Anda di halaman 1dari 6

Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses

mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan,


penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan materi atau
alat-alat. Lebih lanjut, logistik diartikan bagian dari instansi yang bertugas
menyediakan bahan atau barang yang dibutuhkan untuk kegiatan
operasional suatu instasi dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat
(sesuai kebutuhan) dengan harga serendah mungkin (Adiatama, 2002).

Dalam menjalankan suatu perusahaan atau organisasi tidak dapat


melepaskan peran logistik. Dua alasan utama mengapa logistik diperlukan
dalam menjalankan usaha :

1. Barang dan jasa sangat dibutuhkan oleh unit-unit operasional untuk


mendukung kegiatan operasionalnya, yang dapat diwujudkan melalui
kegiatan logistik.

2. Logistik memberikan multiplier effect bagi efisiensi dan efektivitas


dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Kegiatan logistik
mempengaruhi efesiensi kegiatan unit tertentu dalam lembaga usaha dan
efesiensi perusahaan dan akhirnya akan menentukan sejauh mana
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan bagi
pengembangan usaha dan kemakmuran pemilik perusahaan. Demikian pula
suatu kegiatan logistik akan memicu munculnya kegiatan lain seperti
transportasi, pengudangan komputerisasi.

Secara singkat, logistik adalah bagian dari kegiatan pengadaan yang terkait
dengan fungsi pengendalian, sediaan, penggudangan, transportasi,
penjaminan dan pengendalian mutu. Agar dapat terselenggara dengan baik
dan dapat berjalan dengan efektif dan efisien maka logistik harus dikelola
dengan baik melalui managemen logistik. Definisi manajemen logistik
beragam menurut berbagai kepustakaan. Mangemen logistik dapat
didefinisikan sebagai Planning ,Organizing, Staffing, Leading,
dan Controlling dalam kegiatan yang terkait dengan pengadaan,
pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan barang dan
jasa untuk mendukung kegiatan fungsi-fungsi utama dalam pencapaian
tujuan organisasi. Batasan pengertian dan ruang lingkup kegiatan
manajemen logistik dapat dirinci sebagai berikut:

1. Kegiatan manajerial: perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan

2. Kegiatan operasional: pengadaan, pencatatan, penggudangan,


pendistribusian, pemeliharaan, dan penghapusan
3. Objek: logistik, perbekalan, barang, material, peralatan, perlengkapan,
sarana prasarana (segala sesuatu/benda yang berwujud dan dapat
diperlukan secara fisik, baik yang dipergunakan untuk kegiatan pokok
maupun kegiatan penunjang/administrasi)

Kegiatan logistik sangat penting dalam menunjang kegiatan pengadaan


barang atau jasa dan pihak perusahaan atau organisasi tidak mampu
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki, secara umum
kegitan logistik memiliki tujuan, yaitu:

1. Tujuan operasional: agar tersedia barang serta bahan dala jumlah yang
tepat dan mutu yang memadai.

2. Tujuan keuangan: dapat melaksanakan tujuan operasional dengan biaya


serendah-rendahnya

3. Tujuan pengamanan: agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan,


pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian dan penyusutan yang tidak
wajar lainnya.

Terdapat lima komponen penting dalam membetuk sistem logistik yaitu


struktur lokal fasilitas, transportasi, persediaan (inventory), komunikasi dan
penanganan serta penyimpanan. Konsep logistik terpadu terdiri dari 2 usaha
yang berkaitan satu sama lainnya :

1. Operasional logistik, terkait dengan manajemen pemindahan dan


penyimpanan material dan produk jadi perusahaan yang berawal dari
pengangkutan pertama material atau komponen-komponen dari sumber
perolehannya dan berakhir pada penyerahan produk yang dibuat atau diolah
itu kepada pelanggan

2. Koodinasi logistik, terkait dengan identifikasi kebutuhan pergerakan dan


penetapan rencana untuk memadukan seluruh operasi logistik. Fungsi dari
koordinasi logistik ini adalah memastikan seluruh pergerakan dan
penyimpanan diselesaikan seefektif dan seefisien mungkin.koordinasi dapat
dibagi ke dalam 4 bidang manajerial : peramalan (forecasting) pasar
produk, pengolahan pesanan, perencanan operasi dan procurement atau
perencanaan kebutuhan material.

2. Fungsi Manajemen Logistik Rumah Sakit


Fungsi-fungsi manajemen logistik merupakan suatu proses yang terdiri dari:
fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan, fungsi penganggaran, fungsi
pengadaan, fungsi penyimpanan dan penyaluran, fungsi pemeliharaan,
fungsi pengendaliaan.

1. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan

Fungsi perencanaan mencakup aktivitas dalam menentukan sasaran-sasaran,


pedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik, penentuan
kebutuhan merupakan perincian dari fungsi perencanaan.

2. Fungsi penganggaran

Fungsi ini merupakan usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan


kebutuhan dalam suatu skala standar, yaitu skala mata uang dan jumlah
biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku.

