A.Struktur
Nama kimianya adalah "4 - (2-aminoethyl) benzen-1 ,2-diol" dan singkatan adalah "DA."
B.Fungsi
Dopamin memiliki banyak fungsi di otak, termasuk peran penting dalam perilaku dan
kognisi, gerakan dopamin, motivasi dan penghargaan, penghambatan produksi prolaktin
(yang terlibat dalam laktasi), tidur, mood, perhatian, dan belajar. Neuron dopaminergik
(yaitu, neuron yang utama adalah neurotransmitter dopamin) yang hadir terutama di
daerah tegmental ventral (VTA) dari otak tengah, substantia nigra pars kompakta, dan
nukleus arkuata dari hipotalamus.1
C.Jalur Metabolisme
· Defisit behavioral yang dinyatakan dalam suatu simptom negatif berupa penurunan
aktivitas motorik. Aktivitas yang berlebihan dari system glutamat yang bersifat
eksitotoksik pada system saraf (burn out) yang kemudian berlanjut menjadi suatu proses
degenerasi di mesokortikal jalur dopamin. Ini akan memperberat simptom negatif dan
meningkatkan defisit yang telah terjadi pada penderita skizofrenia.
· Hal tersebut dapat diatasi dengan pemberian obat antipsikotik atipikal (antipsikotik
generasi kedua) pada penderita skizofrenia. Antipsikotik jalur kedua menyebabkan
dopamine di jalur mesolimbik menurun tetapi dopamin yang berada di jalur mesokorteks
meningkat.
· Nukleus akumbens adalah bagian dari sistem limbik yang mempunyai peranan
untuk mempengaruhi perilaku, seperti pleasurable sensation (sensasi yang
menyenangkan), powerful euphoria pada individu yang memiliki waham, halusinasi serta
pengguna zat.
D.Target Organ
v Sistem pertama, yang paling terkait dengan perilaku adalah mesolimbik-mesokortikal,
yang berawal dari badan-badan sel dekat substantia nigra menuju sistem limbik dan
neokorteks.
v Sistem yang kedua, alur nigrostriatal, terdiri dari neuron-neuron yang berawal dari
substantia nigra ke nukleus kaudatus dan putamen; yang berperan dalam koordinasi
pergerakan di bawah kesadaran.
Dopamin ini umumnya terkait dengan sistem kesenangan otak, memberikan perasaan
senang dan sumber motivasi seseorang secara proaktif untuk melakukan kegiatan
tertentu. Dopamin dilepaskan (terutama dari daerah seperti nukleus akumbens dan
korteks prefrontal) yang mana secara alami bertanggungjawab terhadap pengalaman
berharga seperti makanan, seks, obat-obatan, dan netral rangsangan yang menjadi terkait
dengan mereka.1
Kekurangan dopamine di dalam tubuh dapat menyebabkan stress, gangguan pola tidur,
nafsu makan menurun, serta gangguan seksual, mood, dan susunan saraf pusat.
Depresi
Gejala-gejala depresi pada seseorang meliputi kehilangan rasa senang, merasa tidak
memiliki tenaga dan menjadi apati (lebih pasif).
Timbul rasa tidak nyaman pada kaki saat tidak beraktivitas, kemudia menghilang dengan
pergerakan, gejala dirasakan lebih berat saat sore hari. Pada sindrom ini timbul gerakan
kaki yang tidak disadari saat tidur.
Gangguan fokus dan ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder)
Kadar dopamine yang rendah menyebabkan gangguan berpikir, berkonsentrasi dan fokus.
ADHD merupakan suatu kelainan yang umumnya terjadi pada anak kecil dimana terdapat
gangguan berkonsentrasi dan sangat hiperaktif.
Kadar dopamine yang berlebihan juga tidak baik bagi tubuh dan menyebabkan beberapa
gangguan. Gangguan yang dapat timbul antara lain:
Perilaku yang timbul akibat dopamine berlebih adalah gelisah, psikosis, kecanduan,
agresif, dan suka mengambil risiko seperti berjudi.
