Anda di halaman 1dari 15

Disusun untuk memenuhi tugas pada

Mata Kuliah : Komunikasi Dalam Keperawatan


Dosen Pengampuh : Ellen P, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh :
Yohanes Paulus G. Koibur
Nim: PO7120119040

JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
TAHUN 2020/2021
Jurnal: merebaknya wabah virus Corona (covid 19)
di Italia

BANDUNG, AYOPURWAKARTA.COM
Apakah kita sudah perlu khawatir atau tenang-tenang
saja melihat perkembangan kasus coronavirus disease (Covid-
19) di Indonesia? Sejauh ini, banyak yang masih tenang-
tenang saja menyikapinya, tentu dengan berbagai alasannya.
Namun juga ada yang mengkhawatirkan, ini juga dengan
berbagai alasannya. Salah seorang yang khawatir adalah
Ainun Najib, inisiator KawalPemilu.org. Terhitung tanggal 1
Maret 2020, relawan KawalPemilu.org meluncurkan inisiatif
Kawalcovid19.id. Inisiatif ini muncul lantaran keprihatinan
akan kesimpangsiuran informasi yang beredar di Indonesia
mengenai Covid-19.
Untuk mengekspresikan kekhawatirannya, Ainun Najib
meminta agar Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat
untuk berdiam diri di rumah. Dalam cuitannya di akun Twitter
@ainunnajib, Selasa (10/3/2010), Ainun menulis, ”Pak
Presiden @jokowi, mohon dipertimbangkan untuk
menghimbau masyarakat untuk berdiam diri di rumah saja
(kecuali keperluan esensial) dan untuk membatalkan acara-
acara kumpul bersama. Sebelum terlambat pak. Kita jangan
sampai seperti Italia. Lockdown satu negara hari ini.”
Dilanjutkan dengan cuitan, “Hanya dalam 18 hari, Italia
dari angka 20 seperti Indonesia hari ini, telah menjadi 9.000
lebih dan tertinggi di dunia setelah China, negeri asal muasal
wabah. Sekarang Italia lockdown satu negara. Indonesia harus
antisipasi tegas dan secepatnya pak @jokowi.”
Sebagai informasi, pada 21 Februari 2020 tercatat 20
kasus corona di Italia. Dalam tempo 18 hari hingga 9 Maret
2020, kasusnya melonjak berkali-kali lipat hingga menerpa
9.171 orang di Italia saja.
Bagaimana dengan Indonesia? Seperti dilaporkan di situs
infeksiemerging.kemkes.go.id, dari 30 Desember 2019 sampai
10 Maret 2020, tercatat 694 orang diperiksa terkait kasus ini
di 23 provinsi. Hasilnya, 648 orang negatif (188 orang Anak
Buah Kapal kru kapal World Dream), 19 kasus konfirmasi
positif Covid-19, dan 27 sampel masih dalam pemeriksaan.
Apakah perkembangan corona di Indonesia akan sama
dengan di Italia?
Tulisan ini dibuat tidak untuk menjawab pertanyaan itu.
Tulisan ini hanya ingin membagi pengalaman seorang
perempuan Indonesia yang sudah 10 tahun tinggal di Milan,
Italia, saat corona merebak. Tulisan dimuat jurnalis bernama
Rieska Wulandari berupa jurnal harian di akun Facebooknya.
Rieska mulai menulis jurnalnya pada tanggal 24 Februari
2020 atau sehari setelah pemerintah Italia mengumumkan
penetapan semikarantina pada 23 Februari. Berikut versi
ringkasnya…
Jurnal hari pertama: Tercatat 152 kasus infeksi dengan
3 orang di antaranya meninggal dunia.
Kota di Region Lombardia ditutup. Pemerintah setempat
juga memutuskan untuk menutup sekolah dari TPA sampai
perguruan tinggi hingga dua pekan. Demikian halnya dengan
berbagai acara yang mengundang kerumunan.
Menteri Olah Raga Italia Vincenzo Spadafora juga
memutuskan untuk membatalkan semua kegiatan olah raga di
kawasan Veneto dan Lombardia. Sejumlah pertandingan
sepakbola penting di Seria A Italia dibatalkan seperti laga
antara Inter dan Sampdoria, Torino melawan Parma, Verona
kontra Cagliari, dan Atalanta versus Sassuolo.
