Anda di halaman 1dari 13

Lampiran 2 Artikel

STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN

UMKM JAMU KELILING

(Study Kasus Dusun Gesing, Desa Ploso, Purwantoro)

Mansur Azis¹, Achmad Khoirul Muna², Annisa Judithya³, Ida Rohmawati4

aziz@iainponorogo.ac.id, achmadkoirulmuna@gmail.com,
annisajudithya@gmail.com, idhawhathie@gmail.com

Abstrak

Jamu adalah obat tradisional dari Indonesia. Banyak kota-kota besar memiliki jamu
profesional yang selain menjual sampel jamu di pasar tradisional juga menjual jamu sebagai
minuman yang menyehatkan dan menyegarkan. Masih banyak jamu yang dijual yang diolah
dengan cara yang tidak memenuhi standar kebersihan. Namun usaha ini mempunyai
beberapa kendala, seperti kurangnya modal risiko, teknologi yang masih sangat sederhana,
perubahan harga bahan baku dan bahan pengganti yang serba guna dan modern, kesulitan
dalam hal pemasaran karena masih dikerjakan secara pribadi dan belum melakukan
pemasaran digital secara optimal. Oleh karena itu maka diperlukan strategi pemasaran yang
baik untuk meningkatkan dan dapat memperluas pemasaran. UMKM dapat memanfaatkan
momentum yang terjadi untuk memasarkan produk-produknya secara digital agar dapat
dilihat dan dibeli oleh masyarakat yang luas. Penelitian ini menggunakan pendekatan Asset
Based Community Development (ABCD). Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah
untuk meningkatkan keterampilan usaha para ibu-ibu penjual jamu di desa ploso purwantoro
wonogiri dan perannya dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas jamu yang
mereka jual.

Kata Kunci : ADCD, Strategi Pemasaran, Jamu Tradisional

Abstract

Jamu is a traditional medicine from Indonesia. Many big cities have herbal medicine
professionals who, apart from selling herbal samples at traditional markets, also sell herbal
medicine as a healthy and refreshing drink. There are still many herbs that are sold that are
processed in a way that does not meet hygiene standards. However, this business has
several obstacles, such as a lack of risk capital, the technology is still very simple, changes
in the prices of versatile and modern raw materials and substitute materials, difficulties in
terms of marketing because it is still done personally and has not carried out digital marketing
optimally. Therefore, a good marketing strategy is needed to increase and expand marketing.
MSMEs can take advantage of the momentum that is happening to market their products
digitally so that they can be seen and purchased by the wider community. This research uses
the Asset Based Community Development (ABCD) approach. The purpose of this community
service is to improve the business skills of herbalist selling women in the village of Ploso
Purwantoro Wonogiri and their role in improving and developing the quality of the herbal
medicine they sell.

Keywords: ADCD, Marketing Strategy, Traditional Herbal Medicine

PENDAHULUAN

Strategi merupakan pola fundamental dari tujuan sekarang dan yang direncanakan,
pengerahan sumber daya, dan interaksi dari organisasi dengan pasar, pesaing dan faktor-
faktor lingkungan laiinya. Strategi berasal dari bahasa Yunani Strategeos, yang berarti
jendral, oleh karena itu secara harfiah “seni para jendral” kata ini mengacu pada apa yang
merupakan perhatian utama puncak organisasi.1

Jamu adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan minuman tradisional khas
Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan alami, seperti tumbuhan obat, rempah-rempah,
atau bahan-bahan alami lainnya. Istilah Jamu berasal dari dua kata yaitu, “Djampi” yang
artinya penyembuhan dengan menggunakan ramuan obat- obatan, doa-doa, atau aji-aji dan
“Oesodho” yang artinya kesehatan.2 Jamu diolah dari bahan-bahan alami berupa bagian
tumbuhan seperti rimpang / akar, daun- daunan, kulit batang, serta buah. Secara umum,
jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan efek samping.3

