Anda di halaman 1dari 13

MODUL ILMU UKUR

POLIGON TERBUKA TERIKAT SEMPURNA

Pengertian : penentuan azimuth awal dan akhir, penentuant kesalahan penutup sudut
,Koreksi sudut, kesalahan linear dan koreksi linear kearah sumbu X dan Y, Penentuan
Koordinat

8.1. Pengertian
Cara ini di gunakan, apabila titik-titik yang akan di cari koordinat-koordinatnya
terletak memanjang sehingga membentuk segi banyak (poligon). Dari poligon ini
haruslah nantinya harus dapat di hitung koordinat-koordinat titik-titiknya.

Utara

P(xp,yp)

Q(xq,yq)

A (xa,ya)
2 (x2,y2) 4 (x4,y4)

1 (x1,y1) 3 (x3,y3) B(Xb,Yb)

Gambar 1. Poligon terbuka terikat sempurna pada ujung awal dan akhir

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa diantara A dan B terdapat 4 titik,
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ZAINAL ARIFIN
ILMU UKUR TANAH
dimana titik awal A diikatkan pada titik P dan titik akhir diikat pada titik Q.
berdasarakn data yang diketahui dan hasil pengkuran sudut dan jarak kita dapat
emencari koordinat titik 1 s.d 4

8.2. Langkah Perhitungan


Langkah perhitungan polygon adalah sebagai berikut.

a. Data yang diketahui


Koordinat titik awal
A( x A , y
A

) P( x P ,
titik akhir
y
P )
Koordinat
B( xB , y B )
Q( xQ , yQ
)

b. Data hasil Pengukuran meliputi


Semua sudut luar (So,S1, S2, S3, S4,….. Sn)

Semua Jarak sisi (dA1,d12, d23, d34,…… d4n)

c. Perhitungan Koordinat.
1). Penentuan Azimuth Awal

x x xP xA
Tg P A arc Tg
A A
P yP yA P yP yA

Besarnya sudut (azimuth) tergantung dari letak kuaran

2). Penentuan Azimuth Awal


xQ xB xQ xB
Tg BQ arc Tg
yQ y BQ Q yB
B

Selain dengan cara di atas


azimuth awal dan akhir juga dapat
ditentukan dengan kompas
(Bousole) atau dengan metoda
pengamatan azimuth matahari
(untuk pekerjaanyangmemerlukan
ketelitian tinggi)

3). Penentuan Kesalahan Penutup Sudut


Hubungan antara sudut
hasilukuran dan azimuth dapat
diperoleh sebagai berikut

Azimuth A1 S0 AP

AP 1 A A1 180 o
S 180o
o o
360 S S 180 1A 12 1 AP o

o
S S 180 12 AP o 1

o
180 2
1
2 12 AP So 1 2 S S S 360o
1
2
2
1

2
3

3
6
0
o

1 2 23 AP So S S (2.180o )

Dengan langkah yang sama


m
a
k
a

a
z
i
m
u
t
h

b
e
r
i
k
u
t
n
y
a

d
a
p
a
t

d
i
c
a
r
i

d
34 AP S o S1 S 2 S3 (3.180o )
4B AP So S1 S3 S 4 (4.180o )
S o

2
4B AP So S1 S3 S4 SB (5.180 )
S
2

sec ara umum :


n

Akhir Awa
l
∑S i (n.180o ) atau
i0
n

∑S i ( Akhir Awal
) (n.180o )
i0

4). Koreksi Hasil Pengukuran Sudut


Dari angkah 3 dapat diambil kesimpulan bahwa syarat sudut
polygon terbuka adalah

∑S
i0
i
( Akhir Awal
) (n.180o )

Apabila syarat tersebut tidak dapat dipenuhi oleh hasil pengkuran


sudut maka perhitungan koreksi harus dialkukan untuk setiap sudut
hasil ukuran sebagai berikut.

