Anda di halaman 1dari 17

1

TUGAS PENGELOLAAN BUANGAN INDUSTRI


(TKL 145)




Disusun oleh:
Nurul Fajri Ramadhani 21080112130042



PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2014

2

DAFTAR ISI

Halama Judul .................................................................................................... 1
Daftar Isi........................................................................................................... 2
1. Latar Belakang ..................................................................................... 4
2. Gambaran Objek Studi... ...................................................................... 4
2.1 Latar belakang berdirinya PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories . 4
2.2 Jenis Produksi PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories ................... 5
2.2.1 Farmasi ................................................................................................. 5
2.2.2 Kembang Gula ...................................................................................... 5
2.2.3 Makanan Ringan ................................................................................... 5
2.3 Visi dan Misi PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories ..................... 5
2.3.1 Visi ....................................................................................................... 5
2.3.2 Misi ....................................................................................................... 6
2.4 Komitmet PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories .......................... 6
2.4.1 Mutu Produk ......................................................................................... 6
2.4.2 Mudah diperoleh ................................................................................... 6
2.4.3 Murah Harganya ................................................................................... 7
2.5 Lokasi Perusahaan ................................................................................ 7
2.5.1 Lokasi Pabrik PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories .................... 7
2.5.2 Batas Lokasi ......................................................................................... 7
2.5.3 Letak Lokasi ......................................................................................... 7
2.6 Struktur Organisasi ............................................................................... 8
2.7 Ketenaga Kerjaan ................................................................................. 8
3. Proses Produksi .................................................................................... 8
3.1 Produksi I.............................................................................................. 8
3.1.1 Tablet Umum ........................................................................................ 8
3.1.2 Tablet Khusus ....................................................................................... 11
3.2 Produksi II ............................................................................................ 11
3.2.1 Sediaan Semi Padat .............................................................................. 11
3.2.2 Sediaan Cair.......................................................................................... 11
3.2.3 Sediaan Steril ........................................................................................ 11
3.3 Produksi III ........................................................................................... 11
4. Pengelolaan Buangan ........................................................................... 12
4.1 Reduksi ................................................................................................. 12
4.2 Reuse .................................................................................................... 12
4.3 Inplant Treatment ................................................................................. 12
4.4 Pewadahan dan pengumpulan limbah B3............................................. 13
4.5 Penyimpanan Sementara ...................................................................... 13
4.6 Pelabelan dan Simbol .......................................................................... 14
4.7 Pengangkutan ....................................................................................... 14
3

4.8 Pembuangan dan Pemusnahan ............................................................. 14
4.9 Perizinan, pengawasan pengelolaan limbah padat B3 .......................... 14
5. Analisi Pengellaan Buangan ................................................................. 15
6. Rekmendasi pemecahan Masalah ......................................................... 16
7. Kesimpulan ........................................................................................... 16
8. Daftar Pustaka ...................................................................................... 17
4



1. Latar Belakang
Bahan berbahaya dan beracun (B3), menjadi fokus bagi Kementrian
Lingkungan Hidup saat ini. Berbagai kegiatan industry menyebabakan banyak
lahan terkontaminasi oleh B3. Banyak industry yang tidak mengetahui bahwa
limbah yang dihasilkan merupakan limbah B3, sehingga kegiatan pembuangan
limbah ke lingkungan sering terjadi. Selain itu biaya pengolahan limbah yang
tinggi menjadi alasan suatu industry enggan menangani limah terlebih dahulu
sebelum dibuang ke lngkungan. Sesungguhnya peraturan Perundangan telah
mengatur larangan membuang limbah ke lingkungan namun karena pengawasan
yang lemah peraturan yang sudah dibuat tidak diindahkan.
PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories adalah salah satu industri
farmasi terbesar di Indonesia yang memprodusi obat bebas dan berbagai alat
kesehatan. Industri ini mengahasilkan limbah yang bersifat toksik dan non toksik
ang dapat mencemari lingkungan apabila tidak dikeola dengan benar. Terutama
limbah padat mengandung bahan berbahaya dan beracun sangat memerlukan
pengelolaan secara sistematis agar dapat menghasilkan limbah dengan kadar
yang aman bagi lingkungan.
2. Gambaran Obyek Studi
2.1 Latar belakang berdirinya PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories

PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories merupakan salah satu industry
farmasi terbesar di Indonesia untuk Janis obat bebas yang didirikan tepatnya
tanggal 8 Juni 1967. Bidang usaha yang dilakukan adalah perdagangan abat-
abatan, bahan kimia, alat laboratorium dan alat kedokteran yang telah dirinttis
sejak tahun 1949. Dari tahun ke tahun PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories
terus melakukan perkembangan usaha dan pembenahan sturktur serta merekrut
tenaga professional.

Mengikuti peraturan pemerintah yang mengharuskan pemisahan produsen
obat dengan distributornya, pada tahub 1980 didirikan PT Sinar Intermark.
Kemudian, untuk memperluas jangkauan distribusi dan sajalan dengan smakin
banyaknya produk yang dipasaran, tahun 1986 didirikan perusahan yang kedua
yaitu PT. Marga Nusantara Jaya.



5

2.2 Jenis Produksi PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories

Meningkatanya kesejahteraan, menuntut peningkatan kualitas hidup.
Sehingga, disamping memperkuat industry farmasi, Konimex juga mulai
memperluas usaha kebeberapa bidang lain yang masih dekat dengan usaha inti
antara lain :

2.2.1 Farmasi

Divisi farmasi saat ini memiliki 59 merek produk. Kalau mulanya hanya
memproduksi obat-obat bebar (OTC), kini juga dikembangkan obat-obat dengan
resep dokter (Ethical) serta produk non kuratif, antara lain vitamin. Dari sediaan
semmula hanya tablet, kini memiliki berbagai variasi sediaan, seperti sirup,
salep, krim, kapsul, serta tablet effervescent. Beberapa merek produk farmasi
Konimex yang popular di masyarakat, antara lain Paramex, Konidin, Inza,
Termorex, Fit-Up, Feminax dan Braito.

2.2.2 Kembang Gula

Divisi kembang gula Nimms sejak berdiri telah dilengkapi dengan mesin-
mesin canggih dan mutakhir, untuk mengatasi perkembangan permintaan pasar.
Hingga kini, Nimms telah mengembangkan bermacam bentuk kembang gula,
antara lain hard candy, chewy candy, deposit candy dan compressed candy. Saat
ini Nimms memiliki 11 erek, antara lain Hexos, Nano-nano, Mr. Sarmento,
Eski, dan Frozz.

2.2.3 Makanan Ringan

Langakah pengembangan Kelompok Usaha Konimex berkelanjutan
dengan berdirinya Sobisco pada tahun 1994. Sobisco adalah pabrik biscuit dan
coklat yang dilengkapi dengan fasilitas mesin-mesin canggih berkapasitas besar.
Diantara produk-produk Sobisco yang terkenal dimasyarakat, antara lain Snips,
Snaps, Wafero, Tini Wini Biti dan Kido. Secara keseluruhan, kedua pabrik
makanan tersebut kini telah memiliki 15 merek produk.

2.3 Visi dan Misi PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories

2.3.1 Visi

Hidup bahagia adalah falsafah sederhana yang melandasi usaha PT.
Konimex Phrmaceutical Laboratories sejak 43 tahun lalu. Bahagia bag setiap
orang, bagi setiap keluarga dan bagi seluruh bangsa. Hidup bahagia dapat
dinikmati kalau kondisi kesehatan baik. Untuk menwujudkan masyarakat dengan
6

kondisi kesehatan baik itulah PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories berperan
serta mealui usaha penyediaan obat-obatan dan makanan yang bermutu, mudah
didapat serta murah harganya (3MU). Dengan keyakinan tersebut, PT. Konimex
Phrmaceutical Laboratories merumuskan dengan tema usaha ikut menyehtaan
bangsa

2.3.2 Misi

PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories perlu terus menerus
menyempurnakan manajemen mutu sesuai standa mutu manajemen dunia (ISO),
menyiapka sumber daya manisia professional, bahkan harus berani
menyesuaikan paradigm serta budaya kerja sesuai dengan perubahan nilai-nilai
yang semakin mendunia. Secara bertahap, berbagai langkah persiapan tersebut
telah mulai dilakukan.

