Anda di halaman 1dari 6

Penatalaksanaan

Penanganan mioma uteri tergantung pada usia, paritas lokasi dan ukuran tumor, dan terbagi atas :

A. Penanganan bila besar tumor < Rahim gravid 12 minggu


Tanpa keluhan dan komplikasi
Penanganan tidak tergantung umur dan paritas, hanya dilakukan pengawasan dan
pemeriksaan secara periodic setiap 3 sampai 6 bulan sekali. Kecuali bila ada pembesasran
dan timbulnya komplikasi di pertimbangkan untuk tindakan operatif.

Dengan keluhan dan komplikasi perdarahan, dapat dilakukan:


1. Koreksi anemia. Dengna tranfusi bila hb <8 gr%
2. Kuret, dikerjakan bila hb >8 gr%. Dengan tujuan menghentikan perdarahan dan
pemeriksaan PA untuk menyingkirkan adanya keganasan atau penyakit lain. Dn
bila tidak ada keganasan, tindakan selanjutnya adalah tergantung umur dan paritas
penderita
3. Umur <35 tahun dan masih menginginkan anak akan dilakukan tindakan
konservatif, bila gagal dipertimbangkan tindakan operatif
4. Umur > 35 tahun dan anak >2 orang dilakukan tindakan operatif

Cara penanganan konservatif dapat dilakukan adalah sebagai berikut


1. Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodic setiap 3- 6 bulan
2. Monitor keadaan Hb
3. Pemberian zat besi
4. Penggunaan agonis GnRH untuk mengurangi ukuran mioma

B. Penanganan bila besar tumor > Rahim gravid 12 minggu


1. Dengan atau tanpa keluhan atau komplikasi,
Dilakukan tindakan operatif
2. Radioterapi
Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita
mengalami menopause, hal ini umumnya dilakukan bila terdapat kontraindikasi
untuk tindakan operasi.
C. Penanganan operatif
Indikasi terapi bedah untuk mioma uteri menurut American Collage Of Obstetriction
And Gynecologist ( ACOG ) dan American Society Of Reproductive Medicine ( ASRM )
adalah :
1. Perdarahan uterus yang tidak respon terhadap terapi konservatif
2. Ketidakmampuan untuk mengevaluasi adneksa ( biasanya karena mioma
berukuran kehamilan 12 minggu atau sebesar tinju dewasa )
3. Sangkaan adanya keganasan
4. Pertumbuhan mioma pada menopause
5. Infertilitas karena gangguan pada cavum uterimaupun karena oklusi tuba
6. Nyeri dan penekanan yang sangat mengganggu
7. Gangguan berkemih maupun obstruksi traktus urinarius
8. Anemia akibat perdarahan.

Jenis operasi yang dilakukan pada mioma uteri yaitu dapat berupa :
1. Miomektomi
Miomektomi yaitu pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus.
Miomektomi ini dilakukan pada wanita yang ingin mempertahankan fungsi
reproduksinya dan tidak ingin dilakukan histerektomi. Tindakan ini dapat
dilakukan misalnya pada mioma submukosum dengan cara exterpasi lewat
vagina. Apabila miomektomi dilakukan karena ingin memperoleh anak , maka
kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30 – 50 % ( prawirohardjo, 2007 )
Tindakan miomektomi dapat dilakukan dengan beberapa cara , yaitu :
1) Miomektomi secara Laparatomi, dilakukan insisi pada dinding abdomen
untuk mengangkat mioma uteri. Keuntungan melakukan laparatomi adalah
lapangan pandang operasiyang lebih luas sehingga penanganan terhadap
perdarahan yang mungkin timbul pada saat operasi dapat ditangani dengan
segera. Namun pada miomektomi secara laparatomi resiko terjadi
perlengketan lebih besar, sehingga akan mempengaruhi factor fertilitas pada
pasien. Disamping itu masa penyembuhan pasca operasi lebih lama, sekitar 4
– 6 minggu
2) Miomektomi secara histeroskopi, dapat dilakukan terhadap mioma sub
mukosum yang terletak pada kavum uteri. Keuntungan teghnik ini adalah
masa penyembuhan pasca operasi sekitar 2 hari. Komplikasi yang serius
jarang terjadi namun dapat timbul perlukaan pada dinding uterus,
ketidakseimbangan elektrolit dan perdarahan.
3) Miomektomi secara laparaskopi, mioma yang bertangkai diluar kavum uteri
dapat diangkat dengan mudah secara laparascopy. Mioma subserosum yhang
terletak di daerah permukaan uterus juga dapat diangkat dengan teknik ini.
Keunggulan laparascopy yaitu masa masa penyembuhan post operasi sekitar 2
– 7 hari. Resiko yang terjadi pada pembedahan ini termasuk perlengketan,
trauma terhadap organ sekitar usus , ovarium, rectum serta perdarahan.
Sampai saat ini miomektomi dengan laparascopi merupakan prosedur standar
bagi wanita dengna mioma uteri yang masih ingin mempertahankan fungsi
reproduksinya ( Hadibroto, 2005 )

