa sewaktu meninggalkan tubuli seminiferi punyai butiran sitoplasma yang
membalut bagian lehernya. suatu tanda bahwa sperma itu masih muda. Dalam perjalanan ini
melalui duktus epididymis, butiran sitoplasma itu bermigrasi (pindah menggeser) ke bagian
ekor bagian bawah, sampai akhirnya terlepas sama sekali dari ekornya. Pemasakan ini
mungkin disebabkan oleh adanya sekresi dari sel-sel epitel di duktus epididymis.

Timbunan
Bagian ekor merupakan tempat penimbunan sperma yane utama, karena di sini
keadaannya cocok untuk penghidupan spermatozoa yang masih belum bergerak. Hampir 50%
dari jumlah spermatozoa terdapat di bagian ekor. Kalau bagian ujung ekor duktus epididymis
diikat maka timbunan sperma dalam duktus epididymidis dapat bertahan di tempat tersebut
sampai 60 hari dengankeadaan baik, ma sih hidup dan tetap fertil.

Skrotum
Skrotum adalah kantong testes, Dalam keadaan relaks pada sapi, skrotum itu panjang
ke bawah. Kulit di daerah skrotum pada umumnya tak berbulu walaupun ada, bulu itu tipis
dan jarang-jarang tumbuhnya. Di bawah kulit epidermis pada skrotum ada selapis tenunan
ikat elastis yang mengandung serabut-serabut urat daging lic disebut tunika dartos (uraian
histologis lihat testes). Tunika dartos dapat berkerut pada waktu udara dingin.

Fungsi
Skrotum berfungsi mengatur temperatur testes dan epididymis supaya tetap
bertemperatur 4° sampai 7° lebih rendah dari temperatur tubuh. Mekanisme dari sistim
thermoregulator ini dikerjakan oleh 2 muskulus yaitu: muskulus kremaster externa dan
interna dan juga oleh tuniak dartos. Kedua muskulus kremaster itu dapat menarik testes ke
atas mendekati ruang perut untuk mendapat pemanasan. Pada keadaan penas kedua muskulus
kremaster itu merelaks dan testes itu turun menjauhi ruang perut. Demikian juga tunika dartos
akan mengerut bila udara dingin. Akibatnya skrotum mengkerut, dan memaksa testes naik ke
atas mendekati ruang perut.

Vas Defferens dan Kelenjar-Kelenjar Accessor (Pelengkap) Vas defferens.


Vas defferens terentang mulai dari ekor duktus epididymis sampai ke uretra.
Dindingnya tebal, mengadung serabut-serabut urat daging licin; diameter lumennya 2 mm.
Vas defferens ini memasuki ruang abdomen bersama-sama dengan pembuluh-pembuluh
darah dan syaraf yang ke testes dan merupakan satu kesatuan yang disebut: funiculus
spermaticus. Vas differens dari kedua testes, setelah melalui kanalis inguinalis, terus ke atas
dan sesampainya di atas kandung kencing, terletak berjejer dan secara lambat laun menjadi
besar; bagian ini disebut ampula (atau ampulae ductus deferentis).

Kelenjar-kelenjar Pelengkap.
Kelenjar-kelenjar Accessor (The accessory sex glands) terdiriatas kelenjar-kelenjar
vesikularis, prostata dan Cowper.

Kelenjar Vesikularis (glandulae vesicularis).


Pada sapi kelenjar ini sepasang; dari luar kelihatan jelas be lobuli; letaknya sebidang
dengan ampula vas defferens tetapi ada disebelah lateral, jadi kedua ampula itu diapit oleh
kedua kelenjar vesikularis ini. Lumen kelenjar ini bermuara ke dalam uretra, sebelah kraniel
dari muara kedua ampula, atau muara-muara tersebut meniadi satu. Terdapat variasi pada
beberapa individu sapi. Lumen keleniar ini luasnya 0.3 mm, pada dindingnya terdapat 2
lapisan epitelium. Lapis dalam terdiri atas sel-sel epitel yang tingginya sampai 30 micron,
sedang lapis luar terdiri atas epitel yang berisikan butirbutiran lemak yang besar.
Kelenjar-kelenjar prostata
Kelenjar prostata pada sapi ada sepasang, bentuknya bulat dan jauh lebih kecil daripada
kelenjar vesikularis. Sekresi dari kelenjar ini melalui beberapa muara kecil masuk ke dalam
uretra, kira-kira pada jarak 10 cm kaudal dari muara kelenjar vesikularıs.

Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (Cowper's gland atau glandulae bulbourethralis) ada sepasang.
Letaknya lebih kaudal lagi dari kelenjar prostata, yaitu di tempat tikungan di mana uretra
membelok ke bawah.

Uretra
Uretra adalah saluran urogenitalis, jadi untuk urine dan semen. Yang disebut uretra
ialah bagian saluran yang tergantung dari tempat bermuaranya ampulá vas defferens sampai
ke ujung penis. Menurut bentuk dan letaknya dapat dibagi menjadi 3 bagian
yaitu:
a. Bagian pelvis:
Panjangnya kira-kira 15 sampai 20 cm dari muara ampula;
bagian ini berupa pipa yang diselubungi oleh urat daging licin
yang tebal dan terletak di atas simfisis pelvis. (gambar 6).
b. Bagian yang membengkok,
dimana uretra itu meninggalkan simfisis pelvis sampai ke pangkal penis. Bagian ini
berupa pipa yang nengandung sedikit sekali unsur urat daging. Panjangnya kira-kira 10
cm.
c. Bagian penis,
yaitu mulai dari pangkal penis ke ujung penis.

Lumen Uretra
Lumen uretra di bagian pelvis (a) luas, hampir 2 kali luas. uretra di bagian-bagian lain.
Pada saat uretra membelok, yaitu di bagian yang berada diantara tuber ischii, sampai ke ujung
penis lumen uretra luasnya sama. Hanya di bagian ujung penis, dimana
uretra berakhir, lumen tersebut agak sedikit meluas.

Mekanisme Ejakulasi
Di bagian pangkal uretra, yaitu yang meluas dengan urat daging licin pada dindingnya
serta yang telah disebutkan di atas. bermuara kelenjar-kelenjar vesikularis, prostata dan
ampula dari vas defferens. Dekat sebelum kopulasi terjadi, masa sperma yang berkonsentrasi
tinggi serta non motil dikeluarkan oleh ampula ke pangkal uretra yang meluas.
Pada waktu yang sama keluar pula sekresi kelenjar-kelenjar vesikularis dan prostata,
bercampur di bagian yang luas dari uretra itu. Dalam pada itu muara kandung urine yang
disebut colliculus seminalis, telah lama tertutup; yaitu sebelum sperma dan sekresi-sekresi
dari kelenjar kelenjar vesikularis dan prostata masuk kedalam uretra. Tertutupnya colliculuc
seminalis itu disebabkan oleh jaringan yang penuh dengan pmebuluh-pembuluh darah yang
disebut cauer nosus, yang terdapat disepanjang tepi colluculis semi- nalis, diisi darah.
Tertutupnya colliculus seminalis ini perlu untuk mencegah bercampurnya semen dengan
urine. Kelenjar Cowper yang bermuara paling kaudal dari bagian uretra yang meluas itu,
bertugas membersihkan uretra dari sisa-sisa urin. pH sekresinya bersifat basa 7,5 -8,2 yang
perlu untuk menetralkan sisa-sisa urin di sepanjang uretra. Pada sapi bila ujung penis telah
menyentuh mukosa yagina maka dengan cepat penis itu menjulur panjang dan disertai
dorongan kontraksi urat-urat daging pinggang dan punggung, penis meluncur ke dalam
vagina, sampai ke mulut cervix bagian kaudal. Apabila ujung penis telah sampai di bagian
ini, maka muskulatur dinding pangkal uretra berkontraksi dan ini menyebabkan ter pancarnya
semen ke dalam portio vaginalis servicis atau ke dalam lumen serviks Setelah ngendur, relax
dan ditarik keluar.

Penis dan Praeputium


Penis
Penis mempunyai 2 fungsi yaitu yang utama menyemprot kan semen ke dalam alat
reproduksi betina; kedua, untuk lewatnya urin. Penis dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu
bagian pangkal, yang melekat pada fascia atau ligamenta yang kuat dan disebut "Crus penis,"
Bagian badan dimana dibagian tengahnya melipat melingkar. merupakan huruf S disebut
"Sigmoid" dan bagian ujung penis disebut "Glans Penis". Untuk dapat me manjang dan
menendek, penis dilengkapi dengan 2 macam perlengkapan yaitu m. reftraktor penis yang
dapat merilex dan mengkerut, dan Corvus covernosum penis untuk menegangkan penis.

