1 Sistem Bilangan Real

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 46

43

BAB SATU
SISTEM BILANGAN REAL

Kompetensi dan Indikator Pencapaian

Kompetensi dasar konten kuliah yang harus anda capai dalam


mempelajari bab ini adalah Memahami dan menggunakan sifat
lapangan, sifat urutan dan sifat kelengkapan bilangan real
.
Pencapaian anda terhadap kompetensi dasar ini dapat diukur
melalui indikator-indikator berikut:

1. Menggunakan sifat lapangan Sistem Bilangan Real


2. Menggunakan sifat urutan Sistem Bilangan Real
3. Menentukan (jika ada) dan menggunakan batas atas, batas
atas terkecil, batas bawah, batas bawah terbesar dalam
pembuktian
4. Menggunakan Aksioma kelengkapan Sistem Bilangan Real
dalam pembuktian.
5. Menggunakan Sifat Archimedean dalam pembuktian

Untuk mencapai indikator-indikator ini, pahami dengan mendalam


setiap definisi yang disajikan, buatlah definisi dan turunan-turunan
definisi dengan kalimat anda sendiri, pelajarilah contoh-contoh yang
diberikan, buatlah sendiri contoh-contoh yang lain, buatlah suatu
noncontoh yang menyatakan suatu definisi atau teorema tidak benar.
44

Di dalam mata kuliah Kalkulus I, telah diperkenalkan beberapa sifat


Sistem Bilangan Real seperti sifat lapangan, sifat urutan dan sifat
kelengkapan. Oleh karena itu sistem bilangan real biasa dipandang
sebagai lapangan terurut lengkap. Di dalam bab ini sifat lapangan dan
sifat urutan untuk sistem bilangan real akan diuraikan secara ringkas
karena dianggap telah diberikan di dalam mata kuliah Kalkulus I. Uraian
secara detail diberikan kepada sifat kelengkapan bilangan real.

1.1 Sifat Lapangan dan Urutan


Sistem bilangan real R merupakan lapangan terurut (field
ordered). Sebagai lapangan (field), R dilengkapi oleh dua operasi biner
+ (tambah) dan . (kali ), dan dua unsur berbeda, 0 (nol) dan 1 (satu).
Kedua operasi tersebut memenuhi sifat-sifat tertentu dalam aksioma
lapangan berikut:

Aksioma Lapangan Sistem Bilangan Real:


45

A1. a+b = b+a untuk setiap a, b  R (sifat komutatif


penjumlahan)

A2. (a+b)+c = a+(b+c) untuk setiap a, b, c  R (sifat


assosiatif penjumlahan)

A3. Terdapat unsur 0 di R sehingga 0+a = a untuk setiap a


 R (eksistensi unsur nol)

A4. Untuk setiap a  R terdapat b  R sehingga a + b = 0


(eksistensi unsur negatif)
 
M1. ab = ba untuk setiap a, b  R (sifat komutatif perkalian

M2. (ab)c = a(bc) untuk setiap a, b, c  R (sifat assosiati


perkalian)

M3. Terdapat unsur 1 di R, 1  0 sehingga 1a =a untuk


setiap a R (eksistensi unsur satuan)

M4. Untuk setiap a R, a 0, terdapat cR sehingga ac =


1 (eksistensi unsur balikan)

D Untuk setiap a, b, c  R berlaku a(b+c)=ab + ac dan


(a+b)c = ac + bc (sifat distributif)

Unsur nol “0” dan unsur “1” di dalam Sistem Bilangan Real
merupakan unsur – unsur yang tunggal, artinya jika ada unsur a di
dalam R yang memiliki sifat sama dengan unsur 0 maka a=0, demikian
pula jika ada unsur b di dalam R yang mempunyai sifat sama dengan
unsur 1 maka b = 1.

