Radang Pemulihan Luka Adaptasi Sel
Radang Pemulihan Luka Adaptasi Sel
Struktur Sel
Sel mengandung struktur fisik yang terorganisir yg dinamakan organel.
Sel terdiri dari dua bagian utama : inti dan sitoplasma keduanya dipisahkan oleh membrane inti.
Sitoplasma dipisahkan dgn cairan sekitarnya oleh membran sel .
Berbagai zat yg membentuk sel secara keseluruhan disebut protoplasma
1. Membran Sel, merupakan struktur elastis yg sangat tipis, penyaring selektif zat-zat tertentu.
2. Membran inti, merupakan dua membrane yang saling mengelilingi. Pada kedua membrane yg
bersatu merupakan tempat yang permiabel sehingga hamper semua zat yg larut dapat bergerak
antara cairn inti dan sitoplasma.
3. Retikulum endoplasma, tdd
- RE granular yang pd permukaannya melekat ribosom yg terutama mengandung RNA yg
berfungsi dalam mensintesa protein.
- RE agranular, tidak ada ribosom. Berfungsi untuk sintesa lipid dan enzimatik sel.
4. Komplek golgi.
Berhubungan dgn RE berfungsi memproses senyawa yg ditransfer RE kemudian disekresikan.
5. Sitoplasma, yaitu suatu medium cair banyak mengandung struktur organel sel..
6. Mitokondria, adalah organel yg disediakan untuk produksi energi dalam sel. Di sini dioksidasi
berbagai zat makanan.
katabolisme / pernafasan sel
7. Lisosom, adalagh bungkusan enzim pencernaan yg terikat membrane. Dan merupakan organ
pencernaan sel.
8. Sentriol, merupakan struktur silindris kecil yg berperan penting pada pembelahan sel.
9. Inti, adalah pusat pengawasan atau pengaturan sel. Mengandung DNA yg disebut gen.
10. Nukleoli, merupakan struktur protein sederhana mengandung RNA. Jumlah dapat satu atau
lebih,
Sel selalu terpajan terhadap kondisi yang selalu berubah dan potensial terhadap rangsangan yang
merusak sel akan bereaksi :
- Beradaptasi,
- Jejas / cidera reversible
- Kematian
Contoh penyakit : infeksi stafilokokus atau streptococcus, gonore, sifilis, kolera dll.
DNA setelah berada dalam sel Virus virus mewariskan gen-gen pada sel baru virus
menyatu dgn DNA sel akan mengambil alih fungsi sel. RNA virus akan mengontrol fungsi sel.:
Contoh penyakit : ensefalitis, , campak jerman, rubella, poliomyelitis, hepatitis , dll
5. Mekanisme Imun
Reaksi imun sering dikenal sebagai penyebab kerusakan dan penyakit pada sel.
Antigen penyulut dapat eksogen maupun endogen.
Antigen endogen ( missal antigen sel) menyebabkan penyakit autoimun.
6. Gagngguan genetik
Mutasi, dapat menyebabkan: mengurangi suatu enzim,
kelangsugan hidup sel tidak sesuai, atau tanpa dampak yg diketahui.
7. Ketidakseimbangan Nutrisi
- defisiensi protein-kalori
- avitaminosis
aterosklerosis, ibesitas- kelebihan kalori
8. Penuaan
C. ADAPTASI SEL
Betuk reaksi sel jaringan organ / system tubuh terhadap jejas :
1. retrogresif, jika terjadi proses kemunduran (degenerasi/ kembali kearah yang kurang
kompleks).
2. Progresif, berkelanjutan berjaklan terus kearah yang lebih buruk untuk penyakit)
3. Adaptasi (penyesuaian) : atropi, hipertropi, hiperplasi, metaplasi
Sel-sel menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan mikronya.
1. Atropi
o Suatu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah berkembang sempurna dengan ukuran
normal.
o Merupakan bentuk reaksi adaptasi. Bila jumlah sel yg terlibat cukup, seluruh jaringan dan alat
tubuh berkurang atau mengalami atropi.
o Sifat :
seluruh bagian tubuh - fisiologik misalnya aging proses tampak mengecil secara bertahap.
- patologik (pasca peradangan), misal keadaan kurus kering akibat marasmus dan kwashiorkor,
emasiasi / inanisi (menderita penyakit berat), melemahnya fungsi pencernaan atau hilangnya
nafsu makan
- umum atau local.penurunan aktivitas endokrin dan pengaruhnya atas target sel dan target
organ.
Penyebab atropi :
- berkurangnya beban kerja
- hilangnya persarafan
- berkuranhnya perbekalan darah
- hilangnya rangsangan hormone
2. Hipertropi
Yaitu peningkatan ukuran sel dan perubahan ini meningkatkan ukuran alat tubuh
Ukuran sel jaringan atau organ yg menjadi lebih besar dari ukuran normalnya.
Bersifat fisiologik dan patologik, umum atau lokal
Hipertropi dapat memberi variasi fungsional :
jika yang sel parenkim yg membesar- meningkat
- jika hipertropi akibat proliferasi unsure stroma ataumenurun penurunan fungsi. sel
parenkim terdesak substansi antar sel
- Normal -- > hipertropi murni jika terjadi pada jaringan atas sel permanent dan dipicu oleh
pengngkatan fungsi.missal otot rangka pada binaragawan
3. Hiperplasia
Dapat disebabkan oleh adanya stimulus atau keadaan kekurangan secret atau produksi sel
terkai.
Hanya dapat tetrjadi pada populasi sel labil ( dalam kehidupan ada siklus sel periodic, sel
epidermis, sel darah) . atau sel stabil (dalam keadaan tertentu masih mampu berproliferasi,
misalnya : sel hati sel epitel kelenjar.
