Rangkuman Praktikum Transpor Membran
Rangkuman Praktikum Transpor Membran
OLEH
Rizky Pratama Y (152010101114)
Prima Dhika Ayu (162010101136)
Muhammad Elvinsyah Z (162010101104)
Nadia Khairiyah P (192010101019)
Nuriel Lailatul M (192010101020)
Begawan Sa’bani (192010101047)
Andre Julio (192010101050)
Anisa istiqomah Safitri (192010101054)
Mutiara Zahirah (192010101055)
Sisca Puji R (192010101099)
Siti Ulfatur R (192010101101)
Aina Fanny R.A (192010101140)
Ratih Dewi S (192010101141)
M.S Danial Irfani (192010101145)
Haykal Baswedan (192010101146)
KELOMPOK 1 P3
MELINTASI MEMBRAN SEL : GAMBARAN UNTUK MOLEKUL
KECIL, PEPTIDA, DAN PROTEIN
Pada jurnal ini menunjukkan gambaran bagaimana molekul kecil, petida, dan
protein dapat melintasi membran khususnya pada mamalia. Berisi juga tentang
peristiwa terjadinya molekul keci, peptida, dan protein melewati membran secara
eksperimental, dan jenis teknologi yang dikembangkan dalam mensupport
molekul impermeable ke sitoplasma.
Dalam jurnal ini disebutkan ada 4 metode :
1. Membahas struktur dan organisasi membran sel
2. Menguraikan metode yang telah digunakan
3. Mengamati proses yang terjadi
4. Memperkenalkan strategi yang akan dikembangkan
Aqu
Air C
NO
Media
G
transport trans
Gula Epith
pa
Asam S
secon
amino me
k ε 0 μF
= [ ]
c mPersamaan
d cm2 berikut mendefinisikan kapasitansi spesifik dari
membran, cm:
di mana κ adalah konstanta dielektrik untuk inti batin membran, ε0 adalah
dielektrik ruang bebas, dan d adalah ketebalan membran. Nilai cm dapat
bervariasi untuk berbagai jenis sel, tetapi biasanya adalah CA. 1,0 μF/cm2.
Kapasitansi membran Total sebanding dengan area permukaan membran
sel. Oleh karena itu, pengukuran eksperimental dari kapasitansi membran
dapat digunakan untuk menghitung luas permukaan membran sel dan
untuk mengontrol perubahannya. Luas permukaan membran sel juga
merupakan faktor penentu penting aktivitas neuron. Sifat listrik membran
sel dapat digunakan untuk memonitor kondisi sel. Berbagai teknik,
termasuk menjepit patch, Electro-Rotation, dan impedansi spektroskopi,
telah diusulkan untuk mengukur kapasitansi membran sel. Hasil studi yang
berbeda difokuskan pada penggunaan pengukuran kapasitansi membran
sel untuk klasifikasi sel tumor diringkas dalam tabel 3,1. Qiao et al. diukur
impedansi dari suspensi sel dan diekstrak sifat listrik sel tunggal. Mereka
mengungkapkan bahwa hasil pengukuran kapasitansi dapat digunakan
untuk membedakan antara sel payudara normal dan kanker.
Metode pendukung transpor
Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
permeabilitas membrane sel, yakni :
1. Elektroporasi
2. Sonoporasi
Active Transport
Transpor aktif adalah proses memindahkan zat terlarut dari daerah
konsentrasi rendah ke tinggi dan membutuhkan energi (ATP)
Porins
a. Saluran beta barel yang terletak di membran luar bakteri, mitokondria dan
kloroplas
b. Contoh protein saluran porin adalah E. coli OmpF
Asam amino hidrofobikidrofil
a. Asam amino yang mengarah ke inti
b. Berisi air yang menyediakan jalan hidrofilik untuk pergerakan ion atau
molekul melintasi membran, tanpa bersentuhan dengan membran
hidrofobik
MRD Protein
Protein MDR adalah protein yang :
Bakteri gram negatif memiliki membrane luar dan dalam. Membran luar untuk
menghalangi ahen berbahaya yang bergantung pada lipopolisakarida (LPS).
Molekul LPS didorong satu demi satu dengan PEZ melintasi jembatan protein
yang menghubungkan membrane dalam dan luar. Membran dalam tersusun atas
fosfolipid dan membrane luar tersusun oleh LPS yaitu glikolipid besar dengan 6
rantai asil lemak dan banyak gula di permukaan sel.
