NIM : 121811433036
Review Webinar:
“Peran Jamu Untuk Kesehatan Keluarga Indonesia Dulu, Kini dan Nanti”
Materi I : Lingkungan
Oleh karena itu, sebagai bentuk rasa terima kasih kita kepada alam semesta, kita
patut untuk menghargai, merawat dan menjaga keberlangsungan alam tersebut. Sebagai
wujud aksi nyata kepedulian terhadap lingkungan, Marcel telah melakukan beberapa
kegiatan antara lain membibitkan tanaman, membagikan tanaman, dan menanam bersama
di area rumah, sekolah dan perkampungan di sekitar rumahnya. Selain itu, Marcel juga
menjalankan program aski keluarga zero waste, yang dapat dilakukan dengan cara
melakukan konsumsi ramah lingkungan, membuat lubang resapan biopori, memilah dan
mengolah sampah, memilah minyak jelantah serta melakukan upaya konservasi air.
Untuk mengembangkan kegiatan tersebut agar lebih meluas lagi, Marcel juga mengajak
masyarakat untuk membuuat produk dari hasil budidaya tanaman toga seperti sinom,
kunyit sirih, jahe kalsa, sambal, sampai handsanitizer dari daun sirih.
Toga merupakan hal yang sepele tapi besar manfaatnya. Tanaman obat keluarga
banyak sekali jenisnya. Ada yangn bisa dibudidayakan di lingkungan sekitar, tumbuh liar
di alam dan belum bisa kita budidayakan. Beberapa jenis tanaman ini mampu menjaga
stamina dan imunitas tubuh. Tanaman toga ini biasanya sering dipahami oleh ibu-ibu
rumahtangga karena bersinggungan langsung dengan bumbu dapur.
Teknik pemilihan bibit, menanam dan treatment. Dapat dilihat secara fisik seperti
jahe. Rimpangnya yang segar ditanam di tanah yang gembur. Kondisi tanah harus gembur.
Agar umbi-umbinya dapat berkembang dengan baik, melimpah. Jika tanahya padat akan
menghalangi umbi. Polyback dan pot kecil dapat menjadi alternatif menanam di wilayah
kota. untuk toga yang diambil daunnya seperti sledri dan kumis kucing, tanah harus
gembur dan untuk memicu pertumbuhan daun dipotong pucuk atau ujung daun. Cabang
baru akan lebih rimbun dan hasilnya memuaskan. Toga yang diambil buahnya seperti
pepaya, bunga dan daunnya juga bermanfaat. Buah biasanya diambil biji, ditanam,
dipupuk. Karakteristik tanaman yang suka air daunnya tebal dan jika daunnya dipegang
suka air atau dingin. Empon-empon termasuk tanaman yang fleksibel. Menyiram tanaman
toga biasanya dilakukan pagi dan sore hari. Setelah terkena air hujan, tanaman toga dibilas
ada baiknya dengan air sumur dan air pdam. Karena air hujan bersifat cenderung
merusakn komponen tanaman. Air kaldu yang sudah dingin berpengaruh pada hasil buah
pada tanaman toga. Selanjutnya pupuk dibuat dari daun yang kering atau yang membusuk.
Selain itu bumbu micin dapat berfungsi sebagai pertumbuhan tanaman yang bagus, kekar,
kuat dan tidak gampang diserang hama.
Serangan hama yang menyerang toga dapat diatasi dengan cara yang simpel
seperti menggunakan pestisida alami yang mudah didapat dari alami. Seperti daun pepaya,
yang dihaluskan kemudia dicampur dengan air, sabun cuci piring atau detergen
diendapkan selama satu malam dan di saring. Setelah itu diencerkan dengan air kembali
dan disemprotkan ke tanaman yang terserang hama. Lengkuas dan abawang putih juga
bisa. Sisa tembakau pada puntung rokok juga dapat digunakan sebagai anti belalang.
Untuk penggunaan pestisida nabati ini digunakan hanya ketika tanaman sudah terserang
hama. Jika belum maka tidak perlu.
3000 tahun penemuan jamu di Cina fokus kepada bagaimana manusia dapat
mengatasi permasalahan serta menjaga kesehatan tulang. Secara empiris jamu
dikembangkan dalam bentuk bumbu masak. Seperti penggunaan kunyit sebagai pewarna
masakan sekaligus penyedap. Juga mengandung antioksidan yang tinggi . sebagai jantung
pengembangan jamu bersama temulawak. Kencur pada mulanya juga merupakan bumbu
dapur yang kemudian dikombinasikan dengan beras sehingga lahrlah beras kencur untuk
tenggorokan. Memiliki antiksidan tinggi dalam peradangan dan manfaatnya dapat
dirasakan di pperut yang nyaman. Sedikit tambahan asam jawa dan gula jawa akan
menambah kekhasan rasa.
Jamu menjadi persoalan yang sangat menarik ketika ada pagebluk atau pandemi.
Kemudian masyarakat banyak yang berburu empon-empon atau rempah yang digunakan
untuk menjaga kesehatan tubuh di era pandemi. Jaamu kemudian naik kelas setelah
sebeumya hanya sekaadar hal yang remeh temeh. Setelah wabah covid sekarang ini
masyarakat lebih sering mengkonsumsi jamu. Kegiatan minum jamu akhir-akir ini
menjadi viral. Beralih fungsi bahwa jamu dapat menjadi obat yang ampuh.
Bukti sejarah telah terukir di helaian lontar, dinding-dinding candi dan tulisan
manuskrip Jawa (primbon). Kitab kuno seperti kakawin gathotkacasraya, bhomakawya,
bharattayudha, sumanasantaka, lubhdaka, dan abhimanyuwiwaha, mengenal jamu atau
jamoe dengan istilah jampyan yang berarti obat, pengobatan atau penawar. Dilansir dari
laman Historia.co.id, istilah jampyan juga disebut di dalam suluh/susastra kidung
Harsyawijaya, Kidung Sunda, Kidung Malat dan Kidung Ranggalawe.
Relief candi merepresntasikan kegiatan manusia pada masa lampau telah meracik
tanaman-tanaman yang manjur untuk mengobati penyakit. Meracik dan minum jamu
Berdasarkan primbon kitab jampi jawi jilid 1,2,4, kagungan dhalem ingkang
sinuhun ix, terdapat beberapa penyakit yang sudah ditemukan solusi penawarnya sejak
zaman kerajaan berlangsung, yakni menyangkut penyakit umum seperti pusing, sakit gigi,
dan demam. Kemudian secara spesifik terhadap jenis-jenis penyakit yang berbeda-beda
pengobtannya antara lain pemanfaatan boreh warna warni sebagai obat dari lare sawanen,
demam, badan lesu. Lalu tapel warni-warni untuk mengobati mulas, cacingan sebah dan
penyakit komplikasi perut lainnya. Cekok warni-warni untuk pereda sawan tidak bisa
buang gas, sariawan dan masih banyak lagi.