1 George A. Steiner and Jhon B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen (Jakarta: Erlangga,1997).
2 Musyri’ah Hanum dan Tim Redaksi Cemerlang, Pengobatan Tradisional dengan Jamu Ala Kraton
Sebagai Warisan Turun Temurun., (Yogyakarta:Andi Offset, 2011), hal 13.
3 Astrid Savitri, Tanaman Ajaib Basmi Penyakit Dengan Toga, (Depok:Bibit Publisher, 2016), hal 6.
Jamu telah ada dan digunakan dalam praktik pengobatan tradisional sejak ribuan
tahun yang lalu di Indonesia. Pada awalnya, jamu merupakan sebuah sistem pengobatan
yang menggunakan rempah-rempah dan tumbuhan obat untuk mencegah dan mengobati
berbagai penyakit. Jamu berfungsi untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, menjaga
kesehatan, dan mengatasi berbagai gangguan kesehatan. Jamu juga dapat membantu
meningkatkan kecantikan dan fungsi organ tubuh tertentu.

Jamu umumnya dibuat dengan cara merendam dan merebus bahan-bahan alami
seperti akar, batang, daun, buah, biji, atau kandungan aktif tumbuhan lainnya. Setelah
direbus, ramuan jamu biasanya disaring untuk dipisahkan dari sisa bahan-bahan yang telah
direbus. Beberapa ramuan jamu juga dapat ditambahkan dengan beberapa bahan seperti
madu, susu, atau gula sebagai pemanis.

Menurut Kotler strategi pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di
dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.4
Di dusun Gesing ini tepatnya di Desa Ploso melakukan strategi pemasaran jamu dengan
cara keliling di desa setempat. Jamu keliling adalah salah satu strategi pemasaran yang
dilakukan oleh produsen jamu untuk memperluas jangkauan pasar mereka. Dalam strategi
ini, produsen jamu membawa produk mereka langsung ke konsumen dengan cara menjual
jamu secara door-to-door atau menggunakan kendaraan yang dipasang dengan rak jamu.

Menurut philip Kotler dan Kevin Lane Keller “pengembangan produk adalah strategi
untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke
segmen pasar yang sekarang.5 Mengembangkan konsep produk menjadi produk fisik untuk
menyakinkan bahwa gagasan produk dapat diubah menjadi produk yang dapat diwujudkan.

Pengembangan produk ini sendiri bukanlah hal yang mudah, karena dalam
pengembangan produk itu sendiri terdapat banyak hambatan baik itu dari dalam perusahaan
maupun dari luar perusahaan. Tidak sedikit perusahaan yang mengalami kegagalan dalam
mengembangkan produknya yang disebabkan karena perusahaan tersebut tidak dapat
memecahkan hambatan-hambatan itu. Pengembangan Produksi UMKM jamu keliling adalah
upaya untuk meningkatkan kualitas dan jumlah produksi jamu keliling. Pengembangan

4 Philip Kotler dan G. Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1997) hal. 3
5 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid II., Ed. 12., Terj, Benjamin Molan,
(Jakarta: Prenhallindo, 2007), hal. 320.
produksi ini meliputi peningkatan efesiensi produksi, peningkatan kualitas bahan baku,
pengembangan inovasi produk, dan peningkatan kapasitas produksi.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan strategi pemasaran
yang efektif untuk jamu keliling yang ada di Dusun Gesing Desa Ploso. Dengan memahami
preferansi dan kebutuhan pasar, penelitian ini dapat membantu mengembangkan strategi
pemasaran yang tepat, seperti menentukan harga yang optimal, mendesain promosi yang
efektif dan menentukan saluran distribusi yang tepat.

