Anda di halaman 1dari 29

HAND SANITIZER

NAMA KELOMPOK 5:

1. EBRIANTO PAMUNGKAS
2. MELINA TRISNAWATI
3. NANDITA SEPTIYANI PRATIKA
4. RISA AZISTA
5. SRIASTUTI
6. SUBUR PRASTYO
7. SYAIFUL AWALI
8. TRI INDAH SARI
9. VALERY NENDI SAPUTRI
10. WAFIDATUN NISYA
11. WAHYU
12. WENI KRISMARYANI
13. YOVIN BANGUN WIJAYA

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO


TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas rahmat dan hidayah-

Nya yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan kemudahan dalam berpikir

sehingga kami dapat menyelesaian tugas proposal matakuliah Kewirausahaan

dengan judul “HAND SANITIZER” sebagai kegiatan kewirausahaan dalam

keperawatanprogram pendidikan DIII Keperawatan Universitas Harapan Bangsa.

Kami menyadari banyak pihak yang turut membantu dalam memberikan

bimbingan terhadap penyusunan tugas proposal matakuliah Kewirausahaan ini.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Iis Setiawan Mangkunegara, S.Kom., M.Ti., selaku Ketua Yayasan Dwi

Puspita Universitas Harapan Bangsa

2. dr. Pramesti Dewi, M.Kes selaku Ketua Universitas Harapan Bangsa yang

telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keperawatan DIII.

3. Ns. Murniati, S.Kep., M.Kep., Selaku Dekan fakultas Kesehatan Universitas

Harapan Bangsa yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas.

4. Ns. Arni Nur Rahmawati., S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII

Keperawatan Universitas Harapan Bangsayang telah memberikan kesempatan

dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Program Studi

Keperawatan DIII.

5. Wilis Sukmaningtyas, S.ST., S.Kep., Ns., M.Kes selaku Koordinator Mata

Kuliah Kewirausahaan.

6. Ita Apriliyani, S.Kep., Ns, M.Kep selaku Dosen PengampuMata Kuliah

Kewirausahaan.
7. Tin Utami, S.ST., S.Kep., Ns., M.Kesselaku Dosen Pengampu Mata Kuliah

Kewirausahaan.

8. Alfizi, S.E., MMselaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Kewirausahaan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal matakuliah

Kewirausahaanini kami masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,

segala bimbingan, petunjuk saran dan kritik sifatnya membangun dan menuju

perbaikan sangat kami harapkan.

Purwokerto, 14April2020
BAB I

GAMBARAN UMUM KEGIATAN USAHA

HAND SANITIZER

A. NAMA USAHA : Hand Sanitizer

B. ALAMAT USAHA : JL. Madrani No. 26 Grendeng Purwerto Utara

C. JENIS USAHA :Nursing Care Senter

D. SIFAT USAHA : Mencuci tangan dengan sabun dan air yang

mengalir selama 20 detik adalah cara yang paling efektif untuk mecegah

berkembangnya bakteri, kuman dan virus.

E. LATAR BELAKANG BERDIRINYA USAHA

Kesehatan merupakan aspek penting yang dapat mempengaruhi

quality of life setiap individu. Salah satu cara yang efektif untuk menjaga

kesehatan tubuh adalah menjaga kebersihan, salah satunya adalah

kebersihan tangan (Radji, 2010) karena tangan adalah salah satu anggota

tubuh yang sangat berperan penting dalam beraktivitas sehari-hari.

Masyarakat tidak sadar bahwa pada saat beraktivitas tangan sering kali

terkontaminasi dengan mikroorganisme karena tangan menjadi perantara

masuknya mikroba ke saluran cerna (Permatasari, 2014). Mencuci tangan

merupakan langkah awal untuk menghindari berbagai jenis kuman

penyebab penyakit infeksi tetapi langkah ini sering kali diabaikan ataupun

terlewatkan begitu saja.


