Secara singkat, logistik adalah bagian dari kegiatan pengadaan yang terkait
dengan fungsi pengendalian, sediaan, penggudangan, transportasi,
penjaminan dan pengendalian mutu. Agar dapat terselenggara dengan baik
dan dapat berjalan dengan efektif dan efisien maka logistik harus dikelola
dengan baik melalui managemen logistik. Definisi manajemen logistik
beragam menurut berbagai kepustakaan. Mangemen logistik dapat
didefinisikan sebagai Planning ,Organizing, Staffing, Leading,
dan Controlling dalam kegiatan yang terkait dengan pengadaan,
pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan barang dan
jasa untuk mendukung kegiatan fungsi-fungsi utama dalam pencapaian
tujuan organisasi. Batasan pengertian dan ruang lingkup kegiatan
manajemen logistik dapat dirinci sebagai berikut:
1. Tujuan operasional: agar tersedia barang serta bahan dala jumlah yang
tepat dan mutu yang memadai.
2. Fungsi penganggaran
3. Fungsi pengadaan
5. Fungsi pemeliharaan
6. Fungsi penghapusan
Rumah sakit merupakan suatu usaha yang melakukan produksi jasa sehingga
logistik dalam rumah sakit bukan manajemen pendistribusian barang jadi
tetapi hanya menyangkut manajemen persediaan bahan barang serta
peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi jasa tersebut. Logistik dalam
rumah sakit bermula dari perolehan (procurement) dan berakhir dengan
sokongan penuh dari usaha-usaha pembedahan dan pengobatan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa manajemen logistik dalam lingkungan rumah sakit
adalah suatu proses pengolahan secara strategis terhadap pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian serta pemantauan persediaan barang (stock,
material, supplies, inventory dll) yang diperlukan bagi produksi jasa rumah
sakit.
1. Logistik Obat
a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan pelayanan gizi, baik untuk
pasien atau untuk karyawan rumah sakit.
b. Problem yang sering muncul adalah barang hilang atau berkurang dan
mutu proses yang bervariasi.
b. Problem yang sering dihadapi adalah sediaan bahan habis pakai yang
berlebihan.
a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan peralatan medis dan non-
medis yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
a. Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan sarana dan prasarana gedung
rumah sakit.
b. Nilai sarana dan prasarana gedung rumah sakit dapat mencapai sekitar
40% dari nilai aset total rumah sakit.
c. Problem yang sering muncul:
8. Logistik linen
b. Problem yang dihadapi adalah sediaan yang berlebihan dan proses yang
bervariasi.
Mutu pelayanan logistik dapat dinilai dari 2 hal yaitu prestasi yang dicapai
dan biaya yang dikeluarkan. Penilaian atas prestasi yang dicapai dapat
berupa penyediaan barang, kemampuan waktu pengantaran, konsistensi,
dan mutu dari usaha. Biaya logistik berhubungan langsung dengan kebijakan
prestasi. Makin tinggi biaya logistik yang dikeluarkan, makin tinggi
prestasinya. Kunci untuk mencapai prestasi logistik yang efektif adalah
mengembangkan usaha yang seimbang antara prestasi pelayanan yang
diberikan dengan biaya yang dikeluarkan