METODE

Asset Bassed Community Development (ABCD)

Penelitian ini menggunakan pendekatan Asset Based Community Development


(ABCD), yang mengutamakan pemanfaatan aset dan potensi yang ada di sekitar dan dimiliki
oleh Desa. Desa dalam hal ini yaitu Desa Ploso, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten
Wonogiri yang memiliki berbagai aset salah satunya yaitu home industry jamu. Jamu
merupakan produk UMKM yang dimiliki oleh masyarakat Desa Ploso sebagai kerja
sampingan dari salah satu masyarakat yang ada di desa tersebut. Bisnis jamu yang sudah
lama dijalankan ini menjadi salah satu produk yang diminati oleh kalangan masyarakat
dimana jamu itu terbuat dari bahan-bahan alami yang dapat digunakan untuk obat herbal
bagi tubuh.

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh penjual jamu tersebut masih kurang
maksimal karena mereka hanya menjual jamu tersebut dengan keliling di desa setempat
padahal jika dikembangkan lagi strategi pemasarannya salah satunya yaitu dengan
mengubah inovasi dari produk tersebut atau menitipkan produk tersebut ke toko-toko dan
memasarkan produk di media sosial agar bisa di kenal oleh banyak masyarakat dari luar
kemudian menciptakan merek tersendiri agar lebih menarik.

Berdasarkan wawancara yang kami lakukan kendala yang dialami oleh penjual jamu
tersebut adalah pada bagian inovasi produk yang mana mereka belum bisa memberikan
kemasan yang menarik pada produk jamu tersebut dan juga belum memberikan label atau
merek jamu tersebut. Oleh karna itu kami memutuskan untuk membantu dalam hal
packaging dari produk jamu tersebut yang kami pasarkan malalui bazar yang dilakukan di
Desa Purwantoro.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pemasaran dalam suatu produk menjadi suatu hal yang harus diperhatikan secara
sudut pandang manajemen pemasaran, karena dengan menggunakan manajemen
pemasaran seorang mampu mengetahui bagaimana cara memasarkan suatu produk secara
efektif dan efisien. Dalam penelitian ini yang berfokus pada strategi pemasaran dan
pengembangan produk dari UMKM Jamu memiliki tujuan untuk memberikan inovasi yang
solutif sehingga berdampak pada peningkatan penjualan dari pemasaran dan
pengembangan produk dari Jamu keliling. Pada objek penelitian ini ialah Jamu Keliling yang
secara analisis proses penjualan dengan memasarkan produk masih Selling Concept yang
mana pemasaran produk masih belum efektif secara manajemen, yaitu dengan menjual jamu
secara keliling yaitu konsep direct selling atau penjualan secara langsung, door to door,
sehingga dirasa hal tersebut masih kurang dalam proses pemasaran produk.

Strategi Pemasaran Dalam Menunjang Pemasaran Produk Jamu

Strategi pemasaran jamu di desa Ploso ini yaitu dengan cara berkeliling dari rumah
ke rumah. Penjual tidak mematok harga dalam penjualan tetapi menyesuaikan kebutuhan
konsumen . Bahkan terkadang penjual memberikan jamu secara gratis bagi anak-anak yang
ingin menikmati jamu tetapi tidak memiliki uang. Dan biasanya penjual menerima pesanan
jamu dari anak-anak yang sedang berlatih silat. Dan jamu yang biasa dipesan adalah wedang
jahe Karena dapat membuat badan segar kembali (kata penjual).

Penjual tidak setiap hari berbelanja kepasar untuk membeli bahan pembuatan jamu.
Dan penjual biasa berbelanja di pasar purwantoro karena melihat harga yang lebih murah
dan Sudah memiliki langganan. Terkadang harga mengalami naik turun tetapi juga standar.
Disaat harga naik, biasanya harga kencur dapat mencapai 25 ribu.

Dalam memproduksi jamu, penjual sangat memperhatikan proses pengolahan karena


jika salah dalam mengolah akan menjadikan rasa dan tampilan jamu berbeda dan bahan-
bahan yang berbeda juga akan memengaruhi rasa dan tampilan jamu. Penjual selalu
menggunakan bahan-bahan yang berkualitas untuk memproduksi jamu. Dan penjual
menjelaskan bahwa jamu yang diproduksi ini akan bertahan selama 1 hari. Jika dimasukkan
ke dalam kulkas akan bertahan selama 5 hari. Dengan Catatan jamu tidak boleh dikocok
untuk memperpanjang masa keawetan jamu. Jamu yang diproduksi tidak menggunakan
pengawet sama sekali dalam proses pembuatannya. Dan kematangan bahan-bahan juga
menjadikan jamu bertahan lama.

