Anda di halaman 1dari 26

PRAKTIKUM

RANGKUMAN TRANSPOR MEMBRAN

OLEH
Rizky Pratama Y (152010101114)
Prima Dhika Ayu (162010101136)
Muhammad Elvinsyah Z (162010101104)
Nadia Khairiyah P (192010101019)
Nuriel Lailatul M (192010101020)
Begawan Sa’bani (192010101047)
Andre Julio (192010101050)
Anisa istiqomah Safitri (192010101054)
Mutiara Zahirah (192010101055)
Sisca Puji R (192010101099)
Siti Ulfatur R (192010101101)
Aina Fanny R.A (192010101140)
Ratih Dewi S (192010101141)
M.S Danial Irfani (192010101145)
Haykal Baswedan (192010101146)
KELOMPOK 1 P3
MELINTASI MEMBRAN SEL : GAMBARAN UNTUK MOLEKUL
KECIL, PEPTIDA, DAN PROTEIN
Pada jurnal ini menunjukkan gambaran bagaimana molekul kecil, petida, dan
protein dapat melintasi membran khususnya pada mamalia. Berisi juga tentang
peristiwa terjadinya molekul keci, peptida, dan protein melewati membran secara
eksperimental, dan jenis teknologi yang dikembangkan dalam mensupport
molekul impermeable ke sitoplasma.
Dalam jurnal ini disebutkan ada 4 metode :
1. Membahas struktur dan organisasi membran sel
2. Menguraikan metode yang telah digunakan
3. Mengamati proses yang terjadi
4. Memperkenalkan strategi yang akan dikembangkan

STRUKTUR DAN ORGANISASI MEMBRAN SEL


Pertama membahal mengenai pengertian membran plasma, disebutkan bahwa
membran plasma adalah komposit kompleks dari beberapa spesies lipid dan
protein membran. Secara struktur membran sel mempunyai lebar sekitar 5nm dan
seperti yang sudah disebutkan diawal bahwa membran sel mempunya dua
komponen yaitu komponen lipid dan protein. Bagian sisi yang terdiri dari
komponen lipid bersifat anti-air sehingga sisi membran ini bersifat impermeable
terhadap air. Perbandingan protein terhadap lipid pada membran selulur
diperkirakan 1 : 40
ALUR SEKRETORI
Pada jurnal ini akan membahas yang terjadi pada sel mamalia. Seperti yang sudah
diketahui bahwa sel terdiri dari membran sel dan berbagai organel sel di dalamnya
yang membentuk korelasi proses alur sekretori dimulai dari hasil dari sintesis
protein yang akan dibebaskan melalui membran Retikulum Endoplasma ke lumen
co-translationally melalui kompleks translocon. Kemudia urutan protein yang
sudah benar akan ditransportasikan kembali ke sitosol dan kemudian akan
didegradasi oleh proteosom, yang kemudian proses ini disebut ER-associated
degradation degradation (ERAD), sedangkan untuk protein yang urutan
susunannya salah akan diangkut melintasi badan golgi dan dilepaskan ke ruang
ekstraseluler melalui sekretorik.
JALUR ENDOTIK
Selain ada jalur sekretorik terdapat juga alur endositik yang akan digunakan
tergantung pada muatannya. Contohnya internalisasi spesifik cairan yang dipicu
oleh rangsangan eksternal seperti faktor pertumbuhan yang dipengaruhi karena
jumlahnya yang besar. Bahan endositisis yang tidak didaur ulang ke membran
plasma atau ditukar dengan jaringan dari badan golgi akan dipolimerisasi oleh
enzim hidrolitik di lisosom.
Siklus endositik pada umumnya dimulai pada lubang clathrin berlapis, daerah-
daerah khusus biasanya menempati sekitar 2% dari luas total membran plasma
yang dalam satu menit terjadi invaginasi membentuk vesikel clathrin.
DIFUSI PASIF
Difusi pasif terjadi pada senyawa yang dapat larut dalam komponen penyusun
membran. Perpindahan molekul dengan difusi pasif tidak memerlukan energi
karena selaras dengan arah gradien konsentrasi hal ini bertujuan untuk mencapai
keseimbangan di kedua sisi membran. Parameter terpenting yang mengatur difusi
transmembran adalah polaritas dan ukuran. Beberapa contoh yang dapat melewati
membran lipid dengan cepat berupa gas non polar kecil seperti oksigen, karbon
diaoksida, dan nitrogen selain itu yang mudah melewati membran ada molekul
polar kecil seperti etanol, sedangkan untuk zat polar yang sedikit lebih besar
seperti urea dan gliserol permeabilitasnya lebih rendah sehingga sulit melintasi
membran.
TRANSPORT AKTIF
Selain mekanisme dengan difusi pasif ada beberapa yang memerlukan media
khusus sehingga perlu juga beberapa energi. Dalam mentransfer sesuatu
hal/benda tentu diperlukan suatu media. Berikut merupakan media yang
diperlukan dalam m mentransfer suatu zat.
ch
Ion
Ion

