Anda di halaman 1dari 10

REFERAT

HISTEREKTOMI

Pembimbing:
dr. H. Baharuddin Hafied, Sp. OG

Di Susun Oleh:
DURATUL FAHLIA
2008730061

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI&GINEKOLOGI


RS ISLAM SUKAPURA

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2012

HISTEREKTOMI
1.1 Pendahuluan
Porro (1876) melakukan histerektomi pada kasus infeksi intrapartal berat tanpa
mengeluarkan janin dari dalam rahim. Usahanya ini berhasil mencegah kematian ibu
sehingga pada tahun 1880 diakui para sarjana secara luas. Histerektomi segera setelah
sectio sesarea dahulu semata-mata dilakukan untuk mengurangi angka kematian ibu akibat
perdarahan dan infeksi yang bersumber dari rahim. 3

Histerektomi merupakan suatu tindakan penanganan untuk mengatasi kelainan atau


gangguan organ atau fungsi reproduksi yang terjadi pada wanita. Dengan demikian,
tindakan ini merupakan keputusan akhir dari penanganan kelainan atau gangguan
berdasarkan hasil pemeriksaan dokter. 2

Namun, tindakan ini sangat berpengaruh terhadap sistem reproduksi wanita. Diangkatnya
rahim, tidak atau dengan saluran telur atau indung telur akan mengakibatkan perubahan
pada sistem reproduksi wanita, seperti tidak bisa hamil, haid, dan perubahan hormon. 2

Pada beberapa kasus dan biasanya pada kasus dengan penyulit perdarahan obstetric yang
parah, tindakan histerektomi pascapartum mungkin dapat menyelamatkan nyawa. Operasi
dapat dilakukan dengan laparotomi setelah pelahiran pervaginam, atau dilakukan
bersamaan dengan sesar (disebut histerektomi sesar). 4

Sebagian besar histerektomi paripartum dilakukan untuk menghentikan perdarahan akibat


atonia uterus yang tak teratasi, perdarahan segmen bawah uterus yang berkaitan dengan
insisi sesar atau implantasi plasenta, laserasi pembuluh besar uterus, mioma besar,
dysplasia serviks yang parah, dan karsinoma insitu. Gangguan implantasi plasenta,
termasuk plasenta previa dan berbagai plasenta akreta yang sering berkaitan dengan sesar
berulang, sekarang menjadi indikasi tersering untuk histerektomi saesar. 4

Pengahambat utama histerektomi sesarea adalah kehawatiran akan peningkatan


pengeluaran darah dan kemungkinan kerusakan kerusakan saluran kemih. Factor utama
komplikasi tampaknya adalah apakah operasi dilakukan secara elektif atau darurat.
Morbiditas yang berkaitan dengan histerektomi darurat secara substantive meningkat.
Pengeluaran darah pada umumnya banyak dan hal ini berkaitan dengan indikasi operasi.
Jika dilakukan atas indikasi perdarahan, pengeluaran darah hampir slalu besar. Memang,
lebih dari 90 persen wanita yang menjalani histerektomi pasca partum darurat
membutuhkan tranfusi. 4

1.2 Definisi
Istilah histerektomi berasal dari bahasa latin histeria yang berarti kandungan, rahim, atau
uterus, dan ectomi yang berarti memotong, jadi histerektomi adalah suatu prosedur
pembedahan mengangkat rahim yang dilakukan oleh ahli kandungan. 5,6,7

Histerektomi obstetrik adalah pengangkatan rahim atas indikasi obstetrik. 3

Histerektomi adalah suatu prosedur operatif dimana seluruh organ dari uterus diangkat.
Histerektomi merupakan suatu prosedur non obstetrik untuk wanita di negara Amerika
Serikat.

Histerektomi adalah bedah pengangkatan rahim (uterus) yang sangat umum dilakukan.
namun organ-organ lain seperti ovarium, saluran tuba dan serviks sangat sering dihapus
sebagai bagian dari operasi.