Dalam strategi pemasaran untuk memberikan inovasi dan solusi terhadap UMKM
Jamu ini maka ada dua jenis strategi pemasaran yang dapat diterapkan yaitu Point of
Purchase dan Internet Marketing, karena secara analisis data yang ada dilapangan
mempertimbangkan bagaimana problem yang ada, dan hambatan-hambatan yang ada.
Selain itu juga dalam menentukan strategi pemasaran yang sesuai dan tepat juga
mempertimbangkan bauran pemasaran 7 P, yaitu (Product, Price, Place, Promotion, people,
process, physical evidence) bauran pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2016)
merupakan variabel-variabel terkendali yang tergabung untuk memunculkan hasil dari
respon pasar yang dituju. Tujuan dari bauran pemasaran ialah melakukan penawaran
dengan promosi dan distribusi produk sehingga terjadi proses pembelian produk atau jasa.6

Strategi Pertama, strategi Point of Purchase dalam menunjang pemasaran UMKM


Jamu, Point of Purchase merupakan suatu strategi marketing dengan cara menempatkan
material marketing atau iklan di dekat produk yang sedang dipromosikan. Strategi ini sangat
cocok untuk memberikan gambaran mengenai produk pada toko atau retail.7 Strategi
pemasaran produk point of purchase secara efektif dapat dilakukan dengan membuat desain
khusus yang menarik dan menempatkannya pada tempat strategis. Mengacu pada strategi
ini UMKM Jamu yang secara perkembangan penjualan masih minim karena secara wawasan
dari pelaku UMKM juga rendah maka strategi ini menjadi inovasi yang relevan untuk pelaku
UMKM tersebut. Hal ini secara pelaksanannya yang mudah diterapkan dan tidak terlalu
memerlukan biaya yang mahal. Proses pemasaran dengan strategi point of purchase pada
UMKM jamu yang sebelumnya dipasarkan secara langsung atau direct selling dimana oleh
pelaku UMKM Jamu ini dengan memasarkan berkeliling mencari konsumen sudah tidak
efektif menjadi kelebihan dari strategi point of purchase dalam mengenalkan produk dan
menarik minat pembelian jamu dari konsumen. Sehingga penjualan yang dengan strategi
sebelumnya secara langsung tidak meningkat atau bahkan menurun, menjadi harapan untuk
pelaku UMKM mendapatkan penjulan yang meningkat, bahkan mendapatkan kepuasan dan
loyalitas dari konsumen.

6 Giri Dwinanda, Yuswari Nur, Bauran Pemasaran 7P Dalam Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Konsumen Pada Industri Retail Giant Ekspress Makassar, Jurnal Mirai Management, Vol. 6, No. 1, 2020, 122.
7 Slamet Widodo, Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Siklus Hidup Produk (Produk Life Cycle),

Jurnal Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik, Vol. 4, No. 1, 2018, 58.
Implementasi secara jelas dengan gambaran pelaksanaan strategi pemasaran point
of purchase ini ialah pelaku UMKM Jamu memberikan informasi manfaat jamu, bahan-bahan
jamu, jenis-jenis jamu yang dibuat semakin variatif, detail harga dan lain sebagainya yang itu
memberikan informasi kepada konsumen. Kemudian dari beberapa informasi yang jelas
tersebut dibuatkan desain yang menarik dan diletakkan di dekat toko jamu atau rumah dari
pelaku UMKM Jamu tersebut.