Praeputium
Praeputium dalam penghidupan embriologik tidak berasal dari sinus urogenitalis,
melainkan dari kulit, sedang yang berasal dari sinus urogenitalis adalah skrotum. Praeputium
merupakan alat pelindung penis dari pengaruh luar dan kekeringan. Dindingnya dilapisi oleh
epitel kelenjar yang berbentuk tabung,sedang sekresinya bersifat cairan kental berlemak.
Sekresi ini kerap kali bercampur dengan reruntuk epittel yang mati dan bakteri pembusuk,
merupakan kerak basah dan bebrbau busuk disebut: Smegma Praeputii.
d. Anatomi dan Fisiologi Alat Kelamin Betina
Anatomi dan Fisiologi Alat Kelamin Betina Secara anatomik, alat kelamin betina dapat
dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu:
1. Gonad atau evarium, merupakan bagian alat kelamin yang utama: ovarium
menghasilkan telur, oleh karena itu dalam bahasa Indonesia seringkali disebut induk
telur, indung telur atau ada pula yang memberi nama pangarang telur.
2. Saluran-saluran reproduksi betina terbagi menjadi: oviduct atau tuba falopii, uterus
yang terbagi lagi atas kornua uteri dan kcrpus uteri, serviks dan vagina.
3. Alat kelamin bagian luar, terdiri atas: klitoris dan vulva.

Ovarium Hewan Menyusui


Pada semua hewan menyusui, ovarium terdapat sepasang. Besarnya ovarium amat
tergantung kepada umur dan masa reproduksi hewan betina. Pada hewan betina yang telah
seringkali beranak, ovarium dapat menjadi 2 kali besarnya ovarium betina remaja.
Pertumbuhan ovarium dan perkembangan histologik ovarium selama peralihan masa
reproduksi diatur oleh hormon-hormon yang berasal dari kelenjar hormon yaiti kelenjar
hipofisa yang terdapat didasar otak dalam kepala. Bentuk ovarium berbeda-beda menurut
spesies hewan, dan tergantung pula kepada apakah jenis hewan itu polytocous (baca politokes
= artinya melahirkan banyak anak dalam satu kali kelahiran) atau monotocous (monotokes).
Betina-betina politikes mempunyai bentuk ovarium seperti buah murbei, misalnya babi,
tikus dan lain-lain, sedang jenis monotokes ovariumnya berbentuk bulat panjang atau oval
misalnya: sapi kerbau dan lain-lain, kecuali kuda dimana ovariumnya berbentuk seperti ginjal
Histologi Ovarium Hewan Menyusui
Ada 2 komponen yang amat penting dalam tubuh ovarium yaitu folikel dan korpus
luteum. Kedua komponen ini memegang peranan inti dalam proses reproduksi (gambar 11).
Folikel (Latin: folliculus kantong kecil).
Folikel pada ovarium berasal dari epitel benih yang melapisi permukaan ovarium.
Pertumbuhannya terbagi atas 4 tahap.
Tahap Pertama:
Pertumbuhan yang terjadi pada waktu hewan betina masi dalam kandungan dan setelah
lahir.
Tahap Kedua:
Pertumbuhan folikel primer menjadi folikel sekunder Merupakan Pertumbuhan Tahap
Kedua dan terjadi pada waktu hewan betina telah lahir dan menjalani proses proses
pendewasaan tubuh, foliker primer pada hewan yang baru lahir sekitar 75.000 dan pada
hewan betina dalam proses pertumbuhan folikelnya hanya sepertiga dari folikel tersebut
Tahap Ketiga :
Pertumbuhan folikel dari folikel sekunder menjadi folikel tertier terjadi pada hewan
menjadi dewasa dan dilanjutkan ketika hewan mengalami siklus birahi. Sedangkan
pertumbuhan folikel tetier menjadi folikel de graaf dapat dianggap sebagai pertumbuhan
tahap keempat. Tetapi banyak pendapat perubahan folikel yang terakhir ini lebih condong
kedalam pematangan folikel.

eb. Epitel benih (permukaan oarium)


fp. Folikel primer
fs. Folikel sekunder
ft. Folikel tersier
cl. corpus luteum
fg. Folikel de graaf
ca. Corpus albikan

gamabar 11. Gambar irisan ovarium sapi betina, melihatkan evitel benih dan tahap-tahap pertumbuhan folikel,
korpus luteum dan korpus albikan (Hafez, 1969)

p. permukaan ovarium
eb. Epitel benih
cf. cairan folikel
o. ovum
zp. Zona pelucida
ti. Theca interna
te. Theca externa
mb. Membrana granulosa
co. Cumulus oophorus

Gambar 12. Diagram irisan folikel de Graaf, memperlihatkan sel-sel benih theca interna, theca externa,
granulosa, ovum dan zona pelucida (Hafez, 1969).

Ovulasi
Yang dimaksut dengan ovulasi adalah pecahnya folikel de Graaf dan keluarnya ovum
dari dalam folikel de Graaf yang pecah

Korpus Lutea dan Albikansia


setelah ovulasi, terjadilah kawah pada permukaan ovarium, kawah ini adalah folikel
yang telah melepaskan isinya yang kemudian terisi darah dan cairan limfe. Luteinisasi adalah
proses pembentukan corpus luteum oleh sel-sel granulosa dan sel-sel theca. Bekas korpus
luteum berubah menjadi jaringan perut berwarna coklat kepucat-pucatan atau cikalat keputih-
putihan dan inilah yang disebut corpus albican. Korpus albican tidak memiliki peranan apa-
apa dalam proses reproduksi dan sebaliknya korpus luteum memiliki peranan yang sangat
penting dalam proses reproduksi

Peranan Korpus Luteum.


Seperti telah diuraikan dalam bagian di atas bahwa liquo folikuli itu mengandung
banyak estrogen. Estrogen ini disekres kan oleh sel-sel granulosa dan sel-sel theca. Segera
setelah ovulas sel-sel yang menghasilkan estrogen itu menjadi sel-sel lutea dan menghasilkan
progesteron.
Selanjutnya dapat dikemukakan bahwa fungsi pokok dan proges teron adalah
mempersiapkan alat reproduksi betina untuk implantasi (yaitu peristiwa tertanamnya embrio
pada endometrium) memelihara kebuntingan dan menggertak kelenjar susu untuk tumbuh
atau berkembang mempersiapkan produksi susu (Hafea 1964).
Dalam Ilmu Reproduksi dikenal 3 macam korpus luteum yaitu:
1. Korpus luteum periodikum
Yaitu korpus luteum yang tumbuh dan berregressi dalam
siklus berahi.
2. Korpus luteum graviditatum
Yaitu korpus luteum yang menyertai kebuntingan, berfune merawat kebuntingan
dengan progesteronnya.

Oviduct atau Tuba Fallopii


Saluran ini ada sepasang, anerupakan saluran yang meng hubungkan ovarium dan
uterus. Secara embriologik, oviduct berasal dari saluran Muller. Bentuknya bulat, kecil,
panjang, berkelak-kelok; ukuran panjang dan kelolk-keoknya berlain-lain pada berbagai jenis
hewan.
Tuba fallopii bergantung pada lipatan peritoneum disebut Mesosalphinx dan merupakan
bagian dari legamentum penggantung uterus. Ujung tuba fallopii yang berada dekat ovarium
merupakan ujung permulaan dari saluran reproduksi, sering disebut fimbrae. Ujung ini
berupa corong yang bibirnya tidak teratur dan ber- jumbai-jumbai. Pada keadaan yang
normal, fimbriae biasanya didapati sedang menyelimuti ovarium atau setidak-tidaknya berada
sangat dekat dengan ovarium. Fimbriae mempunyai sifat ovotaxis, artinya bergerak ke arah
adanya ovum. Hal ini terbukti dari gerakan-gerakannya; jumbai-jumbai pinggir mulut corong
itu aktif bergerak pada saat ovulasi.
A dan B termasuk uterus Duplex, artinya serviks ada dua
buah, corpus uteri tidak ada dan kedua kornuanya terpisah
sama sekali
Tipe A terdapat pada tikus, mencit kelinci.

Tipe B terdapat pada marmut

Tipe C termasuk uterus Bikornua : serviks hanya 1 korpus


uteri sangat pendek
Tipe C terdapat pada babi.