Aqu
Air C
NO
Media
G
transport trans

Gula Epith
pa

Asam S
secon
amino me

Dipeptida dan Olig


tripeptida
KETERANGAN :
Kotak berwarna hjau merupakan transport pasif.
Kotak berwarna merah merupakan tranfor aktif.
KETERANGAN :
Untuk golongan peptida yang dapat melakukan transpor melalui membran
sel disebut cell-penetrating peptides(CPP) atau domain tranduksi peptida(PTD),
tetapi mekanisme bagaimana peptida melewati membran sel belum jelas dan
hanya diketahui diperantai oleh TAT yang memiliki koefisien yang rendah TRANSPORT
KETERANGAN :
sehingga mungkin memerlukan fitur khusus untuk mentranspor peptida. PASIF
Dengan adanya mekanisme traspor ini, dapat membuat zat yang tidak
TRANSPORT
diperlukan oleh sel dapat masuk ke dalam sel, contohnya racun tanaman risin (biji
TRANSPORT
PASIF
jarak) yang memanfaatkan mekanisme degradasi protein RE (ERAD) sehingga
dapat masuk ke dalam sel. Selain itu ada Corynebacterium diphteriae dan anthrax PASIF
AKTIF
TRANSPORT
toxin yang membuat pori membran sel lama-lama membesar sehingga dapat TRANSPORT
PASIF
masuk ke dalam sel. TRANSPORT
PASIF
AKTIF
PASIF
Selain zat toksik dan bakteri yang dapat masuk ke dalam sel, virus juga
dapat masuk dengan memanfaatkan mekanisme transpor sel. Virus memasuki sel
melalui membran plasma sel. Virus yang tidak bermembran harus melewati
membran untuk masuk ke dalam sel, sedangkan virus yang bermembran tidak
harus melewati membran sel. Seacra umum, virus-virus ini dapat memediasi
gangguan membran sel dengan melepaskan peptida litik yang bersifat hidrofobik.
KELOMPOK 2 P3
MEKANISME TRANSPORT MEMBRAN

 Struktur dan fungsi membran


Membran plasma tersusun atas fosfolipid bilayer yang terdiri dari protein
integral yang menembus membran plasma dan protein perifer yang ada di
permukaan membran. Bagian hidrofobik pada bilayer terletak di bagian
dalam yang tersusun oleh rantai asam lemak. Sedangkan bagian hidrofilik
berada dibagian luar dari struktur fosfolipid. Membran sel memiliki fungsi
sebagai membran selektif permeable yang memisahkan bagian dalam dan
luar sel. Protein pada membran sel memiliki peran yang penting untuk
memastikan molekul bergerak secara selektif serta mengontrol interaksi
antar sel
 Transport pasif
Transport pasif merupakan perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah, yang mana tidak membutuhkan ATP. Transport pasif
dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
 Osmosis
Suatu perpindahan zat pelarut dari gradient rendah ke tinggi
 Difusi sederhana
Perpindahan zat terarut dari konsentrasi tinggi ke rendah. Difusi ini
akan berlanjut sampai terjadi kesetimbangan, difusi ini juga
dipengaruhi oleh temperatur dan ukuran molekul.
 Difusi terfasilitasi
Perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke rendah yang
masih membutuhkan protein pembawa untuk melakukan difusi
tersebut. Contohnya adalah difusi glukosa, asam amino, dan ion.
 Ion channel pada membran sel
Ion channel membentuk hidrofilik, memiliki pori yang lebih selektif
sehingga memungkinkan terjadinya transport pasif oleh ion anorganik
terhadap membran. Ion channel untuk anion bermuatan positif, dan untuk
kation bermuatan negatif. Ion channel dapat menjadi gerbang dan tidak
selalu memperbolehkan ion dengan bebas melewati membran plasma.
Berdasarkan respon menutup dan membuka terhadap rangsangan, ion
channel dibagi menjadi :
 Votage-gated channels
 Transmitter-gated channels
 Ion-gated channels
 Nukleotide-gate channels
 Mechanically gated channels
 Light gated channels
 Transport aktif
Transport aktif adalah suatu perpindahan zat yang melawan gradien
konsentrasi yaitu dari konsentrasi rendah ke tinggi, yang mana dalam
proses tersebut dibutuhkan ATP. Transport aktif dibagi menjadi 2 macam,
yaitu tranport aktif primer yang langsung menggunakan ATP untuk energi,
dan transport aktif sekunder yang disebut juga contransport dan
melibatkan transfer dua molekul yang berbeda(symport, arah yang sama;
antiport, arah yang berlawanan)
Transport aktif memerlukan protein pembawa yang selektif di dalam
membran dan merupakan protein yang signifikan terhadap sel manapun,
hal tersebut memungkinkan untuk menambahkan molekul yang
konsentrasinya lebih tinggi dari cairan ekstraselular. Contoh dari transport
aktif ini adalah Ca2+ ATPase dan Na+/K+ ATPase.