Strategi kedua, strategi pemasaran internet marketing, pemasaran internet marketing


ialah strategi pemasran yang menggunakan media internet sebagai pemasaran yang
ditujukan kepada konsumen. Strategi internet marketing muncul bersamaan dengan
perkembangan teknologi terutama dalam bidang perkembangan ekonomi. Dalam
pemanfaatan internet sebagai tempat memasarkan suatu produk memberikan keluasan
antara konsumen dengan penjual atau produsen, sehingga konsumen dan produsen tidak
membutuhkan tempat secara langsung untuk melakukan transaksi jual beli.8

Dalam hal ini pemanfaataan strategi internet marketing untuk menunjang penjualan
UMKM Jamu menjadi tawaran yang sangat relevan, melihat kondisi perkembangan teknologi
yang pesat dan terus berkembang, bahkan menjadi suatu hal yang sangat terikat antara
manusia dengan internet. Maka dari itu UMKM Jamu melalui strategi pemasaran ini menjadi
suatu gagasan yang baru terhadap pelaku UMKM Jamu di desa ploso ini yang masih
menggunakan tradisional. Proses pelaksanaan dari pemasaran internet marketing ini agar
penjualan meningkat dan UMKM semakin berkembang ialah dengan mempersiapkan pelau
UMKM ini paham dengan cara penggunaan internet, kemudian memberikan wawasan
kepada generasi muda yang lebih paham dan sudah beradaptasi lebih dulu dengan teknologi
untuk membantu mengembangkan pemasaran produk UMKM Jamu di Desa Ploso ini jika
pelaku UMKM masih awam dengan teknologi, membuat pelatihan pemanfaatan media
internet sebagai tempat pemasaran produk UMKM Jamu.

Inovasi Kemasan Produk Sebagai Daya Tarik Konsumen

Strategi pengembangan produk pada UMKM Jamu di Desa ploso yang mana sesuai
dengan produk jamu untuk kemudian bertujuan memberikan kepercayaan, kepuasan dan
loyalitas konsumen adalah dengan melakukan inovasi kemasan produk jamu, karena hal ini
setelah dianalisis bahwa selama ini kemasan produk jamu yang ada masih seadanya dan

8 Agung Risaldo, Implementasi Strategi Pemasaran Dalam Upaya Peningkatan Nilai Jual Hasil
Produksi Warga Binaan Pemasyarakatan, Jurnal Ekonomi dan Manajemen POINT, Vol. 3, No. 1, 2021, 5.
sederhana, apalagi saat dijual keliling hal ini sangat monoton dan kurang menarik dari
konsumen.

Inovasi menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan keunggulan
dalam suatu produk. Kemasan memiliki arti yang sangat penting terhadap produk karena
kemasan tidak hanya berfungsi sebagai pelindung produk saja tetapi, juga berguna untuk
menarik dan memikat konsumen, sehingga konsumen memiliki kepuasan dalam pelayanan
dari produk yang akan dibeli.9 maka dari itu inovasi kemasan dalam suatu produk secara
manajamen pemasaran merupakan suatu hal yang sangat penting, karena hal itu akan
berdampak pada positioning produk , positioning produk ialah tindakan perusahan dalam
merancang produk sehingga menciptakan kesan yang diingat konsumen atau pelanggan.10

Selaras dengan teori dan konsep tersebut maka UMKM Jamu di Desa ploso ini yang
awalnya kemasan produk jamu hanya dengan botol aqua bekas atau botol plastik tanpa ada
logo produk jamu atau sticker, bahkan logo halal yang menjadi penyemat bahwasanya jamu
ini halal belum ada. Maka dari itu muncul inovasi mengenai kemasan jamu tersebut yaitu
dengan botol kaca yang sudah didaur ulang, kemudian juga dengan kemasan jamu bubuk
yang menggunakan kemasan Standing Pouch. Pada kedua kemasan tersebut tentunya
diberikan logo produk, kemudian lisensi produk halal, dan komposisi yang digunakan dalam
pembuatan jamu, serta menyematkan ketentuan jamu dan manfaatnya. Kemasan jamu yang
digunakan untuk jamu cair dan siap minum dimasukkan dalam botol kaca yang telah didaur
ulang kemudian diberikan sticker logo , dan ditutup dengan segel. Kemudian untuk kemasan
jamu bubuk kemasan dari standing pouch yang dipesankan pada penyedia kemasan sesuai
dengan ketentuan dari pemesanan. Bagi para pelaku UMKM tentunya diberikan pelatihan
mulai dari pentingnya kemasan, dan cara membuat kemasan sebagai solusi untuk
memberikan inovasi kemasan.