Selain kegiatan olah raga, Vatican juga memutuskan
untuk menghentikan sementara semua kegiatan religi seperti
ibadah mingguan, acara sekolah minggu, dan katekisasi.
Pembatalan senada dilakukan terhadap sejumlah pertunjukan
teater, musik, film, seni, diskotek, dan pusat kebugaran. Di
beberapa kota di Provinsi Milan, supermarket tampak
kehabisan komoditas karena diborong habis warganya.
Akibatnya, harga zat atau gel pembersih tangan yang biasanya
dijual 2-3 Euro per botol kecil, mendadak naik jadi 25 Euro
per botol. Sementara masker di farmasi juga habis.
Jurnal hari kedua: Jumlah korban bertambah dua kali
lipat, yakni 322 orang dengan 20 pasien dalam kondisi berat,
10 meninggal, dan 1 pasien sembuh. Semua korban telah
mengalami sakit lain dan lanjut usia sehingga daya tahan
tubuhnya rendah.
Mengingat banyaknya korban lanjut usia, maka rumah-
rumah jompo mengimbau pihak keluarga tak berkunjung
untuk sementara waktu. Imbauan yang sama dikeluarkan
pihak rumah sakit.
Secara umum, aktivitas di Kota Milan masih berjalan.
Angkutan umum dan metropolitana masih tersedia, toko-toko
juga masih buka, kendati jumlah orang yang lalu lalang jauh
berkurang.
Sepuluh tahun tinggal di Italia, saya melihat orang
Lombardia sangat kooperatif terhadap pemerintah lokalnya.
Jadi ketika keluar instruksi agar orang Milan tinggal di rumah
selama dua pekan, warga mematuhinya. Kantor-kantor bisnis
mendukung keputusan ini dengan meliburkan karyawannya.
Sementara itu, negara-negara tetangga mulai menemukan
kasus positif Covid-19 yang bersumber dari Italia, bahkan
spesifik dari Milan. Seorang dokter Italia yang sedang
berlibur ke Pulau Tenerife di Spanyol, terkonfirmasi positif
dan membuat tamu satu gedung hotel, yang berjumlah ratusan
orang harus dikarantina. Dari Austria dilaporkan, 2 pasien
dinyatakan positif setelah berlibur dari Milan dan satu di
Kroasia, satu si Swiss dan satu di Barcelona, dengan
kemungkinan terinfeksi di Italia.
Di kota lain di Italia juga mulai ditemukan beberapa
kasus baru. Dalam situasi semacam itu ada saja orang yang
mengambil keuntungan. Dikabarkan ada orang yang
berdandan bak petugas medis beralasan hendak mengambil
sampel virus Covid-2. Kenyataannya, mereka hanyalah
maling.
Mengapa banyak kasus Corona di Italia? Jawaban
sederhananya, lantaran Italia merupakan salah satu destinasi
favorit turis Asia seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea. Di
Region Lombardia dan Veneto misalnya, terdapat dua kota
cantik: Milan dan Venizia. Milan yang dihuni 1,3 juta jiwa
merupakan kota dengan kunjungan turis tinggi. Dinas
pariwisata Milan mencatat, Milan adalah salah satu kota di
Uni Eropa yang paling banyak dikunjungi yaitu mencapai
8,81 juta para tahun 2017 dengan 44% di antaranya turis lokal
dan 58% turis mancanegara.
Kata karantina berasal dari dari bahasa Italia ”quaranta
giorni” yang artinya 40 hari. Istilah ini muncul pada abad ke-
14 saat terjadi wabah bubonic atau maut hitam yang
menewaskan sepertiga hingga dua per tiga penduduk Eropa.
Sistem karantina pun digunakan untuk mencegah
penyebaran penyakit itu. Caranya, kapal-kapal penumpang
yang datang dari wilayah lain dilarang langsung berlabuh.
Mereka harus menunggu selama 40 hari di suatu pulau yang
telah ditentukan untuk memastikan bahwa mereka tak tertular
penyakit. Selama masa karantina berlangsung, kapal-kapal itu
harus mengibarkan bendera kuning yang disebut bendiera
sanitaria (bendera kesehatan). Dalam masa pengasingan,
biasanya di area atau di sekitar pelabuhan atau bandara, (atau
sebuah wilayah yang telah ditentukan) dilakukan observasi
dan pemeriksaan kesehatan.