 Kapasitansi Membran Plasma merupakan penghalang isolasi antara dua


media penghantar dengan konsentrasi ion yang berbeda: sitoplasma dan
ruang ekstraseluler
 Membran biologis memiliki struktur bilayer fosfolipid dan kedap untuk
ion, kecuali saluran ion tertentu terbuka sementara. Hanya zat yang dapat
melewati inti hidrofobik dapat menyebar melalui membran sel tanpa
bantuan. Partikel yang bermuatan tidak dapat melewati membran tanpa
bantuan. Spesifik transmembran dan protein saluran membuat ini
diperlukan untuk menghasilkan potensi transmembran dan potensi
tindakan. Sangat menarik adalah Na +/K + pompa yang mempertahankan
gradien konsentrasi. Konsentrasi Na + lebih tinggi di luar sel dan
konsentrasi K + lebih tinggi di dalam sel. Akibatnya, sebagian besar sel
hidup memanfaatkan ion dan partikel bermuatan untuk membangun
muatan di seluruh membran.
 Potensi membran adalah hasil dari perbedaan muatan listrik pada kedua
sisi membran, disebabkan oleh pompa elektrogenik aktif (Na +-K + Pump)
atau dari difusi ion pasif. The Na +-K + pompa memiliki peran penting
dalam mempertahankan keseimbangan osmotik di seluruh membran sel
dengan menjaga intraseluler
Karena konsentrasi rendah na + di dalam sel, kation lain harus
menyeimbangkan muatan yang dibawa oleh molekul bermuatan negatif di
dalam sel. Peran penyeimbang utama dimainkan oleh ion K +, yang secara
aktif dipompa ke dalam sel dan bergerak bebas atau melalui saluran
kebocoran K+. Potensi membran dalam kondisi kesetimbangan di mana
tidak ada aliran bersih ion di seluruh membran plasma disebut potensi
membran beristirahat

 Persamaan berikut mendefinisikan kapasitansi spesifik membran

k ε 0 μF
= [ ]
c mPersamaan
d cm2 berikut mendefinisikan kapasitansi spesifik dari
membran, cm:
di mana κ adalah konstanta dielektrik untuk inti batin membran, ε0 adalah
dielektrik ruang bebas, dan d adalah ketebalan membran. Nilai cm dapat
bervariasi untuk berbagai jenis sel, tetapi biasanya adalah CA. 1,0 μF/cm2.
Kapasitansi membran Total sebanding dengan area permukaan membran
sel. Oleh karena itu, pengukuran eksperimental dari kapasitansi membran
dapat digunakan untuk menghitung luas permukaan membran sel dan
untuk mengontrol perubahannya. Luas permukaan membran sel juga
merupakan faktor penentu penting aktivitas neuron. Sifat listrik membran
sel dapat digunakan untuk memonitor kondisi sel. Berbagai teknik,
termasuk menjepit patch, Electro-Rotation, dan impedansi spektroskopi,
telah diusulkan untuk mengukur kapasitansi membran sel. Hasil studi yang
berbeda difokuskan pada penggunaan pengukuran kapasitansi membran
sel untuk klasifikasi sel tumor diringkas dalam tabel 3,1. Qiao et al. diukur
impedansi dari suspensi sel dan diekstrak sifat listrik sel tunggal. Mereka
mengungkapkan bahwa hasil pengukuran kapasitansi dapat digunakan
untuk membedakan antara sel payudara normal dan kanker.
 Metode pendukung transpor
Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
permeabilitas membrane sel, yakni :

1. Elektroporasi

Membran sel memiliki sifat listrik. Secara elektrik, membran


plasma sel dapat dipandang sebagai lembaran pelindung tipis yang
dikelilingi pada kedua sisinya oleh larutan elektrolit berair. Bila terpapar
ke medan listrik cukup kuat, membran sel akan mengalami kerusakan
listrik, yang membuatnya permeabel untuk molekul yang sebaliknya tidak
mampu menyeberang. Proses render membran permeabel disebut
membran elektroporasi (EP). Metode EP digunakan secara efisien untuk
obat-obatan, DNA, atau pengiriman nanopartikel.