Dilakukan penelitian bahwa LPS ditranspor lewat jembatan protein memerlukan
purified components. Untuk mengamati transfer LPS ke LptC, dilakukan
pemurnian LptBFGC dengan asam amino pBPA. Kompleks tersebut digabungkan
ke liposom dan ada aktivitas ATP. Proteoliposom diinkubasi dengan ATP dalam
variasi waktu.
Hasil: Terdapat peningkatan transport dari LPS ke LptC dengan pengaruh ATP.
LTP dan ATP diperlukan untuk transport antar membran.
Dilakukan pengamatan transfer LPS ke LptA apakah dipengaruhi LptC atau tidak.
Dilakukan pada purified components. Untuk mengamati transfer LPS dan LptC,
dilakukan pemurnian LptBFGC dengan asam amino pBPA. Kompleks digabung
ke liposom dan terdapat aktivitas ATP. Proteoliposom diinkubasi dengan ATP
dengan variasi waktu.
Hasil: Transport LPS ke LptA dipengaruhi oleh LptC. Percobaan pengaruh
konsentrasi ATP terhadap laju transport LPS. ATP rendah akibatkan intensitas
terjadi ikatan silang lebih besar. Dengan ATP tinggi, LPS lebih cepat bergerak
dan kemungkinan pembentukan ikatan silang berkurang. Efisiiensi ikatan silang
dari ligan ke protein akan meningkat seiring dengan waktu keberadaan ligan.
Percobaan memasukkan Pbpa di LptC dan LptD untuk melihat pembentukan
ikatan silang yang diamati dalam waktu yang sama.
Hasil: Pelepasan dari membrane dalam terjadi bersama dengan kedatangan di
LptD.
Jika membrane dalam dan luar proteoliposom dilabeli fluoresensi, maka
fluoresensi hanya dihasilkan di single channel. Bila membrane luar dan dalam
proteoliposom dicampur, maka dengan LptA akan menghasilkan kenaikan jumlah
partikel di dua populasi partikel fluoresensi. Sedangkan yang tanpa Lpt A akan
terdapat dua populasi partikel fluoresensi.
Tujuan akhir dari penelitian adalam mevisualisasikan LptA-dependant dari dalam
dan luar membrane proteoliposism dengan mikroskop konfokal. Keberadaan
jembatan memberikan penjelasan memungkinkan. LptBFGC mengekstrak
molekul LPS dari membrane bagian dalam dan memuatnya ke dalam jembatan.
Lalu molekul LPS baru mendorong molekul yang sudah ada di jembatan menuju
membrane luar. Jutaan molekul LPS harus diangkut selama setiap sesi
pembelahan sel dan gerakan memungkinkan di sepanjang jembatan. Penelitian ini
menghasilkan skema presiksi proteoliposom dengan atau tanpa LptA
KELOMPOK 5 P4
CA2+ INTRASELULER TERLIBAT DALAM MEKANISME
PEMBUKAAN STOMATA AKIBAT PENGARUH AUXIN
PENDAHULUAN
Stomata merupakan bagian pada epidermis organ tumbuhan yang terdiri
dari suatu celah yang dikelilingi oleh sel khusus yang disebut sel penjaga. Stomata
sangat penting bagi tumbuhan karena pori stomata merupakan tempat terjadinya
pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan system ruang antar sel yang berada
pada jaringan mesofil di bawah epidermis. Hal ini menyebabkan stomata sangat
berperan dalam proses transpirasi dan fotosintesis (Moore et al, 1998).
Cahaya, konsentrasi CO2, kelembaban dan hormone tumbuhan merupakan
beberapa factor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata (Kearn
dan Assmann, 1993, Hopkins, 1999). Cahaya menyebabkan membukanya stomata
sedangkan keadaan gelap, peningkatan konsentrasi CO2 dan turunnya kelembaban
menyebabkan menutupnya stomata. Di antara sekian banyak hormone tumbuhan,
ABA (abscisic acid) dan auxin merupakan hormone tumbuhan yang terkenal
mempunyai pengaruh pada pergerakan stomata. ABA menyebabkan menutupnya
stomata sedangkan auxin menyebabkan membukanya stomata (Hopkins, 1999).
Pembahasan
Hormon tumbuhan berperan sebagai pengatur kesetimbangan air melalui
pengaruhnya terhadap gerakan stomata. Auksin IAA dan NAA (buatan)
menginduksi pembukaan stomata tergantung konsentrasinya. Auksin ini
mempengaruhi transport ion yang disebabkan salah satunya oleh perubahan
aktivitas saluran ion.
IAA pada konsentrasi 10 uM sampai 1 mM menstimulasi pembukaan
stomata. Respon stomata terhadap NAA memiliki puncak pada konsentrasi 50
uM. Konsentrasi NAA diatas 50 uM mengakibatkan berkurangnya pembukaan
stomata.
