HISTEREKTOMI
Pembimbing:
dr. H. Baharuddin Hafied, Sp. OG
Di Susun Oleh:
DURATUL FAHLIA
2008730061
HISTEREKTOMI
1.1 Pendahuluan
Porro (1876) melakukan histerektomi pada kasus infeksi intrapartal berat tanpa
mengeluarkan janin dari dalam rahim. Usahanya ini berhasil mencegah kematian ibu
sehingga pada tahun 1880 diakui para sarjana secara luas. Histerektomi segera setelah
sectio sesarea dahulu semata-mata dilakukan untuk mengurangi angka kematian ibu akibat
perdarahan dan infeksi yang bersumber dari rahim. 3
Namun, tindakan ini sangat berpengaruh terhadap sistem reproduksi wanita. Diangkatnya
rahim, tidak atau dengan saluran telur atau indung telur akan mengakibatkan perubahan
pada sistem reproduksi wanita, seperti tidak bisa hamil, haid, dan perubahan hormon. 2
Pada beberapa kasus dan biasanya pada kasus dengan penyulit perdarahan obstetric yang
parah, tindakan histerektomi pascapartum mungkin dapat menyelamatkan nyawa. Operasi
dapat dilakukan dengan laparotomi setelah pelahiran pervaginam, atau dilakukan
bersamaan dengan sesar (disebut histerektomi sesar). 4
1.2 Definisi
Istilah histerektomi berasal dari bahasa latin histeria yang berarti kandungan, rahim, atau
uterus, dan ectomi yang berarti memotong, jadi histerektomi adalah suatu prosedur
pembedahan mengangkat rahim yang dilakukan oleh ahli kandungan. 5,6,7
Histerektomi adalah suatu prosedur operatif dimana seluruh organ dari uterus diangkat.
Histerektomi merupakan suatu prosedur non obstetrik untuk wanita di negara Amerika
Serikat.
Histerektomi adalah bedah pengangkatan rahim (uterus) yang sangat umum dilakukan.
namun organ-organ lain seperti ovarium, saluran tuba dan serviks sangat sering dihapus
sebagai bagian dari operasi.
2. Kontraindikasi
a. Atelektasis
b. Luka infeksi
c. Infeksi saluran kencing
d. Tromoflebitis
e. Embolisme paru-paru.
f. Terdapat jaringan parut, inflamasi, atau perubahan endometrial pada adneksa
g. Riwayat laparotomi sebelumnya (termasuk perforasi appendix) dan abses pada
cul-de-sac Douglas karenadiduga terjadi pembentukan perlekatan.
1.4 Jenis Histerekomi
1. Histerektomi parsial (subtotal)
Pada histerektomi jenis ini, rahimn diangkat, tetapi mulut rahim (serviks) tetap
dibiarkan. Oleh karena itu, penderita masih dapat terkena kanker mulut rahim sehingga
masih perlu pemeriksaan pap smear (pemeriksaan leher rahim) secara rutin. 5,6,7
2. Histerektomi total
Pada histerektomi ini, rahim dan mulut rahim diangkat secara keseluruhan. 5,6,7
Keuntungan dilakukan histerektomi total adalah ikut diangkatnya serviks yang
menjadi sumber terjadinya karsinoma dan prekanker. Akan tetapi, histerektomi total
lebih sulit daripada histerektomi supraservikal karena insiden komplikasinya yang
lebih besar. 1
Operasi dapat dilakukan dengan tetap meninggalkan atau mengeluarkan ovarium pada
satu atau keduanya. Pada penyakit, kemungkinan dilakukannya ooforektomi unilateral
atau bilateral harus didiskusikan dengan pasien. Sering kali, pada penyakit ganas, tidak
ada pilihan lain, kecuali mengeluarkan tuba dan ovarium karena sudah sering terjadi
mikrometastase. 1
Berbeda dengan histerektomi sebagian, pada histerektomi total seluruh bagian rahim
termasuk mulut rahim (serviks) diangkat. Selain itu, terkadang histerektomi total juga
disertai dengan pengangkatan beberapa organ reproduksi lainnya secara bersamaan.