Contohi 1.1.1:
Untuk membuktikan kalimat berikut: Jika aR sehingga a.a = a,
  maka a = 0 atau a = 1 diasumsikan bahwa a≠0 kemudian
dengan menggunakan sifat M4 ditunjukkan bahwa a = 1.
46

Contohi 1.1.2:
Untuk membuktikan kalimat berikut: Jika a  R, sehingga ab = 0,
  maka a = 0 atau b = 0, diasumsikan bahwa a≠0 , kemudian
dengan menggunakan sifat M4 ditunjukkan bahwa b=0

Contohi 1.1.3:
Untuk membuktikan bahwa a0 = 0 untuk setiap bilangan real a,
gunakan gunakan fakta berikut:
  a0 + a0 = a(0 + 0) = a0
Karena unsur 0 di dalam bilangan real tunggal maka dapat
disimpulkan bahwa a0 = 0

Dapat diperiksa bahwa Sistem Bilangan Rasional Q juga memenuhi


semua sifat lapangan yang disajikan di atas. Oleh karena itu Sistem
bilangan rasional Q merupakan lapangan (field).
Fakta bahwa terdapat bilangan real yang bukan bilangan rasional
tidak langsung terlihat. Kita akan membuktikan hal ini melalui suatu
teorema berikut:

Teorema 1.1.4:
Tidak ada bilangan rasional r sehingga r2 = 2.
 

Bukti Diandaikan terdapat bilangan rasional r sehingga r2 = 2.


Tulis r = p/q dengan p dan q bilangan bulat positip yang tidak
mempunyai faktor sekutu kecuali 1. Karena itu p2 = 2q2 , menunjukkan
p2 bilangan bulat genap. Ini juga berakibat p bilangan bulat genap
(sebab jika p ganjil maka p2 juga ganjil).
Karena p genap, dapat ditulis p = 2n untuk suatu bilangan bulat n.
Berdasarkan hubungan p2 = 2q2, diperoleh (2n)2 = 2q2. Ini berakibat
q2=2n2 . Jadi q2 genap, dan karena itu q juga genap.
47

Karena q genap serta p dan q tidak mempunyai faktor sekutu kecuali 1,


maka p haruslah ganjil. Hal ini tidak mungkin, sebab sebelumnya
diperoleh p bilangan genap.

Aksioma “urutan” Sistem Bilangan Real R didasarkan oleh


adanya suatu himpunan bilangan “positif” P di dalam himpunan bilangan
real R yang memenuhi sifat-sifat berikut:
(1)Jika a dan b di P maka a + b di P
(2)Jika a dan b di P maka ab di P
(3)Jika a di R maka dengan tepat salah satu dari berikut dipenuhi:
a di P, a=0, -a di P

Selanjutnya bilangan a dikatakan positif jika a di P, bilangan a


dikatakan negatif jika -a di P. Dikatakan a lebih besar dari b, dinotasikan
“a > b” jika a-b di P, sebaliknya dikatakan a lebih kecil dari b,
dinotasikan “a < b” jika b-a di P.

Notasi “ a≤b ” menunjukkan bahwa b-a di P∪{0} , sebaliknya

notasi “ a≥b ”menunjukkan bahwa a-b di P∪{0} .


Berdasarkan definisi-definisi ini maka bilangan-bilangan real
memenuhi sifat-sifat berikut:

1. Untuk setiap dua bilangan real x dan y , satu dan hanya satu relasi
berikut dipenuhi:
x = y, x<y, y<x
2. Jika x < y dan y < z maka x < z
3. Jika x < y maka x + z < y + z untuk setiap bilangan real z
4. Jika x < y dan 0 < z maka xz < yz

Buktinya, diserahkan kepada anda sebagai latihan.


48

Contohi 1.1.5:
Untuk membuktikan kalimat Jika a,b,c,d  R, a > b, c > d maka
 
a+c > b+d tunjukkanlah bahwa (a + c) – (b + d) P

Contohi 1.1.6:
Untuk membuktikan kalimat Jika a > 0 dan b > c maka ab > ac
 
tunjukkanlah bahwa (ab – ac) P

Beberapa Contoh Soal dan Penyelesaiannya


SIFAT LAPANGAN BILANGAN REAL
49
50

AKSIOMA URUTAN BILANGAN REAL


51
52
53
54
55

Cek-Up (Dikerjakan Berkelompok)

Ingatlah kembali prinsip-prinsip pembuktian kalimat matematika yang


ditulis dalam bab Nol. Perhatikan kembali bagaimana membuktikan
kalimat matematika yang memuat kata-kata khusus dan frase: dan,
atau, jika-maka, jika dan hanya jika, untuk setiap, dan terdapat.