Berdasarkan penelitian dari Kemenkes (2014) tidak mencuci

tangan dapat meningkatkan risiko relatif menderita diare sebesar 95%

sedangkan mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan risiko

menderita penyakit diare hingga tinggal 4%. Sehingga ada keterkaitan

antara perilaku mencuci tangan dengan sabun dan penyakit diare Data

World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 dalam Harsanti

(2017) tangan mengandung bakteri sebanyak 39.000-460.000 CFU/cm2

yang berpotensi tinggi menyebabkan penyakit infeksi menular seperti

diare dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) kemudian berkontribusi

sebesar 3,5% dari total kematian di Indonesia sedangkan jumlah normal

bakteri pada telapak tangan sebesar 847 CFU/cm2dan 223 CFU cm2 pada

jari-jari tangan. (Costello et al. 2009). Bakteri yang ada pada tangan dapat

berupa bakteri patogen dan non patogen seperti Staphylococcuc

saprophyticus, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis,

Serratia liquefacients, Serratia marcescens, Pseudomonas aeruginosa,

Enterobacter aerogenes, Citro freundii, Salmonella sp, Basillus cereus,

dan Neisserria mucosa (Pratami et al. 2013).

Sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit infeksi seperti diare

dan infeksi saluran pernafasan akut ( ISPA ) maka diperlukan suatu cara

yang praktis untuk mencegahnya yaitu menggunakan hand sanitizer

sebagai pengganti cuci tangan pakai sabun. Secara umum hand sanitizer

mengandung alkohol 60-95%, benzalkonium chloride, benzethonium

chloride, chlorhexidine, gluconatee, chloroxylenolf, clofucarbang,


hexachloropheneh, hexylresocarcinol, iodine (Benjamin, 2010). Menurut

Radji dan M.Biomed (2010) kandungan aktif yang sering ditemukan pada

hand sanitizer di pasaran adalah 62% Ethyl Alcohol yang memiliki

efektivitas paling tinggi terhadap virus, bakteri dan jamur juga tidak

menimbulkan resistensi pada bakteri tetapi dapat membuat tangan menjadi

kering sehingga menyebabkan dehidrasi pada kulit dan juga dapat

meningkatkan risiko terkena infeksi virus pemicu radang saluran

pencernaan dan alkohol memiliki aktivitas antimikroba yang ditunjukan

dengan kemampuannya mendenaturasi protein.

Mengikuti perkembangan dunia yang modern, masyarakat kini

lebih menyukai sediaan hand sanitizer yang cepat, sederhana, dan efisien

untuk tetap menjaga kebersihan tangan dibandingkan dengan mencuci

tangan secara 3 konvensional (Kurniawan et al. 2012). Telah banyak

penelitian yang menginovasikan hand sanitizer dari tanaman, seperti air

perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia swingle) (Hurria, 2014), daun

kemangi (Cahyani, 2014), dan pelepah pisang (Fadhilah, 2017).

Salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri

alami menggantikan alkohol adalah minyak atsiri kulit jeruk manis

(minyak jeruk) (Istianto dan Muryati, 2014). Minyak atsiri memiliki sifat

anti jamur atau membasmi kuman dan merupakan komponen yang

dibutuhkan untuk menghambat bakteri patogen anti mikroba (Hapsari,

2015). Senyawa kimia yang terdapat dalam kulit jeruk dapat dimanfaatkan

karena memiliki gugus penyusun pektin dan minyak atsiri.


Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Harsanti

(2017) menunjukkan hand sanitizer minyak atsiri kulit jeruk manis pada

konsentrasi 40% dengan 6 kali pengulangan dan waktu sesudah perlakuan

(post) selama 15 menit mampu menurunkan angka kuman tangan dari 130

koloni/cm2 menjadi 90 koloni/cm2 dengan persentase 69,23%.

Pengukuran tersebut terlihat adanya penurunan angka kuman tangan

namun selisih hasil penurunan angka kuman tidak berbeda jauh atau

hampir sama antara pengulangan pertama dengan pengulangan

selanjutnya, hal ini dikarenakan waktu pemeriksaan angka kuman post

terlalu cepat yaitu 15 menit .

F. BARANG/JASA YANG DITAWARKAN : Hand Sanitizer

G. KONSEP PENGEMBAGAN USAHA

Hand sanitizerumumnya digunakan masyarakat untuk membersihkan di

era modern. Berkembangnya peluang pasar produk Hand

sanitizermendorong terbukanya peluang bisnis produk tersebut. Tujuannya

untuk mempersiapkan strategi peluncuran produk ini ke pasar. Desain

produk mencakup identifikasi pasar, desain penentuan harga pokok dan

penerimaan pelanggan.
BAB II

PRODUK DAN PEMASARAN

JENIS DAN DESKRIPSI PRODUK USAHA

Merebaknya Wabah virus korona Covid-19 semakin menjadi kekhawatiran

bagi masyarakat di Indonesia. Hal itu juga membuat warga masyarakat semakin

memperhatikan pola hidup sehat menjaga kebersihan dan kenyamanan bagi

keluarga.