Misalnya, jika organ yang diangkat itu adalah kedua saluran telur (tuba falopii) maka
tindakan itu disebut salpingo. Jika organ yang diangkat adalah kedua ovarium atau
indung telur maka tindakan itu disebut oophor. Jadi, yang disebut histerektomi
bilateral salpingo-oophorektomi adalah pengangkatan rahim bersama kedua saluran
telur dan kedua indung telur. Pada tindakan histerektomi ini, terkadang juga dilakukan
tindakan pengangkatan bagian atas vagina dan beberapa simpul (nodus) dari saluran
kelenjar getah bening, atau yang disebut sebagai histerektomi radikal (radical
hysterectomy). 2
Ada banyak gangguan yang dapat menyebabkan diputuskannya tindakan histerektomi.
Terutama untuk keselamatan nyawa ibu, seperti pendarahan hebat yang disebabkan
oleh adanya miom atau persalinan, kanker rahim atau mulut rahim, kanker indung
telur, dan kanker saluran telur (falopi). Selain itu, beberapa gangguan atau kelainan
reproduksi yang sangat mengganggu kualitas hidup wanita, seperti miom atau
endometriosis dapat menyebabkan dokter mengambil pilihan dilakukannya
histerektomi. 2
Histerektomi dapat dilakukan melalui 3 macam cara, yaitu abdominal, vaginal dan
laparoskopik. Pilihan ini bergantung pada jenis histerektomi yang akan dilakukan, jenis
penyakit yang mendasari, dan berbagai pertimbangan lainnya. Histerektomi abdominal
tetap merupakan pilihan jika uterus tidak dapat dikeluarkan dengan metode lain.
Histerektomi vaginal awalnya hanya dilakukan untuk prolaps uteri tetapi saat ini juga
dikerjakan pada kelainan menstruasi dengan ukuran uterus yang relatif normal.
Histerektomi vaginal memiliki resiko invasive yang lebih rendah dibandingkan
histerektomi abdominal. Pada histerektomi laparoskopik, ada bagian operasi yang
dilakukan secara laparoskopi (garry, 1998). 5,6,7
1.5 Patofisiologi
1. Histerektomi abdominal
Pengangkatan kandungan dilakukan melalui irisan pada perut, baik irisan vertikal
maupun horisontal (Pfanenstiel). Keuntungan teknik ini adalah dokter yang melakukan
operasi dapat melihat dengan leluasa uterus dan jaringan sekitarnya dan mempunyai
cukup ruang untuk melakukan pengangkatan uterus. Cara ini biasanya dilakukan pada
mioma yang berukuran besar atau terdapat kanker pada uterus. Kekurangannya, teknik
ini biasanya menimbulkan rasa nyeri yang lebih berat, menyebabkan masa pemulihan
yang lebih panjang, serta menimbulkan jaringan parut yang lebih banyak.
2. Histerektomi vaginal
Dilakukan melalui irisan kecil pada bagian atas vagina. Melalui irisan tersebut, uterus
(dan mulut rahim) dipisahkan dari jaringan dan pembuluh darah di sekitarnya
kemudian dikeluarkan melalui vagina. Prosedur ini biasanya digunakan pada
prolapsus uteri. Kelebihan tindakan ini adalah kesembuhan lebih cepat, sedikit nyeri,
dan tidak ada jaringan parut yang tampak.
3. Histerektomi laparoskopi
Teknik ini ada dua macam yaitu histeroktomi vagina yang dibantu laparoskop
(laparoscopically assisted vaginal hysterectomy, LAVH) dan histerektomi
supraservikal laparoskopi (laparoscopic supracervical hysterectomy, LSH). LAVH
mirip dengan histerektomi vagnal, hanya saja dibantu oleh laparoskop yang
dimasukkan melalui irisan kecil di perut untuk melihat uterus dan jaringan sekitarnya
serta untuk membebaskan uterus dari jaringan sekitarnya. LSH tidak menggunakan
irisan pada bagian atas vagina, tetapi hanya irisan pada perut. Melalui irisan tersebut
laparoskop dimasukkan. Uterus kemudian dipotong-potong menjadi bagian kecil agar
dapat keluar melalui lubang laparoskop. Kedua teknik ini hanya menimbulkan sedikit
nyeri, pemulihan yang lebih cepat, serta sedikit jaringan parut.