Gerakan stomata dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi Ca2+ internal.
Ruthenium red dan Procaine merupakan zat yang menghambat pengeluaran Ca2+
dari penyimpanan intraseluler. Sedangkan EGTA merupakan zat yang mengkelat
Ca2+, sehingga menurunkan konsentrasi Ca2+.
Dari penelitian ini terlihat Ca2+ terlibat dalam gerakan stomata akibat
pemberian hormon. Hal ini dibuktikan dari menurunnya pembukaan stomata oleh
hormon jika diberikan zat-zat yang mengkelat Ca2+ atau zat-zat yang memblok
saluran ion. Berarti auxin bekerja membuka stomata melalui mekanisme
meningkatnya konsentrasi Ca2+. Dengan dihambatnya pengeluaran Ca2+ dari
penyimpanan seluler maka induksi pembukaan stomata oleh auxin menjadi
terhambat.
KESIMPULAN
Hormon auxin ( contohnya : IAA dan NAA) mempengaruhi gerakan
stomata dengan cara mengiduksi stomata
KELOMPOK 6 P4
THE PLASMA MEMBRANE CA2+ ATPASE AND THE PLASMA
MEMBRANE SODIUM CALCIUM EXCHANGER COOPERATE IN THE
TEGULATION OF CELL CALCIUM
Regulasi dari Ca2+ Channel adalah channel bergerbang ligand dan channel
dengan voltase. Ca2+ juga disimpan dalam reticulum sarkoplasma(SR) pada sel
otot dan dikeluarkan melaui SERCA pump, juga didalam mitokondria yang
regulasi oleh electrophoretic uniporeter.
Stuktur dari PMCA
PMCA adalah famili dari P-ATPases. Srukturnya terdiri dari 10 domain
trasmembran,loop intraseluler besar dan ekor sitoplasma intaseluler carbon dan
amino. Loop sistolik antara 3 dan 2 domain transmembran adalah tranduser.
Yang berisikan dua sisi yang memidiasi aktivasi oleh fosfolipid asam dan satu
dari dua sisi untuk autoinhibitory yang berinteraksi dengan pengikatan domain
calmodulin. Loop sistolik antara 4 dan 5 domain trasmembran adalah katalis ATP.
Domain pengikatan calmodulin terminal karbon adalah peregulai untuk aktivitas
pompa
Isoform dan distribusi pada jaringan
PMCA isoform dasar yaitu PMCA 1, PMCA 2, PMCA3 DAN PMCA 4 yang
mana setiap jaringan mengekspresikan isoform PMCA secara spesifik, walaupun
PMCA 1 dan PMCA 4 banyak diekspresikan di banyak jaringan, PMCA 2 dan 3
ditemukan terbatas pada otak, otot lurik dan kelenjar mamae. PMCA 3 terekspresi
juga pada plexus choroid secara signifikan
Gen pentraskip PMCA adalah 4 gendengan alternatif splicing. Bagain hasil
dari alternatif splicing dinamakan sisi A,B, dan C. Alternatif splicing sis A dan C
muncul pada 3 isoform kecuali PMCA 1. Alternatif splicing sisi B hanya muncul
pada manusia pada PMCA 1 DAN PMCA 4.
Mekanisme fisiologi dan patologi
PMCA pump berada pada banyak sel yang mana merupakan kandidat
molekuler yang dapat memidiasi proses spesifik sel.
PMCA 2 berperan dalam mekanisme pendengaran dengan mempengaruhi
MET (Menchanoelectrical transduction). Mutasi pada PMCA 2 diturunkan.
PMCA 2 mempengaruhi kelenjar mamae yaitu dengan meningkatkan
konsentrasi ca2+ pada air susu
PMCA 4 krusial dalam fertilisasi dengan mempengaruhi permeabilitas
mitikondria yang berfungsi menyediakan ATP pada motil sperma
PCMA 4 juga berfungsi mengontrol NO yg meregulasi eksitasi-kontraksi di
jantung
PCMA berdampak pada banyak penyakit, atherosclerosis, DM, dan juga
berhubungan dengan stress oksidatif pada jaringan, penuaan dan penyakit
neurodegeneratif
Manipulasi genetik
Studi pada tikus yang mengalami perkembangan embrionik menunjukan
dibutuhkan PMCA 3 untuk terjadi gestasi secara normal. Ketiadaan PMCA 1
memiliki efek letal pada embrio dimana PMCA 1 berfungsi dalam perkembangan
embrio awal dan organogenesis. Hilangnya PMCA 4 menyebabkan meningkatnya
apoptosis pada otot halus dan pembuluh darah karena Ca 2+ yang
berlebihan.Ketiadaan PMCA 2 merusak keseimbangan dan pendengaran.PMCA 2
juga berfungsi untuk meningkatkan bercabangan dari saraf motorik spinal.