Tidak terjadi pada sel permanent (sel otot rangka, saraf dan jantung)
5. Metaplasia
Ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis tertentu menjadi sel matur jenis lain :
Misalnya sel epitel torak endoservik daerah perbatasan dgn epitel skuamosa, sel epitel bronchus
perokok.
6. Displasia
• Sel dalam proses metaplasia berkepanjangan tanpa mereda dapat melngalami ganguan
polarisasi pertumbuhan sel reserve, sehingga timbul keadaan yg disebut displasia.
• Ada 3 tahapan : ringan, sedang dan berat
• Jika jejas atau iritan dpt diatasi seluruh bentuk adaptasi dan displasia dapat noemal kembali.
• Tetapi jika keadaan displasia berat keganasan intra epithelial/insitudan tdk ditanggulangi
7. Degenarasi
o Yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler yang disertai perubahan morfologik,
akibat jejas nin fatal pada sel.
o Dalam sel jaringan terjadi :
o Storage (penimbunan) perubahan morfologikakumulasi cairan atau zat dalam organel sel
sel mengembung/bengkak.terurama dlm sitoplasma
o Sitoplasma keruh disebut degenerasi bengkak keru (claudeatau granuler kasar swelling).
- Ditemukan kerusakan reticulum endoplasma dan filament mitokondria
- Terbentuk fragmen-partikel yg mengandung unsur lipid edema intrasel, peningkatan tekanan
osmosis dan protein (albumin) disebut degenerasi albumin.
- Jika hal ini berlanjut maka akan terjadi pembengkakan vesikel , akan tampak vakaula intra sel
kemunduran ini disebut degenarasi vakuoler atau hidrofik
o Kedua proses degenerasi tersebut masih reversible.
o Reaksi sel terhadap jejas yang masih reversible disebut degenerasi
o Reaksi sel terhadap jejas yang ireversible menuju kematian disebut nekrosis
8. Infiltrasi
Bentuk retrogresidgn penimbunan metabolit sistemik pada jikasel normal (tdk mengalami jejas
langsung seperti pd degenerasi) melampaui batas maka sel akan pecah. Dan debris el akan
ditanggulangi oleh system makrofag.
D. KALSIFIKASI PATOLOGIK
Kalsifikasi : proses diletakannya (pengendapan) kalsium dalam jaringan
proses kalsifikasi2. Kalsifikasi distropik pada jaringan yg telah mengalami kerusakan terlebih
dahulu.
Kerusakan dapat bersifat degenerasi atau nekrosis.
Contoh lithopedion, bayi membatu pada janin yang mati dalam kandungan.
3. Kalsinosis, terjadi kalsifikasi pd jaringan yang tampak normal atau yang menunjukan
kerusakan sitemik
4. Pembentukan tulang heterotropik, meliputi 3 proses diatas disertai pergantian proses, dari
kalsifikasi menjadi pembentukan tulang.pembentukan tulang. Terjadi akibat depo kalsium
abnormal metaplasi kearahyg dapat merangsang sel fibroblast osteoblastik dan membentuk
tulang.
5. Kalsifikasi pada pembuluh darah arteri, terjadi pada arteiosklerosis, ini termasuk kalsifikasi
distrropik.
Perubahan sub letal pada sel disebut degenerasi atau perubahan degeneratif.
Bengkak keruh, menggambarkan perubahan sel yang menunjukan keadaan setengah matang dan
secara mikroskopik terlihat sitoplasmanya granular.
Misal : pada hati banyak lipid yg tertibun di dalam sel inti sel terdesak ke satu sisidan
sitoplasma diduduki oleh satu vakuola besar yg berisi lipid.
Hati yang terserang hebat akanber warna kuning cerah, jika disentuh terasa berlemak. Jenis
perubahan ini disebut perubahan berlemak atau degenerasi lemak.
B. Morfologi Jejas:
1. Pada jejas reversible :
- Membran sel menggelembung
- Pembengkakan umum (sitoplasma)
- Penggumpalan kromatin inti
- Autofagi oleh lisosom
- Penggumpalan partikel intramembran
- Pembengkakan ER
- Kebocoran ribosom
- Pembengkakan mitokondria
- Pemadatan kecil-kecil pada mitokondria
2. Pada jejas irreversible
- Kelainan (defek) membrane sel
- Gambaran myelin pada membrane sel
- Inti mengalami : piknosis atau kariolisis atau karioreksis
- Lisosom pecah dan autolisis
- Lisis ER
- Pembengkakan mitokondria menurun
- pemadatan besar pada mitokondria.
Degenerasi
Yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraselular yang disertai perubahan morfologik
akibat jejas non fatal pada sel.
“Reaksi sel terhadap jejas yang masih reversible”
Pada sel ditemukan kerusakan reticulum endoplasma dan filament mitokondria dan terbentuk
fragmen-partikel yg mengandung unsur lipid dan protein edema intrasel. Komponen
peningkatan tekanan osmosis (albumin) dominant pada proses ini adalah albumin, sehingga
kemunduran sel yg terjadi disebut degenerasi albumin.
Jika hal ini berlanjut maka akan terjadi pembengkakan vesikel , akan tampak vakaula intra sel
kemunduran ini disebut degenarasi vakuoler atau degenerasi hidrofik. Umumnya masih bersifar
reversible.
Misal inti sel terdesak: pada hati banyak lipid yg tertibun di dalam sel ke satu sisi dan
sitoplasma diduduki oleh satu vakuola besar yg berisi lipid.
Hati yang terserang hebat akan berwarna kuning cerah, jika disentuh terasa berlemak. Jenis
perubahan ini disebut perubahan berlemak atau degenerasi lemak. Atau infiltrasi lemak
Dalam keadaan normal zat metabolit (glukosa, lipid, asam amino) berada dal sitoplasma, jika zat
metabolit tersebut melampaui batas maka sel akan pecah.
