Anda di halaman 1dari 4

Gambaran Umum Miomektomi

Apa itu Miomektomi?


Miomektomi adalah prosedur pembedahan untuk mengangkat fibroid pada uterus atau
leiomyoma. Fibroid uteri atau leiomyoma merupakan tumor jinak yang berkembang pada wanita
dalam kategori usia melahirkan, namun juga dapat terjadi pada wanita dengan umur yang lebih
muda atau lebih tua,

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengangkat fibroid uteri yang menyebabkan tanda
dan gejala serius. Di antaranya adalah pendarahan hebat saat menstruasi dan rasa nyeri saat
berhubungan seksual. Karena struktur fisik dari uterus pada umumnya rusak akibat pertumbuhan
tumor jinak ini, prosedur ini juga digunakan untuk rekonstruksi organ. Tujuannya agar uterus
kembali utuh dan senormal sehingga tidak memengaruhi kemampuan seorang wanita untuk
mengandung anak. Inilah perbedaan antara miomektomi dan histerektomi, pembedahan untuk
mengangkat seluruh uterus.

Miomektomi dapat membantu wanita yang mengalami tanda dan gejala yang berhubungan
dengan atau disebabkan secara langsung oleh berbagai jenis berbeda dari fibroid uteri, yaitu:

 Fibroid subserosa – Fibroid ini berkembang di serosa atau di bagian luar uterus.
 Fibroid intramural – Fibroid ini merupakan fibroid yang banyak terjadi di endometrium
atau lapisan terdalam dari uterus dan menyebabkan rahim menjadi meluas mengikuti
pertumbuhan fibroid
 Fibroid pedunculated – Fibroid ini merupakan fibroid subserosa yang membangun dasar
tumor yang tipis
 Fibroid submucosal – Fibroid yang tumbuh di myometrium atau lapisan dalam uterus ini
merupakan jenis fibroid yang paling jarang ditemui.

Selama ukuran fibroid ini membesar, fibroid ini dapat menyebabkan beberapa masalah yaitu:

* Tekanan pada pelvis


* Nyeri pelvis
* Waktu menstruasi yang lebih panjang (biasanya berlangsung lebih dari tujuh hari)
* Buang air kecil yang lebih sering
* Konstipasi atau sembelit
* Nyeri punggung dan Nyeri pada kaki
* Kesulitan dalam mengosongkan kandung kemihnya
* Rasa nyeri saat berhubungan
* Perut yang membesar
Walaupun penyebab utama dari fibroid masih belum jelas, tetapi fibroid dihubungkan dengan
berbagai faktor resiko seperti:

 Perubahan dan ketidakseimbangan hormon


 Riwayat keluarga terhadap kejadian fibroid
 Kehamilan
 Umur
 Berat badan yang melebihi normal

Miomektomi lebih dipilih dibandingkan histerektomi jika pasien berencana untuk mempunyai
anak di kemudian hari, berencana untuk mempertahankan uterusnya, atau menunjukkan tanda
dan gejala dari infertilitas sebagai efek samping dari fibroid.

Walaupun miomektomi mempunyai tingkat kesuksesan yang tinggi dan dapat dengan efektif
mengangkat dan mengobati fibroid, tapi tidak bisa munculnya fibroid lain. Wanita muda dan
mereka yang pernah memiliki beberapa fibroid, beresiko tinggi menderita fibroid lagi di
kemudian hari.

Cara Kerja Miomektomi


Ada berbagai cara dalam melakukan miomektomi. Spesialis bedah akan memutuskan cara apa
yang akan dipakai jika dilihat dari jumlah, ukuran, dan lokasi dari fibroid yang harus diangkat.
Berbagai cara dari miomektomi tersebut yaitu:

 Miomektomi abdomen (perut) – Prosedur pembedahan yang cukup besar ini


membutuhkan satu insisi panjang di bagian bawah perut dan di area uterus di mana
pertumbuhan sel – sel abnormal tersebut ditemukan. Jika letak fibroid terlalu dalam,
sayatan akan dibuat di dalam hingga mendekati bagian otot, namun ini dapat
memperlambat pemulihan pasien. Bedah pengangkatan fibroid di bagian perut dilakukan
ketika pasien berada dalam pengaruh bius total. Berhubung dengan kompleksitasnya,
pasien yang menjalani prosedur ini diwajibkan untuk tinggal sementara di rumah sakit
minimal selama dua hari setelah bedah. Masa pemulihan bagi pasien pun memakan
waktu yang cukup lama, sekitar empat hingga enam minggu.
 Miomektomi laparoskopi – Walaupun kurang invasif bila dibandingkan dengan
miomektomi abdomen, jenis bedah ini hanya bisa digunakan untuk mengangkat beberapa
jenis fibroid. Prosedur ini biasanya tidak bisa mengangkat fibroid yang berjumlah cukup
banyak atau berukuran besar atau fibroid yang terletak dalam dan menempel pada
dinding uterus. Alat – alat yang digunakan dalam prosedur ini adalah laparoskopi, sebuah
tabung yang tipis dan ringan dengan sebuah scope (alat untuk mengambil) di salah satu
ujungnya. Prosedur ini mengharuskan pasien untuk menginap minimal selama satu hari di
rumah sakit dan membutuhkan masa pemulihan hingga empat minggu. Prosedur ini juga
menimbulkan luka yang minimal seperti empat luka kecil yang bahkan tidak terlalu
terlihat.
 Miomektomi histereskopi – Jenis miomektomi ini hanya sesuai untuk pasien yang
mempunyai fibroid submukosa (fibroid yang berada di dalam rongga uterus),
dikarenakan prosedur ini tidak didesain untuk mengangkat prosedur yang terdapat di
dinding uterus. Prosedur ini merupakan prosedur yang sedikit invasif dan dapat dilakukan
pada pasien rawat jalan. Prosedur ini dilakukan dengan meletakkan spekulum di vagina
dan kemudian memasukkan pipa teleskop yang panjang dan tipis dari serviks hingga
mencapai rongga uterus. Spesialis bedah akan mengangkat dinding uterus dengan
menggunakan cairan khusus. Hal ini akan memudahkan alat untuk mengangkat fibroid.
Prosedur ini tidak meninggalkan bekas luka dan pasien dapat kembali ke aktivitas
normalnya setelah beristirahat selama empat hari.

Kemungkinan Komplikasi dan Riseko Miomektomi


Semua miomektomi mempunayi resiko bedah yang sama yaitu:

 Pendarahan
 Gumpalan darah
 Infeksi – pasien yang mengalami infeksi akan diberikan obat – obatan dan akan diamati
selama hingga enam minggu ke depan, di mana pasien akan diminta untuk melakukan
follow up secara rutin pada dokter.

Di sisi lain, beberapa tanda dan gejala yang biasa dialami oleh pasien setelah menjalani bedah
pengangkatan fibroid yaitu:

 Keam
 Pendarahan ringan atau bercak – bercak darah

Tetapi, resiko dan komplikasi yang lebih besar untuk terjadi teryata berhubungan dengan
prosedur miomektomi abdomen. Beberapa resiko tersebut di antaranya yaitu:

 Pendarahan dalam jumlah banyak – Dalam beberapa kasus, pasien membutuhkan


transfusi darah
 Adanya jaringan parut atau bekas luka bedah – Akibat dari insisi besar yang dibuat ketika
prosedur dilaksanakan, insisi tersebut akan meninggalkan luka yang cukup besar dan
terlihat terutama di dekat garis bikini, luka ini terlihat seperti luka setelah bedah
melahirkan dengan caesar
 Melahirkan anak dengan bedah caesar – pasien yang menjalani miomektomi abdomen
sangat direkomendasikan untuk mempunyai bedah caesar jika ingin melahirkan anak di
kemudian hari. Hal ini dikarenakan fibroid uteri dan pengangkatan fibroid kadang
mempengaruhi dinding uterus, membuat dinding uterus sulit untuk menahan berat badan
selama kehamilan

Miomektomi laparoskopi juga mempunyai beberapa resiko, meskipun jarang ditemukan. Salah
satu resiko besarnya adalah kecenderungan uterus menjadi semakin lemah. Dengan demikian,
miomektomi abdomen merupakan pilihan yang tepat bagi pasien yang ingin hamil di kemudian
hari.

Tugas

Mhn di searching ttg jurnal :

1. Miomektomi

2.Ca Cervik

3. Repair rupture perineal

4. hematoma post partum

Kemudian diskusikan ,,hasil diskusi dibuatkan rangkuman/kesimpulan


termasuk juga pat way masing-masing topic tersebut

Anda mungkin juga menyukai