Peningkatan pola hidup sehat bagi individu dan keluarga ini menyebabkan

permintaan atas penggunaan produk-produk higienis seperti sabun cuci tangan

dan hand sanitizer yang mengandung alkohol meningkat.

Walhasil, ini juga yang jadi penyebab beberapa produk higienis tersebut

menjadi langka ditemukan di berbagai supermarket. Oleh karena itu, saat ini

banyak sekali pelaku bisnis atau produsen hand sanitizer, disinfektan dan

antiseptik bermunculan.

Penyanitasi tangan adalah cairan atau gel yang umumnya digunakan untuk

mengurangi patogen pada tangan. Pemakaian penyanitasi tangan berbasis alkohol

lebih disukai daripada mencuci tangan menggunakan sabun dan air pada berbagai

situasi di tempat pelayanan kesehatan.

HARGA JUAL

HARGA MERK
Nuvo 50ml Rp. 30.000

Dettol sanitizer floral Rp. 30.000

Eskulin 50ml Rp.30.000

Pyxanol 500ml Rp. 88.000

Aiken

TARGET KONSUMEN

Geografis. : Purwokerto dan sekitarnya

Demografis :Semua kalangan usia

Psikografis :Untuk masyarakat yang ingin menjaga kesterilan tangan nya.

PEMASARAN

Hand sanitizer bisa digunakan semua kalangan tidak hanya digunakan untuk

para medis tapi untuk semua masyarakat dari kalangan anak-anak santai lanjut

usia

PETA PERSAINGAN USAHA

Sebagai produk masa depan, tidak heran bila banyak perusahaan yang

memproduksi hand sanitizer beroperasi di Indonesia. Dengan dukungan sistem

distribusi yang baik, saat ini konsumen dengan mudah menemukan merek-merek

hand sanitizer di pasar modern. Banyaknya produk yang dijumpai di pasar

menunjukan tingkat persaingan yang ketat sehingga dalam pejalanannya ada


beberapa merek yang menghilang da nada juga yang muncul sebagai pendatang

baru. Berikut adalah merek hand sanitizer yang beredar di modern market :

Table 1. Merek hand sanitizer yang berada di pasar

Merek Produsen Tahun peluncuran Distribusi pasar


Antis PT Herlina indah 2001 All Modern

Market
Handyclean PT Kalbe farma 2001 All Modern

Market
Nuvo hand PT Sayap Mas 2002 Selected Modern

sanitizer Utama Market


Number 1 PT Carrefour 2003 Carrefour

Indonesia hypermarket
Eskulin PT Kino Care Era 2003 Selected Modern

Kosmetindo Market
Instance PT Kino Care Era 2002 Few Modern

Kosmetindo Market
Laxmay PT Laxmay 2003 Few Modern

Market
Sumber : PT Herlina Indah, 2006

Setiap produsen pasti ada yang berhasil da nada juga yang gagal dalam

membangun mereknya di pasar dalam kurun waktu tertentu. Hal ini tentu

memperlihatkan bahwa mempertahankan merek tidaklah mudah. Saat ini

perusahaan dituntut untuk meningkatkan pangsa pasarnya melalui akusisi baik

non user dan usercompetitor, serta mempertahankan konsumen yang loyal.


Salah satu merek hand sanitizer yang masih bertahan dan memiliki pangsa

pasar yang cukup besar adalah ANTIS. Secara nasional market shareproduk hand

sanitizer dari data PT Herlina Indah adalaah sebagai berikut :

Table 2. Pangsa Pasar hand sanitizer

Nama Merek Market Share (%)


Antis 39
Handyclean 32
Nuvo hand sanitizer 21
Lain-lain 8
Sumber : PT Herlina Indah,2006

Hadirnya pemain baru turun mempengaruhi besaran pangsa pasaran antis.

Pada tahun 2001, saat hanya ada 2 pemain di pasar hand sanitizer, yakni antis dan

HANDYCLEAN, maka ANTIS memiliki market share 52% sedang

HANDYCLEAN 48%. Saat ledakan flu burung tahun 2002, dan mulai masuknya

NUVO HANDSANITIZER dan INSTANCE, terjadi penurunan market share.

Demikian pula selanjutnya saat ESKULIN dan LAXMAY masuk ke pasar hand

sanitizer pada tahun 2003. Market share ANTIS juga turun mengalami penurunan.