2. Histerektomi
Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat Rahim,
baik sebagian tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya berikut serviks uteri (
Prawirohardjo, 2001)
Histerektomi dapat dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi dan pada
penderita yang memiliki mioma yahng simptomatik atau yang sudah bergejala,
Ada dua cara histerektomi, yaitu:
a) Histerektomi abdominal, dilakukan bila tumor besar terutama mioma
intraligamenter, torsi dan akan dilakukan ooforektomi.
Histerektomi abdominaldapat dilakukan dengan 2 cara , yaitu :
1) Total abdominal Hysterectomy (TAH)
Pada TAH, jaringan granulasi yang timbul pada tungkul vagina dapat
menajadi sumber timbulnya secret vagina dan perdarahan post operasi
dimana keadaan ini tidak terjadi pada pasien yang menjalani STAH
2) Subtotal Abdominal hysterectomy (STAH)
STAH dilakukan untuk menghindari resiko operasi yang lebih besar
seperti perdarahan yang banyak, trauma operasi pada ureter, kandung
kemih dan rectum. Namun dengan melakukan STAH kita
meninnggalkan serviks, dimana kemungkinan timbulnya serviks
dapaat terjadi
b) Histerektomi vaginal
Dapat dilakukan bila tumor berukuran kurang dari uterus gravid 12
minggu atau disertai dengan kelainan di vagina misal, rektokel, sistokel
atau enterokel (Callahan, 2005)
Tindakan operasi tidak melalui insisi pada abdomen. Secara umum
histerektomi vaginal hampir seluruhnya merupakan prosedur operasi
ekstraperitoneal, dimana peritoneum yang dibuka sangat minimal sehingga
trauma yang mungkin timbul pada usus dapat diminimalisasi.
Histerektomi laparaskopi ada bermacam – macam teknik. Tetapi ynag
dijelaskan hanya ada 2 , yaitu :
I. Histerektomi vaginal dengan bantuan laparascopi ( Laparascopically
Assisted Vaginal Histerectomy/ LAVH )
Pada LAVH dilakukan dengan cara memisahkan adneksa dari dinding
pelvik dengan memotong mesosalfing kea rah ligamentum kardinate
dibagian bawah, pemisahan pembuluh darah uterine dilakukan dari
vagina
II. Classic Intrafascial serrated Edged Macromorcellated Hysterectomy
(CISH) tanpa colpotomy
CISH pula merupakan modifikasi dari STAH, dimana lapisan dalam
dari serviks dan uterus direseksi menggunakan morselator.
Dengan prosedur ini diharapkan dapat mempertahankan integritas
lantai pelvis dan mempertahankan aliran darah pada pelvis untuk
mencegah terjadinya prolapses
Keuntungan CISH dalah mengurangi resiko trauma pada ureter dan
kandung kemih, perdarahan yang lebih minimal, waktu operasi yang
lebih cepat, resiko infeksi yang lebih minimal dan masa penyembuhan
yang cepat. Jadi terapi mioma uteri yang terbaik adalah melakukan
histerektomi. Dari berbagai pendekatan, prosedur histerektomy
laparascopi memiliki kelebhian karena masa penyembuhan yang
singkat dan angka morbiditas yang rendah disbanding prosedur
histerektomi abdominal. ( Hadibroto. 2005 )

Kriteria menrut American Collage Of Obstetricians Gynecologists


( ACOG ) untuk histerektomi adalah sampai berikut :
 Terdapat 1 sampai 3 mioma asimptomatik atau yang dapat teraba
dari luar dan dikeluhkan oleh pasien
 Perdarahn uterus yang berlebihan, meliputi perdarahan yang
banyak dan bergumpal – gumpal atau berulang – ulang selama
lebih dari 8 hari dan anemia akibat kehilangan darah akut atau
kronis
 Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri
hebat dan akut, rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian
bawah yang kronis dan penekanan pada vesica urinaria
mengakibatkan frekuensi miksi yang lebih sering, ( Chelmow,
2005 )
Faktor predisposisi :
a. Usia penderita
b. Hormon endogen (Endogenous Hormonal)
c. Riwayat keluarga
d. Indeks massa tubuh (IMT), makanan, kehamilan, paritas

MIOMA UTERI

Mioma Intramural Mioma Submukosum Mioma Subserosum

Tumbuh di dinding Berada dibawah endometrium dan Tumbuh keluar


uterus menonjol kedalam rongga uterus dinding uterus

Gejala dan Tanda

Perdarahan Pembesaran Uterus

Dx. Kep Resiko Syok Gangguan Gangguan Penekanan


Hipovolemia Hematologi Sirkulasi Saraf

Penurunan suplai Kurang Nekrosis


darah Pengetahuan

Radang Nyeri
Dx. Kep Penurunan
Gangguan Perfusi respon imun
Jaringan Perifer Dx. Kep Dx. Kep
Dx. Kep Risiko Cemas Nyeri
Infeksi Akut/Kronis

Penekanan

Kandung Kemih Uretra ureter Rektum

Poluria Retensio urine Hidronefrosis Konstipasi


Obstipasi
Dx. Kep
Gangguan Eliminasi Urine Dx. Kep
Konstipasi

Anda mungkin juga menyukai