1. Pendahuluan
Jamu di Indonesia biasa digunakan sebagai obat herbal atau hasil meramu bahan-
bahan yang berasal dari alam dan memiliki khasiat untuk kesehatan. Jamu tidak hanya
berfungsi sebagai obat, tetapi juga untuk menjaga kebugaran tubuh dan mencegah dari
penyakit. Jamu juga biasa digunakan untuk membantu meningkatkan nafsu makan bagi
anak-anak.
Jamu juga dapat disebut obat rumahan karena biasanya dibuat sendiri di rumah
dari bahan-bahan yang ada di sekitar, yaitu kunyit, kencur, jahe, lengkuas, dan jenis
rimpang atau tanaman lainnya.
Sampai saat ini jamu masih menjadi ramuan yang dijaga kelestariannya sebagai
kekayaan kearifan lokal, terutama di lingkungan keraton, seperti di Keraton Yogyakarta
dan Surakarta. Seiring dengan kemajuan teknologi, jamu juga sudah dikembangkan
menjadi bentuk kapsul, bubuk, dan minuman cair. Namun, jamu yang biasa disajikan di
rumah atau di lingkungan keraton lebih segar karena tanpa pengawet dan sekali
konsumsi.
Jamu di Indonesia bukan sekadar ramuan tradisional yang berkhasiat. Akan tetapi,
orang-orang terdahulu memiliki upaya untuk tetap menjaga kelestarian alam. Jamu yang
memanfaatkan bahan-bahan alam akan mendorong upaya menanam kembali tanaman-
tanaman yang digunakan sebagai bahan.
Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah
jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau ramuan bahan
yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan serian (generik), atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang
manfaat yang cukup besar terhadap kesehatan baik untuk pencegahan dan pengobatan
terhadap suatu penyakit maupun dalam hal menjaga kebugaran dan kecantikan dan
meningkatkan stamina tubuh. Sampai saat ini keberadaan jamu terus berkembang. Hal
ini terlihat pada permintaan terhadap jamu yang terus mengalami peningkatan
Jamu merupakan salah satu obat tradisional yang sangat diminati masyarakat
karena selain harganya terjangkau dan mudah diperoleh, jamu juga mudah dijumpai,
baik di kota maupun di desa. Usaha jamu terus berkembang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang banyak menggunakan jamu sebagai minuman penyegar atau obat
penyakit ringan. Jamu telah menjadi bagian budaya dan kekayaan alam Indonesia.
Adapaun rempah-rempah yang kami jadikan jamu adalah Temu Lawak, Jahe,
Kunyit Asam, Beras Kencur Dan Daun Kelor. Sebagai pertimbangan karena bahan
sagat melimpah di lingkungan sekitar karna mampu tumbuh dengan baik di sini.
Jamu merupakan ramuan tradisional sebagai salah satu upaya pengobatan yang
telah dikenal luas dan dimanfaatkan oleh masyarakat dengan tujuan mengobati
kesehatan tubuh.
Dalam kegiatan ini kami memiliki tujuan agara yang pertama siswa mampu
memahami jenis-jenis tanaman obat dan manfaatnya bagi tubuh, kedua siswa
mamapu menganalisis manfaat obat herbal bagi tubuh kita, siswa mampu membuat
dan memproduksi jamu herbal dalam bentuk bubuk maupun cair, dan siswa mampu
memasarkan produk jamu herbal meraka yang telah di buat ke masyarakat yang
terakhir agar siswa mampu berwirausaha mandiri kelak jika sudah lulus dari
sekolah
C. Manfaat
Jamu di Indonesia biasa digunakan sebagai obat herbal atau hasil meramu
bahan-bahan yang berasal dari alam dan memiliki khasiat untuk kesehatan. Jamu tidak
hanya berfungsi sebagai obat, tetapi juga untuk menjaga kebugaran tubuh dan mencegah
dari penyakit.
Kegiatan ini memiliki banyak sekali manfaat, karna kegiatan yang kami
lakukan ini merupakan pembelaran langsung yang terfokus kepada anak segingga
manfaatnya sagat luar biasa. Terutama manfaat yang terasa adalah siswa mampu
membuat jamu tradisional dan praktiknya siswa mamapu mendapatkan keuntungan
dari penjualan jamu herbal mereka. Sehingga kegiatan ini merupakan pembelaran
produksi, pengemasan dan penjualan yang dilakukan di lingkungan sekolah dan
masyarakat berupa bazar sekolah.
2. Kajian Pusaka/Kajian Teori
(1) Memiliki moral yang tinggi, yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, memiliki kemerdekaan batin, mementingkan keutamaan, memiliki kasih
sayang, loyal terhadap hukum dan memiliki sifat keadilan,
(2) Sikap mental wirausahawan yakni berkemauan keras, berkeyakinan kuat atas
kekuatan yang ada pada dirinya, jujur dan bertanggung jawab, memiliki ketahanan fisik
dan mental, tekun serta ulet dalam bekerja dan berusaha, serta memiliki pemikiran yang
konstruktif kreatif,
(3) Peka terhadap lingkungan yang meliputi pengenalan terhadap arti lingkungan,
senantiasa bersyukur atas segala yang diperoleh dan dimiliki, keinginan yang besar untuk
menggali dan mendayagunakan sumber-sumber ekonomi di lingkungan setempat, serta
menghargai dan memanfaatkan waktu secara efektif,
Eksistensi Jamu Tradisional Definisi jamu atau obat tradisional adalah bahan
atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan tersebut yang secara turun temurun
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Yuliarti, 2008: 4).