Jurnal hari ketiga: Kasus Covid-19 di Italia mencapai
400, 35 kasus berat, 12 meninggal, dan 3 sembuh. Untuk
pertama kalinya seorang anak perempuan berumur 4 tahun
dinyatakan terinfeksi dan dirawat di rumah sakit San Matteo.
Jurnal hari keempat: Hari keempat merupakan hari
yang cukup melegakan, ada angka kesembuhan yang
melonjak signifikan dari 3 menjadi 45, meski demikian angka
terinfeksi mencapai 650 dan kematian mencapai 17.
Hari ini saya memutuskan untuk membaca
kembali Calon Arang karya Pramoedya Ananta Toer. Calon
Arang adalah dukun teluh, hatinya penuh iri dengki, dan dia
memuja Durga, Dewi kematian. Hatinya makin pahit kala tak
seorangpun datang melamar anak gadisnya, bukan karena
sang anak tak cantik, tapi karena perangai sang ibu yang
pencemburu, tak suka orang lain bahagia dan pemarah.
Kesal karena tak ada yang melamar anaknya, kepada
Durga ia meminta izin untuk membalas dendam. Durga
mengizinkan, asal jangan merusak ibu kota dan tampuk
pimpinan. Dengan teluh dan ilmu hitam ia lalu menciptakan
penyakit yang menewaskan ribuan orang di desa-desa. Dia
terus merajalela sampai seorang Empu dari Blora, Eyang
Baradah berjanji kepada Raja Airlangga, untuk
menghentikannya.
Eyang Baradah akhirnya tahu, semua penyakit ini datang
karena iri dengki sang ibu. Ia kemudian mencarikan calon
suami bagi anak Calon Arang, dan kepada suaminya anak
Calon Arang mengungkapkan kelemahan daya magis sang
ibu. Eyang Baradah digambarkan sebagai tokoh yang sangat
bijaksana, kesaktiannnya luar biasa, dan kesukaannya belajar
kitab-kitab.
Cerita ini merupakan cerita legenda, riset sejarah
mengatakan Raja Erlangga dan Eyang Baradah adalah tokoh
nyata. Bersama Eyang Baradah, Raja Erlangga merupakan
salah satu raja Jawa yang paling sukses memimpin Jawa.
Buku ini cukup menghibur. Bagi teman-teman yang punya
waktu membaca, ini bukunya ringan dan sengaja dibuat untuk
anak anak.
Kita tentu tidak butuh teluh dan mantra-mantra untuk
bisa keluar dari wabah kita sekarang, ada ilmu pengetahuan
dan riset yang lebih masuk akal.
Jurnal hari kelima: Langkah pemerintah lokal Italia
untuk melakukan semikarantina bukan tanpa alasan. Virus ini
bisa menyerang siapa saja dan di mana saja.
Reaksi awal warga lokal saat mendengar pengumuman
ini, tentu saja membeli logistik untuk persiapan
semikarantina. Supermarket sampai kosong melompong,
logistik kembali terisi keesokan harinya.
Buntut dari adanya penyebaran virus ini, media turut
disalahkan. Dianggap sebagai penyebab kepanikan yang
membuat orang tidak tenang dan khawatir. Kalau nonton
berita, Covid-19 terus-terusan dibahas.
Ya, bagaimana tidak, situasi berubah dari jam ke jam.
Press conference dari Regione juga tidak berhenti update,
selama Regione terus update ya media akan terus rolling,
karena faktanya: datanya terus berubah dan situasinya
memang harus dipantau jam ke jam.
Saya perhatikan awak media jungkir balik juga bikin
berita dan mencari angle visual untuk gambar yang menarik,
blusukan ke sudut Milan dan pelosok lombardia. Padahal
mereka juga manusia biasa, rentan juga terinfeksi.
Buat apa sih media media memberitakan ini, bikin stres
saja. Flu ini juga nanti sembuh sendiri.
Kalau kita sehat mungkin iya, tapi kalau punya problem
lain, penyakit ini adalah lonceng kematian. Ingat, Italia
merupakan negara dengan jumlah manula yang cukup banyak,
mereka rentan sekali karena mereka biasanya juga sudah
menurun kesehatannya.