Histeroktomi merupakan suatu tindakan penanganan untuk mengatasi kelainan atau


gangguan organ atau fungsi reproduksi yang terjadi pada wanita. Dengan demikian,
tindakan ini merupakan keputusan akhir dari penanganan kelainan atau gangguan
berdasarkan hasil pemeriksaan dokter. Namun tindakan ini sangat berpengaruh terhadap
system reproduksi wanita. Diangkatnya rahim, tidak atau dengan saluran telur atau indung
telur akan mengakibatkan perubahan pada system reproduksi wanita, seperti tidak bisa
hamil, haid dan perubahan hormone.
Histerektomi adalah operasi pengangkatan kandungan (rahim,uterus) pada seorang wanita,
sehingga setelah menjalani ini dia tidak bisa lagi hamil dan mempunyai anak. Histerektomi
biasanya disarankan oleh dokter untuk dilakukan karena berbagai alasan. Alasan utamanya
dilakukan histerektomi adalah kanker mulut rahim atau kanker rahim. 5,6,7

1.3 Indikasi dan kontraindikasi


1. Indikasi
a. Ruptur uteri
b. Perdarahan yang tidak dapat dikontrol dengan cara-cara yang ada, misalnya pada :
1) Atonia uteri
2) Afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia pada solusio plasenta dan lainnya.
3) Couvelaire uterus tanpa kontraksi.
4) Arteri uterina terputus.
5) Plasenta inkreta dan perkreta.
6) Hematoma yang luas pada rahim.
c. Infeksi intrapartal berat.
d. Pada keadaan ini biasanya dilakukan operasi Porro, yaitu uterus dengan isinya
diangkat sekaligus.
e. Uterus miomatosus yang besar.
f. Kematian janin dalam rahim dan missed abortion dengan kelainan darah.
g. Kanker leher rahim. 3

2. Kontraindikasi
a. Atelektasis
b. Luka infeksi
c. Infeksi saluran kencing
d. Tromoflebitis
e. Embolisme paru-paru.
f. Terdapat jaringan parut, inflamasi, atau perubahan endometrial pada adneksa
g. Riwayat laparotomi sebelumnya (termasuk perforasi appendix) dan abses pada
cul-de-sac Douglas karenadiduga terjadi pembentukan perlekatan.
1.4 Jenis Histerekomi
1. Histerektomi parsial (subtotal)
Pada histerektomi jenis ini, rahimn diangkat, tetapi mulut rahim (serviks) tetap
dibiarkan. Oleh karena itu, penderita masih dapat terkena kanker mulut rahim sehingga
masih perlu pemeriksaan pap smear (pemeriksaan leher rahim) secara rutin. 5,6,7
2. Histerektomi total
Pada histerektomi ini, rahim dan mulut rahim diangkat secara keseluruhan. 5,6,7
Keuntungan dilakukan histerektomi total adalah ikut diangkatnya serviks yang
menjadi sumber terjadinya karsinoma dan prekanker. Akan tetapi, histerektomi total
lebih sulit daripada histerektomi supraservikal karena insiden komplikasinya yang
lebih besar. 1

Operasi dapat dilakukan dengan tetap meninggalkan atau mengeluarkan ovarium pada
satu atau keduanya. Pada penyakit, kemungkinan dilakukannya ooforektomi unilateral
atau bilateral harus didiskusikan dengan pasien. Sering kali, pada penyakit ganas, tidak
ada pilihan lain, kecuali mengeluarkan tuba dan ovarium karena sudah sering terjadi
mikrometastase. 1