3. Fungsi pengadaan

Fungsi ini merupakan usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan


operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan dan penentuan
kepada instansi-instansi pelaksana.

4. Fungsi penyimpanan dan penyaluran

Fungsi ini merupakan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran


perlengkapan yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi terdahulu untuk
kemudian disalurkan kepada instansi-instansi pelaksana.

5. Fungsi pemeliharaan

Adalah usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis,


daya guna dan daya hasil barang inventaris.

6. Fungsi penghapusan

Berupa kegiatan dan usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban


yang berlaku. Dengan kata lain, fungsi penghapusan adalah usaha untuk
menghapus kekayaan karena kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi,
dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun teknis, kelebihan, hilang,
susut dan karena hal-hal lain menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
7. Fungsi pengendalian

Fungsi ini merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan yang


meliputi kegiatan untuk memastikan bahwa suatu proses produksi atau
pelayanan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

3. PERAN LOGISTIK RUMAH SAKIT

Rumah sakit merupakan suatu usaha yang melakukan produksi jasa sehingga
logistik dalam rumah sakit bukan manajemen pendistribusian barang jadi
tetapi hanya menyangkut manajemen persediaan bahan barang serta
peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi jasa tersebut. Logistik dalam
rumah sakit bermula dari perolehan (procurement) dan berakhir dengan
sokongan penuh dari usaha-usaha pembedahan dan pengobatan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa manajemen logistik dalam lingkungan rumah sakit
adalah suatu proses pengolahan secara strategis terhadap pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian serta pemantauan persediaan barang (stock,
material, supplies, inventory dll) yang diperlukan bagi produksi jasa rumah
sakit.

Menurut bidang pemanfaatannya, barang dan bahan yang harus disediakan


di rumah sakit dapat dikelompokkan menjadi: logistik obat, logistik alat
kesehatan, Logistik Food and Beverages, logitik habis pakai, logistic barang-
barang kuasi, logistic peralatan medis dan non-medis, logistic sarana dan
prasarana gedung, logistic linen. Lingkup kegiatan logistik dalam rumah
sakit meliputi:

1. Logistik Obat

a. Meliputi aktivitas logistik yang terkait dengan obat-obatan yang


digunakan dalam proses pelayanan kesehatan di rumahsakit.

b. Obat merupakan salah satu komponen utama pendapatan rumah sakit.

c. Tantangan dalam melaksanakan logistik obat di rumah sakit secara baik


tergolong tinggi. Berbagai pihak terlibat dalam logistik obat di rumah sakit.

2. Logistik alat kesehatan

a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan alat-alat kesehatan yang


digunakan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.
b. Problem utama yang sering terjadi adalah inventory managemen yang
kurang baik, sehingga mengakibatkan Alkes yang disimpan berlebihan.

3. Logistik Food and Beverages

a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan pelayanan gizi, baik untuk
pasien atau untuk karyawan rumah sakit.

b. Problem yang sering muncul adalah barang hilang atau berkurang dan
mutu proses yang bervariasi.

4. Logistik bahan habis pakai

a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan bahan-bahan yang


dikategorikan sebagai bahan habis pakai.

b. Problem yang sering dihadapi adalah sediaan bahan habis pakai yang
berlebihan.

5. Logistik barang-barang kuasi

a. Adalah kegiatan logistic yang terkait dengan barang-barang kelengkapan


administrasi rumah sakit.

b. Problem yang sering terjadi adalah sediaan barang-barang kuasi yang


terlalu banyak.

6. Logistik peralatan medis dan non-medis

a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan peralatan medis dan non-
medis yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan.

b. Problem yang sering dihadapi adalah penyimpanan alat-alat dan


persediaan suku-cadang.

7. Logistik sarana dan prasarana gedung

a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan sarana dan prasarana gedung
rumah sakit.

b. Nilai sarana dan prasarana gedung rumah sakit dapat mencapai sekitar
40% dari nilai aset total rumah sakit.
c. Problem yang sering muncul:

- Pembangunan sarana dan prasarana yang tidak efisien

- Pemeliharaan sarana dan prasarana yang tidak sesuai standar yang


ditetapkan.

8. Logistik linen

a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan bahan-bahan kelompok


linen.

b. Problem yang dihadapi adalah sediaan yang berlebihan dan proses yang
bervariasi.

Mutu pelayanan logistik dapat dinilai dari 2 hal yaitu prestasi yang dicapai
dan biaya yang dikeluarkan. Penilaian atas prestasi yang dicapai dapat
berupa penyediaan barang, kemampuan waktu pengantaran, konsistensi,
dan mutu dari usaha. Biaya logistik berhubungan langsung dengan kebijakan
prestasi. Makin tinggi biaya logistik yang dikeluarkan, makin tinggi
prestasinya. Kunci untuk mencapai prestasi logistik yang efektif adalah
mengembangkan usaha yang seimbang antara prestasi pelayanan yang
diberikan dengan biaya yang dikeluarkan

Anda mungkin juga menyukai