2. Sonoporasi

Sonoporasi memerlukan perawatan sel secara in vitro atau jaringan


secara in vivo dengan ultrasound dibantu dengan adanya alat yang disebut
microbubbles. Sonoporasi telah terbukti meningkatkan transpor
kemoterapi, protein, gen, dan agen terapeutik lainnya yang sebelumnya
tidak dapat memasuki sel.
 Kesimpulan
Setiap cacat kecil (faktor eksternal, mutasi, dll) menyebabkan gangguan
mekanisme ini dan akhirnya dapat menyebabkan sejumlah penyakit.
Mutasi dapat memodifikasi, misalnya, sifat fisik VGCs dan dapat
mengakibatkan peningkatan kepekaan terhadap perubahan tegangan, yang
mempengaruhi konduksi dan akhirnya dapat menginduksi channelopathies
warisan tertentu, misalnya epilepsi, sindrom QT panjang, dan kelumpuhan
(Delemotte et al. 2010). Transportasi melalui membran sel telah menarik
perhatian banyak peneliti dan dirangsang untuk pengembangan sensitif
dan selektif ion saluran biosensor untuk penyaringan tinggi daripada dapat
secara efektif digunakan dalam perawatan medis modern, obat skrining,
pemantauan lingkungan, keamanan pangan, dan biowarfare kontrol
(Steller et al. 2012). Sensor dari generasi baru dapat dikembangkan atas
Membran sel kanker telah meningkat terlarut transfer nutrisi penting, yang
secara langsung terlibat dalam peningkatan proliferasi. Penerapan inhibitor
spesifik atau Modulator dari pengangkut protein saat ini dipraktekkan
dalam pengobatan (Shukla et al. 2011; Selwan et al. 2016). Pengetahuan
yang tersedia tentang cara bagaimana metabolit, molekul obat, dan ion
dapat diangkut memungkinkan kontrol dan regulasi transfer melintasi sifat
membran dan listrik dari penghalang alami ini dengan faktor eksternal.
Tinjauan juga menggambarkan senyawa terkenal dan baru yang dapat
memodulasi atau menghambat membran pengangkut. Kemajuan dalam
pengetahuan tentang transportasi membran sel telah menjadi kunci penting
untuk perbaikan terapi yang ada terhadap berbagai penyakit dan desain
pendekatan baru.
KELOMPOK 3
MEMBRANE TRANSPORT

Uniport, Symport, Antiport


-Uniport, yaitu pergerakan ion tunggal dalam satu arah, misalnya protein
pengikat kalsium terdapat dalam membrane plasma dan RE pada sel-sel yang aktif
mentransport ion Ca2+ dari daerah konsentrasi tinggi, baik dari dalam maupun
luar RE
-Symport, yaitu pergerakan dua jenis ion dalam arah yang sama. Misalnya,
pengambilan asam amino dari usus halus ke sel-sel yang membatasinya
memerlukan pengikatan ion Na+ dan asam amino secara bersamaan ke protein
transporter yang sama.
-Antiport, yaitu pergerakan dua ion pada arah yang berlawanan. Satu ke luar dan
yang lain ke dalam sel. Misalnya, banyak sel yang memiliki pompa Na +-K+ yang
menggerakkan Na+ ke luar sel dan K+ ke dalam sel.
Symport dan antiport dikenal sebagai transporter berpasangan, karena
kedua tipe ini menggerakkan ion pada saat yang bersamaan.
Carrier Protein & Chanel Protein
Protein saluran dan protein pembawa adalah dua jenis protein transpor
membran yang ditemukan dalam membran sel. Kedua jenis protein ini terlibat
dalam transpor pasif melalui difusi yang difasilitasi dan transpor aktif melalui
cotransporter, seperti uniporter, antiporter, dan symporter.
Perbedaan utama antara protein saluran dan protein pembawa adalah
mekanisme pengangkutan molekul melintasi membran. Protein pembawa
mengikat dengan molekul besar yang dipilih seperti protein dari satu sisi
membran dan melepaskan molekul ke sisi lain. Pengikatan molekul dengan
protein pembawa mengubah konformasi. Protein pembawa mengangkut molekul
melawan gradien konsentrasi molekul pengangkut.

Active Transport
Transpor aktif adalah proses memindahkan zat terlarut dari daerah
konsentrasi rendah ke tinggi dan membutuhkan energi (ATP)

 Transpor aktif primer:

pengikatan dan hidrolisis ATP ke ADP + Pi ke protein transpor membran


menggerakkan reaksi transpor dan memastikan mekanisme transportasi
aktif beroperasi hanya dalam satu arah.

 Transpor aktif sekunder:

Protein transpor pertama, ATPase, menggunakan ATP dalam transpor


aktif primer untuk membentuk gradien konsentrasi ion (H+ atau Na+)
Protein transpor sekunder menggunakan energi yang tersimpan dalam
gradien konsentrasi ion yang ditetapkan untuk mengangkut molekul
terlarut.
Passive Transport
Transpor pasif adalah keadaan ketika zat terlarut bergerak dari daerah
yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah dan
tidak menghadapi hambatan.

