Fredy Kurniadi
Didik Hariyanto
ABSTRAK
obat keras dan psikotropika harus mampu memasarkan produknya secara baik dan
konsisten dengan menggunakan strategi komunikasi pemasaran personal medical
representative. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan informan
dokter spisialis dan Medical Representative. Dengan teknik analisa data domain
dan taksonomi. Hasil penelitian ini adalah strategi komunikasi pemasaran medical
representatif secara sistematis dapat dikelompokkan Opening (pembukaan),
Probing (teknik bertanya), Supporting (presentasi), Handling Objection
(mengatasi keberatan), Closing (penutupan). Untuk menunjang itu yang perlu
dimiliki adalah kemampuan Product Knowlege . Strategi Medical Representativ
yang lain guna mendukung aktifitasnya adalah beberapa program seponsorship
seperti Simposium, Seminar, Workshop, RTD round ( table discusion), Service
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Pesatnya pertumbuhan dan perubahan ekonomi bisnis, mendorong
perusahaan harus mau menghadapi persaingan global yang menyebabkan
perusahaan semakin sensitif terhadap adanya kompetisi, terutama bagi perusahaan
ditujukan untuk memberikan informasi kepada orang banyak dengan harapan agar
tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan laba sebagai
dari jasa atau pembelian produk yang ditawarkan. Komunikasi pemasaran
merupakan bentuk komunikasi yang ditujukan untuk memperkuat strategi
pemasaran, guna meraih loyalitas pelanggan terhadap produk yaitu barang dan
jasa yang dimiliki perusahaan.
Banyak orang melihat pemasaran hanya sebatas iklan atau penjualan tetapi
pemasaran yang sebenarnya tidak hanya mencakup seni menjual barang, namun
yang lebih penting perusahaan dapat meraih kepemimpinan di pasar dengan
memahami kebutuhan konsumen dan menemukan solusi yang memuaskan
pelanggan melalui nilai, kualitas dan jasa yang unggul. Jika nilai dan kepuasan
tidak di perhatikan berapa pun besar biaya iklan dan penjualan tidak dapat
menggantikannya.
(mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat
menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi
para pemakainya.
Dalam mempromosikan obat keras dan psikotropika perusahaan farmasi
hanya menggunakan medical representative dengan adanya peran medical
representative diharapkan dapat menginformasikan dan menciptakan penjualan
secara terus menerus. Medical representative sebagai ujung tombak perusahaan
yang khusus menjual obat keras dan psikotropika harus mampu memasarkan
produknya secara baik dan konsisten, yakni dengan menggunakan strategi
komunikasi pemasaran secara langsung atau tatap muka antara medical
representative sebagai penjual dengan dokter sebagai user.
Dalam bekerja medical representative sebagai perwakilan perusahaan
farmasi harus dapat berkomunikasi dengan baik terhadap dokter, membangun
image yang baik untuk perusahaannya, mendengar keluhan-keluhan atau
170 KANAL, Vol. 1, No. 2, Maret 2013, Hal. 111-220.
komplain dari dokter tentang produk yang dipasarkan, menjadi penghubung antara
dokter dengan perusahaan, melakukan analisa dan riset teritori guna memahami
aktivitas pesaing, mengidentifikasi peluang bisnis yang berguna dalam kompetisi
serta memahami kebutuhan pelanggan, mencapai tujuan yang ditetapkan seperti
target diskon, jumlah dokter yang disponsori, target merk produk, membangun
rencana bisnis teritori berdasarkan program marketing atau plan of action dan
mengalokasikan sumber daya (seperti aktivitas kunjungan, sponsorship dan
diskon) untuk memaksimalkan peluang penjualan teritori, menghadiri dan
berpartisipasi aktif pada rapat team sales, acara pelatihan dan pendidikan guna
menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan.
Segmentasi target penjualan medical representative dalam memasarkan obat
keras dan psikotropika adalah dokter spesialis dan dokter umum, sehingga
medical representative harus mampu menerapkan strategi komunikasi pemasaran
yang tepat dan diikuti dengan unsur marketing public relation dengan baik dan
benar, seperti yang terjadi di Rumah Sakit Siti Hajar Sidoarjo yang dimana
peneliti melihat tingkat persaingan penjualan obat keras dan psikotropika di
Rumah Sakit Siti Hajar cukup kompetitif.
Dari penjelasan diatas maka medical representative adalah ujung tombak
perusahaan farmasi dalam memasarkan produk obat keras dan psikotropika harus
dapat menciptakan penjualan secara terus-menerus dan menjalin serta menjaga
hubungan baik melalui komunikasi tatap muka dengan dokter secara langsung.
Medical representative menyampaikan pesan dan memberikan informasi
mengenai produk obat yang dimiliki perusahaannya. Dari uraian latar belakang
LANDASAN TEORI
1. Komunikasi Pemasaran
Menurut William Albight (dalam Siahaan, 1990), komunikasi merupakan
sebuah proses sosial yang terjadi antara paling sedikit dua orang, dimana
seseorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu kepada oarng lain.