Detai pertumbuhan market share ANTIS bisa dilihat dalam grafik di bawah ini :
Untuk pertumbuhan penjual, ANTIS mengalami fluktuasi, sehingga

mengalami lonjakan penjualan, juga disertai penurunan dalam beberapa tahun.

Selengkapnya berikut adalah pertumbuhan penjualan ANTIS dalam Grafik :

Kondisi menurun market share ANTIS dari tahun 2001 hingga tahun 2006

serta fluktuasi penjualan, menimbulkan satu pertanyaan besar tentang ekuitas

merek dari ANTIS. Hal ini tentu menarik untuk di telaah dalam sebuah kajian

ekuitas merek.
Dengan penetrasi produknya yang menggambarkan presentase jumlah

konsumen potensial, maka hand sanitizer memiliki penetrasi pasar yang relatif

lebih sedikit disbanding jenis produk pembersih tangan dalam kemasan lainnya

(hand soap, sabun, dan sebagainya). Berdasarkan hasil penelitian dari manajemen

PT Herlina Indah, produsen ANTIS, diketahui bahwa penetrasi terbesar untuk

pembersih tangan dimiliki oleh sabun pencuci tangan. Hal ini menunjukan bahwa

masih sangat memungkinkan bagi produk hand sanitizer untuk meningkatkan

penetrasi pasarnya, dan masih memungkinkan pula bagi produsen baru untuk

memasuki pasar hand sanitizer.

STRATEGI PEMASARAN

Strategi pemasaran market orientation agar penjualan produk meningkat. Dengan

metode pemasaran sebagai berikut :

1. Edukasi

Melakukan penyuluhan terbuka serta demo produk untuk masyarakat

2. Pemasaran langsung ke industry kecil/UKM, Apotek, puskesmas, rumah

sakit dan swalayan

3. Promosi iklan dan tester

Promo dilakukan dengan cara melakukan iklan pada media partner lokal

semisal radio, surat kabar, media sosial, pengajuan produk kedalam

puskesmas, kantor, hotel, dan tempat representative lainnya.


4. STRUKTUR MANAJEMEN PENGELOLAAN

Serpong, Humas LIPI. Organisasi Kesehatan Dunia atau World

Health Organization (WHO) menjelaskan salah satu cara pencegahan

penyebaran virus Corona adalah dengan membersihkan tangan secara

teratur memakai cairan antiseptik pembersih tangan (hand sanitizer) yang

mengandung alkohol atau mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Namun setelah Presiden Joko Widodo mengabarkan teridentifikasinya

dua Warga Negara Indonesia yang terpapar virus Corona pada 2 Maret

lalu, masyarakat kemudian memborong hand sanitizer. Hal ini

menyebabkan harga cairan antiseptik ini meroket, dan stoknya habis di

pasaran.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melalui Pusat Penelitian

Kimia membagikan langkah-langkah pembuatan hand sanitizer sederhana.

“Ketika hand sanitizer menjadi semakin langka, masyarakat bisa

membuatnya sendiri karena bahan-bahannya tersedia di toko-toko kimia.

Jadi masyarakat tidak perlu panik dan khawatir,” ujar Deputi Bidang Ilmu

Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono di Serpong, Tangerang Selatan,

Banten pada Selasa (10/3). Dirinya mengingatkan pembatan hand sanitizer

tetap dalam pengawasan orang dewasa dan dijauhkan dari jangkauan anak-

anak.

Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan hand sanitizer

sederhana adalah 50 mililter air yang berfungsi sebagai pelarut, 200


mililiter Ethanol berkadar alkohol 95 persen yang berfungsi sebagai

antiseptik, satu sendok teh Carbomer untuk pengental, 33 mililiter

Propylene glycol yang berfungsi sebagai pelembab, dan 3 tetes

Triethanolamine yang berfungsi sebagai pengikat pH. Formula ini

menghasilkan 250 mililter hand sanitizer berkadar alkohol 63 persen.

Cara pembuatannya, pertama dengan mencampurkan air dan

Propylene glycol ke dalam wadah bersih (panci alumunium atau pinggan

pyrex) sambil dipanaskan dan diaduk. Lalu tambahkan aCrbomer sedikit

demi sedikit sampai temperatur mencapai 80-90 derajat dan semua bahan

tercampur dan larut sempurna.