Yang menjadi repot, virus ini mudah sekali menular.
Yang dilakukan oleh pemerintah adalah sedang berupaya
jangan sampai dalam satu hari, terlalu banyak yang sakit
sehingga bisa-bisa semua kamar berubah menjadi kamar
isolasi karena pasien terlalu banyak.
Kalau sudah terlalu banyak maka pelayanan juga tidak
maksimal dan dokter serta tim medis akan kelelahan sehingga
mereka jadi rentan tertular.
Antisipasi ini justru langkah yang berani, tapi dibayar
sangat mahal. Semua kegiatan dibatalkan. Entah berapa
banyak event organizer untuk konferensi internasional,
perusahaan makanan minuman, pusat kebugaran, toko
cenderamata, bisnis hotel, perusahaan kargo dan logistik,
harus merugi karena langkah ini.
Fakta yang lebih pahit, virus ini mulai menjangkiti
pasien-pasien di belahan dunia lain dan mulai masuk Afrika
karena ada warga negara Italia asal Milan yang bekerja di
Afrika.
WHO mencatat sampai kemarin sudah 50 negara
terinfeksi dan epidemi sudah di depan mata. Paling
mengerikan kalau penyakit ini menjangkiti negara negara
yang penuh pengungsi dan tidak punya sistem kesehatan
memadai.
Saya jadi ingat negara saya, data menunjukkan nol kasus.
Para diplomat di Jakarta curiga, demikian juga negara
tetangga. Tapi Indonesia adalah negara paling santai dan
bahagia, Covid-19 adalah masalah kecil saja. Masih banyak
hal lain yang harus dipikirkan. Misalnya, bagaimana caranya
supaya tak hamil saat berenang di kolam renang. Kontras
dengan Italia, Indonesia adalah kebalikannya 180°. Antitesis.
Ingat kasus Italia, sejauh ini yang meninggal karena
Covid-19 selalu punya penyakit lain. Tim dokter bisa saja
menyebut pasien A meninggal karena sakit paru yang sudah
diidap pasien lalu menyembunyikan fakta Covid-19. Tapi
Italia memilih jalan mengumumkan sakit utama dengan
keterangan tambahan Covid-19.
Apakah Italia terlalu naif dan bodoh? Kenapa harus di-
declare Covid-19-nya sih, bikin heboh sedunia. Demikian
suara nyinyir. Ya jelas, Milan seolah jadi Wuhan kedua.
Faktanya, Italia memilih jalan transparansi. De Mayo di depan
pers berkata, ”transparansi adalah bagian utama dari
integritas”.
Dan saya merasa punya kewajiban menulis apa yang
terjadi di Milan dan Italia, sebagai catatan buat saya sendiri.
Syukur-syukur ada gunanya buat teman-teman lain yang
membaca, karena ini adalah sejarah baru.
Jurnal hari ketujuh: Hari ini adalah awal masa
quaresima, yaitu masa puasa, mengenang penderitaan empat
puluh hari Yesus dalam pencobaan setan di padang gurun.
Seolah-olah kebetulan, kebetulan yang tidak menguntungkan
dan menyedihkan bahwa pada masa quaresima ini sebagian
orang Italia juga harus menjalani semikarantina.
Tapi tidak bagi Uskup Milan Monsignor Mario Delpini.
Uskup Milan memimpin misa quaresima dari crypta (ruang
bawah tanah) yang juga makam Carolus Borromeus.
Borromeus adalah seorang bangsawan yang memutuskan
untuk membaktikan hidupnya kepada Tuhan dan kepada
sesama.
Pada 1564-1584 Carolus Borromeus diangkat menjadi
uskup Milan. Tatkala wabah sampar menghantam Milan, ia
menyediakan rumah perawatan bagi mereka yang miskin dan
tak mampu dan merawat para pasien sampai sembuh. Milan
terlepas dari wabah karena jasa Carolus Borromeous. Setelah
meninggal dunia, Carolus Borromeus diangkat menjadi santo,
Orang Suci.
Uskup Milan Monsignor Mario Delpini memimpin misa
quaresima tanpa kehadiran jemaat. Sebagai gantinya, misa
disiarkan langsung di televisi. Menuru dia, kebetulan antara
masa quaresima dengan semikarantina ini malah
menguntungkan. Untung lantaran manusia yang selalu sibuk
dengan jadwal dan kegiatan studi yang padat, diberi
kesempatan untuk berkontemplasi dan bermeditasi.