Sebagai strategi untuk meghadapi gelombang pasang pemasaran produk
luar, PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories memperkukuh basis dalam negri
salah satu cara adalah mempererat kerja sama yang mantap dan saling
memberikan manfaat bagi semua pihak.

2.4 Komitmen PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories

2.4.1 Mutu Produk

Untuk mendapatkan mutu yang memenuhi standar, Konimex menerapkan
prosedur produksi Cara Pembuatan Obat yang BAik (CPOB) yang selalu
disempurnakan serta mulai menetapkan manajemen mutu yan sesuai dengan
tuntutan standar internasinal ISO, dengan demikian produk-produk Konimex
juga akan diterima baik di luar negri.

2.4.2 Mudah Diperoleh

Konimex mendirikan dua perusahaan distributor khusus, yaitu PT. Sinar
Intermark dan PT. Marga Nusantara Jaya untuk memberikan keudahan bagi
masyarakat untuk memperoleh produk-produk konimex. Keduanya memiliki 43
kantor cabang dihampir semua kota besar di Indonesia. Untuk keperluan ekspor,
konimex erintis jalur distribusi Asia Pasifik dengan menunjuk distributor
masing-masing wilayah, seperti Singapura, Malaysia, Hongkong, Filipina,
Taiwan, Myanmardan Bangladesh.




7

2.4.3 Murah Harganya

Sesuai falsafah dasarnya, produk-produk konimex memang tidak dibuat
sebagai barang eksklusif. Konimex berstandar internasional, namun dalam
kebijakan harga tetap mempertimbangkan kemampuan lokal.

2.5 Lokasi Perusahaan

2.5.1 Lokasi Pabrik PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories

Secara administrative, lokasi pabrik farmasi PT. Konimex Pharmaceutical
Laboratories terletak dalam wilayah :
Kelurahan : Sanggrahan
Kecamatan : Grogol
Kabupaten : Sukoharjo
Propinsi : Jawa Tengah
Untuk divisi farmasi menempati areal seluas 8 ha yang terdiri dari 15,5 ha
sebagai bangunan, sedangkan luas seluuruh tanah pabrik PT. Konimex
Pharmaceutical Laboratories adalah 16 ha.

2.5.2 Batas Lokasi

Sebelah utara : Tanah Pekarangan
Sebelah Timur : Jalan Dukuh Waringin Rejo
Sebelah Selatan : Jalan Deasa Mantung
Sebelah Barat : Sawah

2.5.3 Letak Lokasi

Jarak terdekat dan arah lokasi dengan :
- Ibukota Kabupaten : 10 Km
- Fasilitas Umum
Sekolah : 2 Km
Pasar : 0,7 Km
Masjid : 0,3 Km
Puskesmas : 0,7 Km
Rumah Sakit : 4 Km
Sungai : 2 Km
- Kegiatan Usaha/ Proyek lain : 0,75 Km
- Pemukiman Penduduk : 0,05 Km


8

2.6 Struktur Organisasi

Stuktur organisasi PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories sudah
dikembangkan sejak tahun 1993, dan dapat dilihat pada diagram.