Proses selanjutnya adalah penambahan Triethanolamine agar

campuran tersebut berubah menjadi gel. Lalu penambahan ethanol sedikit

demi sedikit ke dalam campuran gel. Tahap ini dilakukan tanpa proses

pemanasan untuk menghindari penguapan dan pengadukan dilakukan

selama kurang lebih 15 menit hingga hand sanitizer yang berbentuk gel ini

siap digunakan. “Diharapkan masyarakat bisa membuatnya sendiri di

rumah sehingga kepanikan masyarakat terhadap penyebaran virus Corona

dan kelangkaan hand sanitizer bisa teratasi,” jelas Agus. (whp/ ed. adl)

5. SUMBER DAYA PENGELOLAAN

Melansir CNBC (27/3/2020), alkohol telah digunakan sebagai

antiseptik sejak akhir 1800-an. Akan tetapi, asal-usul yang tepat mengenai

hand sanitizer masih diperdebatkan.Salah satu versi menyebutkan,

penggunaan pertama hand sanitizer pada 1966.Saat itu, seorang mahasiswa


keperawatan di Bakersfield, California, Lupe Hernandez, menggabungkan

alkohol dan gel.Campuran itu digunakan para dokter sebelum merawat

pasien ketika mereka tidak dapat mencuci tangan dengan sabun. Akan

tetapi, penelusuran yang baru-baru ini dilakukan oleh sejarawan Lembaga

Smithsonian, Joyce Bedi, tidak menemukan jejak hand sanitizer buatan

Hernandez karena tidak dipatenkan. Selain itu, ada Sterillium yang

menurut perusahaan Jerman Hartmann adalah “desinfektan tangan berbasis

alkohol pertama di dunia” dengan gliserin dan alkohol 75 persen.Ada juga

yang menemukan hand sanitizer untuk pekerja pabrik karet yang

dikembangkan pasangan Goldie dan Jerry Lippman pada 1946.Produk

yang disebut Gojo itu dibuat dari campuran petroleum jelly, minyak

mineral, dan kurang dari 5 persen alkohol.

Awalnya, digunakan oleh pekerja pabrik karet untuk

menghilangkan grafit dan karbon hitam dari tangan mereka.Sebelumnya,

mereka menggunakan bahan kimia keras seperti minyak tanah dan

benzena.Gojo terus dijual sebagai pembersih industri selama beberapa

dekade.Pada 1988, perusahaan menemukan gel tangan Purell.Bahan utama

Purell terdiri dari 70 persen etil alkohol, sisanya propilen glikol.Gojo tidak

merilis Purell ke pasar konsumen hingga 1977.Saat ini, Purell merupakan

hand sanitizer terlaris di Amerika. Pada 1977 pula, Vi-Jon Industries

mengikuti jejak Gojo dengan memperkenalkan GermX yang sekarang

merupakan hand sanitizer terlaris kedua di Amerika setelah Purell. Baca

juga: Jangan di Dekat Api, Perhatikan Beberapa Hal Ini Saat Gunakan
Hand Sanitizer Rekomendasi CDC Hand sanitizer mulai

direkomendasikan oleh Centers for Disease Control (CDC) pada 2002.

Saat itu CDC menyebutkan, "Alcohol-based hand rubs take less time to

use than traditional hand washing (pembersih tangan berbasis alkohol

membutuhkan lebih sedikit waktu daripada pembersih tangan tradisional)."

CDC berpandangan, hand sanitizer petugas medis di ICU bisa menghemat

waktu 1 jam dari shift 8 jam kerja di rumah sakit. Selanjutnya, hand

sanitizer mulai diterapkan luas di rumah sakit seluruh dunia.World Health

Organization (WHO) mengikuti jejak CDC pada 2009. Hand sanitizer

dimasukkan dalam pedoman WHO oleh ahli epidemologi dan penyakit

menular Swiss Dr. Didier Pittet. Melalui pedoman itu, WHO

merekomendasikan penggunaan pembersih tangan berbasis alkohol di

kalangan profesional, terutama yang ada di negara miskin sumber daya

dengan akses terbatas pada air bersih.Sementara itu, meskipun petugas

medis telah mendapatkan manfaat dari pembersih tangan berbasis alkohol

selama 2 dekade terakhir, mereka tetap bersikeras cuci tangan dengan

sabun adalah yang terbaik.Untuk menghindari kuman adalah dengan

mencuci tangan secara menyeluruh dengan sabun dan air.