1. Jika aR sehingga a.a = a, buktikan a = 0 atau a = 1.


Petunjuk: Anggap a ≠ 0, kemudian gunakan aksioma M4 (aksioma
lapangan sistem bilangan real) terhadap persamaan a.a
= a.

2. Jika a  R, dan a0, sehingga ab = ac, buktikan b = c.

3. Jika a  R, sehingga ab = 0, buktikan a = 0 atau b = 0.

4. Jika a  R, buktikan a.0 = 0

5. Jika a  R, a 0, buktikan 1/a  0 dan 1/(1/a) = a.


Petunjuk: Untuk membuktikan 1/a  0, gunakan pembuktian dengan
kontradiksi, dengan mengandaikan 1/a = 0. Kalikan
kedua ruas dengan a. Temukan suatu kontradiksi.

2
6. Jika a  R, dan a0 , buktikan a >0
Petunjuk: Perhatikan kasus-kasus untuk a > 0 dan a < 0. Gunakan
aksioma urutan untuk menyelesaikannya.
7. Buktikan 1 > 0

8. Jika a,b,c, R, a > b buktikan a+c > b+c


56

Petunjuk: Tunjukkan (a+c) – ( b+c)  P (himpunan bilangan


positip)

9. Jika a > b dan c > d, buktikan a+c > b+d

10. Jika a > b dan c > 0, buktikan ca > cb

11. Jika a > b dan c < 0, buktikan ca < cb

12. Jika a  R, sehingga 0  a <  untuk setiap bilangan positip ,


buktikan a = 0.
Petunjuk: Gunakan pembuktian dengan kontradiksi.

13. Jika a<x<b dan a <y<b, tunjukkan x-y< b – a.


Interpretasikan secara geometri.

14. Untuk setiap bilangan positip , dan bilangan real a, didefinisikan


himpunan N(a) = {xR: x – a<  }.
(i) Sketsalah himpunan N(a) pada garis real.
(ii) Jika a dan b titik pada garis real, tunjukkan terdapat himpunan
N(a) dan N(b) sehingga N(a)  N(b) = .
57

1.2 Sifat Kelengkapan

Sejauh ini kita telah mendiskusikan Sistem Bilangan Real sebagai


lapangan terurut . Di dalam bagian ini akan diperkenalkan lebih jauh
sifat bilangan real, disebut sifat kelengkapan, yang menjamin eksistensi
elemen di R, seperti adanya bilangan-bilangan (tak rasional) irrasional di
dalam Sistem Bilangan Real.
Sistem bilangan rasional Q memenuhi sifat aljabar dan sifat urutan,
tetapi kita ketahui bilangan 2 tidak dapat direpresentasikan sebagai
bilangan rasional, karena itu 2 bukan bilangan rasional (lihat Teorema
1.1.4). Hal ini menunjukkan bahwa kita memerlukan aksioma tambahan
untuk mengkarakterisasikan Sistem bilangan real. Aksioma ini disebut
Aksioma kelengkapan, dan merupakan sifat utama himpunan bilangan
real R.

Agar lebih siap menuju konsep aksioma kelengkapan, sebelumnya


diperkenalkan konsep penting tentang batas atas dan batas bawah suatu
himpunan bilangan

Batas Atas dan Batas Bawah

Definisi 1.2.1: Batas Atas dan Batas Bawah


Diberikan himpunan A  R dan bilangan   R.
Bilangan  disebut batas atas himpunan A jika   x
  untuk setiap x  A.
Selanjutnya bilangan  disebut batas bawah
himpunan A jika   x untuk setiap x  A.