Wabah bukan hal baru dalam sejarah gereja Katolik dan
di Kota Milan. Gereja juga berperan penting dalam membantu
warga menghadapi masa sulit itu, baik sebagai pemberi
ketenangan secara mental dan spiritual maupun secara
tindakan nyata dengan turun langsung membantu warga.
Jurnal hari kesembilan: Memasuki hari ke-9
semikarantina, laju penambahan pasien tak sebanyak pada
hari Minggu, 1 Maret, di mana dalam satu hari terdapat 566
pasien baru di seluruh Italia, sehingga angka total pada hari
itu mencapai 1.694 dari 1.128 pada hari sebelumnya.
Pada 2 Maret terkonfirmasi Covid-19, angka pasien
manjadi 2.036 dan jumlah pasien di Italia sampai hari ini
adalah 2.141 pasien, dengan angka fatal mencapai 53 orang,
kondisi kritis 166 orang, sembuh 149 orang.
Kenaikan yang sangat signifikan itu sempat membuat
pemerintah Italia harus memanggil para dokter veteran,
pensiunan, dan paramedic freelancer untuk turut memberikan
tenaganya pada para pasien yang semakin banyak. Beberapa
rumah sakit harus membangun tenda sebagai fasilitas
operasional pendukung dan juga menyatakan bahwa ada
6.000-an tempat tidur di barak-barak tentara yang siap
dimanfaatkan apabila pasien terus bertambah.
Pasien juga ditemukan di wilayah-wilayah lain sehingga
terlihat noktah baru pada peta penyebaran kasus Covid-19.
Tindakan pemerintah Italia memang sangat masif, pada hari
itu pemerintah Italia juga mengeluarkan dekrit sebab Italia
yang total memiliki 20 region (region terdiri dari beberapa
provinsi, bergantung wilayahnya) 19 region di antaranya
tercatat menemukan pasien Covid-19.
Dekrit yang dibuat untuk mengantisipasi penyebaran ini
membuat Italia dibagi menjadi tiga zona yaitu zona merah
yang dikenai karantina penuh, yaitu kota-kota yang menjadi
episentrum kasus pertama: Codogno, Bertonico,
Casalpustelrengo, yang berlokasi di wilayah Region Lombaria
dan Vo’ yang terletak di Region Veneto.
Kemudian zona kuning untuk zona yang termasuk
wilayah pemerintahan Region Lombardia, Emilia Romagna
dan Veneto, serta beberapa propinsi seperti Pesaro-Urbino,
yang terletak di Region Marche dan Savona di Region
Liguria. Lalu region sisanya harus menerapkan sistem
antisipasi terhadap penyebaran Covid-19.
Pada zona merah, diterapkan penutupan pusat
perbelanjaan pada hari Sabtu dan Minggu dengan
pengecualian apotik dan toko makanan, penangguhan
kegiatan gym, pusat olah raga, kolam renang, pusat kesehatan,
spa, pusat budaya, sosial dan rekreasi, serta penutupan
sekolah dan kantor hingga tanggal 7 Maret yang akan datang.
Untuk zona kuning, acara olahraga dan perjalanan
pendukung ditunda. Semua acara "tidak biasa", termasuk
acara budaya, rekreasi, olahraga, dan keagamaan (bioskop,
teater, diskotik, dll.) Juga ditangguhkan. Pembukaan tempat
ibadah akan dikondisikan dengan mengadopsi langkah-
langkah organisasi untuk menghindari pertemuan orang-
orang. Sekolah dari semua kelas akan tetap ditutup sampai
setidaknya 7 Maret. Bar dan pub hanya dapat melayani
pelanggan mereka di meja.
Hingga 8 Maret, penangguhan acara dan kompetisi olah
raga dari semua jenis dan disiplin ilmu dikonfirmasi, di
tempat-tempat umum atau pribadi di Lombardia, Veneto, dan
Emilia Romagna, serta di Provinsi Savona dan Pesaro dan
Urbino. Namun, dekrit tersebut memungkinkan kompetisi
diadakan secara tertutup. Selain itu, dilarang bepergian bagi
penggemar olah raga (tifosi) yang berada di wilayah dan
provinsi yang sama untuk berpartisipasi dan hadir dalam acara
olah raga dan kompetisi yang berlangsung di bagian Italia
yang tersisa. Oleh karena itu, pertandingan Serie A berikut
akan diadakan secara tertutup: Atalanta-Lazio (7 Maret),
Verona-Naples (8 Maret), Inter-Sassuolo (8 Maret), dan
Bologna-Juventus (8 Maret).