Gambar 1. Struktur Organisasi Industr Farmasi
PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories
Sedangkan struktur organisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH)
dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

9


Gambar 2. Struktur Organisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PLH)
PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories

2.7 Ketenagakerjaan

Jumlah tenaga kerja PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories
keseluruhannya 1596 orang dengan rincian sebagai berikut :
Klasifikasi Kerja Jenis Kelamin Daerah
Asal
Pendidikan
Lk W Jml SD SMP SMA PT
Manager Atas 35 26 61 WNI - - 9 52
Staff 1122 103 225 WNI - 4 112 109
Buruh/Karyawan 481 829 1310 WNI 102 896 299 13
Lainnya - - - - - - - -
Total 638 958 1596 102 900 420 174

3. Proses Produksi
3.1 Produksi 1
3.1.1 Tablet Umum
Pada pembuatan tablet harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Mempunyai keseragaman bobot dan keseragaman kandungan dari zat
aktif.
Tahan terhadap perlakuan mekanis selama produksi, pengemasan,
transportasi dan penggunaan.
10

Stabil, baik secara fisika maupun kimia.
Mempunyai penampilan yang bail.

Untuk memenuhi persyaratan tersebut, bahan-bahan yang dicetak
sebaiknya mempunyai sifat :
1. Mudah mengalir
2. Kompresibilitas yang baik
3. Dapat keluar dari cetakan.
Proses pembuatan tablet biasanya menggunakan 3 cara yaitu dengan
metode granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung tergantung
dari sifat-sifat bahan dalam formulanya. Pertimbangan yang umum
digunakan dalam memilih metode pembuatan tablet dari ketiga sifat diatas
adalah sebagai berikut :
Bila (1) dan(2) baik, maka sebaiknya/dianjurkan dibuat dengan metode
cetak langsung(direct compress)
Bila sifat (1) tidak baik, sedangkan sifat (2) baik, maka dapat dibuat
dengan metode granulasi kering.
Bila sifat (1) dan sifat (2) tidak baik, maka digunakan metode granulasi
basah.

Metode yang digunakan dalam proses produksi :
1. Metode Granule Basah
Alur proses pembuatan tablet dengan granulasi basah adalah
penimbangan bahan baku, pencampuran (penambahan bahan
pengikat), pengayakan, pengeringan, penambahan bahan pelican
(lubrikasi), dan terakhir pencetakan. Dan selanjutnya dapat dilakukan
penyetripan dan pengemasan primer dan sekunder, dam dimasukan ke
dalam gudang barang jadi.

2. Metode Granulasi Kering
Alur proses produksi tablet dengan granulasi kering adalah
meliputi dari gudang bahan baku, penimbangan, pencampuran,
sludging (pembuatan tablet dalam ukuran besar) atau kompaksi
(pembuatan lempengan-lempengan dengan aat kompaktor), kemudian
dilakukan penggilingan (grinding) dan diayak semapi didapat ukuran
granul yang sesuai, kemudian ditambah bahan pelican (lubruikasi) dan
dilanjutkan dengan pencetakan untuk mendapatkan tablet. Keuntungan
metode ini, yaitu dapat digunakan untuk bahan yang sensitive terhadap
kelembaban dan panas. Sedangkan kerugian metode ini adalah adanya
debu dan tidak mendistribusikan warna dengan baik.

11

3. Metode Cetak Langsung
Dimulai dari gudang bahan baku, penimbangan, pencampuran,
penambahan zat pelican, pencetakan, penyetrikaan, pengemasan
dan dimasukkan ke gudang barang jadi.

3.1.2 Tablet Khusus
Produksi tablet di produksi II utamanya untuk tablet khusus, dimana ruang
produksi memerlukan kondisi khusus dengan kelembaban ruangan diatur
pada RH 20-30% dan temperature 20-25
o
C. Metode yang digunakan
adalah metode cetak langsung dan granulasi basah dan prosesnya sama
dengan seperti produksi I.

3.2 Produksi II
Unit ini memproduksi bentuk sediaan semi padat, cair, dan steril.

3.2.1 Sediaan Semi Padat
Produk yang dihasilkan adalah Topicade, Fungideerm, Konibalm,
Pimpleks dan Sapona.

3.2.2 Sediaan Cair
Produk yang dihasilkan antara lain : Termorex, Anakonidin, Fit-Up,
Kalibex, Siladex, Colorex, Konvermex, Paracetamol Syrup, Nifeflu, dll.