Maka kondisi syarat sudut menjadi

∑S i (
Akhir Awal
) (n.180o ) f S;
i0

dim ana f kesalahan penutup sudut


S
f S;
besarnya koreksi tiap sudut
n 1

Dari koreksi tiap sudut akan menghasilkan sudut hasil ukuran


terkoreksi dengan index : So,S1, S2, S3, S4,….. Sn+1
IR. ZAINAL ARIFIN
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
ILMU UKUR TANAH
5). Perhitungan Azimuth Titik Poligon
Berdasarkan azimuth awal dan sudut terkoreksi selanjutnya
digunakan untuk mengitung azimuth titik-titik lainnya.

A1 AP
S
o
S 1 180o
12 AP
So .
S 2 2.180o
23 AP
So S1

34 AP So S1 S3 (3.180o )
S
2

4B AP S1 S 2 S3 S 4 (4.180o )
S
o

6). Koreksi Absis


Sebagai dasar untuk mendapatkan koreksi absis terlebih dahulu
harus diketahui kesalahan penutup linear kea rah sumbu x dengan
pedekatan sebagai berikut.

x1 x A d A1 A1
x2 x1 Sin x d A1 Sin d12 Sin
12 12
d12 Sin
x3 x2 A A1
d12 Sin 12 d 23 Sin 23
d 23 Sin 23 x d A1 Sin
A A1

.....................................................................................................
xB x4 d
4B 4 x A d A1 d12 Sin 12
d 23 .... d 4 B Sin 4 B
Sin Sin 23
B A1
Sin

n
xB xA Syar absis
∑d i
at
. Sin
i
i

Mengingat jarak sisi juga merupakan hasil pengkuran juga


mengandung kesalahan (error) sehingga kondisi syarat absis di atas
juga tidak mungkin terpenuhi. Kondisi itu menjadi:
n
xB xA ∑d i Sin i fx
i
dimana fx = kesalahan linear kea rah sumbu x

Koreksi harus diberikan pada setiap titik yang besarnya


berbanding dengan panjang jarak sisi.

sp xi di
( fx)
∑d i

dimana
:
sisi (d A1 , d12 , d 23 , d 34 , d 4 B )
di
jarak
fx kesalahan total absis
∑d jumlah seluruh jarak d A1 d12 d 23 d 34 d 4 B
i

di

Koreksi ini harus diberikan pada setiap titik

7). Koreksi Ordinat


Sebagai dasar untuk mendapatkan koreksi ordinat terlebih dahulu
harus diketahui kesalahan penutup linear kea rah sumbu x dengan
pedekatan sebagai berikut.

y1 yA
d A1Cos A1
y2 y1
d12 Cos 12 y d A1Cos A1 d12 Cos 12
y3 y2 d 23 Cos 23
A
d A1Cos A1 d12 Cos 12
d 23 Cos 23 y
A

.....................................................................................................
y B y4 d d12 Cos 12 d 23
4B 4 yA d 23 .... d 4 B Cos 4 B
Cos Cos
B
Cos A1
A1

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ZAINAL ARIFIN


ILMU UKUR TANAH
yB yA n

Syarat Ordinat
.
∑d i

Cos
i
i

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ZAINAL ARIFIN


ILMU UKUR TANAH
Mengingat jarak sisi juga merupakan hasil pengkuran juga
mengandung kesalahan (error) sehingga kondisi syarat absis di atas
juga tidak mungkin terpenuhi. Kondisi itu menjadi:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ZAINAL ARIFIN


ILMU UKUR TANAH
yB yA n

∑d i
i
Cos i
fy

dimana fy = kesalahan linear kea rah sumbu x

Koreksi harus diberikan pada setiap titik yang besarnya berbanding


dengan panjang jarak sisi.

sp yi di
( fy)
∑d i

dimana :

di sisi (d A1 , d12 , d 23 , d 34 , d 4 B )
jarak
fy kesalahan total absis
∑d i jumlah seluruh jarak d A1 d 12 d 23 d 34 d 4
B

Koreksi ini harus diberikan pada setiap titik

Anda mungkin juga menyukai