Catat bahwa jika  batas atas suatu himpunan maka setiap


bilangan yang lebih besar dari  juga menjadi batas atas himpunan
tersebut. Sebaliknya juga demikian, jika  batas bawah suatu himpunan
58

maka setiap bilangan yang lebih kecil dari  juga menjadi batas bawah
himpunan itu.

Contohi 1.2.2:
(1)6 adalah batas atas dari (0, 1) dan –2 bukan batas atasnya.
(2)1 adalah batas atas dari [0, 1) dan 0 bukan batas atasnya
  (3)1 adalah batas atas dari [0, 1] dan 3/4 bukan batas atasnya
(4)11 adalah batas atas dari {-3, 2, 5 } dan 4 bukan batas atasnya

Kita dapat belajar dari contoh-contoh ini. Batas atas suatu


himpunan tidak perlu menjadi anggota himpunan tersebut, tetapi jika ia
menjadi anggota himpunan, maka ia merupakan anggota terbesar
himpunan tersebut, dan tidak ada bilangan lebih kecil yang menjadi batas
atas himpunan tersebut. Dalam hal ini ia disebut maksimum dari suatu
himpunan. Sejalan dengan itu, batas bawah suatu himpunan juga tidak
perlu menjadi anggota himpunan tersebut, tetapi jika ia menjadi anggota
himpunan maka ia merupakan anggota terkecil himpunan itu dan tidak
ada bilangan lebih besar yang menjadi batas bawah himpunan itu.. Dalam
hal ini ia disebut minimum dari suatu himpunan.

Perhatikan kembali Contoh 1.2.2..Bilangan 1 adalah anggota


terbesar dan 0 anggota terkecil dari [0 , 1]. Bilangan 0 juga anggota
terkecil dari [0 , 1). Tetapi terlihat bahwa (0 , 1) tidak mempunyai
anggota terbesar maupun anggota terkecil (mengapa ?)

Jika  batas atas himpunan A dan tidak ada bilangan yang lebih
kecil dari  yang menjadi batas atas himpunan A maka jelas  merupakan
batas atas terkecil dari A. Dalam hal ini  disebut supremum dari A,
dan dinotasikan dengan  = sup A. Sebaliknya jika  batas bawah dari
himpunan B dan tidak ada bilangan yang lebih besar dari  yang menjadi
batas bawah dari B maka  merupakan batas bawah terbesar dari B.
Dalam hal ini  disebut infimum dari B dan dinotasikan dengan  = inf B
59

Definisi supremum dan infimum dapat diekspressikan sebagai


berikut:

Definisi 1.2.3: Supremum dan Infimum


Diberikan himpunan tak kosong A  R
Bilangan  disebut supremum A jika memenuhi:
(1)   x untuk setiap x A
(2) Jika v  x untuk setiap x  A maka v

 
Bilangan  disebut infimum A jika memenuhi:
(1)   x untuk setiap x  A
(2) Jika u  x untuk setiap x  A maka u


Kriteria berikut sering digunakan untuk membangun suatu batas


atas menjadi batas atas terkecil

Lema 1.2.4
Diberikan himpunan tak kosong A  R dan u batas
atas A. u adalah supremum A jika dan hanya jika
  untuk setiap bilangan  > 0 terdapat x  A sehingga
u -  < x .

Bukti.  Jika u = sup A maka u -  bukan batas atas himpunan A. Ini


berarti terdapat x  A sehingga u -  < x .
 Dianggap bahwa untuk setiap bilangan  > 0 terdapat x  A sehingga
u -  < x . Akan ditunjukkan u = sup A.
Diambil v batas atas himpunan A. Jika v < u (jadi  = u – v > 0 ) maka
terdapat x  A sehingga u -  < x. Ini berarti u – (u – v ) = v < x .
Hal ini bertentangan dengan v batas atas himpunan A.
Jadi seharusnya v  u. Dengan demikian u adalah batas atas terkecil
himpunan A.
60

Sejauh ini kita telah menguraikan pengertian supremum dan


infimum suatu himpunan bilangan tak kosong dan terbatas. Juga telah
ditunjukkan bagaimana suatu batas atas himpunan menjadi batas atas
terkecil /supremum (lihat lema 1.2.4). Anda juga dapat membangun
teorema yang sejalan dengan lema 1.2.4, yaitu bagaimana suatu batas
bawah himpunan bilangan tak kosong dan terbatas ke bawah menjadi
batas bawah terbesar / infimum. Namun demikian adanya supremum
dan infimum suatu himpunan bilangan belum dijelaskan.