Nekrosis/kematian sel
“Sebuah atau sekelompok sel atau jaringan mati pada hospes yang hidup. Merupakan kematian
sel local.”
“ Perubahan morfologi sebagai akibat tindakan degradasi progresif oleh enzim-enzim sel yg
terjejas letal.”
Jika cedera cukup hebat maka sel tidak lagisel akan mencapai suatu titik “ point of no renturn”
mampu selmengkompensasi dan tidak dapat melangsungkan metabolisme mati.
2. Nekrosis liquefaktiva: jaringan nekrotik sedikit demi sedikit mencair oleh enzim. Sering
terjadi pada otak yang nekrotik
tampak seperti lobang berisi cairan
Contoh pada sel mati hipoksia pada susunan saraf pusat.
3. Nekrosis kaseosa, Sel-sel nekrotik hancur tetapi pecahan-pecahan sel nya tetap ada selam
betahun-tahun. . missal pada tuberculosis.
4. Nekrosis lemak , akibat trauma langsung pd jaringan lemak. Sering pada payu dara.
Misal timbul tukak , jika jar nekrotik tidak: nekrotik epitel sal cerna dibuang maka ditutup
oleh kapsula jaringan fibrosa dan diisi oleh garam2 kalsium yg diendapkan dari darah
(kalsifikasi)
pengerasan
.
Akibat nekrosis
1. Kehilangan fungsi : missal :deficit neurologis
2. Menjadi fous infeksi, medium pembiakan mikroorganisme tertentu penyebaran
3. Perubahan2 sistemik tertentu : demam, leukositosis
4. pengeluaran enzim-enzim yg dikandungnya ke dalam darah akibat sel mati dan peningkatan
permiabelitas membhran.
Ganggren
Yaitu :Nekrosis koagulatif, biasanya disebabkan oleh tdk adanya suplai darah, disertai
pertumbuhan bakteri saprofit.
Timbul pada jaringan terbuka terhadap bakteri yg hidup.
Sering dijumpai pada ektremitas atau segmen usus
Klasifikasi :
1. G. Kering, bila lebih menggambarkan nekrosis koagulatif sering pada ektremitas, kadang2
jaringan berwarna hitam dan mengkerut dari suatu daerah ganggren, biasa ditemukan pada jari 2
penderita DM
3. G. Gas
Jenis gangren khusus terjadi sebagai respon terhadap infeksi bateri clostridium.
Sering terjadi setelah trauma, cepat meluas dan mematikan.
Perubahan postmortem , yaitu perubahan – perubahan tertentu yg terjadi setelah kematian. sbb
suhu1. Algor mortis bandan mendekati suhu lingkugan, akbat terhentinya metbolisme tubuh
2. Rigor mortis (kaku mayat)
Akibat proses aglutinasi dan presipitasi protein otot. Dimulai dari otot volunter atas.
Terjadi 2 – 3 jam setelah kematian
3. Livor mortis (lembam mayat),
warna merah tua keunguan akbat proses haemolisis darah yg terkumpul di bag bawah posisi
mayat pertama terletak atau otolisis postmortem akibat ezim local yg dikeluarkan jaringan.
Note : pada saat ini kematian somatic menyangkut kegiatan SSP, Jika otak mati maka keg listrik
sehingga dr dptberhenti dan elektroensfalogram nya menjadi datar menganggap klien mati
walaupun jantung dan paru dapat dijalankan terus secara buatan.
Kepustakaan :
1. Pringgoutomu, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi I (umum), Edisi 1. Jakarta. Sagung Seto.
2. Robbins, 1995 Buku Ajar Patologi I, Edisi 4. Jakarta. EGC
3. Price SA dan Wilson LM, 1995 Patofisiologi, Konsep Klinik Proses- Proses Penyakit, Jakarta.
EGC
4. Ramali A, 1990. Kamus kedokteran, Jakarta, Jtambatan.
RADANG
REAKSI PERADANGAN
GAMBARAN MAKROSKOPIS PERADANGAN AKUT
ASPEK CAIRAN PERADANGAN
ASPEK SELULAR PERADANGAN
JENIS DAN FUNGSI LEUKOSIT
BENTUK PERADANGAN
PEMULIHAN JARINGAN
A. Reaksi Peradangan
Peradangan adalah reaksi jaringan hidup terhadap semua bentuk jejas.
Dlm peradangan ikut berperan : pembuluh darah, saraf, cairan dan sel –sel tubuh dutempat jejas.
Tujuan : memusnahkan, melarutkan atau membatasi agen penyebab jejas dan merintis jalan
untuk pemulihan jaringan yg rusak pada tempat itu.
Terdiri dari :
Radang akut “merupakan respon langsung dan dini terhadap agen jejas, hanya berlangsung
beberapa jam atau hari.” Dgn gambaran utama eksudasi cairan dan protein plasma serta emigrasi
sel leukoset terutama netrofil.
Radang Kronik berlangsung lebih lama dan ditandai adanya sel limfosit dan makrofag serta
proliferasi pembuluh darah dan jaringan ikat.
Gambaran Mikroskopis
1. Perubahan Vascular pd Radang Akut :
Akibat adanya zat kimia menyerupai histamine dan prostaglandin terjadi :
1) Kontriksi arteriolar sementara
2) Dilatasi arteriol, kapiler dan venula
3) Peningkatan permibelitas dinding pembuluh darah
4) Eksudasi dari cairan peradangan kaya protein – eksudat
5) Hemokonsentrasi akibat kehilangan cairan kedalam jaringan, tetapi retensi intravascular dari
eritrosit.