D dan E termasuk uterus Bipartite ; Artinya serviksnya


hanya satu corpus uteri jelas dan cukup panjang

Tipe d terdapat pada kucing, anjing, saoi, dan domba,


kedua kornua dan sebagian dari korpus uteri dipisahkan
oleh septum.

F termasuk uterus simpleks : kornua uteri tidak ada,


korpus uteri besar, serviks hanya satu, tipe F terdapat pada
: Primata.

Gambar 13. A,B,C,D,E,F. Diagram anatomi perbandingan uterus tikus mencit, kelinci, marmot, babi, kucing,
anjing, sapi, domba, kuda dan primata. (Nalbandov, 1958)
Histologi Oviduct
Mucosa dinding lumen tuba falopii berlipat-lipat. Lipatan ini menjulur kedalam lumen,
epitel mukosanya berbentuk simple kolumnar dan bersilia. Silia ini bergetar menjauhi
ovarium hingga arusnya menjurus ke uterus.
Fungsi Oviduct
Fungsi oviduct adalah menerima telur yang diovulasikan oleh ovarium, menerima
spermatozoa dari uterus, mempertemukan ovum dan spermatozoa dan menyalurkan
ovumyang telah dibuahi kedalam uterus.

Uterus
Uterus pada hewan kebanyakan terdiri atas sebuah korpus uteri dan 2 buah kornua uteri
(cornua = tanduk) Kornua umumnya berbentuk panjang lencip, hanya pada jenis kera dan
manusia berbentuk pendek sekali atau beberapa pendapat mengatakan kornua pada bangsa
primates tidak ada. Uterus bergantung pada ligamentum yang bertaut pada dinding ruang
abdomen dan ruang pelvis. Syaraf dan pembuluh darah ke uterus menjalar pada ligamentum
ini. Lapis luar dari ligamentum penggantung uterus menyelimuti seluruh uterus tanduk).

Variasi anatomi uterus


Dengan singkat perbedaan anatomi uterus dapat diterangkan dengan gambar: Gambar
13. Bentuk uterus didelphia, yaitu saluran reproduksi yang seluruhnya terbagi dua. Jadi
mempunyai 2 vagina, 2 serviks, 2 korpus uteri dan 2 kornua uteri. Yang mempunyai saluran:
reproduksi semacam ini ialah semua jenis hewan yang berkantung yaitu oposum atau kanguru
dan platypus. Gambar saluran reproduksinya hampir sama dengan gambar 13 A.

Histologi Uterus
Dinding uterus terdiri dari 3 lapis, dari luar kedalam yakitu :
Lapisan Pertama : Membrana serosa yang merupakan lapis pertama dari luar atau
merupakan dinding paling luar.
Lapisan Kedua : myometrium, lapis urat daging licin yang terdiri dari tiga lapis dari luar
kedalam yak itu : serabut-serabut urat daging licin yang berjalan
longitudinal lapis tengah yang mengandung urat syaraf dan pembuluh
darah, dan lapisan serabut urat daging licin, yang berjalan circulair.
Lapisan Ketiga : endometrium, yaitu lapisan yang merupakan dinding lumen uterus dan
terdiri atas; epitel, lapisan kelenjar-kelenjar uterus dan tenunan
pengikat.
Fungsi Uterus dan Perubahan-Perubahannya.
Uterus pada umumnya mempunyai fungsi penting dalam proses reproduksi. Dari sejak
hewan betina berahi sampai bunting dan melahirkan, uterus mengalami berbagai-bagai
perubahan. Perubahan-perubahan tersebut erat hubungannya dengan perubahan perubahan
yang terjadi pada embrio dan ovarium.

Pada waktu estrus


Pada waktu estrus kelenjar-kelenjar endometrium menghasilkan cairan uterus. Volume
cairan uterus yang dihasilkan sangat sedikit, hanya cukup untuk membasahi lumen uterus.
Cairan ini sangat diperlukan bagi spermatozoa yang masuk ke dalam uterus untuk
mendewasakan dirinya hingga kemampuan membuahi telur bertambah. Peristiwa ini disebut
kapasitasi.

Pada waktu metestrus dan awal diestrus


Setelah ovulasi, secara perlahan-lahan korpus luteum terbentuk. Sejak korpus luteum
terbentuk, hormon progesteronpun dihasilkan. Hormon ini mempengaruhi uterus untuk
menjadi tenang. kelenjar-kelenjar endometrium yang pada waktu estrus hanya bentuk lumen
pendek, kini mulai tumbuh memanjang. Sementa itu cairan yang dihasilkan kelenjar ini
meskipun sangat sedikit tapi tetap dihasilkan. 