Berbeda dengan histerektomi sebagian, pada histerektomi total seluruh bagian rahim
termasuk mulut rahim (serviks) diangkat. Selain itu, terkadang histerektomi total juga
disertai dengan pengangkatan beberapa organ reproduksi lainnya secara bersamaan.
Misalnya, jika organ yang diangkat itu adalah kedua saluran telur (tuba falopii) maka
tindakan itu disebut salpingo. Jika organ yang diangkat adalah kedua ovarium atau
indung telur maka tindakan itu disebut oophor. Jadi, yang disebut histerektomi
bilateral salpingo-oophorektomi adalah pengangkatan rahim bersama kedua saluran
telur dan kedua indung telur. Pada tindakan histerektomi ini, terkadang juga dilakukan
tindakan pengangkatan bagian atas vagina dan beberapa simpul (nodus) dari saluran
kelenjar getah bening, atau yang disebut sebagai histerektomi radikal (radical
hysterectomy). 2
Ada banyak gangguan yang dapat menyebabkan diputuskannya tindakan histerektomi.
Terutama untuk keselamatan nyawa ibu, seperti pendarahan hebat yang disebabkan
oleh adanya miom atau persalinan, kanker rahim atau mulut rahim, kanker indung
telur, dan kanker saluran telur (falopi). Selain itu, beberapa gangguan atau kelainan
reproduksi yang sangat mengganggu kualitas hidup wanita, seperti miom atau
endometriosis dapat menyebabkan dokter mengambil pilihan dilakukannya
histerektomi. 2

3. Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral


Histerektomi ini mengangkat uterus, mulut rahim, kedua tuba falopii, dan kedua
ovarium. Pengangkatan ovarium menyebabkan keadaan penderita seperti menopause
meskipun usianya masih muda. 5,6,7
4. Histerektomi radikal
Histerektomi ini mengangkat bagian atas vagina, jaringan dan kelenjar limfe disekitar
kandungan. Operasi ini biasanya dilakukan pada beberapa jenis kanker tertentu untuk
bisa menyelamatkan nyawa penderita. 5,6,7

Histerektomi dapat dilakukan melalui 3 macam cara, yaitu abdominal, vaginal dan
laparoskopik. Pilihan ini bergantung pada jenis histerektomi yang akan dilakukan, jenis
penyakit yang mendasari, dan berbagai pertimbangan lainnya. Histerektomi abdominal
tetap merupakan pilihan jika uterus tidak dapat dikeluarkan dengan metode lain.
Histerektomi vaginal awalnya hanya dilakukan untuk prolaps uteri tetapi saat ini juga
dikerjakan pada kelainan menstruasi dengan ukuran uterus yang relatif normal.
Histerektomi vaginal memiliki resiko invasive yang lebih rendah dibandingkan
histerektomi abdominal. Pada histerektomi laparoskopik, ada bagian operasi yang
dilakukan secara laparoskopi (garry, 1998). 5,6,7
1.5 Patofisiologi

1.6 Pemeriksaan Diagnostik


1. USG
Untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium dan keadaan
adnexa dalam rongg apelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan ataupun
MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik
USG. Untungnya leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak dapat
membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnose jaringan.
2. Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai masaa di rongga pelvis serta
menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter
3. Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan
infertilitas.
4. Laparoskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis
5. Laboratorium, darah lengkap, urine lengkap, gula darah, tes fungsi hati, ureum,
kreatinin darah.
6. Tes kehamilan
7. D/K (dilatasi dan kuretase) pada penderita yang disertai perdarahan untuk
menyingkirkan kemungkinan patologi pada rahim (hyperplasia atau adenokarsinoma
endometrium). 5,6,7

1.7 Teknik Operasi Histerektomi


Pilihan teknik pembedahan tergantung pada indikasi pengangkatan uterus, ukuran uterus,
lebarnya vagina, dan juga kondisi pendukung lainnya. Lesi prekanker dari serviks, uterus,
dan kanker ovarium biasanya dilakukan histerektomi abdominal, sedangkan pada leimioma
uteri, dilakukan histerektomi abdominal jika ukuran tumor tidak memungkinkan diangkat
melalui histerektomi vaginal. 1

