Anda di halaman 1dari 5

Nama: Zamzami Nursalsabila

NIM: K4519083

Kelas: A

RANGKUMAN

FLUIDA STATIS

MATA KULIAH DINAMIKA FLUIDA

1. Tekanan Hidrostatis
Tekanan (p) adalah besarnya gaya normal per satuan luas permukaan.
Zat cair memiliki sifat menarik, yaitu adanya tekanan yang dilakukan dapa
benda yang dicelupkan ke dalamnya. Tekanan tersebut berasal dari usaha
benda menahan berat zat cair di atasnya. Tekanan ini dikenal dengan nama
tekanan hidrostatis. Fluida yang mengalami tekanan akan mengarahkan
sebuah gaya pada setiap permukaan. Persamaan tekanan, yaitu:

ph = ρgh dan p = p0 + ph , sehingga p = p0 + ρgh

Keterangan:

p = tekanan total/ tekanan zat cair yang dialami benda (N/m2 = Pa)

ph = tekanan hidrostatis (N/m2 = Pa)

po = tekanan lingkungan berupa atmosfer bumi (atm)

ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)

g = gravitasi (m/s2)
h = kedalaman benda/ jarak dari permukaan fluida ke benda (m)

Menurut persamaan tersebut, semakin besar nilai massa jenis maka


semakin besar tekanannya, begitu juga jika percepatan gravitasi maupun
kedalamannya semakin besar, maka nilai tekanan akan semakin besar
(Resnick, 1991:201). Dengan begitu, apabila suatu benda dicelupkan ke
dalam wadah berisi air, maka semakin dalam benda tersebut tercelup atau
masuk ke dalam air dan tekanan yang dialami benda pun semakin besar.
Sementara, apabila suatu benda diubah ukurannya, tekanan/gaya yang
dialami benda tidak akan berubah selama massa jenisnya tetap.

2. Hukum Pascal
Hukum Fascal untuk fluida statis menyatakan bahwa apabila terdapat
penambahan tekanan pada salah satu bagian zat cair, seluruhbagian zat cair
akan mengalami perubahan tekanan yang sama besarnya. Hal ini terjadi
pada fenomena zat cair dimasukkan dalam wadah tertutup. Rumus hukum
pascal, yaitu:

Keterangan:
P = tekanan yang diteruskan (N/m2)
F1 = gaya tekan pada bejana I (N)
F2 = gaya tekan pada bejana II (N)
A1 = luas penampang bejana I (m2)
A2 = luas penampang bejana II (m2)
Dengan hukum pascal maka benda yang berat dapat digerakkan
dengan gaya tidak terlalu besar. Pada kebanyakan mobil saat ini, hampir
semua sistem pengereman menggunakan sistem hidrolik. Dengan sedikit
injakan pada pedal rem, maka mobil dapat dihentikan dengan mudah
walaupun sedang melaju pada kecepatan tinggi. Termasuk mobil dengan
bobot besar seperti mobil kontainer.

1. Hukum Archimides
Di dalam air, benda yang berat dapat diangkat dengan mudah. Ketika
dimasukkan ke air sebagian benda malah diam di permukaan air
(terapung). Ini dapat digambarkan dengan fenomena kapal-kapal raksasa
yang yang terbuat dari baja terapung di laut. Benda dapat terapung pada air
karena zat cair menghasilkan gaya angkat pada benda yang tercelup di
dalamnya.
Pada fenomena benda berbentuk balok yang dicelupkan ke dalam zat
cair, benda mendapat tekanan hidrostatis dari berbagai sisi. Perkalian
tekanan deengan luas menghasilkan gaya. Jadi, ada gaya yang bekerja
pada tiap sisi benda. Jumlah semua gaya tersebut menghasilkan gaya netto
ke atas. Inilah yang disebut gaya angkat Archimeses. Rumus Hukum
Arhimides:

Fa = ρ . g . V

Keterangan:
Fa = gaya apung (N)
ρ = massa jenis zat cair yang didesak benda (kg/m3)
g = percepatan gravitasi ( m/s2)
V = volume zat cair yang didesak benda (m3)
Gaya angkat oleh zat cair dikenal juga dengan gaya angkat
Archimedes karena pertama kali dirumuskan oleh Archimedes. Gaya
angkat Archimedes sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh
bagian benda yang tercelup. Gaya angkat Archimedes maksimum jika
seluruh bagian benda tercelup ke dalam zat cair.

2. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan menyebabkan suatu perbedaan tekanan antara
gelembung sabun atau tetesan zat cair bagian dalam dan bagian luar.
Permukaan fluida berperan sangat mirip dengan membran yang
direntangkan. Jarum akan masuk tenggelam ke dalam fluida jika
permukaan fluida tertusuk, yang mirip dengan robeknya membran. Karena
kemiripan permukaan fluida dengan membran yang direntangkan, maka
permukaan fluida menarik benda pada tepinya dengan gaya yang sejajar
permukaan. Besarnya gaya tarik oleh permukaan fluida pada tempat
kontak dengan zat padat dapat dihitung melalui rumus:

F=γL

Keterangan:

F = gaya oleh permukaan fluida (N)

γ = konstanta yang dikenal dengan tegangan permukaan fluida (N/m)

L = panjang garis kontak antara permukaan fluida dengan zat padat (m)

Berikut adalah daftar tegangan permukaan beberapa fluida.

Fluida Tegangan Permukaan (N/m)


Air raksa (20 oC) 0,440
Oksigen cair (-193 oC) 0,016
Alkohol (20 oC) 0,023
Benzen (20 oC) 0,029
Air (0 oC) 0,076
Air (100 oC) 0,059
Air (20 oC) 0,072

Tekanan permukaan pada ciran khusus biasanya berkurang


sebagaimana temperatur bertambah, tabel memperlihatkan keuntungan ini
pada air. Sebagaimana temperatur bertambah dan molekul zat lain
berpindah dengan lebih cepat, interaksi antara mendapat pengaruh yang
mengurangi mosi merekadan mengurangi tegangan permukaan.

Sumber referensi:

Ongga, P., Sanwaty, Y., Rondonuwu Samuel, F., & Kristiyanto Hari, W. (2009).
Konsepsi mahasiswa tentang tekanan hidrostatis. Fakultas MIPA,
Universitas Negeri Yogyakarta, 181–185.

Permukaan, T., Dengan, C., Drop, M., Dan, O. U. T., Buble, M., Ginting, M. H.
S., … Out, M. D. (2002). Metode berat tetes. 1–9.

Tarigan, P. B. (2013). Fisika Dasar I. In Journal of Chemical Information and


Modeling. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Anda mungkin juga menyukai