Interpretasi
1. Risiko tinggi menderita autis : bila tidak bisa melakukan A5, A7, B2, B3, dan B4
2. Risiko kecil menderita autis : tidak bisa melakukan A7 dan B4
3. Kemungkinan gangguan perkembangan lain : tidak bisa melakukan >3
4. Dalam batas normal : tidak bisa melakukan <3
Keterangan :
Pertanyaan A5, 7 dan B2, 3, 4 paling penting. Anak yang tidak bisa melakukan hal-hal
tersebut ketika di uji 2 kali (jarak 1 bulan) semua kemudian terdiagnosis sebagai autis ketika
berumur 20 - 42 bulan. Tetapi anak dengan keterlambatan perkembangan yang menyeluruh
juga tidak bisa melakukannya. Oleh karena itu perlu menyingkirkan kemungkinan retardasi
mental
CEKLIST DETEKSI DINI AUTIS
CHAT (Checklist for Autism in Toddlers)
Untuk anak umur 18 – 36 bulan
A. Alo Anamnesis
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anak senang diayun-ayun atau diguncang naik turun
(bounched) dipaha anda ?
2 Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain?
3 Apakah anak suka memanjat-manjat, seperti memanjat tangga ?
4 Apakah anak suka bermain “ciluk ba”, “petak umpet”?
5 Apakah anak suka bermain seolah-olah membuat secangkir teh
Menggunakan mainan berbentuk cangkir dan teko, / permainan lain ?
6 Apakah anak pernah menunjuk atau meminta sesuatu dengan
menunjukkan jari ?
7 Apakah anak pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke sesuatu
agar anda melihat ke sana ?
8 Apakah anak dapat bermain dengan mainan yang kecil (mobil atau
kubus) ?
9 Apakah anak pernah memberikan sesuatu benda untuk menunjukkan
Sesuatu ?
B. Pengamatan
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak mata) dengan
pemeriksa ?
2 Usahakan menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa menunjukan
sesuatu di rungan pemeriksaan sambil mengatakan “Lihat itu ada
bola (atau mainan lain)”!
Perhatikan mata anak, apakah ia melihat ke benda yang ditunjuk
bukan melihat tangan pemeriksa ?
3 Usahakan menarik perhatian anak, berikan mainan gelas / cangkir
dan teko. Katakan pada anak : “Buatkan secangkir susu buat mama”!
4 Tanyakan pada anak. “Tunjukan mama gelah”! (gelas dapat diganti
dengan nama benda yang dikenal anak dan ada disekitar kita).
Apakah anak menunjukan benda tersebut dengan jari ? Atau
sambil menatap wajah anda ketika menunjuk ke suatu benda ?
5 Apakah anak dapat menumpuk beberapa kubus / balok menjadi suatu
menara ?
Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas ( GPPH ) Pada Anak
Prasekolah
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif yang sering disebut sebagai Attention
Deficit Hyperactive Disorder (ADHD) atau GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktifitas) yaitu suatu sindrom neuropsikiatrik yang akhir-akhir ini banyak ditemukan
pada anak-anak, biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang implusif.
Perbedaan anak attention deficit hyperactive disorder (ADHD) dengan anak normal adalah
dengaan dalam hal berinteraksi dengan orang lain anak ADHD memiliki perilaku impulsif
yaitu tindakan yang memiliki dorongan untuk mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak
terkendali. Anak ADHD memiliki cara komunikasi yang buruk, perilaku yang sangat aktif
seperti tidak bisa duduk diam, cara belajar sangat lamban, terutama untuk latihan-latihan
yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, ketidak mampuan dalam mengontrol prilaku, dan
cenderung lebih beresiko mengalami dangguan mood, kecemasan dan masalah dalam
hubungan dengan teman sebayanya. Perilaku impulsif sering kali menjadi sumber konflik
antara anak dengan teman, guru, bahkan dengan administrator sekolah.
Program Abbreviated Conner Ratting Scale memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui
secara dini pada anak tentang adanya ADHD pada anak usia 36 bulan keatas. Jadwal deteksi
dini ADHD pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari orang tua
atau pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas
PAUD, pengelola TPA dan guru TK.
Abbreviated Conner Ratting Scale memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui secara dini
pada anak adanya ADHD pada anak usia 36 bulan ke atas. Jadwal deteksi dini ADHD pada
anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari orang tua atau pengasuh
anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PAUD, pengelola
TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini:
Anak tidak bisa duduk tenang
Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
Perubahan suasana hati yang mendadak atau impulsif
Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini ADHD, formulir ini terdiri dari 10
pertanyaan yang ditanyakan kepada orang tua atau pengasuh anak atau guru TK dan
pertanyaan yang perlu pengamatan pemeriksa.
Cara menggunakan formulir deteksi dini ADHD :
1. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu-persatu perilaku yang tertulis
pada formulir deteksi dini ADHD. Jelaskan kepada orang tua atau pengasuh anak untuk
tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
2. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada formulir
deteksi dini ADHD.
3. Keadaan yang ditanyakan atau diamati ada pada anak dimanapun anak berada,
misal ketika di rumah, sekolah, pasar, toko, dan lain-lain. Setiap saat dan ketika anak
dengan siapa saja.
4. Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan pemeriksaan.
Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
Interpretasi :
Beri nilai masing-masing jawaban sesuai dengan “bobot nilai” dan jumlahkan menjadi nilai
total :
Nilai 0: jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
Nilai 1: jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
Nilai 3: jika keadaan tersebut selalu ada pada anak
Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH/ADHD
Intervensi :
Bila dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke Rumah Sakit.
Bila nilai total kurang dari 13 tetapi ada ragu-ragu, jadwalkan pemeriksaan ulang satu
bulan kemudian. Ajukan pertanyaan kepada orang-orang terdekat dengan anak.
(orang tua, pengasuh, nenek, guru dsb.)
FORMULIR DETEKSI DINI
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH)
( Abbreviated Conners Ratting Scale )
No
KEGIATAN 0 1 2 3
Nilai Total :
Referensi :
Erinta, Deyla dan Budiani, Meita Santi (Austus 2012). Efektivitas Penerapan Terapi
Permainan Sosialisasi Untuk Menurunkan Perilaku Impulsif Pada Anak Dengan
Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD). Jurnal Psikologi:Teori dan Terapan.
03. 67-68
Hatiningsih, Nuligar (Agustus 2013). Play Therapy Untuk Meningkatkan Konsentrasi Pada
Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Jurnal Ilmiah Psikologi
Terapan. 01, 325-326.
Maritalia, Dewi. 2009. “Analisis Pelaksanaan Program Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (Sdidtk) Balita Dan Anak Pra Sekolah Di Puskesmas Kota
Semarang Tahun 2009”. Tesis . Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang