Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan yang sampai saat ini belum dapat teratasi snagat mempengaruhi
keadaan penduduk di suatu negara. Salah satu dampak dari kemiskinan yaitu dengan
munculnya tunawisma (homeless). Tunawisma tidak saja merupakan penyakitm namun
merupakan suatu kehidupan yang dijadikan permasalahan bagi pemerintah karena
tunawisma tersebut dapat meresahkan dan mengganggu kesejahteraan di suatu negara.
Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memiliki
penyakit kronis baik fisik ataupun psikologisnya. Program Rehabilitasi Individu adalah
program yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan
psikologis, dan pencegahan penyakit.Seseorang berada di pusat rehabilitasi karena
memiliki suatu penyebab yaitu adanya masalah sosial, masalah psikologis, dan masalah
drug abuse. Masalah – masalah yang berkaitan ini biasanya pengguna narkoba, trauma
pada korban kekerasan dan penderita kanker payudara. Dengan prinsip utama bahwa
rehabilitasi tersebut dalam upaya melakukan pemulihan terhadap korban secara
komprehensif (baik medis maupun sosial) dan dalam prinsip untuk memanusiakan-
manusia.
Pemerintah telah mendirikan beberapa pusat rehabilitasi yang dapat membantu
orang – orang yang perlu rehabilitasi diantaranya yaitu pusat rehabilitasi pengguna
narkoba dan pusat rehabiltasi PSK. Namun sebagian upaya pusat rehabiltasi pun dinilai
masih banyak memiliki kelemahan. Seperti kelemahan dari upaya rehabilitasi PSK itu
adalah kurang sesuai dengan kebutuhan pekerja seks, pekerja seks yg telah menjalani
rehabilitasi ternyata tidak menggunakan keterampilan yang di dapatkan..

B. Rumusan Masalah
Sebut dan jelaskan macam-macam masalah kesehatan perempuan!

C. Tujuan
Untuk mengetahui apa saja masalah kesehatan yang dialami perempuan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

ISU-ISU KESEHATAN PEREMPUAN


Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan
dewasa. Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21
tahun disebut juga dengan anak gadis. Perempuan yang memiliki organ reproduksi yang
baik akan memiliki kemampuan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui.
Sejak zaman dulu perempuan sering diberlakukan nista diseluruh penjuru dunia
dalam sejarah. Perempuan dianggap sebagai makhluk pelengkap dimana hak dan
kewajiban, terlebih lagi peradabannya diatur dan ditentukan oleh laki-laki.
Sosial wanita adalah suatu fenomena gambaran yang terjadi pada saat sekarang
ini.Kenyataanya adalah diskriminasi atau ketidakadilan.Wanita adalah sebutan yang
digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin betina. lawan jenis dari wanita
adalah pria.

Macam-macam Isu Kesehatan Perempuan:


1. Homeless
Tuna wisma (Homeless) adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak
sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta juga bisa
dikatakan tunawisma orang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap. Berdasarkan
berbagai alasan harus tinggal di bawah kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan,
pinggir sungai, stasiun atau berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan menjalankan
kehidupan sehari-hari.
Gelandanganadalah istilah dengan konotasi negatif yang ditujukan kepada orang-
orang yang mengalami keadaan tuna wisma.Sebagai pembatas wilayah dan milik
pribadi, tuna wisma sering menggunakan lembaran kardus, lembaran seng atau
aluminium, lembaran plastik, selimut, kereta dorong pasar swalayan, atau tenda sesuai
dengan keadaan geografis dan negara tuna wisma berada. Untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari sering kali hidup dari belas kasihan orang lain atau sebagai pemulung.

2
1. Jenis-jenis Tuna Wisma
a. Tuna wisma absolut
Mereka yang benar-benar tidak memiliki rumah dan menjadi penghuni kolong
jembatan, emperan gedung, dan sebagainya.
b. Tuna wisma relatif
Mereka yang tidak mampu membeli rumah atau membangun rumah, tapi
masih bisa menyewa (kontrak).