6) Marjinasi leukosit, leukosit mendekati dinding vascular dan melekat pd sel endotel
- Basofil,
Sitoplasmanya mengandung granula yg mengandung histamine dan heparin, sel ini berperan
dalam reaksi hipersensitifitas.
- Eusinofil, beremigrasi dari aliran darah pd stadium lanjut dan penyembuhan, jumlahnya
meningkat pada infeksi parasit dan keadaan alergik. Mengandung antihistamin dan mencegah
untuk reaksi hipersensitif. Jumlah
- Sel Mast
Fungsi mirip basofil, merupakan sel jar. Ikat , menghasilkan histamine dan heparin
Limfosit dan sel Plasma, fungsi utamanya yaitu pd imunitas selular dan humoral..
Monosit, sel fagosit, bersifat motil.
Dari jaringan :
- Histoisit atau makrofag, berfungsi sama dengan monosit , merupkan sel fagositik aktif dan
motil.
- Fibroblas, ditemukan pd stadium penyembuhan.
- Sel datia, sel besar berinti banyak. Secara aktif fagositik dan menelan partikel asing yg terlalu
besar untuk makrofag.
JENIS DAN FUNGSI LEUKOSIT
1. Bentuk dan sifat leukosit
Bentuk berubah-ubah, Dapat bergerak (dgn pseudopodia), berinti, bening, jml 6000 – 9000 /mm3
fagositosis dan2. Fungsi membentuk antibody
3. Tipe / jenis :
a. Granulosit ( Lekosit granular), tdd :
1) Netrofil / polimorfonuklear leukosit
- Dapat ukuran dapatmelalui pori-pori pemb. darah kecil dgn proses diapedesi mengecil
sementara.
- Bergerak mll jaringan dengan gerak amuboid
- bergerak mendekati zat kimia : kemotaksis pd peradangan.
FUNGSI : Fagositosis bankteri, jar mati, partikel2 asing.
2) Eosinofil
- Merupakan fagosit yg lemah
- Menunjukan kemotaksis
- meningkat selama reaksi alergi
3) Basofil
- lebih kecil dari eosinofil
- Bentuk inti teratur
- dalam sitoplasma banyak granular2 besar
Fungsi mengeluarkan heparin, histamine, sedikit: (belum diketahui) bradikinin dan serotonin.
b. Limfosit,
Berfungsi membunuh dan memakan bakteri yg masuk dlm jar tubuh, serta terlibat dalam proses
kekebalan.
BENTUK PERADANGAN
Berbagai bentuk radang akut :
1. radang katartal, ditandai pembentukan mucus yg berlebihan, pada mukosa : misal mukosa
hidung, mata.
2. Radang supuratif ditandai dgn eksudat purulenta, biasa terjadi pada infeksi kuman piogenik.
3. Radang fibrinosa , biasa terjadi pd permukaan yg dilapisi lap serosa (pleura, pericardium,
peritoneum). Misal : pneumonia, karditis rhumatik
4. Radang Psedomembranosa, ditandai pembentukan psedomembranosa pada permukaan
mukosa yaitu nekrosis permukaan mukosa diserati fibrin, leukosit. Misal pada radang akibat
difteri.
5. Radang serosa, ditandai dgn pembentukan eksudat serosa
RADANG KRONIK
Radang kronik disebabkan oleh rangsang yg menetap selama beberapa minggu atau bulan,
menyebabkan infiltrasi mononuclear dan proliferasi fibrobblas.
Leukosit yg tertibun sebagian besar tdd sel makrofag dan lmfosit dan kadang 2 sel plasma.
Maka eksudat leukosit pd radang kronik disebut monomorfonuklear
b. Kontak lama dengan bahan yg tidak dapat hancur, termasuk silica penyebab silicosis paru bila
dihirup dlm waktu lama
pecahan kaca, benang dpt menimbulkan iritasi fisika dan kimia dikenal “ reaksi benda asing”
disertai pembntukan sel datia.
c. Reaksi immu trehadap jaringan individu sendiri dan menyebabkan penyakit autoimun. Auto-
antigen menimbulkan reaksi imun yg berlangsung dengan sendiriya secara terus menerus dan
mengakibatkan radang kronik seperti arthritis remathoid.
PEMULIHAN JARINGAN
Pemulihan ialah proses dimana sel-sel yg hilang atau rusak diganti dengan sel-sel hidup (sel-sel
parenkim asal atau fibroblast).
1. Regenerasi sel –parenkim yg rusak.
Kemampuan regenerasi tergantung pada jenis sel :
- sel labil, dapat berproliferasi secara terus menerus dan mengganti sel yg lepas atau mati melaui
proses dfaali.
Contoh : sel epitel permukaan tubuh : epidermis, eptel traktus digestivus, urinarius, sel limfa, dll
Pemulihan terjadi bilamana terdapat sel labil yg cukup.
- Sel stabil, mempunyai kapasitas regenerasi terbatas, mengganti sel yg mati. Sel berada pada
fase istirahat yg lam tetapi mampu bermitosis jika dibutuhkan.
Contoh sel hati, pancreas, ginjal, pembuluh darah, dll.
Mekanisme Perbaikan :
1. Penyatuan Primer
Penyembuahan sbg tujuan utama
Terjadi pada tempat dimana hanya kehilangan jaringan, misal pd insisi bedah.
Stadium :
1) Eksudasi darah ke dalam ruang diantara sayatan, tetapi dgn jar yang berhadapan dengan erat.
2) Koagulasi dari cairan dgn pembentukan fibrin.
3) Invasi dari koagulum oleh ansa kapiler dan fibroblast yg berasal dari jaringan marginal.
4) Proliferasi sel epitel yg berdekatan dan migrasi kearah cacat untuk pemulihan kontinuitas.