3.2.3 Sediaan Steril (tetes mata)
Pada sediaan steril menggunakan ait water for injection (WFI) yang
merupakan hasil multi destilasi air murni. Untuk mensterikan alat dan
mesin yang digunakan pada produksi tetes mata digunakan uap air murni.
Hal ini dilakukan karena alat-alat tersebut dirangkai sedemkian rupa ke
suatu sirkulasi air dengan pipa tertutup. Uap air murni suhu 121
0
C
dihasilkan dari suatu alat yang disebut steam generator, uap tersebut
dialirkan ke alat-alat yang memerlukan sterilisasi sebelum diperguankan.

3.3 Produksi III
Produksi III memproduksi kosmetik, obat tradisional, dan alat
kesehatan. Kosmetik yang diproduksi antara lain : Mom, Body Talc, Frsh
spray, Fresh Garg;e, Konicare, Koni Plas. Unit ini melakukan tool
manufacturing dengan produksi II untuk memproduksi Sunscrea All skin
Moistra.




12

4. Pengelolaan Buangan
Secara umum penanganan limbah padat B3 di PT. Konimex
Pharmaceutical Laboratories dimulai dari penanganan di Unit Pengolahan
Limbah (UPL) untuk limbah cair diolah agar dapatdibuang secara aman ke
badan sungai. Limbah yang selain limbah cair ini kemudian ditempatkan TPS
sesuai karakteistiknya taitu TPS B3. Limbah B3 akan dibakar di insenerator.
Debu blasting yang merupakan limbah B3 akan dimasukkan dalam kemasan
berupa drum. Setelah dikemas dalam drum, makan akan ditempatkan di TPS B3
untuk dikirim ke PPLI.
Penanganan limbah padat non B3 menggunakan jasa pihak ke-3, yang
termasuk didalamnnya adalah sampah domestic, plastic, kertas, karton yang
tidak terkena tumpahan B3 dan sisa makanan. Sampah domestic akan dibuang
ke TPA Mojosongo.
4.1 Reduksi
Langkah-langkah kongkrit yang dilakukan PT. Konimex Pharmaceutical
Laboratories dalam meminimasi limbah sebagai berikut :
a. Housekeeping yang baik dan direncanakan
b. Menghilangkan atau mengurangi timbulan limbah di sumbernya (
di hulu proses industry)
c. Memisahkan antara sampah B3 dan non B3 (bias dibuang langsung
ke TPA atau dikelola oleh koperasi).
4.2 Reuse
Sebagian besar limbah padat B3 terbentuk dari proses produksi berupa
drum bekas dan masih mempunyai nilai ekonomis, maka dilakukan reuse
terhada limbah-limbah padat B3 tersebut untuk mengurangi jumlah limbah
pada B3 yang harus dibuang

4.3 I nplant Treatment
Limbah yang dibakar di insenerator adalah limbah produk farmasi
berbentuk serbukmaupn tablet seperti : debu dust collector, hasil produksi
yang sudah kadaluarsadan produk pengembalian

a. Insinerator Smokeless/ bebas asap
Alat ini digunakan untuk membakar limbah padat yang susah terbakar
dan berbahaya. Pada dasarnya prinsip kerja dari alat ini adalah asap
hasil pembakaran dari ruang pembakaran yang naik ke cerobong
dibakar lagi dengan suhu yang lebih panas dari suhu pembakaran yang
pertama sehingga akan membuat asap yang keluar dari cerobong tidak
kelihatan.
13

Dari berbagai macam limbah padat dapat digolongkan sesuai dengan
tingkat kemudahan terbakarnya yaitu dry waste, mixture waste dan wet
waste dan dari tingkatan tersebut suhu pembakarannya juga berbeda
antara lain :
Ruang pertama : Dry Waste : 300-400
o
C
Mixture dry waste : 400-500
0
C
Wet waste : 500-600
0
C
Ruang kedua dalam cerobong suhu selalu diatas ruang pertama sekitar
600-800
o
C

b. Isenerator konvensional
Insinesrator konvensional dinganakan untuk memusnahkan limbah
padat yang tidak berbahaya.