Adanya supremum (batas atas terkecil) dan infimum (batas bawah


terbesar) suatu himpunan bilangan diperlukan untuk membangun Sistem
Bilangan Real. Ini untuk menjamin adanya bilangan-bilangan tak rasional
dalam Sistem Bilangan Real. Karena kebutuhan inilah maka adanya
supremum suatu himpunan bilangan real tak kosong dan terbatas ke
atas dinyatakan dengan suatu aksioma. Aksioma ini disebut Aksioma
Kelengkapan Bilangan Real.

Selanjutnya adanya infimum suatu himpunan bilangan real tak


kosong dan terbatas ke bawah dapat diturunkan dari adanya supremum
himpunan bilangan tak kosong dan terbatas ke atas.

Aksioma kelengkapan himpunan bilangan real tak kosong


dinyatakan sebagai berikut:

Aksioma 1.2.5: Aksioma Kelengkapan


Setiap himpunan bilangan real tak kosong dan terbatas
  ke atas mempunyai batas atas terkecil (supremum)

Berdasarkan aksioma tersebut diturunkan teorema berikut:

Teorema 1.2.6: Aksioma Kelengkapan Versi


61

Infimum
Diberikan himpunan bilangan real tak kosong A  R.
  Jika A terbatas ke bawah maka A mempunyai infimum

Perhatikan baik-baik, aksioma kelengkapan bilangan real menjamin


adanya supremum dan infimum himpunan bilangan real tak
kosong dan terbatas

Beberapa contoh soal dan Penyelesaiannya

AKSIOMA KELENGKAPAN
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81

Cek-Up (Dikerjakan Berkelompok)

1. Diberikan S = {1 – (-1)n/n: n N }. Tentukan sup S dan inf S

2. Diberikan S himpunan tak kosong terbatas di R.


Tunjukkan inf S  sup S

3. Diberikan S himpunan tak kosong terbatas di R, sehingga inf S =


sup S. Apa yang dapat disimpulkan tentang S ?

4. Lengkapilah kalimat berikut:


(1)AR dikatakan terbatas ke atas jika …
(2)AR dikatakan tidak terbatas ke atas jika…
(3)  adalah batas atas himpunan AR jika …
(4)  bukan batas atas himpunan AR jika …

(5)Pernyataan “jika v ≥x untuk setiap x  A” salah jika …

5. Jika  = sup A,  < , dan  >, apa yang anda ketahui tentang  ,
apa pula yang anda ketahui tentang 
82

6. Diberikan S dan T himpunan tak kosong di R sehingga x  y untuk


semua xS dan yT. Tunjukkan bahwa:
(a) S terbatas ke atas dan T terbatas ke bawah.
(b) sup S  inf T.

7. Diberikan S  R dan anggap sup S = s*  S. Jika uS tunjukkan


sup(S{u}) = maks {s* , u}.

8. Tunjukkan bahwa himpunan tak kosong dan berhingga memuat


supremum dan infimumnya.

9. Jika SR memuat salah satu batas atasnya, buktikan batas atas
tersebut adalah supremum S

10. Diberikan S himpunan tak kosong di R. Tunjukkan u batas atas S


jika dan hanya jika t > u berakibat t  S

11. Diberikan S himpunan tak kosong di R. Tunjukkan u=sup S jika dan


hanya jika untuk setiap bilangan asli n, u – 1/n bukan batas atas
S dan u + 1/n batas atas S.

12. Diberikan A dan B himpunan tak kosong dan terbatas di R.


Didefinisikan: S = {a + b: aA, bB}
Tunjukkan sup S = sup A + sup B dan inf S = inf A + inf B.