Skizofrenia
Pemakaian obat terlarang jenis tertentu dapat menyebabkan peningkatan dopamine. Bila
obat dihentikan dan kadar dopamine menurun, akan timbul gangguan mood (manik dan
depresi). Gejala putus obat ini yang menyebabkan seseorang sulit lepas dari kecanduan 3
Referensi :
1. http://www.news-medical.net/health/Dopamine-Biochemistry.aspx
2 Benhard Rudyanto Sinaga, Skizofrenia & Diagnosis Banding; Balai Penerbit FKUI
Jakarta; 2007
3.Parkinson’s disease and related disorders. In: Longo DL, Kasper DL, Jameson JL,
Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, editors. Harrison’s principles of internal medicine. 18th
ed. New York: McGraw-Hill; 2012.
SEROTONIN
1. Struktur
2. Fungsi
Fungsi utama serotonin yaitu dalam pengaturan tidur, bangun, libido, nafsu
makan, perasaan, mengatur status mood, agresi persepsi nyeri, koordinasi dan
penilaian.
3. Jalur metabolisme
Setelah terjadinya hidroksilasi triptifan menjadi 5-hidroksitriptofan oleh tirosin
hidroksilase di hati, dekarboksilasi selanjutnya menghasilkan serotonin (5-
hidroksitriptamin). Katabolisme serotonin diawali oleh deaminasi oksidatif
menjadi 5-hidroksiindol-3-asetat yang dikatalisis oleh monoamine oksidase.
Serotonin dan 5-metoksitriptamin dimetabolisme menjadi asam-asam turunannya
dan monoamine oksidase. Nasetilasi serotonin, yang diikuti oleh O-metilasi di
korpus pineale, membentuk melatonin.melatonin dalam darah di serap oleh
semua jaringan termasuk otak, tetapi cept dimetabolisme melalui hidroksilasi
diikuti oleh konjugasi dengan sulfat atau dengan glukonat.
4. Target organ
Hipotalamus, thalamus, sistem limbic, korteks serebral, serebellum, medulla
spinalis.
GLUTAMAT
Struktur : O
COO--CH-CH2-CH2-C
NH3+ O-
Fungsi :
Jalur Metabolisme :
Target organ :
-Sel saraf
Efek pada tubuh :
Merusak keseimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak
Penyakit :
-epilepsi
a. Struktur
GABA adalah nama singkatan salah satu jenis asam amino yang bernama Gamma-
Amino Butyric Acid atau ditulis sebagai g-asam amino. Zat ini tersebar luas di alam
tidak hanya pada binatang tetapi juga pada tumbuhan. Zat ini terdapat di dalam otak
dan spinal (tulang belakang) berperan sebagai zat neurotransmitter dan merupakan
zat neurotransmitter yang bersifat merangsang, GABA adalah zat neurotransmitter
yang bersifat menekan/menahan. Orang-orang masa kini yang banyak hidup dalam
stress, pelepasan asam glutamine\dalam otaknya semakin bertambah dan apabila
menjadi terlalu banyak maka syaraf akan selalu dalam kondisi tegang serta
dipandang membahayakan fisik. Salah satu perwujudannya adalah kenaikan tekanan
darah.
b. Fungsi
-aminobutirat (GABA) berfungsi dijaringan otak sebagai neurotransmiter
inhibitorik dengan mengubah perbedaan potensial membran. Fungsi Utama adalah
menurunkan arousal dan mengurangi agresi, kecemasan dan aktif dalam fungsi
eksitasi.
