Anda di halaman 1dari 2

CV Tri Utama Jaya Mataram merupakan sebuah usaha atau bisnis yang dikelola oleh Bapak Nasrin H.

Muhtar sebagai pemilik sekaligus manajer usaha tersebut. Bisnis ini mulai dirintis pada tahun 1993 saat
Pak Nasrin tinggal di Mataram setelah merantau ke beberapa daerah di Indonesia antara lain Surabaya,
Makassar, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. Pak Nasrin memutuskan memulai usaha jamu dengan
modal awal sebesar 1,5 juta rupiah. Modal itu dipergunakan untuk sewa rumah sebagi kantor tempat
usaha sebesar 1 Juta Rupiah dan 500 Ribu Rupiah digunakan untuk membeli bahan baku untuk
membuat jamu . Berbekal pengalaman sendiri ketika ia sempat bekerja pada perusahaan jamu di
Makassar pada tahun 1988 Pak Nasrin mulai mencoba membuat produk jamu dengan brand Jamu
Sasambo, memulai bisnis Jamu Sasambo di Mataram tanpa adanya kerabat atau mentor yang akan
memberikan bantuan berupa saran ataupun modal untuk memulai usaha. Saat itu produk jamu
tersebut bisa bertahan dipasar meski masih memiliki banyak kendala seperti pengetahuan para
konsumen yang masih rendah mengenai khasiat produk berbahan dasar tanaman herbal tersebut dan
kebiasaan masyarakan yang lebih suka mengkonsumsi obat-obatan kimia yang dinilai lebih praktis dan
modern.

Awal mula hadirnya ide pengolahan teh Moringa Sasambodom ini adalah, ketika Pak Nasrin dihubungi
oleh salah seorang warga negara Jerman yang ingin bermitra dengannya. Ia meminta Pak Nasrin untuk
mengirimkan daun kelor kering ke negaranya melalui pengiriman Lombok-Surabaya-Jerman dalam
jumlah besar yakni satu ton daun kelor kering dalam periode Februari hingga Maret 2017. Setelah
kesepakatan itu terbentuk, Akhirnya Pak Nasrin menghubungi para petani kelor di kampungnya Desa
Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu untuk segera mengirimkannya Daun kelor kering ke Mataram.
Untuk meyakinkan para petani Pak Nasrin mengirimkan uang muka untuk mereka dan dengan
kesepakatan akan melunasi nya setelah ekspor dan pembayaran oleh pihak pengimpor dilakukan.

Namun siapa sangka, setelah 10 karung daun kelor kering tiba di gudang tempat usahanya, sang
pengimpor hilang tanpa kabar, Pak Nasrin di tipu dan ia kesulitan dalam melunasi hutangnya kepada
para petani daun kelor tersebut.

Dalam keadaan terpuruk seperti itu Pak Nasrin memiliki ide untuk mengolah sendiri Daun Kelor kering
tersebut menjadi produk baru yang memiliki banyak khasiat dan manfaat yang besar bagi kesehatan.
Berbekal pengetahuan dan informasi yang ia dapatkan dari internet yaitu total ada 300 khasiat kelor
untuk kesehatan diantaranya mengatasi hipertensi, kista, diabetes, kolesterol, reumatik, asam urat,
serta memperbaiki masalah pencernaan, hati dan jantung. dari tanaman kelor mulai dari akar, batang,
daun, bunga, hingga getahnya yang dikatakan sebagai tanaman ajaib oleh WHO dan FAO.

Ia mulai mengolah daun kelor tersebut menjadi ramuan herbal dengan cara menggiling lalu
mengekstraknya setelah itu dicampur dengan daun pandan yang mengandung bahan fitokimia alami
dan berfungsi sebagai antibakteri. Selanjutnya hasil ekstrak ramuan tersebut dimasukkan ke oven
dengan suhu 400 derajat celcius lalu dikemas menggunakan kaleng dengan ukuran 150 gram dengan
label nama SASAMBODOM yakni merupakan singkatan dari Sasak, Samawa, Mbojo dan Dompu. Moringa
kidom merupakan sebuah merek dari beberapa varian produk jamu sasambo hasil usahanya.
Inovasi baru ia lakukan untuk membuat teh kemasan atau teh celup yang lebih praktis dibandingkan
dengan ramuan herbal Moringa sebelumnya. Awalnya ia menggunakan alat manual dengan bantuan 10
orang tenaga kerjanya dalam memproduksi teh celup tersebut. Dan di tahun 2018 bersumber dari
keuntungan atas penjualan produknya ia membeli mesin produksi teh celup kemasan yang bisa
memproduksi dalam jumlah 42.000 kemasan dalam waktu satu jam. Mesin tersebut hingga kini
membantunya dalam memproduksi teh Moringa Sasambodom dalam jumlah besar. Dan kini ia sudah
memiliki lebih dari 200 toko yang tersebar di NTB, Surabaya, Bandung, dan Jakarta untuk memasarkan
produk-produknya yang berupa Teh Moringa Sasambodom, teh Herbal Morikai dan produk kecantikan
berupa masker wajah berbahan dasar daun kelor.

Adapun proses pemasaran awal dilakukan dengan cara manual yaitu mendatangi rumah per rumah, ikut
memasarkan produknya pada acara pameran dan yang lainnya. Hingga munculnya tren teknologi
modern dimana strategi pemasaran mulai dilakukan melalui pemanfaatan media daring yaitu Facebook,
Instagram, Web dan beberapa marketplace yaitu Tokopedia, Shopee, Belanja.com dan Bukalapak. Pada
tahun 2017 Teh Moringa berhasil menembus pasar Internasional dengan ekspor perdana sebanyak
1500 toples melalui agen pemasarannya di Surabaya Jawa Timur, nilai ekspornya mencapai Rp.
225.000.000. Kini Permintaan pasar di Taiwan, menurut Pak Nasrin, mencapai 10.000 toples per bulan.
Dengan banyaknya jumlah permintaan namun selalu bisa terpenuhi karena kapasitas produksi juga
dilakukan dalam jumlah besar. Selain itu ekspor juga dilakukan ke beberapa negara lain seperti Korea,
Jepang, Jerman dan Arab Saudi.

Dan saat ini produk moringanya sudah berhasil menembus pasar Internasional marketplace Alibaba.
Com yang merupakan perusahaan teknologi dengan layanan e-commerce besar di dunia. Produknya
berhasil memasuki platform Alibaba dikarenakan telah disukai oleh banyak konsumen karena cita rasa
yang unik dan nikmat serta dipercaya berkhasiat tinggi dan Pak Nasrin mampu menyediakan 1 juta stok
produk. Menurutnya alasan marketplace Alibaba.com menerima produknya adalah karena mereka ingin
mengangkat bisnis lokal pada platform mereka. Di awal tahun 2018, Area Manager Asia Pasifik Steven
Chan berkunjung ke rumah produksi jamu Sasambom untuk melihat cara pengolahan dan produksi teh
Moringa Kidom.

Anda mungkin juga menyukai