13. Diberikan A himpunan tak kosong dan terbatas di R. Tunjukkan:


(a) sup (aA) = a sup A dan inf (aA) = a inf A, bila a  0.
(b) sup (bA) = b inf A dan inf (bA) = b sup A, bila b<0

14. Diberikan S dan T himpunan tak kosong dan terbatas di R.


83

Buktikan sup {S  T} = sup {sup S , sup T}.

15. Berikan contoh koleksi terhitung himpunan terbatas di R sehingga:


(i) Gabungannya terbatas
(ii) Gabungannya tidak terbatas.
84

1.3 Sifat Archimedean

Salah satu konsekuensi penting dari aksioma kelengkapan bilangan


real adalah himpunan bilangan asli N tidak terbatas ke atas di dalam R.
Ini berarti bahwa untuk setiap bilangan real x terdapat bilangan asli n
sehingga x < n. Pada garis real hal ini mudah terlihat, akan tetapi sifat
ini sulit dibuktikan dengan menggunakan sifat aljabar dan sifat urutan
bilangan real yang telah diberikan sebelumnya. Buktinya akan diberikan
berikut menggunakan sifat kelengkapan bilangan real.

Teorema 1.3.1: Sifat Archimedean


Jika x  R maka terdapat bilangan asli n sehingga x
  < n.

Bukti Diandaikan himpunan bilangan asli N terbatas ke atas, yaitu


terdapat bilangan x  R, sehingga n  x untuk semua n  N. Menurut
aksioma kelengkapan, himpunan bilangan asli N mempunyai supremum,
katakan u = sup N.. Karena u – 1 < u, menurut lema 1.2.4 terdapat
bilangan asli m sehingga u – 1 < m. Tetapi kemudian u < 1 + m dan
(1+m)  N, hal ini bertentangan dengan asumsi bahwa u = sup N.

Sifat Archimedean dapat dinyatakan dalam beberapa pernyataan


seperti ditulis dalam Akibat berikut:

Akibat 1.3.2:
Jika y dan z bilangan real positip maka:
(1) Terdapat n  N sehingga z < n y
  (2) Terdapat n  N sehingga 0 < 1/n < y
(3) Terdapat n  N sehingga n – 1  z < n
85

Bukti (1) Ambil x = z/y . Menurut Teorema 1.3.1 terdapat bilangan asli
n sehingga z/y = x < n. Jadi z < n y.
(2) Ambil x = 1/y. Terdapat bilangan asli n sehingga 1/y = x < n.
Diperoleh 0 < 1/n < y.

(3) Diperhatikan himpunan S = {m  N : z < m }. S tidak kosong sebab


menurut sifat Archimedean untuk setiap bilangan real z terdapat
bilangan asli m dengan z < m. Diambil n bilangan terkecil di dalam S,
jelas n – 1  S. Jadi n – 1  z. Selanjutnya karena n  S maka z < n.
Keduanya menunjukkan n – 1  z. < n.

Di dalam bagian sebelumnya telah ditunjukkan bahwa bilangan 2


tidak dapat direpresentasikan sebagai bilangan rasional, oleh karena itu
kita dapat bertanya, apakah 2 dapat menjadi anggota bilangan real ?
Menggunakan sifat kelengkapan bilangan real akan ditunjukkan bahwa
terdapat bilangan real positip x sehingga x2 = 2.

Teorema 1.3.3: Eksistensi 2


Terdapat bilangan real positip x sehingga x2 = 2.
 

Bukti Diperhatikan himpunan S = {s R : s  0 dan s2 < 2 } Himpunan


ini tidak kosong sebab 1  S. Juga S terbatas ke atas oleh 2 sebab jika t 
S maka t2 < 2 < 4. (atau t < 2 untuk semua t  S). Menurut sifat
kelengkapan S mempunyai supremum. Kita misalkan x = sup S.
Akan ditunjukkan x2 = 2.
Pertama, diandaikan x2 < 2. Jadi (2 – x2 )/(2x + 1) > 0. Menurut sifat
Archimedean terdapat bilangan asli n sehingga 1/n < (2 – x2 )/(2x +
1)
Diperoleh
86