Hal tersebut menjadi harapan yang sangat relevan dengan pelaku UMKM terutama
Jamu yang mana pada perkembangan teknologi ini persaingan produk sangatlah tinggi.
Mengingat daya tarik kemasan dapat diketahui ada dua kategori yaitu, daya tarik visual
(estetika), dan daya tarik praktris (fungsional). Daya tarik visual berdasar pada tampilan
kemasan, yang berkaitan dengan keindahan dari kemasan produk yang menyasar pada

9 Rico Elhando Badri, dkk, Pengembangan Inovasi Kemasan Produk Untuk Meningkatkan Daya Tarik
UMKM Wedang Jahe di Desa Sidodadi Asri, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol 2, No. 2, 2022. 350
10 Huda Maulana, Soepatini, Segmenting Targeting, Positioning Mengapa, Apa, dan Bagaimana

(Surakarta : Muhamadiyah Universiti Press, 2021) 5.


emosional dan psikologis konsumen. Sedangkan daya tarik praktis berdasar pada efeltivitas
dan efesiensi kemasan yang ditunjukkan untuk konsumen dan distributor. Sehingga inovasi
ini menjadi suatu hal yang dipertimbangkan dan menjadi solusi atas ketertinggalan dari
UMKM Jamu di Desa Ploso.

KESIMPULAN

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh penjual jamu desa ploso adalah Point of
Purchase dan Internet Marketing. Strategi point-of-purchase yang mendukung distribusi jamu
oleh usaha kecil dan menengah. Strategi titik pembelian adalah strategi pemasaran yang
menempatkan materi pemasaran atau promosi di dekat produk yang diiklankan. Strategi ini
sangat cocok untuk membuat gambaran produk di toko atau retail. Strategi pemasaran
produk point-of-purchase yang efektif dapat diimplementasikan dengan membuat model-
model khusus yang menarik dan menempatkannya di lokasi strategis. Strategi Pemasaran
Internet Pemasaran Pemasaran Internet adalah strategi pemasaran yang menggunakan
media internet sebagai sarana pemasarannya kepada konsumen. Strategi pemasaran
internet muncul seiring dengan berkembangnya teknologi, khususnya di bidang
pembangunan ekonomi. Ketika Internet digunakan sebagai tempat memasarkan suatu
produk, maka akan memberikan keleluasaan antara konsumen dengan penjual atau
produsen, sehingga konsumen dan produsen tidak memerlukan tempat untuk melakukan
transaksi jual beli secara langsung.

Inovasi merupakan salah satu cara untuk menghadirkan keunggulan produk.


Kemasan mempunyai arti yang sangat penting bagi produk, karena kemasan tidak hanya
melindungi produk saja, namun juga menarik dan memikat konsumen agar konsumen puas
terhadap pelayanan produk yang dibelinya. Oleh karena itu, inovasi pengemasan produk
sangat penting dari sudut pandang manajemen pemasaran, karena berdampak pada
product positioning, product positioning adalah kegiatan perusahaan dalam merancang
produk sedemikian rupa sehingga berkesan diingat kepada konsumen atau pelanggan.
Sejalan dengan teori dan konsep tersebut, UMKM Jamu di Desa Ploso awalnya
mengemas produk jamu hanya dalam botol air bekas atau botol plastik tanpa logo atau
label, bahkan logo halal yang menjadi pin yang menyatakan produk herbal. adalah halal
belum ada. Berkat hal tersebut muncullah inovasi pada kemasan obat herbal yaitu botol
kaca daur ulang, kemudian juga kemasan herbal bubuk yang menggunakan kemasan
Standing Pouch. Tentunya pada kedua kemasan tersebut terdapat logo produk, kemudian
izin produk halal dan senyawa yang digunakan dalam pembuatan jamu, serta peraturan jamu
dan manfaatnya. Kemasan jamu untuk obat herbal cair dan siap pakai ditempatkan dalam
botol kaca daur ulang, ditempel dengan stiker logo dan disegel dengan segel. Kemudian
sesuai ketentuan pemesanan, paket bubuk herbal dari stand up bag dipesan oleh pemasok
paket. Tentu saja pelatihan-pelatihan diselenggarakan bagi para pelaku UMKM, mulai dari
pentingnya kemasan hingga bagaimana menjadikan kemasan sebagai solusi untuk
menghasilkan inovasi kemasan.
DAFTAR PUSTAKA