2. Penyebab adanya Tuna Wisma


a. Faktor Ekonomi
Kemiskinan merupakan alasan utama seseorang atau kelompok menjadi tuna
wisma. Pendidikan yang sulit dijangkau menyebabkan seseorang tidak dapat
bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang makin hari harga-harga
kebutuhan semakin melambung.Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja
sulit apalagi untuk memabangun rumah.
b. Faktor Pendidikan
Seperti telah dibahas di atas, sangat jelas korelasi antara faktor ekonomi dan
pendidikan. Semakin rendah tingkat pendidikan semakin sulit mencari
pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini berpotensi dan mengarah
pada kemisikinan.
c. Faktor Budaya
Tidak semua tuna wisma itu tidak memiliki rumah. Di negara-negara maju,
ada orang yang memutuskan menjadi tuna wisma bukan karena kemisikinan
atau tidak memiliki uang, tetapi ingin bebas dari keluarga atau tanggung
jawab.

3
Alasan Wanita Menjadi Homeless
Ada beberapa alasan yang menjadikan seorang wanita memilih untuk menjalani
hidupnya sebagai seorang tunawisma. Mulai dari permasalahan psikologis,
kerenggangan hubungan dengan keluarga atau keinginan untuk hidup beas. Namun
kegagalah yang paling umum adalah kegagalan para perantau dalam mencari pekerjaan,
Tunawisma menghadaoi banyak masalah di luar kurangnya rumah yang aman
dan cocok. Mereka sering dihadapkan dengan kerugian sosial yang juga mengurangi
akses dan pelayanan publik swasta dan akses dikurangi menjadi kebutuhan penting
seperti:
a. Berkurangnya akses kesehatan.
b. Terbatasnya akses terhadap pendidikan
c. Peningkatan risiko menderita dari kekerasan dan pelecehan
d. Umum penolakan atau diskriminasi dari orang lain
e. Tidak dilihat sebagai orang yang cocok untuk bekerja

Bagaimana cara menanggulangi Tuna Wisma


a. Dengan pemberantasan kemiskinan.
b. Terciptanya lapangan kerja yang memadai.
c. Menyediakan sarana pemukiman dan perumahan yang layakdan
memadai bagi masyarakat, tanpa harus menjauhkan dari sumber
penghidupan sehari-hari.
d. Komunikasi yang baik, saling menghargai, menghormati dan
menyayangi antar anggota keluarga.
e. Pemberian subsidi bagi masyarakat miskin.

4
2. Wanita di Pusat Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita kepada
masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna
untuk dirinya dan masyarakat. Trehabilitasi terdiri dari:
a. Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal mungkin,
misalnya seorang wanita yang terkena tindak kekerasan dalam rumah tangga
seperti wajahnya tersiram air keras, maka wanita tersebut harus diberikan
pengobatan yang secepatnya baik pada wajah atau anggota tubuh lainnya
agara wanita tersebut dapat kembali ke tengah masyarakat dan tidak merasa
malu akibat luka yang ditimbulkan tersebut.
b. Rahabilitas Mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan sosial secara memuaskan, misalnya seorang wanita yang
mengkonsumsi zat/obat-obat terlarang, maka wanita tersebut akan mengalami
dampak buruk dari mengkonsumsi zat/obat-obatan terlarang tersebut
diantaranya emosi labil, moral rusak yang akan membuat wanita tersebut
menjadi rendah diri dan merasa dikucilkan. Agar wanita tersebut tidak merasa
rendah diri, dikucilkan dan dapat kembali ke keadaan sehat seperti semula dan
dapat berhubungan atau bersosialisasi dengan masyarakat maka wanita
tersebut harus mendapatkan bimbingan secara langsung dan diberi penguatan
langsung oleh ahli psikolog atau wanita tersebut dimasukkan ke pusat
rehabilitasi.
c. Rehabilitasi Sosial Vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan dalam masyarakat
dengan kapasitas kerja yang semaksimal sesuai dengan kemampuan dan
ketidakmampuannya.
d. Rehabilitas Aestetis
Yaitu untuk mengembalikan rasa keindahan walaupun kadang-kadang fungsi
dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan, misalnya penggunaan
mata palsu, operasi wajah pada penderita yang mengalami kerusakan pada

5
wajahnya akibat tindak kekerasan, operasi vagina pada wanita yang telah
berkeluarga dan tetap menjaga keharmonisan keluarganya.

3. Pekerja Seks Komersial


Pekerja Seks Komersial (PSK) atau wanita tuna susila atau disebut juga pelacur
adalah perempuan yang menyerahkan badannya untuk berbuat cabul.
Pelacuran atau prostitusi adalah peristiwa penjualan diri dengan jalan
menjualbelikan badan, kehormatan dan kepribadian kepada banyak orang untuk
memuaskan napsu seks dengan imbalan atau bayaran.

 Faktor Penyebab:
a. Tidak adanya undang-undang yang melarang pelacuran, juga tidak adanya
larangan-larangan terhadap orang-orang yang melakukan pelacuran
b. Adanya keinginan dan dorongan manusia untuk menyalurkan kebutuhan seks,
khususnya diluar ikatan perkawinan
c. Memberontak terhadap otoritas orang tua
d. Adanya kebutuhan seks yang normal akan tetapi tidak dapat dipuaskan oleh
pihak suami misalkan karena suatu impoten
e. Ajakan teman-teman sekampung atau sekota yang sudah terjun lebih dahulu
dalam dunia pelacuran
f. Dekadensi moral, merosotnya normanorma susila dan keagamaan pada saat
orang mengenyam kesejahteraan hidup dan memutar balikkan nilai-nilai
pernikahan sejati

 Masalah Kesehatan PSK


Karena pekerjaanya, pekerja seks mempunyai resiko tinggi untuk terkena
penularan infeksi PMS dan HIV/AIDS dibandingkan wanita lain.Resiko lebih
meningkat karena pekerja seks berpenghasilan kecil dan dia harus melayani lebih
banyak pelanggan lagi setiap harinya. Dia mungkin ingin menggunakan perlindungan,
tetapi pria yang merasa membayarnya akan merasa keberatan. Mereka akan menuntut
seks di vagina atau anus tetapi menolak menggunakan kondom. Mereka mungkin akan
cenderung bertindak kekerasan bila wanita tersebut menolak untuk melayani hubungan

6
tanpa perlindungan.Bila wanita pekerja seks juga kecanduan obat-obatan terlarang,
kebutuhan akan obat-obatan akan membuat wanita tersebut bersedia melayani hubungan
tanpa perlindungan karena didesak kebutuhan uang atau obat-obatn, dan lebih kecil
kemungkinan untuk bisa melindungi diri sendiri.
Pada setiap wanita, bila pekerja seks tertular PMS,maka bisa mengakibatkan
kemandulan atau kanker cervix. Infeksi dengan PMS seperti ; syphilis, gonorrhea,
herpes atau Chlamydia akan meningkatkan resiko tertular HIV/AIDS. Resiko akan
lebih besar lagi pada gadis-gadis usia muda. Karena alat genetalia mereka belum
matang,sehingga dapat menimbulkan luka selama hubungan seksual.Banyak pekerja
seks yang tidak mengetahui atau mendapatkan informasi yang cukup tentang PMS, atau
tentang bagaimana cara pencegahannya. Informasi dan pelayanan kesehatan sering tidak
tersedia bagi pekerja seks karena karena sebagian besar orang mempunyai anggapan
yang buruk terhadap mereka.bila pekerja seks pergi ke puskesmas untuk meminta
pertolongan, mereka mungkin akan menerima perlakuan kasar atau bahkan ditolak tidak
mendapatkan pelayanan kesehatan.

4. Drug Abuse
Drug Abuse adalah penyalahgunaan obat-obatan terlarang, misalnya penggunaan
narkotika. Narkotika berasal dari bahasa Yunani,Narkoun yang berarti membuat lumpuh
atau mati rasa.
Menurut Undang-undang R.I No.22/ 1997 narkotika ditetapkan sebagai zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik buatan maupun semi buatan
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi atau
menghilangkan nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan atau kecanduan.

a. Latar belakang seseorang menggunakan narkotika.


1. Faktor individu
Seperti kurang percaya diri, kurang tekun dan cepat merasa bosan, cemas
atau persepsi hidup yang tidak realistis. Juga kadang-kadang dipakai
sebagai simbol keperkasaan atau kemoderenan disamping penghayatan
kehidupan beragama sangat kurang.

7
2. Faktor lingkungan
Seperti mudah diperolehnya narkoba, hubungan antara keluarga tidak
efektif dan harmonis disertai kondisi sekolah yang tidak tertib dan
berteman dengan pengguna narkotika.Seseorang dapat mengalami
ketergantungan bila memakai narkotika dan dapat berupa ketergantungan
fisik dan psikis ketergantungan fisik. Ditimbulkan akibat adaptasi susunan
saraf tubuh (neurobiologis).
b. Konsep pembinaan terapi dan rehabilitasi
1. Terapi medis
2. Rehabilitasi social
3. Rehabilitasi mental
4. Terapi agama
c. Penanggulangan Drug Abuse
1. Menyediakan informasi dan materi KIE.
2. Mendidik peer educator serta melakukan kegiatan peer education secepatnya
untuk memberikan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi pada
para remaja.
3. Meningkatkan peranan guru dan orang tua sebagai sumber informasi tentang
kesehatan reproduksi.
4. Menjalin kerjasama dengan stasiun televisi untuk membuat paket acara yang
berisi informasi tentang kesehatan reproduksi remaja.
5. Menjalin kerjasama dengan majalah lokal dan stasiun radio lokal yang paling
populer untuk menyebarkan informasi tentang masalah kesehatan reproduksi
remaja.
6. Perlu segera meningkatkan pengenalan guna memperluas jaringan pelayanan
Pusat Pelayanan Remaja (PPR).
7. Mendirikan lokasi pusat pelayanan remaja dilokasi yang strategis dan mudah
dijangkau.
8. Melengkapi Pusat Pelayanan Remaja.
9. Menjalin kerjasama dengan rumah sakit agar dapat memberikan rujukan bagi
remaja.

8
5. Pendidikan
Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena tingkat
pendidikan yang tinggi maka mereka dapat meningkatkan taraf hidup, membuat
keputusan yang menyangkut masalah kesehatan mereka sediri.
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dimiliki oleh semua orang.
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses memperoleh ilmu dan pengetahuan.
Pendidikan ini dapat dicapai dengan cara formal maupun non-formal. Cara formal
diantaranya dengan mengikuti progra-program seperti sekolah atau kursus, sedangkan
cara non-formal yaitu dengan membaca buku-buku atau mengikuti seminar dan
penyuluhan yang diadakan oleh berbagai macam pihak. Kesehatan adalah keadaan
sempurna baik fisik, mental, sosial maupun ekonomi. Faktor keturunan sangat
mempengaruhi kesehatan seseorang, khususnya ibu. Ibu adalah faktor utama dalam
mewariskan kesehatan bagi anak-anaknya.
Tujuan utama pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan
pribadi-pribadi berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia, serta membangun generasi
mendatang dengan seperangkat intelektualitas, moralitas dan spiritualitas yang
memadai.Pendidikan seperti diungkapkan para pakar, sejatinya merupakan sarana
pembentukkan manusia sempurna yang mengedepankan penghargaan terhadap nilai-
nilai kemanusiaan, kebenaran dan keadilan.
Prinsip Pendidikan Kesehatan:
1. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan
kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat
mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.
2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang
kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang
dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.
3. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah
lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