5) Pematangan dari fibroblast yg fibril – fibrilnya melekatkan kolagen.
6) Pematangan progresifdari kolagen dan penurunan vaskularitasyg menimbulkan jar parut
avaskular.
2. Penyatuan sekunder penhyembuhan sekunder / dgn granulasi
1) Jika diatasi dgn respon peradangan dan debris haruspenyebab infeksi dibuang oleh
makrofag. Jika karena trauma, cacat akan diisi oleh bekuan darah.
2) Perbaikan dimulai pada dasar dari cacatdgn invasi dari permukaan koagulum oleh ansa kapiler
dan fibroblast.
Jaringan ini jarberwarna merah dan granular yg disebabkan ansa-ansa kapiler granulasi
3) sel-sel epitel berproliferasi dan migrasi menutupi permukaan jaringan granulasi.
4) Pematangan jaringan granulasi vascular sehingga menjadi jar fibrosa.
5) Pengecilan parut dari cacat semula akibat konntraksi luka selama penyembuhan.
Pemulihan dilakukan dgn cara : pemusnahan dan pembuangan jar rusak, regnerasi sel atau
pembentukan jar granulasi.
PENYAKIT INFEKSI
Infeksi :
“peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme (agen) di dalam tubuh penjamu (host)”
Penyakit infeksi “penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit seperti : bakteri, virus,
riketsia, jamur, cacing dsb”
Atau
Merupakan manifestasi klinis bila terjadi kerusakan jaringan dan atau fungsi bila reaksi radang /
imun penjamu terpanggil.
A. Faktor2 Mircrooganisma pada Infeksi
1. Trasmisibilitas
Kemampuan transpor agen menular yang hidup ke hospes.
Batuk, bersin• Secara langsung dan ciuman dsb.
• Secara tidak langsung
individu yg terinfeksi mengeluarkan organisme ke lingkungan diendapkan kemudan ke
hospes lain, dpt melalui udara, air, makanan, serangga, transfusi, dll.
Akibat pengaruh :
o Eksotoksin yg dikeluarkan mikroorganisme
o Endotoksin yg dikeluarkan saat mikroorganisme lisis
o Proses imunologis, misal basil tuberkulosa. Dimana penderita alergi dan mengalami nekrosis
kasesiosa.
o Pembentukan antigen-antibody yg dapat menyebabkan kelainan.
o Informasi genetic baru yg diwujudkan pd fungsi sel yg berubah. Misal pd infeksi virus
B. Faktor2 Hospes pada Infeksi :
Mekanisme pertahanan tubuh terhadap agen menular :
1.Barier mekanis tubuh (pertahanan mekanik):
a. Kulit dan mukosa orofaring
- Kulit dan mukosa urofaring yg utuh merupakan barier mekanis sederahana yg baik terhadap
infeksi
- Dekontaminasi fisik, kulit dapat melepaskan mikroorganisme yg menempel ketika lapisan kulit
mengelupas.
Atau oleh aliran saliva yg menghanyutkan partikel secara mekanis pada mukosa urofaring.
- Dekontaminasi kimiawi, sekresi kelenjar sebasea dan zat-zat yg terdapat pada saliva akan
membersihkan kulit dan mokosa urofaring dari mikroorganisme penyebab infeksi
- Dekontaminasi biologis, kulit dan mukosa urofaring memiliki flora normal yg dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
b. Salutan Pencernaan
- tingkat Keasaman yg tinggi pada lambung merupakan kondisi yg tidak menguntungkan bagi
kuman.
- Gerakan peristaltic usus dapat mempertahankan jumlah populasi bakteri tetap sedikit.
- Adanya mucus yg disekresi lapisan usus dapat sebagai pelindung yg viskus pd permukaan usus
kemudian didorong olh peristaltic usus.
- Secret usus mengandung antibody yg mengambat bakteri.
- lapisan dalam usus besar banyak flora normal sebagai pesaing makteri dalam mendapat
makanan serta mengeluarkan substansi antibakteri.
c. Saluran pernafasan
- Beberapa epitel saluran pernafasan menghasilkan mucus dan sebagian besar memiliki silia pada
permukaan lumen yang mampu menangkap dan mengeluarkan bakteri. bakteri yang terhirup
dilkeluarkan dengan cara digerakan keluar, dibatukan atau ditelan.
- Adanya antibody di dalam secret
- Adanya makrofag dalam alveolus.
2) Pembengkakan sel, misal pada sel hati yang bertahan hidup saat terjadi hepatitis virus akut.
3) Pembentukan inclusion Body, terbentuk pada saat replikasi virus dan chlamidia dalam sel.
Tampak dengan mikroskop cahaya pada inti atau sitoplasma.
4) Pembentukan sel datia, terjadi pada beberapa infeksi virus. Misal virus measles (campak)
5) Infeksi virus laten
• Reaktivitas akibat stress, immunodefisiensi misal pada Virus herves simplek dan varicella
zoster
• Onkogenesis, beberapa virus diduga menyebabkan neoplasma.
3. Organisme Ekstrasel
Beberapa mekanisme yang menyebabkan Kerusakan jaringan oleh organisme ini :
1) Pelepasan enzim yg bekerja local. Misal streptococcus pyogenes menghasilkan hialurodinase
sehingga infeksi mudah menyebar, streptokinase yg menyebabkan eritrosit lisis.
2) Menghasilkan vaskulitis local misal bacillus antracis.
3) Menghasilkan toksin dan merusak sel yang jauh dari infeksi : endotoksin, eksotoksin dan
enterotoksin.
- endotoksin syok, kerusakan sel endotel danyang menyebabkan vasodilatasi perifer
mengaktifkan rangkaian koagulase (DIC), juga menimbulkan demam.