c. Jalur metabolisme
Zat ini dibentuk melalui dekarboksilasi L-Glutamat, suatu reaksi yang dikatalis oleh
L-glutamat dekarboksilase. Transaminasi - aminobutirat membentuk suksinat
semialdehida yang kemudian dapat mengalami reduksi menjadi -hidroksibutirat,
dalam reaksi yang dikatalis oleh L-laktat dehidrogenase, atau oksidasi menjadi
suksinat kemudian melalui siklus asam sitrat menjadi CO2 dan H2O. Suatu kelainan
genetik yang langkah pada metabolisme GABA adalah kelainan GABA
Aminotransferase, yakni suatu enzim yang ikut serta dalam katabolisme GABA
setelah pelepasan pascasinaps di jaringan otak. Defek suksinat semialdehida
dehidrogenase merupakan penyebab gangguan metabolik jarang lainnya pada
katabolisme -aminobutirat yang ditandai oleh asiduria 4-hidroksibutirat.
d. Target Organ
Adapun lokasi dari -aminobutirat yaitu :
1. Serebellum
2. Korteks serebri
3. Neuron perantara inhibisi prasinaps
4. retina
e. Efek pada tubuh
GABA adalah bahan kimia yang dibuat di otak. GABA diminum untuk
menghilangkan kecemasan, meningkatkan mood, mengurangi gejala sindrom
pramenstruasi (PMS), dan mengobati gangguan perhatian defisit hiperaktif (ADHD).
Hal ini juga digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan otot, membakar lemak,
menstabilkan tekanan darah, dan mengurangi rasa sakit. GABA digunakan di bawah
lidah untuk meningkatkan rasa kesejahteraan, mengurangi cedera, meningkatkan
toleransi latihan, penurunan lemak tubuh, dan meningkatkan berat badan ramping.
f. Penyakit yang berkaitan
GABA terdapat dalam kadar yang tinggi pada berbagai Defisiensi GABA dapat
menyebabkan pikiran terhalusinasi, delusional, histeria, emosional, hipotonia,
ataksia, keterbelakangan mental, dan peningkatan rasio asam 4-OH-butirat di dalam
urin.
a. Epilepsi
Gamma Amino Butyric Acid (GABA) atau peningkatan neurotransmiter
eksitatori seperti glutamat menyebabkan aktivitas neuron tidak normal.
Neurotransmiter eksitatori (aktivitas pemicu kejang) yaitu, glutamat, aspartat,
asetil kolin, norepinefrin, histamin, faktor pelepas kortikotripin, purin, peptida,
sitokin dan hormon steroid. Neurotransmiter inhibitori (aktivitas menghambat
neuron) yaitu, dopamin dan Gamma Amino Butyric Acid (GABA). Serangan
kejang juga diakibatkan oleh abnormalitas konduksi kalium, kerusakan kanal
ion, dan defisiensi ATPase yang berkaitan dengan transport ion, dapat
menyebabkan ketidak stabilan membran neuron.
b. Skizofrenia
Dalam studi dasar, pengurangan GABAergic kepadatan neuronal dan kelainan
pada reseptor dan situs reuptake telah diidentifikasi dalam beberapa sistem
GABA kortikal dan subkortikal. Sebuah model telah dikembangkan
menunjukkan peran GABA (termasuk interaksi GABA-dopamin) dalam
skizofrenia. Dalam beberapa studi klinis, penggunaan agonis GABA ajuvan
dikaitkan dengan peningkatan yang lebih besar dalam gejala skizofrenia inti
c. Gangguan ansietas
Saraf mengandung gamma-amino butyric acid (GABA) merupakan sistem
inhibisi utama di otak. Ia menurunkan aktivitas neuron lain termasuk neuron
monoamin. Obat yang meningkatkan fungsi GABA (barbiturat dan
benzodiazepin) merupakan anxiolitik yang poten. Benzodiazepin, bekerja
melalui reseptor yang berada di lobus limbik dan neurokorteks, memodulasi
reseptor GABA-A postsinaps sehingga meningkatkan efek GABA.