Pada waktu kebuntingan.


Jika hewan bunting, uterus membesar secara perlahan-lahan sesuai dengan
pertumbuhan embrio. Pembesaran ini cukup mentak- jubkan, karena dalam tubuh tak ada alat
tubuh yang mengalami pembesaran seperti uterus. Pada sapi tidak bunting ukuran dalam
uterus hanya satu sampai satu setengah jari, tetapi pada waktu bunting ukuran tersebut
menjadi satu sampai satu setengah lengan panjangnya.

Pada waktu melahirkan.


Selama kebuntingan berjalan, embrio tumbuh terus dan uterus mengimbangi
pertumbuhan embrio, Sifat kontraksi dar dinding uterus tersimpan. Pada waktu kelahiran sifat
kontraksi dari serabut-serabut urat daging licin yang terdapat dalam dinding uterus, karena
rangsangan hormon dari hipofisa posterior(oxytocine) mulai berkontraksi, Kontraksi tersebut
sedemikian kuatnya, hingga pada sapi, kuat nengangkat fetus seberat 25 sampai 50 kg dari
dasar ruang abdomen ke atas sampai melampaui simfisis pelvis, dan keluar badan.
Pada waktu selesai partus.
Setelah melahirkan, uterus mengalami perubahan pengecilan hingga mencapai dimensi
tidak bunting. Proses pengecilan ini disebut involusi. Involusi pada sapi memakan waktu
cukup lama yaitu 60 hari, sedang pada babi hanya 30 hari. Perbedaan ini disebabkan oleh
perbedaan umurkebuntingan pada masing-masing he wan.

Pada diestrus.
Diestrus ialah bagian dari siklus berahi, di mana hewan betina tidak bunting karena
telur yang masuk ke dalam uterus tidak dibuahi oleh spermatozoa. Telur yang tak dibuahi ini
kemudian mati dan diresorbsi oleh endometrium. Setelah resorbsi, endometrium
mempersiapkan diri untuk peristiwa-peristiwa selanjutnya yaitu estrus, sekresi cairan untuk
kapasitasi spermatozoa dan persiapan implantasi.

Serviks
Serviks adalah urat daging sphincter yang terletak di antara uterus dan vagina; jadi
serviks dapat dianggap pintu masuk kedalam uterus, karena dapat terbuka dan tertutup dan
tergantung pada fase siklus berahi hewan. Anatomi serviks pada berbagai-bagai jenis hewan
ternak berbeda-beda namun pada garis besarnya sama, yaitu lumennya terbentuk dari
beberapa gelang-gelang penonjolan dari mucosa serviks.Gelang-gelang ini dapat mengecil
dan menutup rapat sekali. Gelang-gelang ini pada sapi menutup kuat sekali, pada babi agak
kurang kuat dan pada kuda boleh dikatakan kendor.

Histologi
Lumen serviks berepitel columnar tinggi. Sel-sel ini terdapatpada mucosanya. Sel-sel
goblet di lumen serviks berlipat-lipat dan bercabang-cabang hingga permukaan sekretorisnya
menjadi luas. Sekresinya bersifat mukous; jumlah dan viskositasnya berubah-
ubah menurut fase siklus berahi si he wan. Myometrium serviks kaya dengan jaringan
fibrosa, serabut-serabut urat daging licin, jaringan kollagen dan jaringan elastis.

