Proses keputusan konsumen mungkin tidak selalu berkembang dengan cara yang sudah direncanakan secara cermat. Dan penting untuk memahami teori dan pendekatan lain terhadap bagaimana konsumen mengambil keputusan dan kapan keputusan itu dilakukan. a. Tingkat keterlibatan konsumen Keterlibatan dan pengolahan aktif yang dilakukan konsumen dalam menanggapi rangsangan pemasaran, misalnya : dari melihat ikan atau mengevaluasi satu produk atau jasa. 1. Model kemungkinan elaborasi. Model yang berpengaruh terhadap perubahan dan pembentukan sikap, mengganbarkan bagaimana konsumen melakukan evaluasi dalam kelingkungan keterlibatan, baik yang tinggi maupun yang tendah. 2. Strategi pemasaran keterlibatan rendah. Banyak produk dibeli pada kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan antermerek yang signifikan, misalnya : garam 3. Prilaku pembelian yang mencari variasi. Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah, tetapi perbedaan antarmerek signifikan.dalam situasi ini, konsumen sering melakukan peraliahan merek. b. Heuristik dan bias dalam keputusan Teori keputusan prilaku telah mengidentifikasikan berbagai heuristik dan bias dalam pengambilan keputusan konsumen setiap hari. Heuristik adalah kaidah ibu jari atau jalan pintas mental dalam proses keputusan. 1. Heuristik ketersediaan Para konsumen mendasarkan prediksi mereka pada cepat dan mudahnya. Contoh : kegagalan produk terbaru bisa menyebabkan konsumen terlalu membesar-besarkan kemungkinan gagalnya produk dimasa depan dan membuat dia lebih cendrung membeli sebuah jaminan produk. 2. Heuristik representatif Konsumen mendasarkan prediksi mereka pada seberapa reresentatif dengan contoh- contoh lain.satu alasan mengapa merek-merek yang berbeda dalam kategori produk yang sama menampilkan kemasan yang begitu mirip adalah bahwa ingin terlibat sebagai representatif dari kategori tersebut secara keseluruhan. 3. Heuristik penyesuaian dan panjangkaran Konsumen sampai pada penilaian awal dan kemungkinan melakukan penyusaian kesan pertana yang berdasarkan pada informasi tambahan. c. Akuntansi Mental Akunting mental merujuk pada cara yang digunakan konsumen untuk membuat kode, akunting mental adalah kecendrungan untuk mengkategorisasikan dana atau butir nilai,walaupun tidak ada basis logis untuk mengkatagorisasian. 1. Konsumen cendrung memisahkan pendapatan. Ketika penjual memiliki satu produk dengan lebih dari satu dimensi positif, ada hasrat untuk mengavaluasi setiap dimensi secara terpisah. 2. Konsumen cendrung mengintegrasikan kerugian. Pemasar mendapatkan keuntungan yang jelas dalam menjual sesuatu jika biayanya dapat menambahkan pada pembelian lain yang lebih. 3. Konsumen cendrung mengintegrasikan kerugian lebih kecil pada pendapatan yang lebih besar. 4. Konsumen cendrung memisahkan pendapatan kecil dari kerugian besar. Prinsip “siver lining” bisa menjelaskan popularitas rabat pada pembelian besar seperti mobil. d. Menentukan Profil Proses Keputusan Pemelian Mencoba memahami prilaku palanggan dalam hubungan dengan sebuah produk disebut pemetaan sistem konsumsi pelanggan, siklus aktivitas pelanggan, atau skenario pelanggan. Ini dapat dilakukan untuk kelompok kegiatan seperti mencuci pakaian (laundry), mempersiapkan acara pernikahan, atau membeli mobil. Membeli mobil misalnya mencakup keseluruhan kelompok aktivitas, termasuk memiliki mobil, membiayai pembelian, membeli asuransi, membeli asesoris, dan lain-lain.
Journal Analisis Strategi Pemasaran Pada Produk Sepeda Motor Matik Berupa Segmentasi, Targeting, Dan Positioning Serta Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Semarang