- Eksotoksin, misal pada tetanus
- Enterotoksin, misal pada vibrio cholerae.
Beberapa contoh penyakit : Infeksi stfilokokus atau streptokokus, gonore, sipilis, kolera,
sampar, salmonelosis, sigelosis, demam tifoid, difteri, haemofilus influenza, pertusis, tetanus,
tuberculosis, lepra. Dll.
2. Virus
o Memerlukan penjamu untuk bereproduksi
o Terdiri dari satu RNA atau DNA yang terkandung dalam selubung protein : Kapsid
o masukVirus harus berikatan dengan membrane sel penjamu gen-gen virus DNA virus
menyatu dgn DNA pejamu dan bergerak ke inti Virus mengambil alihdiwariskan pada sel-sel
baru selama mitosis fungsi sel dan dan mengontrol sel.
Contoh penyakit : ensefalitis, , demam kuning, campak jerman, rubella, gondongan,
poliomyelitis, hepatitis, AID dll.
3. Mikoplasma :
o Mikroorganisme unisel mirip bakteri tetapi lebih kecil dan tidak mengandung peptidoglikan
Contoh penyakit : pneumonia mikoplasma.
4. Riketsia
o Memerlukan penjamu untuk bereproduksi secara seksual
o Mengandung DNA dan RNA
o Memilikidinding petidoglikan
o Ditularkan memlaui gigitan kutu
Contoh penyakit : Tifus dan Rocky Mountain fever.
5, Klamidia
o Organisme unisel
o Bereproduksi secara aseksual dlm penjamu dan mengalami siklus replikasi
Contoh : infeksi urogenital
6. Jamur
Mencakup ragi (yeast) dan kapang (mold)
Memiliki inti sel dan dinding sel
Contoh : kandidiasi mulut, vagina, kurap
E. GAMBARAN KLINIS :
Tergantung vector, tempat infeksi dan keadaan kesehatan awal penjamu.;
1. Infeksi oleh Virus, Bakteri dan Mikoplasma seing menimbulkan :
o Pembesaran KGB regional
o Demam ( biasanya ringan pada infeksi virus)
o Nyeri tubuh
o Ruam atau erupsi kulit, terutama infeksi virus
3. Riketsia
o Ruam kulit
o Demam menggigil
o Mialgia
o Pembntukan trombusdi organ-organ
4. Infeksi Jamur:
o Gatal dikulit atau kepala (superficial)
o Ruam atau perubahan warna kuku
o Plak putih pada rongga mulut
o Tanda-tanda pneumonia
5. Infeksi Parasit;
o Diare oleh parasit sal cerna
o Demam disertai malaria
o Gatal dan ruanm pada infeksi kulit
“keadaan yang menunjukan adanya peningkatan volume darah karena pelebaran pembuluh darah
kecil.”
Dua menanisme proses timbulnya kongesti :
(1) kenaikan jumlah darah yg mengalir ke suatu daerah atau
(2) Penurunan jumlah darah yang mengalir dari suatu daerah
Pelebaran pembuluh darah tersebut akibat adanya rangsangan saraf vasodilator akibat
dilepaskannya zat-zat vasoaktif. atau hambatan vasokontriktor
Contoh:
o pada organ tubuh yg bergerak aktif atau selama latihan disebut juga hyperemia fungsional
o kemerahan kulit wajah akibat rasa malu (blussing) akibat respon neurogenik
o keadaan panas / hyperthermia
o hipereia pada peradangan akut yang disebut sebagai eritema
.
Umunya terjadi dalam waktu singkat, jika rangsangan arteriol berhenti maka akan normal
kembali.
Penyebabnya:
o Lokal, seperti tumor diluar lumen, trombosis, dll
o Sentral atau sistemik :
kongesti pasif pembuluh darah gagal jantung kiri paru-paru.
kongesti pasif seluruh tubuh. Gagal jantung kanan
(1) Kongestif pasif akut, jika berlangsung relative singkat sehingga tidak menyebabkan
perubahan jaringan.
(2) Kongestif pasif kronik, jika berlangsung lama. Hal ini dapat menyebabkan perubahan
permanen pd jaringan.
(1) Paru-paru
o Hiperemia makro, anoksia stagnasi dlm pembuluh alveolar yang edematosa.
o Adaya Eritorit dan cairan dalam alveoli
o Penebalan fibros dinding alveolar
o Terdapat sel “kegagalan jantung” yg mengandung haemosiderin dari fagositosis eritrosit yg
masuk alveoli oleh histiosit.
Sehingga paru-paru menjadi padat, coklat dan fibrosa – indurasi coklat
(2) Hepar
Dini : Dilatasi vena sentralis
Kongesti sinusoid yg menyebabkan kongesti hepar
Kemudian : kerusakan sel hepar setrilobuler, kongesti hepar, dan burik hepar (nutmeg)
Lanjut : nekrosis
(3) Ginjal : agakmembesar, tegang dan berwarna merah tua, dapat terlihat glomeruli sbg bintik-
bintik hemoragik merah pd permukaan sayatan.
Mikroskopik : glomerulus membengkak dan dapat tampak degeneratif anoksik tubulus.
(3) Organ lain : usus, lambung dan visera abdomen memperlihatkan pembengkakan dengan
darah., tungaki mengandung darah berlebih dan menunjukan edema
Akibat kongesti vena lama :
(1) pembesaran akibat pembengkakan
(2) anoksia stagnasi dgn degenerasi sel parenkhimal dan pengkatan fibrosis
(3) erdema
B. Perdarahan
Adalah keluarnya darah dari sistem kardiovaskular, disertai penimbunan dalam jaringan atau
ruang tubuh atau disertai keluarnya darah dari tubuh.
