Disusun oleh:
NURUL WAHIDA Y. ABBAS
NPM. 09401711022
Konsulen
dr. YAZZIT MAHRI, Sp. KJ, M. Kes
Pada tahun 1990, ditemukan Klozapin yang dikenal sebagai generasi pertama
antipsikotik golongan atipikal. Disebut atipikal karena golongan obat ini sedikit
menyebabkan reaksi ekstrapiramidal (EPS = extrapyramidal symptom) yang umum
terjadi pada obat antipsikotik tipikal yang ditemukan lebih dahulu. Sejak ditemukan
Klozapin, pengembangan obat baru golongan atipikal ini terus dilakukan. Hal ini
terlihat dengan ditemukannya obat baru yaitu Risperidon, Olanzapine, Zotepin,
Ziprasidon dan lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Antipsikotik
Obat yang digunakan untuk psikosis memiliki banyak sebutan yaitu anti
psikotik, neuroleptik dan mayor transquilizer. Anti psikotik digunakan untuk mengatasi
gejala akibat gangguan mental yang berat seperti skizofrenia, gangguan delusional,
gangguan afektif berat, dan gangguan psikosis organik. Neuroleptika konvensional
umumnya dapat mengurangi gejala positif, seperti : halusinasi, waham, tidak
kooperatif, dan gangguan alam berpikir seperti loncat pikir/ flight of ideas maupun
inkoherensi.
Gejala positif skizofrenia tersebut bereaksi secara lebih responsif terhadap obat
antipsikotik, sedang gejala negatifnya, seperti : pendataran afek, apatis, anhedonia dan
blokade diri ternyata lebih sulit diatasi. Namun sekarang sudah ditemukan derivat baru
untuk mengatasi gejala negatif tersebut. Obat-obatan jenis ini dikelompokkan dalam
“Neuroleptika- aspesifik”.
a. Jenis - Jenis Antipsikotik
Berdasarkan rumus kimianya, obat-obat antipsikotik dibagi menjadi golongan
fenotiazin misalnya Chlorpromazine, dan golongan nonfenotiazine contohnya
Haloperidol. Sedangkan menurut cara kerjanya terhadap reseptor Dopamin dibagi
menjadi Dopamine receptor Antagonist (DA) dan Serotonine Dopamine Antagonist
(SDA). Obat-obat DA juga sering disebut dengan antipsikotik tipikal, dan obat-obat
SDA disebut juga dengan antipsikotik atipikal.Golongan fenotiazine disebut juga obat
berpotensi rendah (low potency), sedangkan golongan non fenotiazine disebut obat-
obat potensi tinggi (high potency) karena hanya memerlukan dosis kecil untuk
memperoleh efek yang setara dengan Chlorpromazine 100 mg. Obat-obat SDA makin
berkembang dan makin menjadi pilihan karena efek klinis yang diperoleh setara
dengan obat-obat konvensional disertai dengan efek samping yang jauh
lebih ringan. Obat-obat jenis ini antara lain, Risperidon, Clozapine, Olanzapin,
Quetiapin, Ziprazidon, dan aripripazol.
1. Antipsikotik Tipikal
a. Phenothiazine
i. Rantai aliphatic : chlorpromazine (150mg-600mg)
Levomepromazine ( 25mg-50mg)
ii. Rantai piperazine : perphenazine (12mg-24mg)
Trifluopherazine (10mg-15mg)
Fluphenazine (10mg-15mg)
Quetiapine (50mg-400mg)
50 mg / 2-4
minggu
3 Perphenazine TRILAFON Tab. 2 mg, 4&8 mg 12-24 mg/h
4 Fluphenazine ANATENSOL Tab. 2,5 mg, 5 mg 10-15 mg/h
Fluphenazine- SIKZONOAT Vial 25 mg/ml 25 mg / 2-4
Decanoate minggu
5 Levomepromazine NOZINAN Tab.25 mg 25-50 mg/h
Amp. 25 mg/ml
6 Trifluoperazine STELAZINE Tab. 1 mg, 5 mg 10-15 mg/h
7 Thioridazine MELLERIL Tab. 50 mg, 100 mg 150-300 mg/h
8 Sulpiride DOGMATIL – Tab. 200 mg 300-600 mg/h
FORTE Amp. 50 mg/ml
9 Pimozide ORAP FORTE Tab. 4 mg 2-4 mg/h
10 Risperidone RISPERDAL Tab. 1,2,3 mg Tab 2-6 mg/h
NERIPROS Tab. 1,2,3 mg 25-50 mg(im)
NOPRENIA Tab. 1,2,3 mg setiap 2
PERSIDAL-2 Tab. 2 mg minggu
RIZODAL Tab. 1,2,3 mg
Vial 25 mg/cc
Vial 50 mg/cc
11 Clozapine CLOZARIL Tab. 25 mg, 100 mg 25-100 mg/h
12 Quetiapine SEROQUEL Tab. 25 mg, 100 mg, 300-800 mg/h
200 mg
13 Olanzapine ZYPREXA Tab. 5 mg, 10 mg 10-30 mg/h
b. ANTIPSIKOTIK GENERASI PERTAMA (APG I)
1
menimbulkan efek samping pada kardiovaskuler berupa hipotensi ortostatic,
mengantuk, pusing, dan tekanan darah menurun.2,8
ANTIPSIKOTIK GENERASI KEDUA (APG II)
APG II sering disebut juga sebagai Serotonin Dopamin Antagosis (SDA) atau
antipsikotik atipikal. APG II mempunyai mekanisme kerja melalui interaksi
antara serotonin dan dopamin pada ke 4 jalur dopamin di otak. Hal ini yang
menyebabkan efek samping EPS lebih rendah dan sanagat efektif untuk
mengatasi gejala negatif. Perbedaan antara APG I dan APG II adalah APG I
hanya dapat memblok reseptor D2 sedangkan APG II memblok secara
bersamaan reseptor serotonin (5HT2A) dan reseptor dopamin (D2). APG yang
dikenal saat ini adalah clozapine, risperidone, olanzapine, quetiapine, zotepine,
ziprasidone, aripiprazole. Saat ini antipsikotik ziprasidone belum tersedia di
Indonesia.1,3,6
1. Mesocortical Pathways
2. Mesolimbic Pathways
3. Tuberoinfundibular Pathways
1. Nigrostriatal Pathways
Jalur ini berproyeksi dari substansia nigra menuju ganglia basalis. Fungsi
jalur nigrostriatal adalah untuk mengontrol pergerakan. Bila jalur ini diblok,
akan terjadi kelainan pergerakan seperti pada Parkinson yang disebut
extrapyramidal reaction (EPR). Gejala yang terjadi antara lain akhatisia,
dystonia (terutama pada wajah dan leher), rigiditas, dan akinesia atau
bradikinesia.
3
1. APG II menyebabkan EPS jauh lebih kecil dibandingkan APG I,
umunya pada dosis terapi sangat jarang terjadi EPS.
2.4.1 RISPERIDONE
Indikasi :
Dosis :
5
Daftar Pustaka
1. Wahyuni S. Karya tulis bunuh diri pada skizofrenia. J Chem Inf Model.
2019;53(9):1689–99.