Referensi :
ASETILKOLIN
Struktur : CH3
-O-CH2-CH2-N+ CH3
CH3
Fungsi :
-Regulasi mood
-Memori
-Rasa Haus
-Perilaku
-Tonus Otot
Jalur Metabolisme :
4. Ach yang lepas berdesposisi dengan cepat melintas celah sinaps menuju ke dalam
reseptor yang berada di dalam lipat sambungan
Jika 2 mol Ach berikatan dengan reseptor, reseptor akan menjadi berubah bentuk dengan
cara membuka saluran di dalamnya sehingga menyebabkan fleksus kalion melintas
membran. Masuknya ion Na+ akan menyebabkan kontraksi otot
6. Daur ulang kolin ke dalam terminal saraf, tempat protein tersebut dapat kembali
digunakan untuk sintesa Ach kembali.
Penyakit :
-Alzheimer
-Gangguan memori
-Anxiesta
-Depresi
Target Organ :
1. Basalis Ganglia
2. Korteks Motorik
EPINEFRIN
tersusun dari asam amino tirosin pada sel-sel saraf tertentu dan dalam medulla
adrenal.
1. Struktur kimia
2. Jalur metabolisme
Derivat: Tyrosine
Jalur metabolisme
Gejala berlebihan: Anxietas, kesiagaan berlebih, penurunan rasa awas, paranoia, kurang
nafsu makan, dan paranoid.
Referensi: http://themedicalbiochemistrypage.org/nerves.php
HISTAMIN
e. efek pada tubuh: 1. Histamin dilepaskan sebagai neurontransmitter, sel tubuh dari
histaminergics, neuron yang melepaskan histamin terdapat di
posterior hipotalamus dalam berbagai inti tuberomammilary.
Kemudian ke korteks. Histaminergic untuk memodulasi tidur.
Demikian juga, jika tterjadi kerusakan neuron yang melepaskan
histamin atau penghambatan sintesis histamin menyebabkan
ketidakmampuan untuk mempertahankan kewaspadaan .
Akhirnya antagonis reseptor H3 meningkatkan terjaga.
2. efek supresif: selain memiliki efek stimulasi, histamin juga
memiliki penekan yang melindungi terhadap kerentanan terhadap
kerjang, supersensivitas denervasi, lesi iskemik dan stres.
f. penyakit : skizofrenia: metabolit histamin meningkat dalam cairan
serebrospinal penderita skizofrenia sedangkan efisiensi H1
reseptor mengikat sudah menurun. Banyak obat memiliki efek
menignkatkan omset histamine
GLISIN
A. Struktur
H-CH-COO-
NH3+
B. Fungsi
1. Sebagai neurotransmiter inhibitor bersama GABA dan taurin pada sistem
saraf pusat terutama medulla spinalis, menghambat sintesis glutamin,
merangsang pelepasan hormon pertumbuhan, membantu perkembangan dan
pertumbuhan otot dan penyembuhan luka.
C. Jalur Metabolisme
Jalur degradasi glisin di bagi menjadi 3 tahap :
1. Tahap 1
Tahap ini di katalis oleh glysin cleavage enzyme yang merupakan kompleks
multienzim dengan komponen P,H,T, dan L . reaksi keseluruhannya bersifat
reversibel mengkonversi glisin menjadi CO2 dan NH4+ dengan carbon kedua
dari glisin di ambil oleh tetrahidrofolate untuk membentuk N5, N 10-
methyleenetetrahydrofolate. Tahap ini tidak masuk kedalam siklus TCA.
2. Tahap 2
Pada tahap 2, glisin di konversi menjadi serine dengan adanya enzime serine
hydromethyl transferase. Selanjutnya aserine akan di konversi menjadi
piruvat oleh serine dehidratase.
3. Tahap 3
Tahap ke tiga yaitu glisin di konversi menjadi glioksilat oleh D-amino acid
oxidase, kemudian di oksidasi menjadi oksalat oleh laktat dehidrogenase.
D. Target Organ
1. Medulla Spinalis
2. Batang Otak
3. Retina