 Porins
a. Saluran beta barel yang terletak di membran luar bakteri, mitokondria dan
kloroplas
b. Contoh protein saluran porin adalah E. coli OmpF
 Asam amino hidrofobikidrofil
a. Asam amino yang mengarah ke inti
b. Berisi air yang menyediakan jalan hidrofilik untuk pergerakan ion atau
molekul melintasi membran, tanpa bersentuhan dengan membran
hidrofobik
MRD Protein
Protein MDR adalah protein yang :

a. Berperan dalam resistensi terhadap obat.


b. Berfungsi dalam pertahanan jaringan
c. Berfungsi pemeliharaan fungsi jaringan penahan

Berdasarkan sumber energinya, transport MDR dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Transpor primer aktif, yang menggunakan ATP


2. Transpor sekunder, yang menggunakan protein gradient.
a. the Resistance/nodulation/division family
b. the Multidrug/oligosaccharidyl-lipid/polysaccharide Flippase family
c. the Drug/metabolite Transporter Superfamily
d. the Major Facilitator Superfamily

Ciri protein MRD :


• MDR dapat menerima banyak molekul yang berbeda sebagai substrat yang
termasuk dalam kelas yang sama.
• Protein MDR mampu mengangkut berbagai jenis obat yaitu :
obat kationik, anionic, lipofilik, karsinogen, pestisida, logam, metaloid,
dan peroksidasi lipid yang bermuatan netral produk.
• Contoh : Multidrug efflux pump: AcrAB
KELOMPOK 4 P4
LIPOPOLYSACCHARIDE IS TRANSPORTED TO THE CELL SUFACE
BY A MEMBRANE TO MEMBRANE PROTEIN BRIGE

Bakteri gram negatif memiliki membrane luar dan dalam. Membran luar untuk
menghalangi ahen berbahaya yang bergantung pada lipopolisakarida (LPS).
Molekul LPS didorong satu demi satu dengan PEZ melintasi jembatan protein
yang menghubungkan membrane dalam dan luar. Membran dalam tersusun atas
fosfolipid dan membrane luar tersusun oleh LPS yaitu glikolipid besar dengan 6
rantai asil lemak dan banyak gula di permukaan sel.
Dilakukan penelitian bahwa LPS ditranspor lewat jembatan protein memerlukan
purified components. Untuk mengamati transfer LPS ke LptC, dilakukan
pemurnian LptBFGC dengan asam amino pBPA. Kompleks tersebut digabungkan
ke liposom dan ada aktivitas ATP. Proteoliposom diinkubasi dengan ATP dalam
variasi waktu.
Hasil: Terdapat peningkatan transport dari LPS ke LptC dengan pengaruh ATP.
LTP dan ATP diperlukan untuk transport antar membran.
Dilakukan pengamatan transfer LPS ke LptA apakah dipengaruhi LptC atau tidak.
Dilakukan pada purified components. Untuk mengamati transfer LPS dan LptC,
dilakukan pemurnian LptBFGC dengan asam amino pBPA. Kompleks digabung
ke liposom dan terdapat aktivitas ATP. Proteoliposom diinkubasi dengan ATP
dengan variasi waktu.
Hasil: Transport LPS ke LptA dipengaruhi oleh LptC. Percobaan pengaruh
konsentrasi ATP terhadap laju transport LPS. ATP rendah akibatkan intensitas
terjadi ikatan silang lebih besar. Dengan ATP tinggi, LPS lebih cepat bergerak
dan kemungkinan pembentukan ikatan silang berkurang. Efisiiensi ikatan silang
dari ligan ke protein akan meningkat seiring dengan waktu keberadaan ligan.
Percobaan memasukkan Pbpa di LptC dan LptD untuk melihat pembentukan
ikatan silang yang diamati dalam waktu yang sama.
Hasil: Pelepasan dari membrane dalam terjadi bersama dengan kedatangan di
LptD.
Jika membrane dalam dan luar proteoliposom dilabeli fluoresensi, maka
fluoresensi hanya dihasilkan di single channel. Bila membrane luar dan dalam
proteoliposom dicampur, maka dengan LptA akan menghasilkan kenaikan jumlah
partikel di dua populasi partikel fluoresensi. Sedangkan yang tanpa Lpt A akan
terdapat dua populasi partikel fluoresensi.
Tujuan akhir dari penelitian adalam mevisualisasikan LptA-dependant dari dalam
dan luar membrane proteoliposism dengan mikroskop konfokal. Keberadaan
jembatan memberikan penjelasan memungkinkan. LptBFGC mengekstrak
molekul LPS dari membrane bagian dalam dan memuatnya ke dalam jembatan.
Lalu molekul LPS baru mendorong molekul yang sudah ada di jembatan menuju
membrane luar. Jutaan molekul LPS harus diangkut selama setiap sesi
pembelahan sel dan gerakan memungkinkan di sepanjang jembatan. Penelitian ini
menghasilkan skema presiksi proteoliposom dengan atau tanpa LptA
KELOMPOK 5 P4
CA2+ INTRASELULER TERLIBAT DALAM MEKANISME
PEMBUKAAN STOMATA AKIBAT PENGARUH AUXIN