Komunikasi terjadi bila kedua belah pihak saling mengolah dengan baik
simbol-simbol yang di sampaikan. Simbol-simbol tersebut tersebut dapat
disebut sebagai pesan. Sedangkan pemasaran menurut Kotler (2000) dapat
dikatakan bahwa proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan
individu atau grup dalam menyampaikan jenis-jenis produk, barang dan jasa,
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan, guna mencapai tingkat
kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan produk yang berkualitas.
tanggung jawab melalui strategi sales dan marketing yang telah disetujui
perusahaan.
Dalam perusahaan farmasi jenis-jenis obat dalam tehnik pemasarannya di
bedakan menjadi tiga jenis dengan tanda logo dan warna, yaitu:
a) Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter. Obat bebas ini diperuntukan untuk pengobatan sendiri,
artinya dalam penggunaan obat ini tidak memerlukan resep dokter dan
mempunyai ciri-ciri: ada logo dengan lingkaran hijau dan bergaris tepi
hitam, dapat ditemukan di apotek, warung-warung, dan pembelian tanpa
resep dokter,
dikonsumsi memiliki
tanpa range Contoh:
resep dokter. dosis berbahaya yang
Vitamin atau aman, jadi dapat
Multivitamin.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tataran analisis
deskriptif, yaitu dengan memberikan gambaran-gambaran dan uraian-uraian
terhadap hasil penelitian sehingga hasil penelitian dapat di deskripsikan dengan
jelas. Dasar penelitian yang digunakan adalah survey yang artinya menurut Faisal,
(1990) yaitu dengan melakukan pengamatan pada waktu melakukan penelitian
terhadap obyek penelitian.
Sumber data diperoleh dari hasil wawancara dengan Key Informan dan
informan yang terdiri dari Medical Representative, dokter umum bertugas di UGD
dan dokter spesialis. Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit SITI HAJAR
Sidoarjo di JL. Raden Patah no.70 Sidoarjo, karena peneliti melihat tingkat
persaingan penjualan obat keras dan psikotropika di Rumah Sakit Siti Hajar cukup
kompetitif.
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis domain dan
taksonomi. Pada analisis ini fokus penelitian ditetapkan terbatas pada domain
tertentu yang sangat berguna dalam upaya mendiskripsikan atau menjelaskan
fenomena atau fokus yang menjadi sasaran semula penelitian.
HASIL PENELITIAN
Dalam menjual obat keras dan psikotropika, medical representative
mempunyai tehnik komunikasi dalam proses penjualan yang harus diterapkan
pada saat komunikasi langsung terhadap dokter dalam mengenalkan sebuah
produk, yaitu :
a. Opening (teknik pembukaan)
Langkah-langkah pembukaan pada saat bertemu dokter sebelum memulai
percakapan adalah :
1. Menciptakan suasana positif.
2. Menyebutkan tujuan kunjungan.
b. Probing (teknik bertanya)
Pertanyaan untuk menggali dan mencari kebutuhan customer dengan
menggunakan tehnik bertanya yang dimana sifat dari masing-masing
pertanyaan itu berbeda, yaitu :
a) Pertanyaan situasi adalah pertanyaan untuk mengungkap tujuan dan
informasi mengenai pelanggan.
b) Pertanyaan problem adalah pertanyaan yang mengungkap ketidak
176 KANAL, Vol. 1, No. 2, Maret 2013, Hal. 111-220.
Dalam sistem penjualan farmasi terdapat sebuah singkatan yaitu SPIN yang
artinya :
2. Survei
a. Survei Apotek :
1) Produk kompetitor, user, jumlah.
2) Jumlah resep per hari.
3) Produk farmasi (yang slow moving, ed, dan yang diresepkan).
4) Sales farmasi lain per bulan.
5) Sistem farmasi lain, bagaimana discountnya, On dan Off Faktur
(untuk Rumah Sakit).
b. Survey User (Dokter):
1) Hobby dokter.
2) Ulang Tahun dokter.
3) Sifat, agama dokter.
4) Need dan want dokter.
5) Kolega dan no. Hp dokter.
6) Data, pribadi, alamat rumah dokter.
178 KANAL, Vol. 1, No. 2, Maret 2013, Hal. 111-220.
d.detailing .
Pelajari dan latih penggunaan brosur sebelum detailing ke dokter.
e. Kuasai setiap kata, kalimat, gambar, skema atau grafik yang tertera pada
brosur.
Fredi Kurniadi & Didik Hariyanto, Strategi Komunikasi Pemasaran.... 179
SIMPULAN
Dalam strategi komunikasi pemasaran, medical representative memiliki
tehnik khusus yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip & Amstrong G 1997, Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran, Jilid
1. Edisi Indonesia, Penerbit PT. Prehallindo, Jakarta.
Soemanagara, Rd, 2008, Strategic Marketing Communication, Alfabeta,
Bandung.
Sulaksana, Uyung, 2003, Integrated Marketing Communication, Pustaka
180 KANAL, Vol. 1, No. 2, Maret 2013, Hal. 111-220.
Pelajar, Yogyakarta.
Suryani, Tatik, 2008, Perilaku Konsumen, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sutisna, 2003, Perilaku konsumen dan Komunikasi Pemasaran , PT. Ramaja
Rosdakarya, Bandung.
Tjiptono, Fandy, 1997, Strategi Pemasaran, Andi, Yogyakarta.