Anda di halaman 1dari 4

1 Pengertian Mioma Uteri

Mioma uteri yaitu tumor jinak pada rahim, selain bisa ganas, lebih sering muncul tumor jinak pada rahim
atau mioma uteri. Jenis tumornya tidak hanya satu. Bisa tumbuh dibagian dinding luar rahim, pada otot
rahimnya, atau bisa juga dibagian dinding dalam rahim sendiri. Ini jenis tumor yang lebih banyak
ditemukan. Rata-rata pada wanita di atas usia 30 tahun (Irianto, 2015). Mioma uteri merupakan tumor
jinak monoklonal dari sel-sel otot polos yang ditemukan pada rahim manusia. Tumor ini berbatas tegas
dan terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid, dan kolagen. Mioma uteri berbentuk
padat, relatif bulat, kenyal, berdinding licin, dan apabila dibelah bagian dalamnya akan menonjol keluar
sehingga mengesankan bahwa permukaan luarnya adalah kapsul

2 Etiologi

Penyebab pasti mioma tidak diketahui secara pasti. Mioma jarang sekali ditemukan sebelum pubertas,
sangat dipengaruhi oleh hormon reproduksi dan hanya manifestasi selama usia reproduktif (Anwar dkk,
2011). 6 7 Tumor ini berasal dari sel otot yang normal, dari otot imatur yang ada di dalam miometrium
atau dari sel embrional pada dinding pembuluh darah uterus. Apapun asalnya tumor mulai dari benih-
benih multipel yang sangat kecil dan tersebar pada miometrium. Benih ini tumbuh sangat lambat tetapi
progresif (bertahun-tahun) dalam hitungan bulan di bawah pengaruh estrogen

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor pada mioma, disamping faktor
predisposisi genetik :

1. Estrogen Mioma uteri dijumpai setelah menarche. Seringkali, pertumbuhan tumor yang cepat
selama kehamilan terjadi dan dilakukan terapi estrogen. Mioma uteri mengecil pada saat
menopause dan oleh pengangkatan ovarium. Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan
anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas. Enzim hidroxydesidrogenase mengubah
estradiol (sebuah estrogen kuat) menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang
pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak
dari pada miometrium normal
2. Progesteron Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat
pertumbuhan tumor dengan dua cara, yaitu mengaktifkan hidroxydesidrogenase dan
menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor

Berdasarkan Lapisan Uterus

a. Mioma Uteri Subserosum: Tumor yang muncul tepat dari bawah permukaan peritonium (serosa)
uterus, tampak sebagai masa kecil sampai besar atau benjolan yang menonjol dari permukaan
uterus. Tumor ini dapat bertangkai.
b. Mioma Uteri Intramural: Tumor didalam dinding uterus disebut sebagai tumor intramural atau
interstisial. Jika kecil, tumor ini mungkin tidak menyebabkan perubahan bentuk uterus. Namun,
jika membesar bentuk uterus menjadi asimetrik dan nodular. Jika menjadi sangat besar tumor ini
akan menjadi atau akan tampak sebagai tumor subserosum dan submukosum sekaligus
c. Mioma Uteri Submukosum: Mioma submukosum jenis yang paling jarang ditemukan, tapi secara
klinis paling penting karena paling sering menimbulkan gejala. Walaupun tumor mukosum kecil,
sering menyebabkan perdarahan uterus abnormal, baik akibat pergeseran maupun penekanan
pembuluh darah yang memperdarahi endometrium di atasnya atau akibat kontak dengan
endometrium didekatnya.
d. d. Mioma servical: Mioma servical paling sering timbul di bagian posterior dan biasanya
asimtomik. Mioma servical anterior sering menimbulkan gejala dini karena penekanannya pada
kandung kemih. Gejala yang paling sering dilaporkan adalah poliuria, dan sebagian perempuan
mengeluhkan adanya inkontinensia stres. Jika tumor terlalu besar, dapat terjadi retensi urin

Patofisiologi

Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam miometrium dan lambat laun
membesar karena pertumbuhan itu miometrium mendesak menyusun semacam pseudokapsula
atau sampai semua mengelilingi tumor didalam uterus mungkin terdapat satu mioma akan tetapi
mioma biasanya banyak. Bila ada satu mioma dapat menonjol kedepan sehingga menekan dan
mendorong kandung kemih keatas sehingga sering menimbulkan keluhan miksi (Aspiani 2017).