PENDAHULUAN
Stomata merupakan bagian pada epidermis organ tumbuhan yang terdiri
dari suatu celah yang dikelilingi oleh sel khusus yang disebut sel penjaga. Stomata
sangat penting bagi tumbuhan karena pori stomata merupakan tempat terjadinya
pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan system ruang antar sel yang berada
pada jaringan mesofil di bawah epidermis. Hal ini menyebabkan stomata sangat
berperan dalam proses transpirasi dan fotosintesis (Moore et al, 1998).
Cahaya, konsentrasi CO2, kelembaban dan hormone tumbuhan merupakan
beberapa factor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata (Kearn
dan Assmann, 1993, Hopkins, 1999). Cahaya menyebabkan membukanya stomata
sedangkan keadaan gelap, peningkatan konsentrasi CO2 dan turunnya kelembaban
menyebabkan menutupnya stomata. Di antara sekian banyak hormone tumbuhan,
ABA (abscisic acid) dan auxin merupakan hormone tumbuhan yang terkenal
mempunyai pengaruh pada pergerakan stomata. ABA menyebabkan menutupnya
stomata sedangkan auxin menyebabkan membukanya stomata (Hopkins, 1999).

MATERI DAN METODE


Bahan tanaman
Biji Vicia faba varietas early long pod direndam dalam air selama 12 jam
dan dikecambahkan pada kertas sating basah dalam cawan petri. Setelah
kecambah tumbuh, selanjutnya kecambah ditanam dalam pot dengan media
tumbuh tanah dan disiram 1 kali sehari.
Bioassay untuk respon stomata terhadap auxin
Lapisan epidermis bawah daun Viciafaba yang berumur 4 minggu dikupas
dengan penggunakan forcep. Daun diambil pada menjelang pagi hari untuk
mengurangi adanya stomata yang sudah terbuka akibat pengaruh cahaya. Lapisan
epidermis bawah dipotong dengan ukuran 0.5 cm x 0.5 cm dan diletakkan pada
medium inkubasi dengan lapisan epidermis atas berada pada bagian atas. Auxin
yang digunakan adalah IAA dan NAA dengan kosentrasi akhir 1 uM, 10 uM,
50uM, 100 uM dan 1 mM ditambahkan ke dalam medium inkubasi. Inkubasi
dilakukan selama 60 menit dalam keadaan terang.
Pemberian pengkelat dan penghambat saluran Ca2+
Ke dalam medium inkubasi ditambahkan EGTA (ethyleneglycol-bis (3-
aminoethyl ether)-N,N,N',N' tetraacetc acid) dengan konsentrasi 1 u,M, 10 uM,
100 u,M dan 1 mM. Ruthenium red dan procaine ditambahkan secara terpisah
dengan konsentrasi akhir 10 uM, 50 uM, 100 uM dan 1 mM.
Pengukuran pori stomata
Untuk tiap perlakuan dilakukan 3 kali ulangan, dan tiap ulangan terdiri
dari 3 potongan epidermis bawah daun Viciafaba. Pengamatan pengukuran
stomata dilakukan secara blind test (tidak diketahui sampel mana yang mendapat
perlakuan tertentu untuk menghindari bias dalam pengukuran). Setelah selesai
tahap inkubasi, potongan epidermis diletakkan pada gelas benda dan diamati
dibawah mikroskop. Diameter pori stomata diukur dengan menggunakan
micrometer yang sudah dikalibrasi. Pada masing-masing ulangan 30 stomata
diukur dari tiap potongan epidermis dari 3 lokasi bidang pengamatan yang
berbeda. Data dianalisis dengan menghitung standar eror (SE) dan
membandingkan antar perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Terjadi peningkatan pembukaan stomata atas pengaruh IAA dan NAA
( bagian dari hormon auxin) dan pada konsentrasi 50 μm menghasilkan
pembukaan stomata maksimum.

Pembukaan stomata yang diinduksi oleh IAA mengecil secara signifikan


pada konsentrasi EGTA 100 μm
 Ruthenium Red pada konsentrasi 10 μm dan 50 μm menghambat
pembukaan stomata denga IIA
 Pada NAA + Ruthenium Red mengecilkan stomata pada 10 μm,50 μm,100
μm,1 mM

