Anda di halaman 1dari 3

2.

3 Pengolahan Limbah
 Limbah Cair

Pengolahan limbah cair dalam usaha mengatasi pencemaran terhadap lingkungan


berdasarkan kep 51/MENLH/10/1995 tentang buku Mutu limbah cair bagi Limbah Industri dan
keputusan Gubernur Jambi No: Kep.83 tahun 1996 tentang buku mutu lingkungan daerah untuk
Wilayah Propinsi Jambi.

Pengolahan dampak yang sudah berjalan, yaitu system IPAL dengan:

1.    Primary treatment : bar screen,equalization tank, primary clarifier A & B, buffer and distribution
tank,colling tower.

2.    Secondary treatment : aerated lagoon, secondary clarifier A & B

3.    Sludge treatment and removal : thickner clafirier,sudge stiragetannk, belt filter prees

4.    Pembuatan kolam ikan dan kebun percontohan sebagai control biologi.

Program pengelolahan Limbah cair yang telah dikembangkan :

1.    Penambahan system IPAL dari kapasitas 50.000 m3/hari menjadi 75.000 m3/hari dengan system
“biological treatment”.

2.    Perbaikan penampungan limbah untuk mengantisipasi keadaan darurat (emergency pond)


berkapasitas 12.000 m3 dengan lantai yang dikonkrit.

3.    Pengontrolan rembesan air lindi kulit kayu ke lingkungan masyarakat dengan jalan pemasangan
pompa yang mengalirkan leachate tersebut ke pusat pengelolahan limbah cair.

4.    Western natural lagoon berfungsi untuk pengolahan alami air  limbah terolah tersebut sebelum di
alirkan kesungai

5.    Eastern natural lagoon berfunsi untuk penampungan dan memonitor kualitas air hujan yang
berasal dari parit-parit hujan dalam pabrik.Aktivitas lain yang dikerjakan. Pengawasan rutin
terhadap limbah cair terolah dilaksanakan setiap hari dan dipantau lagi oleh pemerintah propinsi
jambi setiap tiga bilan sekali terhadap total buangan limbah cair terolah termasuk juga di hulu dan
hilir sungai.

B.  Limbah Padat

Penanganan limbah padat di lingkungan internal PT. LPPPI telah dilaksanakan secara
sistematis dan terarah sesuai dengan komitmen yang telah dinyatakan oleh pimpinan tertinggi
perusahan.

Pengelolahan limbah padat yang telah dikembangkan dan sekaligus memberikan nijai
ekonomis tinggi adalah :
1.    Penanganan dengan system penggunaan kembali (reused)

Potongan kayu dan kulit kayu digunakan sebagai bahan bakar di multifuel boiler,
sedangkan limbah padat dari hasil penyaringan  akhir pembuatan pulp dijadikan lembaran  pulp
kelas rendah yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tisuue.Sementara llimbah padat
berupa pasir bekas dapat digunakan sebagai bahan pembuatan batako yang dipakai dalam
lingkungan internal pabrik.demikian juga slude cake dari unitpengelolahan limbah cair  telah di
jadikan uji coba sebagai pupuk kompos di HTI dan saat ini di laksanakan percobaan secara insentif
dari manfaat kompos tersebut.

2.    Penanganan sistem landfill

Perlakuan limbahpadat lain yang berasal darisisa produksi seperti dregs, sceer
reject,ash,dan lumpur garam dilakukan dengan system penimbunandan system khusus untuk
menghindari terjadinya pencemaran terhadap lingkungan.

3.    TPA (tempat pembuangan akhir) untuk limbah domestic

Limbah yang berasal darikantor dan rumah tangga dilakukan penimbunan pada lokasi
tertentuyang berlokasi jauh dari air masyarakat dengan ketinggian terlalu pula. Setelah dua
mingggulimbah tersebut di timbun dengan tanah setempat dengan ketebalan 15-20 cm.

4.    Penanganan dengan system pembakaran

Limbah padat domestic seperti kayu palet bekas pembersihan oli bekas,bamboo, kain
lapdan serbuk gergaji bekas pembersihan oli dan grease dilakukan pembakaran secara terus
menerus sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Sisa abu pembakaran di timbun di landfill.

5.    Limbah padat yang dapat dijual

Limbah padat lainnya melalui proses penyrlrksi seperti drum bekas,besi, pipa-pipa,
batrei bekas, ban bekas dan lain-lain dapat di jual kembali dengan di tanganni oleh seksi material.

C.  Limbah Gas

Dalam usaha penanganan terjadi pencemaran udara oleh limbah gas yang di hasilkan
dari kegiatan yang berlangsung,PT.LPPPI telah melakukan pengontrolan dan pemantauan secara
berkelanjutan dan terus-menerus dengan melakukan perbaikan-perbaikan, modifikasi dan
penambahan alat-alat untuk mencapai baku mutu emisi buang yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.

Usaha yang dilaksanakan adalah :

1.    Optimatis efisiensi penangkapan debu oleh EP (elektostatic precipitator)dengan perawatan secara


cermat
2.    Melakukan penambahan system scrubber di smelt dissolving tank.

3.    Penambahan sistem scrubber pada stack cemical making

4.    Melakukan perawatan EP scrubber sesuai dengan intruksi kerja

5.    Membakar NCG di lime kiln

Aktifitas lin yang dikerjakan :

Pemantauan secara rutin terhadap gas emisi dalam lingkungan pabrik serta
pemantauan udara ambiet pada area dalam dan luar lingkungan pabrik.

Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)

Izin resmi dari bapedal melalui keputusan kepala bipedal nomor :


012/BAPEDAL/02/1999 tentang pemberian ijin penyimpanan limbah bahan berbahaya dan
beracun (Limbah B3) kepada PT.LPPPI dan gudang penyimpanan tersebut di rancang sesuai
dengan kep.No.01/BAPEDAL/09/1995 dengan tata cara dan persyaratan teknis penyimpannan dan
pengumpulan limbah B3. Symbol dan label limbah B3 di atur dalam Kep.No.05/BAPEDAL/09/1995.

Anda mungkin juga menyukai