2. Etiologi
a. Trauma, integritas pembuluh darah hilang
b. Kelainan mekanisme hemostatis, misal perdarahan yg menyertai trombositopenia, defesiensi
salah satu factor pembekuan misal pd hemofilia,
Efek local
o Perdarahan kecil dan cepat menyebabkan kontraksi dan retraksi pembuluh darah yg robek,
disertai pembentukan zat oleh trombosit agar terjadi pembekuan darah.
o Hematom jaringan yg besar akan mengalami hemolisis eritrosit sehingga terbentuk pigmen
hematoidin dan hemosiderin.
o Pada medulla oblongata, perdarahan kecil dapat menyebabkan kematian
o perdarahan otak yg menyebuk ke substansi otak dapat menyebabkan ganguan mekanik.
o Hematom subdural menyababkan peningkatan tekanan intracranial.
o Perdarahan rongga pleura menyebabkan volume paru berkurang
o Pada rongga perikardiak meyebabkan mengganggu pengisian jantung saat diastol maka timbul
tamponade jantung.
o Jika perdarahan banyak dan tidak diabsorbsi akan timbul jaringan fibrosis.
Efek Sistemik
kolap sistem sirkulasi maka Perdarahan akit dan besar tubuh akan melakukan kompensasi,
penurunan tekanan darah menstimulasi : peningkatan denyut jantung, arteri perifer menyempit,
adrenalin meningkat. .
Adrenalin akan menyempitkan pembuluh darah sehingga tekanan darah bertambah, dan
menguncupkan limpa yang dapat memobilisasi cadangan eritrosit ke sirkulasi.
Akibat kontraksi arteriol akan terjadi penurunun tekanan darah kapiler sehingga cairan dari
jaringan masuk ke plasma dan volume darah bertambah dan lebih encer (hemodelusi)
Pada anemia hemoragik, sum-sum tulang diaktifkan dan dipacu untuk menghasilkan eritrosit
lebih banyak. Hal ini dapat terjadi berlebihan dan hemoglobin yg diperlukan melebihi dari
persediaan sehinga dapat timbul hipokromia.
Pada penderta yg mengalami perdarahan yang berulang dan lama akan mengalami anemia
hipokrom dan hyperplasia sum-sum tulang.
EDEMA – TROMBOSIS – EMBOLI
A. EDEMA
“ Edema adalah timbunan abnormal sejumlah cairan di dalam ruang jaringan intersel atau
ruangan tubuh “
2. Edema transudat, yaitu edema non radang misal akibat ganguan hidrodnamik dimana BJ nya
rendah ( < 1,15) dan sedikit protein.
Penyebab Edema
1. Etiologi edema non radang :
a. Peningkatan tekanan hirostatik,
Dimana terjadi Central Venous Pressure (CVP) ggn aliran balikmeningkat peningkatan
tekanan intra statis darah pada venula dan kapiler vena mendorong cairan ke
interstisial.kapiler
Misal: edema ektremitas pd Congetif Heart Failur, edema pulmonal pd Left Ventrikel Failur
c. Obstruksi saluran limfe, dimana aliran cairan interstisial melalui saluran limfe akan terganggu
akibat adanya obstruksi .Misal pada kanker mamae, fibrosis pasca radiasi, filariasi dan tumor
ganas.
Penyebab lain : Retensi garam dan air oleh ginjal akibat primer penyakit ginjal atau sekunder
yang menunjang edema yg sudah ada akibat penyakit lain.
Perubahan Morfologi akibat edema :
Tempat edema (paling sering) : pada jaringan. Ikat yg longgar : subkutis, ekteremitas dan paru.
1. Edema jaringan subkutis, Tampak bengkak dan kulit diatasnya menjadi regang. Misal pada
daerah periorbital dan sekitar genetalia.
Edema pada bagian bawah tubuh merupakan manifestasi gagal jantung terutama Right Ventrikel
Failur (gagal jantung kanan).
Edema paling menonjol yaitu pada ektremitas bawah. Karena edema ini dipengaruhi gravitasi,
sehingga keadaan ini disebut edema dependen.
Pitting edema cekungan di daerah edema ketika ditekan oleh jari.
2. Edema paru,
Sering pada bagian lobus bawah, beratnya 2 – 3 kali dari normal, tampak edema cairan
mengumpul pada septum yg melebar, dapat ditemukan cairan seperti protein berwarna merah
jambu yg tdd: udara, cairan edema dan eritrosit.
Edema gangguan pertukaran gas paru
Edema paru tampah pada LVF
B. TROMBOSIS
Adalah pembentukan masa bekuan darah (trombus) dalam sistem kardiovaskular yang tidak
terkendali. atau
Bekuan darah yang terdiri atas unsur-unsur darah yang terbentuk di dalam pembuluh darah
waktu orang masih hidup.
Thrombus dapat lepas membentuk embolus dan ikut aliran darah. Trombosis dan embolisme yg
terjadi bersamaan disebut tromboembolisme yang cenderung dapat menyebabkan nekrosis
iskemik sel dan jaringan dan disebut infark
Hemostatis normal :
Proses hemostatis dipengaruhi oleh :
1. sel endotel
o Memiliki antitrombosit, pada endotel yg utuh mengisolasi trobosit dan protein-protein koaulasi
dari komponen2 tromboenik sub endotel terutama kolagen. Serta Memiliki antikoagulan yang
kuat.
o Menimbulkan fungsi prokoagulan (ketika ada jejas)
o Setelah terbentuk bekuan berpartisipasi pada fibrinolisis
“ Sel endotel yang utuh diantranya berperan untuk menghambat perlekatan trombosit dan
mengawali pembekuan darah. Sebaliknya jejas pada sel endotel menggambarkan hilangnya
menkanisme antipembekuan dan selanjutnya berperan pada hemostatis dan trombosis.”