6. PROSPEK USAHA KEDEPAN

Sebagai seorang wirausahawan, Anda harus jeli melihat

kesempatan dan peluang positif di tengah kondisi pasar yang sedang

bergejolak.Tentunya, Anda juga harus menghindari praktik bisnis yang

tidak bermoral seperti menimbun barang kebutuhan pokok dan kebutuhan

survival seperti masker dan hand sanitizer hanya untuk mendapatkan

keuntungan sesaat.

Ingatlah bahwa inti dalam berbisnis adalah memberikan solusi dan

nilai bagi konsumen agar tercipta hubungan yang berkelanjutan (konsumen

Anda menjadi pelanggan setia).Orang selalu membutuhkan sesuatu, dan

mereka akan memilih produk yang bisa memberikan nilai dan manfaat

yang paling optimal dalam menghadapi wabah Covid-19 sesuai dengan

prioritas kebutuhan masing-masing.

Peluang dan kesempatan akan selalu ada, apapun industri bisnis

Anda. Mulai dari pakaian, makanan, atau ritel sekalipun. Seringkali yang

menjadi masalah adalah bukan industri Anda, melainkan bagaimana

metode Anda dalam menjual produk.Misal, dengan banyaknya orang yang

menerapkan social distancing, penjualan secara digital akan meningkat.

Ya, inilah kesempatan terbesar Anda – beradaptasi dengan situasi yang

sedang terjadi.
Peluang Berdasarkan Jangka Waktu, Menurut Sonny Rustiadi,

Ph.D, Dosen Kelompok Keahlian Kewirausahaan dan Manajemen

Teknologi Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB, sektor bisnis yang

diminati dalam jangka pendek terkait wabah Covid-19 adalah sektor-sektor

yang berkaitan dengan kesehatan atau gaya hidup sehat.

Masyarakat akan beralih ke pembelanjaan digital karena membatasi

datang ke tempat umum seperti mall dan pertokoan. Konsumsi dilakukan

dengan perubahan perilaku belanja ke digital, baik itu melalui platform e-

commerce, website atau sosial media.Dari segi teori marketing, yang perlu

dipikirkan bisa memakai framework dasar dari Kotler yaitu marketing mix

berupa product (apa yg ditawarkan), place (dimana mendapatkan), price

(tingkat value for money) dan promotion (mendapatkan informasi tentang

barang/jasa). Silakan berkompetisi dalam 4 hal ini, untuk bagaimana

merebut pasar," tuturnya.

Dalam jangka menengah yaitu beberapa bulan ke depan tentunya

masyarakat akan dihadapkan dengan perayaan besar yaitu Bulan

Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Dengan harapan wabah corona dapat

mulai menurun, konsumsi lebaran paling besar ada di sektor pangan dan

sandang, bahkan keduanya bisa menyebabkan tingkat inflasi

meningkat.Sementara itu dalam jangka panjang atau dalam hitungan tahun,

Sonny mengatakan, isu green dan environment friendly sangat kuat di

mana-mana.
Adapun sektor yang diminati dalam jangka pendek terutama terkait

isu wabah ini diantaranya sektor-sektor yang terkait dengan gaya hidup

sehat. Misalnya, sekarang banyak yang mencari jamu dan extract

tumbuhan seperti jahe dan kunyit juga bahan pangan organik, misalnya

beras merah.Sementara dalam jangka panjang (dalam hitungan tahun), isu

lingkungan akan menjadi perhatian utama. Konsumen cenderung lebih

kritis terhadap produk-produk yang dinilai tidak ramah lingkungan dan

berpotensi merusak alam.Setiap bisnis idealnya turut berperan aktif dalam

menekan angka persebaran wabah Covid-19. Cobalah amati apa kebutuhan

konsumen Anda saat ini, dan hubungkan kebutuhan mereka dengan produk

atau layanan yang Anda tawarkan.

Tips dan trik bisnis, Meskipun menghadapi wabah, masyarakat

tetap akan mencari kebutuhan yang harus dipenuhi .Fokus utama tentunya

adalah life survival.Untuk pebisnis yang sudah menjalankan usahanya,

Sonny menyarankan kamu tetap menjalankan komunikasi dan observasi

perilaku customer.Para entrepreneur perlu memahami apa yang customer

butuhkan saat ini dan mencoba menghubungkan kebutuhan mereka dengan

produk/jasa yang diproduksi. Contoh paling terkini adalah bagaimana satu

perusahaan seluler kemudian memberikan kuota gratis untuk bisa

digunakan mengakses platform belajar. Kemudian, contoh lain misalnya

bagaimana platform transportasi online memberikan diskon besar untuk

menggunakan jasa antar makanan bagi pelanggan mereka.