Studi terbaru menunjukkan PMCA 4 pump diekpresikan secara spesifik pada
miokardium tikus dan pembuluh pada otot halus pada tikus yang memainkan
fungsi dalam modulasi pertumbuhan miokardium dan hipertrofi. Juga meregulasi
peningkatan tekanan pada pembuh darah tepi.
NCX
Karakteristik struktural dan regulatorik
NCX melengkapi ekstruksi Ca2+ menggunakan gradien elektrokimia dari Na+ .
Selama setiap siklus ada 3 ion Na + masuk dan 1 ion Ca2+ dikeluarkan melawan
gradiennya. Sebagai tambahan saat ditransportasikan sitoplasma ion Na+ dan Ca2+
juga berubah secara terus menerus. Tempat ikatan dari Ca 2+ berlokasi di cystolic
loop dan secara regular mengaktifkan NCX
Kerja dari NCX adalah reversibel dan arah dari pergerakan transport ionnya
tergantung sepenuhnya dengan gradien elektrokimia dari Na+ dan Ca2+ dan jumlah
ion yang berikatan kepada molekul dan ditransportasikan. Alur dari Ca 2+
kemungkinan berperan penting dalam regulasi proses eksitasi-kontraksi dengan
mempengaruhi pintu voltage yang mengopreasikan chanel Ca2+ dan dengan
mengubah beban dari SR Ca2+
Topologi membran didasarkan isoform (salah satu NCX yang diprediksi 9
trans-membran α-helikase).ini merupakan contoh gambarnya
Isoform dan Distribusi Jaringan
Keluarga NCX memiliki 5 cabang. Tiga dari itu berhubungan dengan
transport Na+/Ca2+ pada mamalia, : NCX (SLC8 family), NCKX (penukar
Na+/Ca 2+ -K+, keluarga SLC24 ) dan CCX (Ca2+/penukar anion), yang mana
mengandung penukar Na+/Ca2+ - Li+ (NCLX). Keluarga SLC8 mencakup tiga
protein dasar, NCX1, NCX2, dan NCX3, yang dikodekan oleh tiga gen terpisah.
NCX1 awalnya ditandai dan dikloning dari hati, tetapi ekspresinya hampir di
mana-mana, dengan kadar tinggi di otak dan ginjal. NCX2 dan NCX3
diekspresikan secara selektif di otak dan otot rangka, dan dalam beberapa populasi
neuron, masing-masing. NCX1 adalah anggota keluarga yang ekspresinya
dikontrol oleh promotor alternatif secara spesifik berdasarkan faktor jaringan dan
faktor transkripsi. Salah satunya khusus untuk ginjal, khusus untuk hati, dan
jaringan lainnya
Peran dalam Fisiologi dan Patologi
NCX 1 dikloning dari hati namun ekspresinya atau fungsinya dilakukan di
hampir semua bagian tubuh terutama di otak dan ginjal
NCX 2 dan NCX 3 diekspresikan di otak dan otot rangka dan untuk
melakukan kerjanya mereka melakukan down regulation atau up regulation
NCX 2 melakukan down regulation saat transkripsi di granulosa cerebellar
NCX 3 bisa dibelah atau dipecah sebagai jalan alternatif untuk
membangkitkan berbagai macam sistoplasma yang berhubungan dengan NCX 1 .
Selain itu model neuroblastoma dari NCX 3 dihasilkan oleh Ca 2+ melalui
transkripsi repressor yang dinamakan DREAM
Manipulasi genetik
Beberapa tahun terakhir, beberapa tikus knockout NCX telah dihasilkan.
Tikus NCX1 KO homozigot tidak vital dan mati selama proses perkembangan
embrio, mungkin karena gagal jantung. Namun, spesifik jantung NCX1 tidak
mematikan. Tikus NCX1 KO jantung spesifik mengalami penurunan fungsi
jantung dan berujung pada hipertrofi jantung terjadi pada usia tua.
Tikus NCX2 KO menunjukkan kerusakan pada beberapa hipokampus dan
kemampuan mengingat
Tikus yang tidak memiliki gen NCX3 sangat nampak jelas pada cerebellum
dan sistem saraf tepi, yang mana menunjukkan berkurangnya aktivitas motorik
dan melemahnya otot tungkai depan