Agung Risaldo, Implementasi Strategi Pemasaran Dalam Upaya Peningkatan Nilai Jual Hasil
Produksi Warga Binaan Pemasyarakatan, Jurnal Ekonomi dan Manajemen POINT,
Vol. 3, No. 1, 2021, 5.

George A. Steiner and Jhon B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen (Jakarta:
Erlangga,1997).

Giri Dwinanda, Yuswari Nur, Bauran Pemasaran 7P Dalam Mempengaruhi Keputusan


Pembelian Konsumen Pada Industri Retail Giant Ekspress Makassar, Jurnal Mirai
Management, Vol. 6, No. 1, 2020, 122.

Huda Maulana, Soepatini, Segmenting Targeting, Positioning Mengapa, Apa, dan


Bagaimana (Surakarta : Muhamadiyah Universiti Press, 2021) 5.

Philip Kotler dan G. Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1997) hal. 3

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid II., Ed. 12., Terj, Benjamin
Molan, (Jakarta: Prenhallindo, 2007), hal. 320.

Rico Elhando Badri, dkk, Pengembangan Inovasi Kemasan Produk Untuk Meningkatkan
Daya Tarik UMKM Wedang Jahe di Desa Sidodadi Asri, Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, Vol 2, No. 2, 2022. 350

Slamet Widodo, Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Siklus Hidup Produk (Produk Life
Cycle), Jurnal Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik, Vol. 4, No. 1, 2018, 58.
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN
MENENGAH (UMKM) TAHU DI DESA PLOSO KECAMATAN PURWANTORO
KABUPATEN WONOGIRI

Mansur Aziz,1 Kandita Intan Permata2, Susilawati3, Yuwaidu Miftakhul Huda4

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

aziz@iainponorogo.ac.id kanditaintanpermata@gmail.com Suci98671@gmail.com


yuwahidu01@gmail.com

Abstrak
Permasalahan dalam sektor industri UMKM di sebagian besar masyarakat mengalami
beberapa kendala. pada proses pengelolaan produksi usaha tahu yaitu kurang maksimal
dalam merebus kedelai, api yang tidak stabil membuat pengelelolaan tahu ini lambat
mendidih sehingga proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain
pengelolaan tahu ini terdapat proses pengembangan industri yang masih belum berkembang
apalagi terhadap pemasaran dan pengemasan. Oleh karena itu tujuan dari dari penelitian ini
yaitu mendeskripsikan pengelolaan usaha tahu, dan meningkatkan pengembangan dan
pemasaran melalui kemasan yang menarik pada produk usahanya. Metode yang digunakan
penulis adalah edukasi mengenai pemasaran untuk meningkatkan daya saing dengan
produk dipasaran. Hasil dari kegiatan ini membuat mitra mengetahui tentang pemasaran
produk dan mengembangkan produk menjadi kreatif dan inovatif.