Pebisnis bisa mencontoh tindakan ini dengan mencari touch point

(segala sesuatu yang bersentuhan dengan konsumen) yang memungkinkan

bisnis dapat membantu pelanggan dalam menghadapi wabah ini, Untuk

bisnis kecil, para pengusaha harus bisa mencari cara untuk mengurangi

resiko saat transaksi berlangsung. "Contoh tukang sayur yang melayani

kompleks rumah ibu saya, dia sekarang melayani permintaan ibu-ibu

dalam membeli kebutuhan sayuran dan buah.Jika sebelumnya tukang

sayur ini membeli stok sayur dan buah, lalu menawarkan keliling

kompleks.Sekarang dia mengurangi belanja stok dan membeli buah serta

sayuran sesuai pesanan pelanggan di hari sebelumnya. Dengan cara itu,

tukang sayur dapat mengurangi resiko membeli stok barang yang tidak

diperlukan oleh pelanggan,

Peluang bisnis selalu terbuka bagi mereka yang jeli melihatnya dan

gesit dalam meraihnya.Perlu nyali dan pertimbangan ekstra di tengah

kondisi wabah ini, karena pasar bertindak emosional dan di luar perilaku

biasa.Optimisme diperlukan seorang pebisnis, tapi bukan tanpa

pertimbangan yang matang.Ingat, pembisnis yang baik adalah bukan

penerjun yang meloncat dari sebuah pesawat tanpa persiapan dan tanpa

membawa peralatan apapun, tapi mereka adalah penerjun payung yang

melompat dari pesawat dengan membawa parasut dan persiapan baik

sehingga mendarat dengan sukses di sasaran.


7. TANTANGAN DAN HAMBATAN

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 62 Tahun 2017 tentang

Izin Edar Alat Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

telah mengeluarkan aturan untuk ini.

Berdasarkan aturan tersebut, maka produk-produk kebersihan, seperti

hand sanitizer, harus memiliki izin untuk dijual kepada umum. Jika

melihat produk-produk di toko daring, hand sanitizer swadaya tersebut

umumnya tidak memiliki izin BPOM.Karena produk-produk itu tidak

mengantongi izin, maka kandungan didalamnya pun belum dapat

dipastikan benar-benar sesuai dengan syarat dan prosedur yang dianjurkan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Selain itu kesulitan modal memang menjadi permasalahan utama dari

seorang pebisnis atau pengusaha. Berbedadengan pebisnis yang sudah

pernah menjalankan bisnis sebelumnya, mungkin mereka

akanmendapatkan modal dengan meminjam uang di bank dari keuntungan

yang sudah dikumpulkansebelumnya. Sedangkan untuk Anda yang baru

ingin merintis usaha atau mendirikan sebuahbisnis baru, tentu meminjam

modal menjadi salah satu pilihan yang cukup sulit, belum lagidengan

risiko kerugian yang cukup besar dalam menjalankan bisnis pertama Anda.

Kesulitan Menemukan Karyawan, masalah terbesar lainnya yang sering

dihadapi oleh pebisnis pemula adalah untuk memperolehsumber daya

manusia atau karyawan untuk membantu bisnis Anda. Memang


benar,menemukan karyawan yang berbakat memang merupakan

tantangan.

8. STRATEGI PENGEMBANGAN KEDEPAN

Handsanitizer umum digunakan masyarakat untuk membersihkan

tangan di era modern.Berkembangnya peluang pasar produk handsanitizer

mendorong terbukanya peluang bisnis produk tersebut.Tujuan dari kajian

ini adalah mempersiapkan strategi peluncuran produk ini ke

pasar.Terdapat dua tahap dalam kajian ini yakni desain produk dan

perencanaan strategi.Desain produk mencakup identifikasi pasar, desain

prototipe penentua harga pokok dan penerimaan pelanggan.Perancangan

strategi dikembangkan dengan menggunakan evaluasi internal faktor dan

eksternal faktor (matriks IFE-EFE) yang diikuti dengan matriks

perencanaan strategi kuantitatif (QSP).Hasil yang diperoleh menunjukan

bauran pasar produk sebesar 1.23 juta dan desain produk yang dipilih

adalah kemasan sekali pakai.Harga pokok produk adalah Rp 4 032.Hasil

juga menunjukkan penerimaan pelanggan yang tinggi terhadap

produk.Terdapat 20 faktor yang mempengaruhi peluncuran produk (secara

internal dan eksternal). Total skor bobot pada faktor internal adalah 2.568

dan 2.620 untuk faktor eksternal. Dengan analisis kartesius, dapat dilihat

bahwa posisi bisnis terdapat pada kuadran kelima.Berdasarkan posisi

tersebut, strategi-strategi yang disarankan adalah strategi penetrasi pasar

dan pengembangan produk.