Menurut (Marmi, 2010) deteksi mioma uteri dapat dilakukan dengan cara:

Pemeriksaan darah lengkap : Hb turun, Albumin turun, Lekosit turun atau meningkat, Eritrosit
turun. 2) USG : terlihat massa pada daerah uterus. 3) Vaginal toucher (VT) : didapatkan perdrahan
pervaginam, teraba massa, konsistensi dan ukurannya. 4) Sitologi : menentukan tingkat keganasan
dari sel-sel neoplasma tersebut. 5) Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang
dapat menghambat tindakan operasi 6) ECG : mendeteksi, kelainan yang mungkin terjadi yang dapat
mempengaruhi tindakan operasi.

Menurut (Setyorini, 2014) pemeriksaan fisik mioma uteri meliputi :

a) Pemeriksan abdomen : teraba massa didaerah pubis atau abdomen bagian bawah dengan
konsistensi kenyal, bulat, berbatas tegas, sering berbenjol atau bertangkai, mudah digerakan,
tidak nyeri. b) Pemeriksaan bimanual : didapatkan tumor tersebut menyatu atau berhubungan
dengan uterus, ikut bergerak pada pergerakan serviks.

tindakan operatif yang dilakukan antara lain :

a. Miomektomi Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan


uterus. Miomektomi dilakukan pada wanita yang ingin mempertahankan fungsi reproduksinya.
Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum dengan cara ekstirpasi lewat
vagina (Wiknjosastro, 2008:345).

b. Histerektomi Histerektomi adalah pengangkatan uterus yang umumnya merupakan tindakan


terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan perabdomen atau pervaginum. Adanya prolapsus uteri
akan mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan
alasan mencegah akan timbulnya karsinoma serviks uteri (Wiknjosastro, 2008:345). Tindakan ini
terbaik untuk wanita berumur lebih dari 40 tahun dan tidak menghendaki anak lagi atau tumor
yang lebih besar dari kehamilan 12 minggu disertai adanya gangguan penekanan atau tumor
yang cepat membesar
PERTANYAAN

1. Pertanyaan pertama dilontarkan oleh Bu Zaenab apakah penyakit mioma uteri yang sudah
dioperasi, apakah bias tumbuh lagi?
Jawaban : Tumor yang sudah dioperasi bias tumbuh lagi di tempat yang sama atau
bahkan di tempat yang lain tergantung dari factor resiko yang terjadi. Apabila dari beberapa
factor resiko yang disebutkan tidak dikurangi maka kemungkinan bias tumbuh lagi.
2. Pertanyaan kedua dilontarkan oleh Bu Umi Tulungagung Apakah bedanya mioma uteri dan
mioma adenimiosis?
Jawaban : Perbedaan antara mioma uteri dengan mioma adenimiosis yaitu hanya pada
tempat terjadinya tumor tersebut. Jika mioma uteri terjadi di bagian tengah rahim
sedangkan mioma adenimiosis terjadi di bagian dalam Rahim. Keduanya samasama tumor
jinak yang tumbuh di organ miom. Kedua tumor tersebut memiliki gejala dan keluhan yang
mirip. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui letaknya.
3. Pertanyaan ketiga dilontarkan oleh Bu Ida Pasuruan Apabila kista ovarium di operasi apakah
indung telur juga diangkat semua?jika pada mioma, apakah diangkat semua walaupun beda
tempatnya ?
Jawaban : tergantung dari keganasannya. Bila tumornya sudah mengganas hingga
menyebar ke sekitarnya maka bias diangkat seluruh bagian kandungannya. Tetapi bila yang
terkena hanya satu bagian saja dan tidak ganas maka yang diangkat hanya bagian yang
terkena

