Disusun Oleh :
Golongan E
2021
1. Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang banyak diekspor di
Indonesia. Sebagai salah satu negara penghasil kopi, Indonesia memiliki peran penting
dalam kancah perekonomian dunia. Indonesia menjadi Negara pengekspor kopi terbesar
keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Colombia (Soetriono, 2010 : 27). Dalam
perekonomian Indonesia, kopi memiliki peranan penting baik sebagai sumber perolehan
devisa maupun sebagai sumber penghidupan petani yang tersebar di seluruh Indonesia.
Hal ini ditunjukkan oleh luas areal kopi sebesar 1.2 juta hektar, terdiri atas perkebunan
rakyat sebesar 96 persen dan sisanya masing-masing sebesar 2 persen untuk perkebunan
besar negara dan perkebunan besar swasta (Kementan, 2013).
Jenis kopi yang ditanam pertama di Indonesia adalah kopi Arabika. Kopi Arabika
dirintis di daerah Kayumas, Blawan, Kalisat, dan Bondowoso. Pada awalnya kopi
Arabika tumbuh baik di daerah pegunungan atau dataran tinggi. Pada abad ke-20
tanaman kopi Arabika di Arabika terserang penyakit karat daun yang hampir
memusnahkan seluruh perkebunan kopi. Selanjutnya didatangkan kopi Robusta yang
memiliki karakteristik tahan dengan penyakit karat daun dan produksinya tinggi. Kopi
Robusta banyak ditanam di daerah Ngrangkah Pawon (Kediri), Bangelan (Malang),
Malangsari, dan Banyuwangi Jawa Timur. Kopi Robusta tumbuh dan berproduksi dengan
baik di dataran rendah. Jenis kopi yang banyak dibudidayakan di Banyuwangi adalah
jenis Kopi Robusta. Jenis kopi Robusta cocok ditanam di daerah Bnayuwangi karena
iklimnya yang sesuai. Sebagian besar lahan perkebunan di Bnayuwangi berada di dataran
rendah sehingga jenis kopi Robusta lebih dipilih untuk dibudidayakan. Sedangkan jenis
kopi Arabika juga dibudidayakan di daerah-daerah di dataran tinggi. Sebagaian besar
penanaman kopi Arabika di Banyuwnagi berada di lereng Pegunungan Ijen dan Raung.
Desa Wisata Adat Kemiren terkenal dengan perkebunan kopinya, sehingga Desa
Wisata Adat Kemiren memiliki kopi khas Kemiren dengan cita rasa yang lebih nikmat
serta manfaatnya yang bermacam-macam. Jenis kopi yang berasal dari Desa Wisata Adat
Kemiren yaitu, kopi Kemiren jaran goyang dan kopi lanang. Masih kentalnya budaya dan
tradisi di Desa Wisata Adat Kemiren, seperti minum kopi pun dijadikan sebagai suatu
acara budaya yang bernama Festival Ngopi Sepuluh Ewu atau ngopi sepuluh ribu yang
didukung oleh pemerintah yang dilakukan satu tahun sekali. Sehingga dengan adanya
event ini bisnis kopi di Desa Kemiren semakin tumbuh. Mulai dari hanya 20 kilogram
kopi per bulan hingga merambah menjadi 200 kilogram per bulan. Rasa kopi di Desa
Kemiren tidak dapat diragukan lagi. Wisatawan dapat mendapatkan produk ini dengan
harga yang terjangkau. ada 4 varian. diantaranya kopi robusta, robusta lanang, arabika,
dan arabika lanang. Harga kopi yang ditawarkan mulai dari harga Rp 40.000 hingga Rp
80.000 per kemasasan, dan kemasan yang disajikan bervariasi mulai yang berukuran 125
gram hingga 400 gram.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Kewiusahaan
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli maka dapat
disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah seseorang yang memiliki kemampuan
berkreatif dan inovatif untuk menciptakan sesuatu yang mempunyai nilai jual yang
diikuti dengan semangat dan optimisme dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang dihadapinya.
2.2 Sikap
Sikap adalah bagaimana pendapat atau penilaian orang atau responden terhadap
hal yang terkait dengan kesehatan, sehatsakit dan factor resiko kesehatan. Sikap
merupakan suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek
sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang
lain (Notoatmodjo, 2012). Sikap sebagai suatu bentuk perasaan, yaitu perasaan
mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung
(Unfavourable) pada suatu objek. Sikap adalah suatu pola perilku, tendensi atau
kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi social, atau
secara sederhana yang merupakan respon terhadap stimulasi social yang telah
terkoordinasi. Sikap dapat juga diartikan sebagai aspek atau penilaian positif atau
negative terhadap suatu objek (Rinaldi, 2016).
2.3 Motivasi
Pengertian motivasi Motivasi didefinisikan sebagai dorongan. Dorongan
merupakan suatu gerak jiwa dan perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif
dapat dikatakan suatu driving force yang artinya sesuatu yang dapat menggerakkan
manusia untuk melakukan tindakan atau perilaku, dan di dalam tindakan tersebut
terdapat tujuan tertentu. Menurut Umam(2012 : 159) . Pengertian dari motivasi
tercaakup berbagai aspek tingkah atau perilaku manusia yang dapat mendorong
seseorang untuk berperilaku atau tidak berperilaku. Namun dalam istilah berikut ini,
motivasi adalah dorongan manusia untuk bertindak dan berperilaku. Sedangkan
pengertian motivasi di kehidupan sehari-hari, motivasi dapat diartikan sebagai
proses yang dapat memberikan dorongan atau rasangan kepada karyawan sehingga
mereka bersedia bekerja dengan ikhlas dan tidak terbebani menurut Saydam(2000 :
326).
2.4 Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah “kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari
ayah, ibu, anak dan anggota keluarga yang lain”. Keluarga disebut sebagai dasar bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak, disinilah yang memberikan pengaruh awal
terhadap terbentuknya kepribadian. Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat
ditumbuhkan sedini mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa.
Orangtua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Salah satu
unsur kepribadian adalah minat. Minat berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga
memberikan pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktifitas
sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Orang tua yang berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan
minat anaknya untuk berwirausaha dalam yang sama pula. Semakin kondusif
lingkungan keluarga disekitarnya maka akan semakin mendorong seseorang untuk
menjadi seorang wirausaha. Apabila lingkungan keluarga mendukung maka
seseorang akan semakin tinggi niatnya untuk menjadi wirausaha dibandingkan jika
tidak memiliki dukungan dari lingkungan keluarga. Sedangkan menurut Darpujiyanto
(2011) dalam Ermawati (2016:18), keluarga merupakan peletak dasar bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak, disinilah yang memberikan pengaruh awal
terhadap terbentuknya kepribadian. Minat berwirausaha akan terbentuk apabila
keluarga memberikan pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan
aktifitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun
tidak langsung.
3. Metode Penelitian
4. Kuisioner
Penelitian ini menggunakan skala Likert dalam pemberian skor yang digunakan
dalam kuisioner. Ketikadata terkumpul maka digunakan skala pengukuran dan pemberian
scoring. Berikut tabel skala Likert yang digunakan :
Kategori Skor
Setuju (S) 3
S (3) Setuju
No Jawaban
Pertanyaan
. SS S TS TST
Konsumen
Kemampuan
Motivasi (X2)
Berwirausaha (Y)
Lingkungan Keluarga
(X3)