BAB V

1. NILAI-NILAI HANDSANITIZER YANG DI TERAPKAN

Nilai-nilai yang dapat di diambil salah satu diantaranya adalah

bahwa kita diajarkan kembali untuk hidup sehat dan bersih melalui

gerakan cuci tangan dengan sabun dan air, atau dengan menggunakan

handsanitizer, belakangan ini handsanitier yang merupakan bahan

pembersih dari kuman yang cukup efektif dan mudah digunakan telah

menjadi bahan yang langka.

2. KELEBIHAN HANDSANITIZER

A. Handsanitizer bisa membersihkan kaca mata dan jam tangan,termasuk

virus yang menempel,

B. Sebagai deodoran bakteri penyebab bau badan di ketiak sehingga tetap

fresh

C. Bisa meredakan rasa gatal akibat gigitan nyamuk

D. Bisa dibawa kemana-mana

E. Lebih praktis

3. KEKURANGAN HANDSAITIZER

A. Melemahkan sistem imun


Dampak buruk hand sanitizer bagi kesehatan yang pertama adalah

dapat menurunkan kekebalan tubuh, alkohol serta triclosan yang

terkandung pada setiap produk handsanitizer selain membunuh kuman

atau mikroba juga dapat membuat bakteri baik ikut berkurang.

B. Menyebabkan masalah pada kulit

Terlalu sering menggunakan handsanitizer juga tidak baik bagi

kesehatan kulit, kulit yang terpapar alkohol terus menerus

mengakibatkan iritasi kulit, kulit pun menjadi rentan terkena keriput.

C. Tidak membersihkan semua bakteri

Selain itu dampak buruk handsanitizer lainnya adalah membuat kuman

kebal terhadap antibiotik, antibiotik efek untuk melawan bakteri, tapi

kandungan triclosan dalam gel pembersih tangan yang berfungsi

sebagai antibakteri ini dipercaya oleh para pakar medis berperan besar

membuat bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik.

D. Mengandung bahan kimia berbahaya

Dampak buruk handsanitizer bagi kesehatan yaitu mengandung bahan

kimia yang berbahaya bagi tubuh, senyawa kimia sintesis yang disebut

phthalate merupakan pewngi dari gel pembersih tangan ini.


DAFTAR PUSTAKA

Angkasa WI, Hubeis M, dan Pandjaitan NK. 2012. Strategi dan Kelayakan

Pengembangan Lembaga Intermediasi untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha

Kecil dan Menengah di Indonesia.Jurnal Manajemen IKM, September 2012 Vol.

7 no. 2 hal 95-101.

Dwianto AW. 2007. Analisis Ekuitas Merek Produk Handsanitizer Antis.

[Tesis].

Program Studi Magister Bisnis, Pascasarjana. Bogor (ID): IPB

Kotler P,Amstrong G. 1997. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Ketiga. Jilid 1.

Jakarta

(ID) : Erlangga.

Widyastuti, AS. 2013. Aplikasi Minyak Atsiri pada Pembuatan Produk

pembersih Tangan

(Handsanitizer).[Skripsi]. Program Sarjana Teknologi Pertanian, Departemen

Teknologi Industri Pertanian. Bogor (ID) : IPB

Zetiara, Alzara. 2014. Aplikasi Gel Aloevera dan Gliserin sebagai

pelembab pada Produk

Pembersih Tangan (Handsanitizer). [Skripsi]. Program Sarjana Teknologi


Pertanian, Departemen Teknologi Industri Pertanian. Bogor (ID) : IPB.

Sholehah, Putri Sheryl,2015.Proposal Program Kreatifitas

MahasiswaInovasi Pembuatan Free Germs Hand Sanitizer (fertz) yang Ekonomis

dari Ekstrak Daun Kersen.Pkm.uns.ac.id

Dwianto.Analisis Ekuitas Merek Produk Hand Sanitizer

Antis.repository.sb.ipb.ac.id

Surbakti, H,Y. (2019). Hand Sanitizerdari

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/927/3/3%20CHAPTER%201.pdf Diakses pada

tanggal 14 April 2020

Anda mungkin juga menyukai