1. Histerektomi abdominal
Pengangkatan kandungan dilakukan melalui irisan pada perut, baik irisan vertikal
maupun horisontal (Pfanenstiel). Keuntungan teknik ini adalah dokter yang melakukan
operasi dapat melihat dengan leluasa uterus dan jaringan sekitarnya dan mempunyai
cukup ruang untuk melakukan pengangkatan uterus. Cara ini biasanya dilakukan pada
mioma yang berukuran besar atau terdapat kanker pada uterus. Kekurangannya, teknik
ini biasanya menimbulkan rasa nyeri yang lebih berat, menyebabkan masa pemulihan
yang lebih panjang, serta menimbulkan jaringan parut yang lebih banyak.
2. Histerektomi vaginal
Dilakukan melalui irisan kecil pada bagian atas vagina. Melalui irisan tersebut, uterus
(dan mulut rahim) dipisahkan dari jaringan dan pembuluh darah di sekitarnya
kemudian dikeluarkan melalui vagina. Prosedur ini biasanya digunakan pada
prolapsus uteri. Kelebihan tindakan ini adalah kesembuhan lebih cepat, sedikit nyeri,
dan tidak ada jaringan parut yang tampak.
3. Histerektomi laparoskopi
Teknik ini ada dua macam yaitu histeroktomi vagina yang dibantu laparoskop
(laparoscopically assisted vaginal hysterectomy, LAVH) dan histerektomi
supraservikal laparoskopi (laparoscopic supracervical hysterectomy, LSH). LAVH
mirip dengan histerektomi vagnal, hanya saja dibantu oleh laparoskop yang
dimasukkan melalui irisan kecil di perut untuk melihat uterus dan jaringan sekitarnya
serta untuk membebaskan uterus dari jaringan sekitarnya. LSH tidak menggunakan
irisan pada bagian atas vagina, tetapi hanya irisan pada perut. Melalui irisan tersebut
laparoskop dimasukkan. Uterus kemudian dipotong-potong menjadi bagian kecil agar
dapat keluar melalui lubang laparoskop. Kedua teknik ini hanya menimbulkan sedikit
nyeri, pemulihan yang lebih cepat, serta sedikit jaringan parut.

Tindakan pengangkatan rahim menggunakan laparoskopi dilakukan menggunakan


anestesi (pembiusan) umum atau total. Waktu yang diperlukan bervariasi tergantung
beratnya penyakit, berkisar antara 40 menit hingga tiga jam. Pada kasus keganasan
stadium awal, tindakan histerektomi radikal dapat pula dilakukan menggunakan
laparoskopi. Untuk ini diperlukan waktu operasi yang relatif lebih lama. Apabila
dilakukan histerektomi subtotal, maka jaringan rahim dikeluarkan menggunakan alat
khusus yang disebut morcellator sehingga dapat dikeluarkan melalui llubang 10
mm.Apabila dilakukan histerektomi total, maka jaringan rahim dikeluarkan melalui
vagina, kemudian vagina dijahit kembali. Operasi dilakukan umumnya menggunkan
empat lubang kecil berukuran 5 10 mm, satu di pusar dan tiga di perut bagian bawah.
1.8 Prosedur Histerektomi
1.8.1 Persiapan Pre Operasi 1 hari sebelum operasi
1. Persiapan urogenital
Dilakukan pengosongan kandung kemih dengan kateterisasi nkandung kemih.
2. Obat-obat Premedikal
Yaitu penyuntikan pengantar pada pendrita yang sudah ditentukan oleh ahli
bius
3. Bahan yang harus dibawa bersama pasien ke kamar operasi
a. Status klien
b. Hasil-hasil laboratorium
4. Persiapan psikologis
a. Pasien dan keluarga perlu diberi kesempatan bertanya mengenai fungsi
reproduksi dan seksnya.
b. Beri penjelasan tentang operasi histerektomi yang akan dilakukannya.
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Cek gelang identitas
b. Lepas tusuk konde, wig, tutup kepala dengan mitella.
c. Lepaskan perhiasan, cincin dan jam tangan.
d. Bersihkan cat kuku
e. Lepaskan kontak lens
f. Alat bantu pendengaran dapat dipasang bila pasien tidak dapat
mendengarkan tanpa alat.
g. Pasang kaos kaki anti emboli bila pasien resiko tingi terhadap syok.
h. Ganti pakaian operasi
6. Transportasi ke kamar operasi
Perawat menerima status pasien, memeriksa gelang pengenal, menandatangani
inform concent, pasien dilindungi dari kedinginan dengan memberi selimut
katun.

Anda mungkin juga menyukai