Abstract

Problems in the MSME industrial sector in most people experience several obstacles.
in the process of managing the production of tofu business, which is not optimal in boiling
soybeans, an unstable fire makes this tofu management slow to boil so the manufacturing
process takes quite a long time. In addition to the management of tofu, there is an industrial
development process that is still underdeveloped, let alone marketing and packaging.
Therefore the purpose of this research is to describe the management of tofu business, and
improve development and marketing through attractive packaging for its business products.
The method used by the author is education about marketing to increase competitiveness
with products on the market. The results of this activity make partners know about product
marketing and develop products to be creative and innovative.
PENDAHULUAN
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di desa Ploso salah satunya adalah tahu. Tahu
merupakan sekumpulan kedelai yang dihaluskan melalui penyaringan kedelai yang telah
diproses secara bertahap melalui penggilingan dengan menambahkan air. Produk tahu
dikenal oleh masyarakat Indonesia karena harganya yang murah, dan dapat dijangkau oleh
berbagai kalangan masyarakat. Pada umumnya tahu ini dikonsumsi menjadi lauk dan
sebagai pengganti protein yang lebih murah jika dibandingkan dengan daging.
Dalam perekonomian Indonesia pada saat ini, pemerintah mendorong untuk terus melakukan
pemberdayaan pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dengan adanya sektor ini dapat
menyerap tenaga kerja yang cukup besar sehingga berpeluang terhadap UMKM yang
berkembang dan dapat bersaing dengan usaha lainnya.11

Pemberdayaan UMKM di derasnya persaingan era globlisasi membuat para pengusaha terus
memperbaiki dan meningkatkan kualitas produksi agar dapat mendapatkan keuntungan
(omzet) yang maksimal demi keberlangsungan hidup, perusahaan,dan karyawannya.
Tinggginya angka persaingan sebagai tantangan global, yaitu dengan melakukan
pengelolaan produksi dengan baik dan maksimal serta pengembangan industri tahu dapat
berkembang dan menjadikan produk unggulan.
Hal ini terjadi pada beberapa pengusaha tahu di dusun Sawahan RT 02 desa Ploso. Kami
melakukan survey di beberapa industri tahu di desa tersebut. Survey tersebut dilakukan
dengan melakukan kunjungan dan wawancara pada warga Sawahan mengenai pemilik
UMKM yang berada di sekitar Sawahan. Pemilik usaha tersebut bernama bu Ratmi. Dari
hasil survey tersebut diperoleh beberapa kendala yang dirasakan oleh pemilik usaha tahu
yaitu kurang maksimal dalam pengelolaan karena bahan bakar yang dihasilkan tidak stabil
sehingga proses perebusan kedelai belum efektif dan efesien. Selain itu kendala lainnya
adalah pengembangan produk tahu kurangnya inovasi pengemsan produk dan belum
terdapat merek. Pengembangan produk tahu ini masih dikelola oleh pendiri usaha, dan belum
ada generasi yang melanjutkan usaha ini.1213

Oleh karena itu dengan pelaksanaan kegiatan KPM IAIN Ponorogo di desa Ploso ini yaitu
dengan membantu permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha tahu. Tujuan dari
pelaksanaan ini yaitu untuk mengembangkan produk melalui pengemasan produk yang
menarik dan mengembangkan kualitas produk agar dapat menghasilkan keuntungan yang
maksimal. 14

METODE
Permasalahan pada UMKM mitra berkaitan dengan pengelolaan dan pengembangan
pemasaran. Program yang diaplikasikan untuk mengatasi tersebut adalah: mengidentifikasi
permasalahan pada produk tahu yang diproduksi, wawancara dengan pemilik, observasi

11
Fakultas Ekonomika, D A N Bisnis, and Universitas Diponegoro, “ANALISIS PENGARUH MODAL , BAHAN BAKU
, BAHAN BAKAR , DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI PADA USAHA TAHU DI KOTA SEMARANG TAHUN 2015,”
2015.
12
Pada Perusahaan et al., “PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PRODUKSI TAHU SURABAYA”
13
, no. 2 (2013).
14
Fadhil Herawan, “Analisis Pendapatan Usaha Produksi Tahu Pada Industri Rumahan Pamulang Jaya 6
Bersaudara Tangerang Selatan, Banten,” 2019.

Anda mungkin juga menyukai