Fungsi serviks
Fungsi serviks adalah terutama menutup lumen uterus hingga tak memberi
kemungkinan untuk masuknya jasad mikroskopik maupun makroskopik ke dalam uterus.
Lumen serviks selalu tertutup kecuali pada waktu berahi dan melahirkan. Pada waktu berahi
hanya terbuka sedikit untuk mem beri jalan masuk bagi semien. Pada waktu berahi sel-sel
goblets pada dinding lumen serviks menghasilkan sekresi yang banyak mengandung air.
Cairan serviks ini pada sapi terang tembus, jernih dan bersih. Pada kebanyakan sapi cairan ini
cukup banyak jumlahnya hingga keluar dari vulva dan dapat dipakai sebagai tanda bahwa
sapi dalam keadaan berahi.
Fungsi dari cairan serviks adalah memberi jalan dan arah bagi spermatozoa yang
disemprotkan oleh penis dalam vagina. Spermatozoa akan berenang mengikuti arah asal
cairan. Dengan demikian dalam serviks didapatkan banyak sekali spermatozoa. Sekaligus
cairan serviks juga berfungsi untuk menseleksi spermatozoa, karena spermatozoa yang tidak
berenang menuju ke depan akan tidak dapat masuk ke dalam serviks, melainkan akan
berputar-putar di muka serviks. Pada hewan bunting, sekretum yang bersifat mukus dari
canalis servicalis menutup os serviks. 
Sekretum mukus yang kental, yang merupakan sumbat pada canalis cervicalis, sesaat
sebelum kelahiran, yaitu pada stadium pembukaan serviks, mencair, Mungkin pencairan ini
terjadi dibawah pengaruh suatu horinon. Setelah sumbatnya mencair serviks keseluruhannya
mereleks.

Vagina dan Alat Kelamin Bagian Luar.


Vagina terbagi atas bagian vestibulum yaitu bagian ke sebelah luar yang berhubungan
dengan vulva, dan portio vaginalis cervicis yaitu bagian ke sebelah serviks. Batas dari kedua
bagian itu ialah tepat di kranial daripada munculnya uretra. Jadi muara uretra itu
ikut vertibulum vagina.
Lapis muskulatur di bagian vagina tidak sebaik lapis-lapis muskulatur di bagian serviks
maupun uterus, tetapi masih tetap terdiri dari 2 lapis yaitu: lapis memanjang (longitudinal)
tipis, merupakan lapis luar, dan lapis lingkar (circulair) agak tebal dibagian dalam. Diantara
kedua lapisan muskulatur tersebut, terdapat tenunan pengikat longgar maupun padat. Disini
terdapat banyak pula plexus-plexus vena dan beberapa kelompok sel-sel syaral perasa.
Pada hewan betina darah, ada selaput tipis yang merupakan skat atau batas antara
vestibulum vaginae dan protio vaginalis cervicis, disebut hymen. Selaput itu terbentang
tranvesal menutup vagina, histologik haymen terdiri atas lapisan epitel sisik ( stratified
squamous ephitelium)

Alat Kelamin Bagian Luar


Terdiri atas klitoris, vulva dan beberapa ketenjar yang ber- muara di vestibulum
vulvae, Klitoris, embriologik homolog dengan penis; sedang vulva homolog dengan skrotum.
Pada permukaan vulva terdapat banyak kelenjar subaceous (kelenjar kulit). Semua bagian
dari alat kelamin bagian luar ini, yaitu klitoris dan vulva, mempunyai banyak ujung-ujung
syaraf perasa. Syalat perasa ini meme gang peranan penting pada waktu kopulasi, Klitoris
dapat sedikit berereksi karena mengandung sepasang una cavernus yang kecil, sedang
vulva dapat menjadi tegang karena bertambahnya volume darah yang mengalir ke
dalamnya.

Saluran-saluran Reproduksi Sapi


Oviduct atau tuba fallopii pada sapi panjangnya kira-kira 20 – 25 cm, berkelok-kelok
rapat sekali sehingga pada palpasi terasa seperti tulang muda. Diameternya 2 mm. Kedua
duanya diselaputi lemak di bagian mesosalping. Mesosalping adalah sebagian dari
peritoneum yang telah menjelma menjadi ba gian dari ligamentum penggantung uterus.

Uterus
Uterus sapi meimpunyai dua kornua; poros memanjang kedua kornua ini membentuk
sudut dengan poros uterus, te tapi sepintas lalu kedua kornua itu kelihatan sejajar. Korpus
uteri umumnya amat pendek kira-kira 2,5 sampai 4 cm; panjangnya korpus uteri tergantung
pada umur dan jenisnya hewan yang berkisar antara 15 cm sampai 30 cm.

Lokalisasi Uterus
Letak uterus bisa diatas simfisis pelvis, bisa ditepi kranial dari ruang pelvis diatas os
pubis, bisa pula lebih kemuka sedikit lagi yakitu dalam ruang apdomen sebelah kaudal,
umumnya pada pluripara (induk yang telah sering beranak) letak uterusnya seringkali dalam
abdomen bagian paling kaudal.

Anda mungkin juga menyukai