Pembahasan
Hormon tumbuhan berperan sebagai pengatur kesetimbangan air melalui
pengaruhnya terhadap gerakan stomata. Auksin IAA dan NAA (buatan)
menginduksi pembukaan stomata tergantung konsentrasinya. Auksin ini
mempengaruhi transport ion yang disebabkan salah satunya oleh perubahan
aktivitas saluran ion.
IAA pada konsentrasi 10 uM sampai 1 mM menstimulasi pembukaan
stomata. Respon stomata terhadap NAA memiliki puncak pada konsentrasi 50
uM. Konsentrasi NAA diatas 50 uM mengakibatkan berkurangnya pembukaan
stomata.
Gerakan stomata dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi Ca2+ internal.
Ruthenium red dan Procaine merupakan zat yang menghambat pengeluaran Ca2+
dari penyimpanan intraseluler. Sedangkan EGTA merupakan zat yang mengkelat
Ca2+, sehingga menurunkan konsentrasi Ca2+.
Dari penelitian ini terlihat Ca2+ terlibat dalam gerakan stomata akibat
pemberian hormon. Hal ini dibuktikan dari menurunnya pembukaan stomata oleh
hormon jika diberikan zat-zat yang mengkelat Ca2+ atau zat-zat yang memblok
saluran ion. Berarti auxin bekerja membuka stomata melalui mekanisme
meningkatnya konsentrasi Ca2+. Dengan dihambatnya pengeluaran Ca2+ dari
penyimpanan seluler maka induksi pembukaan stomata oleh auxin menjadi
terhambat.
KESIMPULAN
Hormon auxin ( contohnya : IAA dan NAA) mempengaruhi gerakan
stomata dengan cara mengiduksi stomata
KELOMPOK 6 P4
THE PLASMA MEMBRANE CA2+ ATPASE AND THE PLASMA
MEMBRANE SODIUM CALCIUM EXCHANGER COOPERATE IN THE
TEGULATION OF CELL CALCIUM

Regulasi Ca2+ dalam lingkungan ekstraseluler maupun intraseluller dalam dua


mekanisme dasar agar tetap dalam kondisi seimbang, mekanismenya yaitu:

1. Na+/Ca2+ exchanger (NCX)


Memiliki afinitas yang rendah untuk Ca2+ tetapi miliki kapasitas yang tinggi
terhadap Ca2+ .
NCX melimpah pada jaringan yang mudah tereksitasi seperti jantung dan otot
2. The plasma membrane Ca2+ pump (PMCA)
Memiliki afinitas yang tinggi untuk Ca2+ tetapi memiliki kapasitas yang
rendah terhadap Ca2+ .