Modernisasi Zaman Kata modernisasi merupakan kata benda dari bahasa latin
“modernus” (modo:baru saja) atau model baru,dalam bahasa Perancis disebut
Moderne. Modernisasi secara etimologi berasal dari kata modern. Kata modern
dalam kamus umum bahasa Indonesia adalah yang berarti: baru, terbaru, cara baru
atau mutakhir, sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntunan
zaman, dapat juga diartikan maju,baik. Modernisasi berasal dari kata modern yang
berarti terbaru, mutakhir, atau sikap dan cara berpikir yang sesuai dengan tuntutan
zaman. Selanjutnya modernisasi diartikan sebagai proses pergeseran sikap dan
mentalitas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan
masa kini. Menurut Nurcholish Madjid, pengertian modernisasi hampir identik
dengan pengertian rasionalisasi, yaitu proses perombakan pola berpikir dan tata
kerja lama yang tidak rasional dan menggantinya dengan pola berpikir dan tata
kerja baru yang rasional. Hal itu dilakukan dengan menggunakan penemuan
mutakhir manusia di bidang ilmu pengetahuan.6 Menurut Koentjaraningrat,
sebagaimana dikutip Faisal Ismail, mendefinisikan modernisasi sebagai suatu usaha
secara sadar yang dilakukan oleh suatu bangsa atau negara untuk menyesuaikan
diri dengan konstelasi dunia pada suatu kurun tertentu di mana bangsa itu hidup.
Dampak Modernisasi Dampak-dampak positif dari modernisasi antara lain adalah
kesadaran masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan,
kesiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan-perubahan dalam segala
bidang, keinginan masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan situasi di
sekitarnya, serta adanya sikap hidup mandiri. Sementara beberapa di antara
dampak-dampak negatif dari modernisasi adalah bercampurnya kebudayaan-
kebudayaan di dunia dalam satu kondisi dan saling mempengaruhi satu sama lain,
baik yang baik maupun yang buruk, materialisme mendarah daging dalam tubuh
masyarakat modern, merosotnya moral dan tumbuhnya berbagai bentuk kejahatan,
meningkatnya rasa individualistis dan merasa tidak membutuhkan orang, serta
adanya kebebasan seksual dan meningkatnya eksploitasi terhadap wanita8 . Affandi
Kusuma membagi dua bagian tentang dampak modernisasi tersebut, yaitu;
a. Dampak Positif
Perubahan Tata Nilai dan Sikap (Adanya modernisasi dan globalisasi
dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap
masyarakat yang semua irasional menjadi rasional).
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat
menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk
berpikir lebih maju).
Tingkat Kehidupan yang lebih Baik (Dibukanya industri yang
memproduksi alatalat komunikasi dan transportasi yang canggih
merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat). b. Dampak Negatif
Pola Hidup Konsumtif (Perkembangan industri yang pesat membuat
penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan
begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang
dengan banyak pilihan yang ada).
Sikap Individualistik (Masyarakat merasa dimudahkan dengan
teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan
orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa
mereka adalah makhluk sosial).
Dilihat dari Buk Sum, pembuat dan penjual jamu tradisional di Dusun
Sukoharjo, yang menjadi tujuan adalah perjuangan nilai yang berasal dari
tradisi kehidupan masyarakat sehingga ada yang menyebut sebagai tindakan
yang non-rational. Tradisional rationality terlihat juga pada jamunya sendiri
yang masih tradisional dengan menggunakan bahan-bahan atau ramuan dari
alam tanpa campuran obat-obatan kimia. Dengan cara menjual jamu
tradisional adalah salah satu bentuk tradisional rasionality yang juga
merupakan usaha untuk mempertahankan nilai-nilai kultur budaya jawa, dan
juga berusaha mewariskan nilai-nilai tradisional jawa secara utuh sehingga
rasionalitas nilai adalah apa yang mereka pertahankan dengan cara dan
rasionalitas tradisional. Menurut Himes dan Moore yang dikutip Soelaiman,
perubahan sosial memiliki tiga dimensi, yakni:
3. Desain Karya
Mind Mapping
a. Proses Pembuatan Jamu Rumahan (Cair)
b. Proses Pembuatan Jamu Pada Siswa (Serbuk)
c. Langkah Pengemasan Produk
b. 150ml air
c. 150 gram gula jawa
d. 125 gram kencur
e. 50 gram beras putih
f. 5 sendok makan gula pasir
g. 5 cm jahe
h. 1/2 sendok makan asam jawa
A. Foto produk
B. Publikasi
LINK https://drive.google.com/file/d/1yQhAef1YaCh2PgM7V33VhXd1CS4VQ2mS/view?usp=drivesdk
VIDEO
IG https://drive.google.com/drive/folders/1_fXM7gY693NngjLgFqoNAZUj49jqkIoW?usp=sharing
TIK TOK https://vt.tiktok.com/ZSRtJ2kUj/
DAFTAR PUSTAKA
Muslimin, Lukman,dkk. (2009). KAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN
PASAR JAMU. Jakarta
Charles Saerang, “Jamu, antara Realitas dan Tantangan Masa Depan”.
www.alumni-ipb.or.id, 7 January, 2009.
Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
1989),
Nurcholish Madjid, Islam Kemodernan, dan Keindonesiaan (Bandung:
Mizan, 1997),
Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam: Studi Kritis dan Refleksi
Historis (Yogyakarta: Titian Ilahi Press: 1998
LAMPIRAN
Proses penjualan di bazar sekolah