Sedangkan untuk sisanya, seluruh wilayah nasional,
semua bentuk telework (home-working) akan difasilitasi. Trip
perjalanan sekolah seperti studi tour dan kunjungan sekolah
seperti ke museum ditangguhkan hingga setidaknya 15 Maret
serta menerapkan kewajiban untuk menunjukkan sertifikat
medis untuk keperluan absensi sekolah lebih dari 5 hari.
Supaya anak-anak tidak tertinggal pelajarannya, sekolah-
sekolah memberikan pekerjaan rumah bahkan
menyelenggarakan sekolah dengan sistem video streaming
dan interaktif. Les-les musik yang harus ditangguhkan
sementara, menawarkan sistem kelas video call. Bila tidak
bersedia, para peserta bisa memilih hari lain yang disepakati
bersama, usai masa semikarantina atau pengembalian uang
kursus kepada peserta.
Pada dasarnya, transportasi publik (bus, trem,
metropolitana) masih tetap berfungsi untuk melayani warga
dan juga turis. Toko, restoran, supermarket, hotel juga
bandara masih tetap beroperasi. Masyarakat juga masih
melakukan aktivitas prioritas terutama berbelanja logistik.
Gambaran seolah Italia seperti zona Zombie merupakan
gambaran yang sama sekali salah. Kendati demikian,
beberapa kota memang kosong dan sunyi. Tak terdengar suara
mobil seperti biasanya. Sesekali terdengar suara sirine
ambulans. Apalagi sejak hari Sabtu, cuaca kurang
mendukung. Beberapa kawasan diguyur hujan. Warga
kebanyakan memilih tinggal di rumah.

Kesimpulan
Dari Jurnal di atas, saya mengambil kesimpulan bahwa wabah
virus Corona (covid 19) ini merupakan virus jahat yang dapat
menular serta memakan begitu banyak korban. Virus ini
menyebar cepat melalui udara dan menyerang sistem
pernafasan orang yang telah menghirupnya. Dampak dari
virus ini yaitu: banyak aktivitas manusia mulai dari sekolah,
perguruan tinggi, kantor, mal-mal, pasar-pasar bahkan hingga
kios-kios kecil tidak dapat mendapatkan keuntungan serta
aktivitas yang diinginkan tidak dapat terpenuhi. Dari
merebaknya virus Corona covid 19 di Italia menjadi pelajaran
penting bagi masyarakat Indonesia. Dan Bapak presiden RI
Joko Widodo sangat antusias memberikan keputusan yang
bermanfaat untuk mencegah terjadinya penularan wabah virus
Corona covid 19 ini. Salah satunya ialah kebijakan
pemerintah me-Lock Down tiap pintu masuk mulai dari
bandara udara hingga Dermaga-dermaga(Pelabuhan) yang
dianggap menjadi salah satu jalur penyebaran virus Corona
covid 19 ini.

Peran perawat dalam menyikapi wabah covid-19:


Sebagai perawat kita perlu mengetahui informasi terbaru
tentang masalah-masalah yang bersangkutan dengan
kesehatan dan salah satunya adalah covid-19 ini. Dari data-
data dan hasil dari lapangan, telah terdapat banyak korban
jiwa yang meninggal akibat covid-19 ini. Jadi peran perawat
adalah tetap menjaga kesehatan dan menginformasikan serta
memberikan jalan keluar bagi masyarakat. Contoh seperti
membagikan cara-cara pencegahan covid-19 sebelum terjadi/
mendapat korban jiwa. Informasi-informasi merupakan suatu
sara penting dari layanan kesehatan yang berguna untuk
meningkatkan sumberdaya manusia.
Akhir Kata
Terimakasih banyak Ibu telah memeriksa hasil kerja saya.
Saya mohon maaf apabila ada kesalahan-kata. Tuhan
memberkati.

Anda mungkin juga menyukai