9
6. Upah
Upah adalah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberi kerja kepada
penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan berfungsi
sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi.
Upah dinilai atau dinyatakan dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu
persetujuan, undang-undang dan peraturan serta dibayarkan atas dasar suatu perjanjian
kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja.
Penghasilan perempuan meningkat, maka pola pemenuhan kebutuhan akan
bergeser, dari pemenuhan kebutuhan pokok saja menjadi pemenuhan kebutuhan lain,
khususnya peningkatan kesehatan perempuan.
a. Faktor penentu tingkat upah yaitu :
 Faktor internal. Meliputi jam kerja dan lamanya bekerja.
 Faktor eksternal. Meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan.
Menurut analisis gender, perbedaan tingkat upah antara pria dan wanita
disebabkan oleh peran ganda itu sendiri yang menimbulkan masalah ketidakadilan dari
peran dan perbedaan gender tersebut. Berbagai manivestasi ketidakadilan yang
ditimbulkan dengan adanya asumsi gender, seperti :
1. Terjadinya marganalisasi ( pemikiran ekonomi terhadap kaum wanita)meskipun
tidak setiap marginalisasi disebabkan oleh kertidakadilan gendernamun yang
dipersoalkan oleh analisis gender adalah marganalisasi yangdisebabkan oleh
perbedaan gender.
2. Terjadinya subordinasi pada salah satu jenis seks yang umumnya pada kaum
wanita. Bentuk dan mekanisme dari proses subordinasi tersebut dari waktu
kewaktu berbeda. Seperti anggapan bahwa wanita hanya
mengandalkanketrampilan alami (sifat alamiah wanita : kepatuhan, kesetiaan,
ketelitian danketekunan serta tangan yang terampil, menyebabkan perempuan
dilihat sebagaidiskriminasiupah dan diskriminasi pekerjaan.

10
Ada dua situasi yang memang terkait, tetapi bisa dibedakan satu dengan yang
lainnya, yakni diskriminasi upah dan diskriminasi pekerjaan.
1. Diskriminasi upah merupakan pembedaan upah buruh pada pekerjaan,
kualifikasi, jam kerja, kinerja, serta kondisi lain yang semuanya sama.
2. Diskriminasi pekerjaan tidak mengenal pembedaan upah antara laki-laki
dan perempuan untuk pekerjaan sama, tetapi membatasi akses perempuan
pada pekerjaan terentu lebih spesifik lagi, perempuan hanya diberi akses
untuk pekerjaan marjinal yang upahnya lebih rendah.

Ada beberapa alasan perusahaan melakukan diskriminasi pekerjaan, yaitu:


1. Prasangka pekerjaan tertentu bisa dilakukan laki-laki atau perempuan hanya
laki-laki yang lakukan kerja tertentu. (dapat dilihat di lowongan pekerjaan media
massa)
2. Peraturan tentang hak pekerjaan perempuan, sehingga menganggap pekerjaan
perempuan dianggap ”merugikan” perusahaan.Contoh; aturan tentang cuti,
khususnya cuti haid dan cuti melahirkan. Di satu sisi, peraturan ini positif,
karena sangat melindungi pekerja perempuan terkait dengan fungsi
reproduksinya.
3. Pada tingkat pendidikan, jam kerja, umur dan daerah yang sama, secara statistik
terbukti buruh perempuan menerima upah lebih rendah daripada laki-laki. Di
Indonesia saat ini jenis diskriminasi (upah dan pekerjaan sekaligus bagi buruh
perempuan).

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin
betina.Lawan jenis dari wanita adalah pria. Wanita adalah kata yang umum digunakan
untuk menggambarkan perempuan dewasa.
Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memilki
penyakit kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya. Program Rehabilitasi individu
adalah program yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan
psikologis, dan pencegahan penyakit.
Upaya Rehabilitasi yang dilakukan meliputi :
a. Bimbingan agama
b. Bimbingan sosial.
c. Latihan keterampilan.
d. Pendidikan kesehatan.
e. Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.

B. Saran
Hendaklah kita sebagai masyarakat khususnya tenaga kesehatan dapat membantu
dalam menangani masalah – masalah pada pasien yang ada di pusat rehabilitasi. Agar
mereka dapat sembuh dari penyakitnya dan cepat kembali ke lingkungan tempat mereka
tinggal, tidak merasa canggung terhadap masyarakat yang lainnya.
Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah
ini.Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

12

Anda mungkin juga menyukai