4.4 Pewadahan dan pengumpulan Limbah B3

Pewadaan dan pengumpulan limbah padat B3 di PT. Konimex
Pharmaceutical Laboratories adalah pengumpulan yang bersifat intern
pabrik, artinya limbah B3 yang dihasilkan masing-masing unit produksi
diangkut untuk kemudian dikumpulkan ke penampungan sementrara
limbah B3.

4.5 Penyimpanan Sementara

Tata caranya berpedoman kepada Kep. 01/BaAPEDAL/09/1995 tentang
tatac ara dan persyarata teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah B3
meliputi :
a. Pengemasan limbah B3
Kemasan drum yang digunakan adalah dengan menggunakan
drum bekas bahan baku/ tong vat
Kemasan drum yang digunakan terbuat dari kertas dan
mempunyai volume yang beraneka ragam.
Dalam satu kemasan hanya terdapat satu karakteristik limbah
Pemberian plastic dalam drum
Penggunaan oleh operator yang mempunyai ijin dan telah
mengikuti pelatihan K3.
b. Penyimpanan Kemasan
PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories suah melaksanakan
penyimpanan pengemasan limbah B3 sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Indonesia. Namun masih ada beberapa cara penyimpanan
yang masih kurang tepat karena kurangnya lahan.


14

4.6 Pelabelan dan symbol
Penanadaan limbah B3 dimaksudkan untuk memberikan identitas limbah
sehingga keberadaan limbah B3 pada suatu tempat dapat dikenal. Namun
masih ada pelabelan yang ditemukan tidak sesuai dengan yang semestinya.

4.7 Pengangkutan

Pengangkutan limbah padat B3 PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories
meliputi pengangkutan masing-masing unit produksi ke tempat
penyimpanan sementra (intern) dan pengangkutan limbah ke pihak ke-3
sehingga pengolah limbah B3 yag telah mendapat ijin dari KLH untuk
kemudian limbah diolah secara off-site.

4.8 Pembuangan dan Pemusnahan

Untuk menaati regulasi dari Pemerintah dan mengatasi dampak negative
dari permasalahan lingkungan yang bias muncul, maka PT. Konimex
Pharmaceutical Laboratories menunjuk PT. Prasadha Pamunah Limbah
Industri (PPLI) Cileungsi, Bogor sebagai pihak dan pemusanah limbah B3
(exsitu)

4.9 Periizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Padat B3
a. Perizinan
PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories telah memroses
permohonan perijinan kepada KLH yang kemudian ditembuskan
kepada aparat daerah tentang pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah
tersebut yang mencakup ijin lokasi, penyimpanan, pengumpulan,
pengankutan, pemanfaatan dan pengelolaan limbah B3. Selain itu PT.
Konimex Pharmaceutical Laboratories sebagai pengelola limbah B3
juga mempunyaidokumen UKL/UPL sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
b. Pengawasan
Pelaksanaan pengawasan pengellaan limbah B3 PT. Konimex
Pharmaceutical Laboratories dilakukan oleh 2 pihak, yaitu intern
perusahaan yang dilakukan Departemen Pengelolaan Lingkungan
Hidup PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories Bagian Quality
Controlc(QC) dan pihak pemerintah yaitu Kementrian Lingkungan
Hidup.



15

5. Analisis Pengelolaan Buangan (sinkronisasi kondisi riil lapangan dengan
textbook dan/atau jurnal)
Pada pengolahan limbah padat B3 ada beberapa hal yang tidak baik, diantaranya
:
a. Operasional pengolahan limbah padat B3 secara insinesrasi berada di
dibawah baku mutu, dimana baku mutunya adalah DRE 99,99 %
(Freeman, 1988) sedangkan kondisi realnya DRE 90,80%. Hal ini
disebabkan oleh belum optimumnya pembakaran di incinerator karena ada
kerusakan pada burner pertama. Sehinngga suhu yang diharapkan pada
ruang tersebut tidak tercapai, akibatnya menyebabkan pembakaran tidak
sempurna.