4.Kapan dilakukan terapi operatif? Terapi operatif tergantung pada:

1. Adanya keluhan gangguan haid serta komplikasinya dan atau keluhan pendesakan organ
sekitar. 2. Infertilitas post terapi GnRH agonis 3. Nyeri pelvik kronis akibat pendesakan,
perlekatan, dismenore, disparunea, hemorhoid, disuria berulang, nyeri defekasi, dan
manipulasi. 4. Ketentuan: a. Umur penderita lebih dari 50 tahun adalah TAH-BSO atau SVH
tergantung kondisi serviks. b. Menginginkan anak dilakukan miomektomi atau enukleasi
mioma baik post GnRH agonist maupun langsung. c. Pada kasus dengan gangguan haid
dimana umur lebih dari 40 tahun d. Pendekatan operatif adalah laparotomi dan atau
laparoskopi

5. Tadi disebutkan untuk Tindakan operatif meliputi miomektomi, histerektomi, dan embolisasi arteri
uterus. Apa bisa dijelaskan masing2 dari tindakan operatifnya?

Miomektomi merupakan tindakan pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus.
Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosa dan mioma geburt dengan cara
ekstirpasi lewat vagina.

 Histerektomi merupakan tindakan pengangkatan uterus yang paling umum dilakukan pada kasus
mioma uteri. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah timbulnya mioma uteri
berulang atau timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi untuk mioma uteri dapat dilakukan
secara vaginally, abdominally, atau laparoscopically.

 Embolisasi arteri uterus (Uterin Artery Embolization / UAE) merupakan injeksi arteri uterina dengan
butiran polyvinyl alkohol melalui kateter yang nantinya akan menghambat aliran darah ke mioma dan
menyebabkan nekrosis. Nyeri setelah UAE lebih ringan daripada setelah pembedahan mioma dan pada
UAE tidak dilakukan insisi serta waktu penyembuhannya lebih cepat

6. Tadi disebutkan bahwa salah 1 Manifesitasi Klinis mioma uteri yaitu Perdarahan Abnormal, mengapa
itu bias terjadi?

Teori yang menjelaskan perdarahan yang disebabkan mioma uteri menyatakan terjadi
perubahan struktur vena pada endometrium dan miometrium yang menyebabkan terjadinya venule
ectasia. Miometrium merupakan wadah bagi faktor endokrin dan parakrin dalam mengatur fungsi
endometrium. Aposisi kedua jaringan ini dan aliran darah langsung dari miometrium ke endometrium
memfasilitasi interaksi ini. Growth factor yang merangsang stimulasi angiogenesis atau relaksasi tonus
vaskuler dan yang memiliki reseptor pada mioma uteri dapat menyebabkan perdarahan uterus abnormal
dan menjadi target terapi potensial. Selain itu berkurangnya angiogenik inhibitory factor atau
vasoconstricting factor dan reseptornya pada mioma uteri dapat juga menyebabkan terjadinya
perdarahan uterus yang abnormal.

Bila terjadi secara kronis maka dapat terjadi anemia defisiensi zat besi dan bila berlangsung lama
dan dalam jumlah yang besar maka sulit untuk dikoreksi dengan suplementasi zat besi. Perdarahan pada
mioma submukosa seringkali diakibatkan oleh hambatan pasokan darah endometrium, tekanan, dan
bendungan pembuluh darah di area tumor (terutama vena) atau ulserasi endometrium di atas tumor.
Tumor bertangkai seringkali menyebabkan trombosis vena dan nekrosis endometrium akibat tarikan dan
infeksi (vagina dan kaurm uteri terhubung oleh tangkai yang keluar dari ostium serviks).

Anda mungkin juga menyukai