Anda di halaman 1dari 4

IKD

Anatomi
– Bola mata orang dewasa normal hampir bulat, dengan diameter anteroposterior sekitar 24,2 mm
(Riordan, 2014). Bola mata di bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam
sehingga terdapat bentuk dengan dua kelengkungan yang berbeda (Ilyas, 2010). Dimensi bola mata
dewasa:
– Diameter anteroposterior : 24 mm
– Diameter horizontal : 23,5 mm
– Diameter vertikal : 23 mm
– Keliling : 75 mm
– Volume : 6,5 mm
– Berat : 7 mg (Khurana, 2007)
– Bola mata dibungkus oleh tiga lapisan jaringan, yaitu:

Histologi
Kornea adalah struktur yang luar biasa, sebagai media transparan, suatu jaringan yang tidak
mengandung pembuluh darah, diameter horizontal 11-12 mm dan vertikal 10-11 m Radius
kurvatura kornea sentral rata-rata adalah 7.8 mm. Kornea berkontribusi sebanyak 74% atau
43.25 dioptri (D), dari seluruh total 58.60 D daya normal mata manusia. Untuk nutrisinya,
kornea tergantung difusi glukosa dari akuos humor dan difusi oksigen dalam tear film.
Bagian kornea perifer mendapat suplai oksigen dari sirkulasi limbal. Kornea merupakan salah
satu dari bagian tubuh yang memiliki serabut saraf terbanyak. Sensitivitas kornea 100 kali
dibandingkan konjungtiva. Serabut saraf sensoris dimulai dari long ciliary nerves dan
membentuk pleksus subepitelial.
1. Epitelium Epitel kornea tersusun oleh sel epitel skuamous bertingkat, dan sebagai
penyumbang ketebalan kornea 5-10%. Secara optik, sel epitel dan tear film
membentuk suatu permukaan halus. Ikatan erat diantara sel-sel epitelial superfisial
ini berguna untuk mencegah masuknya cairan air mata ke dalam stroma.
2. Membrana bowman Membrana bowman merupakan suatu lapisan superfisial
bersifat aseluler, terbentuk dari fibril kolagen. Ketebalannya 12 µm. Lapisan ini
bukan lapisan membrana elastis sebenarya, tetapi merupakan bagian dari stroma.
Fungsinya sebagai resistensi infeksi. Sekali rusak, tidak terjadi regenerasi.
3. Stroma (subtansia propria) Sel-sel stroma tersusun teratur dengan ketebalan 0.5
mm dan berkontribusi sebagai lapisan yang paling tebal, yakni 90% dari seluruh
ketebalan kornea. Kepadatan stroma akan terus menurun disebabkan pertambahan
usia, manipulasi tindakan bedah refraksi yang melibatkan kornea atau trauma, dan
biasanya penyembuhan akan meninggalkan sisa
4. Membrana desemet Lapisan desemet adalah membran basemen dari endotel
kornea. Ketebalannya meningkat dari sejak lahir 3 µm hingga dewasa 10-12 µm,
sebagai hasil dari pemecahan endotel di bagian posteriornya. Terdiri dari kolagen
dan proteoglikan, tetapi membran ini bisa mengalami regenerasi.
5. Endotelium Lapisan endotel tersusun oleh ikatan sel-sel yang membentuk pola
mosaik dan sebagian besar berbentuk heksagonal. Sel endotel manusia tidak
berproliferasi secara in vivo, tetapi sel dapat membelah untuk mempertahankan
jumlahnya.

Palpebra atau kelopak mata mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi
kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea. Palpebra merupakan alat menutup
mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan
bola mata.Dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar kedalam bola mata yang
dibutuhkan untuk penglihatan.
Fisiologi
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui berkas cahaya menuju
retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform, avaskuler dan deturgenes.
Deturgenes, atau keadaan dehidrasi relative jaringan kornea dipertahankan oleh pompa
bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Endotel lebih penting
daripada epitel dalam mekanisme dehidrasi dan cidera kimiawi atau fisik pada endotel jauh lebih
berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan
hilangnya sifat transparan. Sebaliknya cedera pada epitel hanya menyebabkan edema lokal stroma
kornea sesaat yang akan menghilang bila sel-sel epitel itu telah beregenerasi. Penguapan air dari
film air mata prakornea akan mengkibatkan film air mata akan menjadi hipertonik; proses itu dan
penguapan langsung adalah faktor-faktor yang yang menarik air dari stroma kornea superfisialis
untuk mempertahankan keadaan dehidrasi . 

Penetrasi kornea utuh oleh obat bersifat bifasik. Substansi larut lemak dapat melalui epitel utuh,
dan substansi larut air dapat melalui stroma yang utuh. Karenanya agar dapat melalui kornea, obat
harus larut lemak dan larut air sekaligus

Anda mungkin juga menyukai