b. Pemantauan pengolahan limbah padat B3 secara insinerasi dilakukan secara
berkala dengan mengamati suhu zona bakar dan mencatat konsentrasi logam
berat saja di cerobong. Hal ini tidak sesuai dengan Kep-03/Bapedal/09/1995
yang juga mengharuskan mencatat laju umpan limbah, bahan bakar
pembantu, kecepatan gas saat keluar dari zona bahar serta konsentrasi gas-
gas tertentu.

c. Pemberian symbol dan label beberapa kemasan limbah B3 tidak jelas. Hal
ini tidak sesuai dengan Kep. 05/ Bapedal/09/1999 yaitu mengenai pemberian
symbol dalam kemasan limbah B3.

d. Pada penyimpanan limbah B3 berjarak kurang dari 1 meter dari dinding.
Dimana menurut Kep. 01/ Bapedal/ 09/ Tahun 1995 jarak dengan dinding
dan atap tidak boleh kurang dari 1m. Ini dikarenkan oleh terbatasnya
ruangan Tempat Penyimpanan Sementra (TPS B3)

e. Bagian atap bangunan penyimpanan kemasan limbah B3 tidak terdapat kasa
untuk mencegah burung / hewan masuk di vent. Ini menyalahi Kep. 01/
Bapedal. 1995 yang mengharuskan adanya kasa untuk mencegah burung/
hewan masuk.

f. Simbol, bentuk dan ukuran pelabelan smbol B3 pada intern kendaraan
pengangkut, tutup kemasan, kemasan kosong tidak sesai dengan Kep-05/
Bapedal/ 09/1995.



16

6. Rekomendasi Pemecahan Masalah
Berikut rekomendasi untuk pemecahan permasalahan yang terjadi :
a. Dapat diatas dengan perbaikan pada burner pertama agar pembakaran dapat
maksimal
b. Diperlukan adanya pencatatan dan pengukuran secara terus menerus suhu
zona dibakar, laju umpan limbah dan bahan bakar pembantu, kecepatan gas
saat keluar dari zona baker dan konsentrasi CO
2
, NO, SO
2
, O
2
HCl, THC,
dan partikulay opasitas
c. Diperlukan adanya pengawasan terhadap pemberian symbol dan label yang
jelas pada kemasan limbah B3
d. Diperlukan adanya penataan yang baik agar efisiensi dalam pemakaian
tempat.
e. Diperlukan adanya kasa untuk mencegah burung / hewan masuk vent.
f. Diperlukan pelabelan yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
7. Kesimpulan
a. Limbah B3 dari proses produksi PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories
yaitu : sisa bahan produksi, sisa kemasan bhan baku, ceceran sisa hasil
produksi, produk pengembalina, hasil produksi yang sudah kadaluarsa, debu
dust collector, sludge /lumpur IPAL , dan perlengkapan administrasi yang
mengandung bahan B3.
b. Pengelolaan limbah padat B3 PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories
Sukoharjo meliputi reduksi, reuse, pewadahan dan pengumpulan,
pengangkutan intern, inplant treatment, pemanfaan, penyimpanan
sementara, dan outplat treatment. Selama ini output treatment untuk limbah
padat B3 dilakukan oleh PT. PLLI Bogor.
c. Terdapat beberapa ketidak sesuaian dengan Kep 01, 03, dan 05
Bapeda/09/1999 mengenai jarak dengan dinding, baku mutu DRE, dan
pemberian label.







17

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Shinta. 2007. Sistem Pengelolaan Limbah Padat B3 PT. Konimex
Pharmaceulitical Laboratories. Laporan Kerja Praktek
Freeman, H. M. 1988. Standard Hazardous Waste Water Treatmen and
Disposal. McGraw Hill Book Co : United Sattes.
Priyambada, Ika Bagus dan Eliza Bhakti Amelia.2006. Studi evaluasi sistem
pengumpulan, pewadahan, penyimpanan dan pengangkutan limbah padat
b3 (studi kasus PT. Phapros tbk Semarang). Semarang
Smith, Charlotte A. 2002. Managing Pharmaceutical Waste.

Anda mungkin juga menyukai