2. Trombosit
Berfungsi dalam hemostatis normal.
Jejas pembuluh darah elemen dinding pembuluh darah bersentuhan dgn trombosit – kolagen
subendotel, lamina basal kapiler, fibroblast dan sel otot polos
Perubahan pada trombosit ketika kontak dgn kolagen: yaitu terjadi perlekatan tombosit dgn
kolagen , diikuti sekresi (reasi pengeluaran adp dan serotinin). Sekresi ADP menyebabkan
terjadinya agregasi trombosit (pelekatan agregasi terjadi reaksi autokatalisis trombosit ke
tombosit lain) trombosit bertambah.
3. sistem koagulasi.
Rangkaian koagulasi terdiri dari pasangan transformasi dari proenzim menjadi enzim aktif yang
menimbulkan pembentukan trombin dari protrombin, yang mengubah fibrinogen menjadi protein
fibrin fibrosa yg tidak larut.
Etiologi Trombosis :
Ada 3 faktor penting dikenal dgn ( triad Virchow) :
1. Perubahan dinding pembukuh darah (pada arteri maupun vena) : jejas endotel termasuk
perubahan otot dinding jantung.
Faktor predisposisi trombosis:
- tromboflebitis, zat kimia pada skleroterapi, trauma kateterisasi jantung.
- Arterosklerosis yg mengalami ulserasi
- Radang pembuluh darah
- Tromboangitis obliterans
- Endokarditis bakterialis.
Patogenesis
Endotel proses penggumpalan mengsekresi tromboksan dan prokoagulan yg jejas darah
dengan cara mengaktifkan trombosis.
Pada jejas yg luas plasma terpajan mengaktifkan koagulasi ekstrinsik. ke jaringan ikat
penggumpalan.darah + jaringan perivaskular + tromboplastin jaringan
Agregasi trombosis sbg langkah pertama pembentukan trombosis menyebabkan lepasan
thrombus dan mengaktifkan kaskade koagulasi dan membentuk trobus fibrin.
Fibrin membentuk gumpalan yg terdiri dari : thrombus, eritrosit dan leukosi.
Ujung thrombus melekat dan ujung lainnya mengapung bebas
Akibat adanya turbulensi merabngsasng proses koagulasi sampai pembuluh darah terumbat.
Seluruhnya.
Morfologi thrombus
Komposisi, bentuk dan ukuran thromus ditenmtukan oleh tempat asalnya :
a. Trombus arteri : bersifat kering, rapuh, masa keabu-abuan tampak garis-garis keabu-abuan.
Trombus arteri disebut trobus putih atau thrombus konglutinasi.
b. Trombosis Vena disebut flebotombosis, sering membentuk selinder panjang lumen vena , kaya
akan campuran eritrosit sehingga disebut thrombus merah, koagulatif atau statis.
Jenis Trombus :
Berdasarkan bentuk
1. Trombus oklusi : yg menyebabkan sumbatan lumen vaskular
2. Propagating thrombus, yg terbentuk sepanjang pembuluh darah dan merupakan perpanjangan
thrombus.
3. Saddle / riding thrombus : memanjang dan masuk ke cabang pembuluh.
4. mural / parietal / pediculated trombus : sebagian melekat dan sebagian seperti berenang dlm
darah, tidak menyebabkan oklusi.
5. Ball thrombus, lepas dan hanyut sebenarnya adalah embolus.ikut aliran darah.
• Berdasarkan Warna :
1. Red thrombus
2. White thrombus
3. Mixed thrombus
• Berdasarkan waktu pembentukan : fress thrombus dan old thromus
• Berdasarkan ada tidaknya kuman : septic dan bald (steril) thrombus
• Berdasarkan anatomi
o Thrombus vena : vena safena magna, vena profunda betis, vena vorta. Tromboflebitis,
flebotrombosis.
o Thrombus arteri : pada aherosklerotik : a. coronaria, renalis mesentrika , dll.
Perjalanan Trombus :
1. Lisis jika thrombus kecil akibat enzim fibrinolitik.
2. menjadi Tromboembolus, jika lepas dan ikut alran darah
3. mengalami kalsifikasi
C. EMBOLUS
Ialah benda asing yang tersangkut mengikuti aliran darah dari tempat asalnya dan dapat
tersangkut pada suatu tempat dan dapat menyebabkan sumbatan aliran darah.
Embolisme merupakan oklusi beberapa bagian sistem kardiovaskular oleh suatu massa
(embolus) yg tersangkut dalam perjalanannya ke suatu tempat melalui arus darah.
Tromboemboli : emboli yg berasal dari thrombus. Sering terjadi.
Akibat Embolus :
Tergantung berbagai factor : jenis pembuluh, ukuran dan letak embolus serta kolateral yg
terbentuk.
1. kematian jika pada a. coronaria atau a. pulmonalis
2. infark
3. infeksi dan abses paru (pd embolus septic)
4. metastase (emboli sel Ca)
3. Embolisme Lemak,
Embolisme yang disebabkan oleh gelembung kecil lemak, ditemukan dalam sirkulasi setelah
patah tulang. Di duga lemak ini berasal dari sum-sumt tunag atau jaringan lrmak ygmasuk
sirkulasi.
Mengenai Saya
deni purnama
Lihat profil lengkapku
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2009 (14)
o ► Maret (1)
komunikasi terapeutik
o ▼ Februari (13)
sirkulasi darah janin
adaptasi sel
paradigma baru terapi cairan dan elektrolit
etika pergaulan mahasiswa
tuhan sembilan senti
askep diabetes
1.Pengertian diabetes mellitus - Diabetes mellitu...
KONSEP KELUARGA TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Ma...
etika keperawatan
askep nipas
askep nipas
askep meningitis
kepuasan pasien