Anda di halaman 1dari 3

Definisi Migraine

Menurut International Headache Society, 2004, migren adalah nyeri kepala dengan serangan nyeri yang
berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya unilateral, sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai
berat dan diperberat oleh aktivitas, dan dapat disertai mual, muntah, fotofobia dan fonofobia.

Faktor Risiko Migraine

1. Perubahan hormon

Perubahan hormon pada wanita dapat memicu sakit kepala, termasuk migrain. Biasanya, wanita akan
mengalami sakit kepala sebelah menjelang periode menstruasi, kehamilan, atau menopause.

Pasalnya, pada saat itu, terjadi perubahan hormon estrogen yang dapat menyebabkan migrain.
Penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon juga berpotensi memperparah sakit kepala yang
sedang Anda alami.

2. Riwayat kesehatan keluarga (faktor genetik)

Jika anggota keluarga Anda memiliki riwayat migrain sebelumnya, maka potensi Anda mengalami
kondisi ini akan lebih besar dibandingkan orang lain yang tidak memilikinya.

3. Usia

Sebenarnya, setiap orang memiliki risiko mengalami migrain. Namun, kondisi ini lebih rentan dialami
oleh remaja. Sementara, jika Anda mengalami migrain, kondisi ini akan berada pada puncaknya saat
Anda menginjak usia 30 tahun ke atas dan akan berkurang sedikit demi sedikit setelahnya.

4. Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah salah satu faktor yang mungkin memengaruhi risiko Anda mengalami sakit kepala
jenis ini. Meski sakit kepala di satu sisi juga bisa menyerang laki-laki, wanita memiliki potensi tiga kali
lebih besar mengalaminya.

Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak mungkin mengalami kondisi ini, karena Anda masih
mungkin terpapar oleh gangguan. Maka dari itu, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk
informasi lebih lanjut.

5. Stimulus sensorik
Stimulus sensorik merupakan rangsangan dari luar yang dapat dirasakan oleh manusia. Stimulus yang
kuat dan tajam biasanya dapat menyebabkan migrain. Misalnya, lampu yang terang, sinar matahari,
suara yang keras, hingga bau yang kuat dapat membuat kepala sakit berdenyut.

6. Pola tidur
Perubahan pola tidur, seperti kurang tidur atau jet lag juga bisa merangsang timbulnya migrain.
7. Faktor fisik
Aktivitas fisik yang intens dan berat seperti bekerja keras atau bahkan aktivitas seksual bagi sebagian
orang dapat memicu sakit kepala sebelah.

8. Makanan
Sejumlah makanan dapat menjadi pemicu migrain. Misalnya keju yang sudah berusia tua, makanan asin,
dan makanan olahan. Pemanis dan pengawet makanan MSG atau micin juga dapat menyebabkan
migrain. Lupa atau telat makan juga dihubungkan dengan migrain.

9. Stres
Tertekan karena banyak pekerjaan atau hal lainnya yang membuat stres bisa menjadi penyebab migrain.
Jagalah kesehatan mental agar tak menyebabkan migrain.

Epidemiologi Migraine

Tingkat prevalensi migrain satu tahun pada populasi umum di negara-negara Barat bervariasi dari 4%
hingga 9% pada pria dan dari 11% hingga 25% pada wanita. Negara-negara non-Barat melaporkan angka
yang lebih rendah. Tingkat insiden untuk orang di bawah 30 tahun bervariasi dari 1,5 hingga 6 per 1.000
orang-tahun pada pria dan 3 hingga 24 per 1.000 orang-tahun pada wanita. Data tentang prevalensi
migrain pada umumnya, pada rasio jenis kelamin dan pada variasi dalam prevalensi dalam rentang usia
yang berbeda cukup sebanding dan dapat dianggap sangat dekat dengan kenyataan. Sebaliknya, data
tentang kejadian migrain, pada prevalensi subtipe migrain yang berbeda, seperti migrain dengan aura
dan apa yang disebut gangguan migrain, dan pada frekuensi serangan migrain menunjukkan
ketidaksesuaian yang mencolok yang agak merusak keandalannya. Poin kritis utama dalam studi
prevalensi dan kejadian adalah definisi migrain dan pendekatan metodologis yang digunakan untuk
skrining kasus. Bahkan jika klasifikasi International Headache Society (IHS) jelas merupakan peningkatan
dari alat-alat sebelumnya yang digunakan dalam studi epidemiologi, kriteria diagnostik untuk migrain
tanpa aura cukup sedikit dan tidak mudah diingat oleh subyek yang termasuk dalam populasi umum,
dan yang untuk migrain dengan aura muncul tidak hanya sulit untuk diterjemahkan untuk digunakan
dalam kuesioner atau wawancara, tetapi juga terlalu longgar. Secara khusus, kurangnya batas low-end
untuk durasi aura dapat menyebabkan perkiraan yang berlebihan dari migrain dengan prevalensi aura.

Anda mungkin juga menyukai