Anda di halaman 1dari 4

 Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder (PKMS)45

(Lampiran Nomor 193)

Pelayanan kesehatan masyarakat sekunder menerima rujukan


kesehatan dari pelayanan kesehatan masyarakat primer dan
memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, dan sumber
daya manusia kesehatan serta didukung oleh pelayanan kesehatan
masyarakat tersier.

PKMS dilaksanakan pada Tingkat Kabupaten/Kota.

(1)   Sarana utama PKMS adalah Organisasi Perangkat Daerah yang


menangani Urusan Kesehatan.

(2)   Sarana penunjang PKMS adalah:

a)      Laboratorium Kesehatan Masyarakat Kabupaten/Kota;

b)      Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota; dan

(3)   Lembaga PKMS adalah Bidang-bidang pada Organisasi


Perangkat Daerah yang menangani Urusan Kesehatan.

(4)   Tugas PKMS adalah:

a)      Menerima dan menindaklanjuti rujukan dari PKMP


Kecamatan;

b)      Melaksanakan surveilans, pencatatan, dan pelaporan


secara berjenjang;

c)      Memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, dan


sumber daya manusia kesehatan.

(5)   Pembiayaan PKMS berasal dari:

a)      Belanja Modal: APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi,


APBN, Hibah/Bantuan Luar Negeri.

b)      Belanja Operasional: APBD Kabupaten/Kota, APBD


Provinsi/APBN/ Hibah/Bantuan Luar Negeri.

(6)   Tenaga Kesehatan PKMS terdiri dari:


a)      Dokter diutamakan berpendidikan S2 Kesehatan
Masyarakat;

b)      Perawat diutamakan berpendidikan S1/S2 Keperawatan;

c)   Tenaga kesehatan masyarakat diutamakan berpendidikan S2


meliputi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Promosi Kesehatan,
Sanitarian, Epidemiolog, Entomolog; dan

d)      Petugas gizi diutamakan berpendidikan S1/S2 Gizi


Masyarakat.

(7)   Hubungan Kerja PKMS:

a)  Organisasi Perangkat Daerah yang menangani Urusan


Kesehatan di Provinsi Riau melakukan supervisi dan pembinaan
terhadap PKMS di Kabupaten/Kota;

b)  Organisasi Perangkat Daerah yang menangani Urusan


Kesehatan di Provinsi Riau mengkoordinasikan pengelolaan target
kinerja PKMS se-Provinsi Riau.

(8)   Pelaksanaan UKM  oleh Tenaga Kesehatan PKMS di Tingkat


Kabupaten/Kota:

a)  Dapat dilakukan di luar jam kerja dan atau hari kerja;

b)  Didukung oleh sumber daya yang memadai berupa pembiayaan,


logistic, dan sarana-prasarana.

1.1.3.      Upaya Kesehatan Tersier

Upaya kesehatan tersier adalah upaya kesehatan rujukan unggulan


yang terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan tersier dan
pelayanan kesehatan masyarakat tersier.

a. Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT)45

(Lampiran Nomor 198)

Pelayanan kesehatan perorangan tersier menerima rujukan


subspesialistik dari pelayanan kesehatan di bawahnya, dan dapat
merujuk kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk.

(1) Sarana utama PKPT terdiri dari:


a)      Rumah Sakit minimal setara kelas B milik Pemerintah
Daerah, Pemerintah Daerah kabupaten/Kota, Masyarakat, dan
Swasta;

b)      Praktek Dokter Sub-Spesialis/Dokter Gigi Sub-Spesialis;

c)      Klinik Utama Sub-Spesialis.

(2) Sarana penunjang PKPT terdiri dari:

a)      Instalasi farmasi rumah sakit;

b)      Laboratorium klinik;

c)      Radiologi;

d)      Apotek;

e)      Rehabilitasi medik;

f)       Optik.

(3)   Tugas PKPT adalah melaksanakan UKP Tingkat Ketiga.

(4)   Rumah Sakit setara kelas B milik Pemerintah Daerah dan


Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, serta masyarakat/swasta wajib
menyediakan tempat tidur Kelas 3 sesuai kebutuhan.

(5)   Perizinan PKPT diterbitkan oleh:

a)      Gubernur atas rekomendasi Organisasi Perangkat Daerah


yang menangani Urusan Kesehatan di Provinsi Riau untuk Rumah
Sakit dan Klinik Utama setara kelas B;

b)      Organisasi Perangkat Daerah di Provinsi Riau yang


menangani Kesehatan untuk Sarana PKPT yang lain.

(6)   Pembiayaan PKPT milik Pemerintah Daerah berasal dari:

a)      Belanja Modal: APBD Provinsi/APBN/ Hibah/Bantuan Luar


Negeri;

b)      Belanja Operasional: APBD Provinsi, BPJS.

(7)   Pembiayaan PKPT milik masyarakat/swasta:

a)      Masyarakat/swasta;
b)      BPJS dan perusahaan asuransi kesehatan lainnya; dan

c)      Hibah.

(8)   Tenaga Kesehatan PKPT terdiri dari:

a)      Dokter sub-spesialis/dokter gigi sub-spesialis

b)      Dokter spesialis/dokter gigi spesialis

c)      Dokter/dokter gigi;

d)      Perawat;

e)      Bidan;

f)       Fisioterapis;

g)      Ahli gizi;

h)      Tenaga kefarmasian, meliputi apoteker, analis farmasi,


atau asisten apoteker;

i)        Analis kesehatan;

j)        Perekam medis;

k)      Radiografer;

l)        Refraksionis.

(9)   Hubungan Kerja PKPT:

a) Pembinaan dan supervisi teknis administrasi dan manajemen


PKPT dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah di Provinsi Riau
yang menangani Kesehatan dan Kementerian yang menangani
Kesehatan;

b) Pembinaan dan supervisi teknis medis dan penunjang medis


PKPT dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah yang menangani
Kesehatan (UPT RSUD Provinsi).

Anda mungkin juga menyukai