Regulasi dari Ca2+ Channel adalah channel bergerbang ligand dan channel
dengan voltase. Ca2+ juga disimpan dalam reticulum sarkoplasma(SR) pada sel
otot dan dikeluarkan melaui SERCA pump, juga didalam mitokondria yang
regulasi oleh electrophoretic uniporeter.
Stuktur dari PMCA
PMCA adalah famili dari P-ATPases. Srukturnya terdiri dari 10 domain
trasmembran,loop intraseluler besar dan ekor sitoplasma intaseluler carbon dan
amino. Loop sistolik antara 3 dan 2 domain transmembran adalah tranduser.
Yang berisikan dua sisi yang memidiasi aktivasi oleh fosfolipid asam dan satu
dari dua sisi untuk autoinhibitory yang berinteraksi dengan pengikatan domain
calmodulin. Loop sistolik antara 4 dan 5 domain trasmembran adalah katalis ATP.
Domain pengikatan calmodulin terminal karbon adalah peregulai untuk aktivitas
pompa
Isoform dan distribusi pada jaringan
PMCA isoform dasar yaitu PMCA 1, PMCA 2, PMCA3 DAN PMCA 4 yang
mana setiap jaringan mengekspresikan isoform PMCA secara spesifik, walaupun
PMCA 1 dan PMCA 4 banyak diekspresikan di banyak jaringan, PMCA 2 dan 3
ditemukan terbatas pada otak, otot lurik dan kelenjar mamae. PMCA 3 terekspresi
juga pada plexus choroid secara signifikan
Gen pentraskip PMCA adalah 4 gendengan alternatif splicing. Bagain hasil
dari alternatif splicing dinamakan sisi A,B, dan C. Alternatif splicing sis A dan C
muncul pada 3 isoform kecuali PMCA 1. Alternatif splicing sisi B hanya muncul
pada manusia pada PMCA 1 DAN PMCA 4.
Mekanisme fisiologi dan patologi
PMCA pump berada pada banyak sel yang mana merupakan kandidat
molekuler yang dapat memidiasi proses spesifik sel.
PMCA 2 berperan dalam mekanisme pendengaran dengan mempengaruhi
MET (Menchanoelectrical transduction). Mutasi pada PMCA 2 diturunkan.
PMCA 2 mempengaruhi kelenjar mamae yaitu dengan meningkatkan
konsentrasi ca2+ pada air susu
PMCA 4 krusial dalam fertilisasi dengan mempengaruhi permeabilitas
mitikondria yang berfungsi menyediakan ATP pada motil sperma
PCMA 4 juga berfungsi mengontrol NO yg meregulasi eksitasi-kontraksi di
jantung
PCMA berdampak pada banyak penyakit, atherosclerosis, DM, dan juga
berhubungan dengan stress oksidatif pada jaringan, penuaan dan penyakit
neurodegeneratif
Manipulasi genetik
Studi pada tikus yang mengalami perkembangan embrionik menunjukan
dibutuhkan PMCA 3 untuk terjadi gestasi secara normal. Ketiadaan PMCA 1
memiliki efek letal pada embrio dimana PMCA 1 berfungsi dalam perkembangan
embrio awal dan organogenesis. Hilangnya PMCA 4 menyebabkan meningkatnya
apoptosis pada otot halus dan pembuluh darah karena Ca 2+ yang
berlebihan.Ketiadaan PMCA 2 merusak keseimbangan dan pendengaran.PMCA 2
juga berfungsi untuk meningkatkan bercabangan dari saraf motorik spinal.
Studi terbaru menunjukkan PMCA 4 pump diekpresikan secara spesifik pada
miokardium tikus dan pembuluh pada otot halus pada tikus yang memainkan
fungsi dalam modulasi pertumbuhan miokardium dan hipertrofi. Juga meregulasi
peningkatan tekanan pada pembuh darah tepi.
NCX
Karakteristik struktural dan regulatorik
NCX melengkapi ekstruksi Ca2+ menggunakan gradien elektrokimia dari Na+ .
Selama setiap siklus ada 3 ion Na + masuk dan 1 ion Ca2+ dikeluarkan melawan
gradiennya. Sebagai tambahan saat ditransportasikan sitoplasma ion Na+ dan Ca2+
juga berubah secara terus menerus. Tempat ikatan dari Ca 2+ berlokasi di cystolic
loop dan secara regular mengaktifkan NCX
Kerja dari NCX adalah reversibel dan arah dari pergerakan transport ionnya
tergantung sepenuhnya dengan gradien elektrokimia dari Na+ dan Ca2+ dan jumlah
ion yang berikatan kepada molekul dan ditransportasikan. Alur dari Ca 2+
kemungkinan berperan penting dalam regulasi proses eksitasi-kontraksi dengan
mempengaruhi pintu voltage yang mengopreasikan chanel Ca2+ dan dengan
mengubah beban dari SR Ca2+
Topologi membran didasarkan isoform (salah satu NCX yang diprediksi 9
trans-membran α-helikase).ini merupakan contoh gambarnya
Isoform dan Distribusi Jaringan
Keluarga NCX memiliki 5 cabang. Tiga dari itu berhubungan dengan
transport Na+/Ca2+ pada mamalia, : NCX (SLC8 family), NCKX (penukar
Na+/Ca 2+ -K+, keluarga SLC24 ) dan CCX (Ca2+/penukar anion), yang mana
mengandung penukar Na+/Ca2+ - Li+ (NCLX). Keluarga SLC8 mencakup tiga
protein dasar, NCX1, NCX2, dan NCX3, yang dikodekan oleh tiga gen terpisah.
NCX1 awalnya ditandai dan dikloning dari hati, tetapi ekspresinya hampir di
mana-mana, dengan kadar tinggi di otak dan ginjal. NCX2 dan NCX3
diekspresikan secara selektif di otak dan otot rangka, dan dalam beberapa populasi
neuron, masing-masing. NCX1 adalah anggota keluarga yang ekspresinya
dikontrol oleh promotor alternatif secara spesifik berdasarkan faktor jaringan dan
faktor transkripsi. Salah satunya khusus untuk ginjal, khusus untuk hati, dan
jaringan lainnya
Peran dalam Fisiologi dan Patologi
NCX 1 dikloning dari hati namun ekspresinya atau fungsinya dilakukan di
hampir semua bagian tubuh terutama di otak dan ginjal
NCX 2 dan NCX 3 diekspresikan di otak dan otot rangka dan untuk
melakukan kerjanya mereka melakukan down regulation atau up regulation
NCX 2 melakukan down regulation saat transkripsi di granulosa cerebellar
NCX 3 bisa dibelah atau dipecah sebagai jalan alternatif untuk
membangkitkan berbagai macam sistoplasma yang berhubungan dengan NCX 1 .
Selain itu model neuroblastoma dari NCX 3 dihasilkan oleh Ca 2+ melalui
transkripsi repressor yang dinamakan DREAM
Manipulasi genetik
Beberapa tahun terakhir, beberapa tikus knockout NCX telah dihasilkan.
Tikus NCX1 KO homozigot tidak vital dan mati selama proses perkembangan
embrio, mungkin karena gagal jantung. Namun, spesifik jantung NCX1 tidak
mematikan. Tikus NCX1 KO jantung spesifik mengalami penurunan fungsi
jantung dan berujung pada hipertrofi jantung terjadi pada usia tua.
Tikus NCX2 KO menunjukkan kerusakan pada beberapa hipokampus dan
kemampuan mengingat
Tikus yang tidak memiliki gen NCX3 sangat nampak jelas pada cerebellum
dan sistem saraf tepi, yang mana menunjukkan berkurangnya aktivitas motorik
dan melemahnya otot tungkai depan

Anda mungkin juga menyukai