(x + 1/n)2 = x2 + 1/n ( 2x + 1/n)


 x2 + 1/n (2x + 1) < x2 + (2 – x 2)
= 2.
Jadi x + 1/n  S. Hal ini tidak mungkin sebab x = sup S
Sekarang diandaikan x2 > 2. Jadi (x2 – 2)/2x > 0. Menurut sifat
Archimedean terdapat bilangan asli n sehingga 1/n < (x2 – 2)/2x.
Diperoleh (x – 1/n)2 = x2 – 2x/n + 1/n2 > x2 – 2x/n
> x2 – ( x2 – 2) = 2.

Jadi x – 1/n batas atas himpunan S. Hal ini tidak mungkin sebab x =
sup S
Pengandaian bahwa x2< 2 dan x2 > 2 keduanya menimbulkan
kontradiksi. Jadi terbukti x2 = 2.

Sekarang kita ketahui terdapat paling sedikit terdapat satu


bilangan tak rasional, yaitu 2. Namun demikian sebenarnya terdapat
lebih banyak bilangan tak rasional (irrasional) dari pada bilangan rasional,
dalam pengertian bahwa himpunan bilangan rasional merupakan
himpunan terhitung (countable) dan himpunan bilangan irrasional tak
terhitung (uncountable). Berikut akan ditunjukkan bahwa himpunan
bilangan rasional dense di dalam R, dalam pengertian bahwa suatu
bilangan rasional dapat ditemukan diantara dua bilangan real berbeda.

Teorema 1.3.4: Q dense dalam R


Jika x dan y bilangan real dengan x < y maka
  terdapat bilangan rasional r sehingga x < r < y

Bukti Tanpa kehilangan generalisasi, dianggap x > 0. Menurut sifat


Archimedean terdapat bilangan asli n sehingga (y – x )n > 1.
Jadi nx + 1 < ny. Selanjutnya karena nx > 0 maka terdapat bilangan
asli m sehingga m – 1  nx < m. (atau m  nx + 1 < m + 1 )
87

Diperoleh nx < m  nx + 1 < ny


atau nx < m < ny
Jadi x < m/n < y untuk suatu bilangan rasional m/n

Akibat 1.3.5:
Jika x dan y bilangan real dengan x < y maka
terdapat bilangan irrasional z sehingga x < z < y
 
.

Bukti Menurut teorema 1.3.4 terdapat bilangan rasional r sehingga


x/2 < r < y/2
Jadi x < r 2 < y untuk suatu bilangan irrasional r 2

Cek-Up (Dikerjakan Berkelompok)

Tunjukkan strategi yang Anda gunakan untuk menyelesaikan soal-soal


berikut. Tulislah dengan langkah-langkah yang jelas dan teliti. Ingat, baca
ulang kembali penyelesaikan yang Anda buat. Periksa apakah masih ada
kalimat yang belum jelas maknanya. Kalau perlu berikan teman Anda
untuk memeriksa penyelesaian yang Anda buat.

1. Untuk setiap xR, tunjukkan terdapat dengan tunggal bilangan bulat


z sehingga z – 1  x < z.
Petunjuk: Kasus untuk x positip telah dikerjakan dalam Akibat
1.3.2. Kerjakan untuk x sama dengan nol dan negatip.

2. Jika y>0, tunjukkan terdapat bilangan asli n sehingga 1/2n < y.


Petunjuk: Gunakan pertidaksamaan 1/2n < n. Selanjutnya gunakan
Akibat 1.3.2.
88

3. Modifikasi argumen dalam teorema 1.3.3 untuk menunjukkan


2
terdapat bilangan real positip y sehingga y = 3.

4. Jika u > 0 sebarang bilangan dan x < y, tunjukkan terdapat


bilangan rasional r sehingga x < ru < y. (Karena itu {ru : rQ }
dense di R).

5. Buktikan himpunan bilanngan bulat tidak terbatas ke bawah dan


tidak terbatas ke atas.

6. Buktikan bahwa terdapat bilangan real positif y sehingga y2 = 6

Anda mungkin juga menyukai