Anda di halaman 1dari 46

PELAKSANAAN PROGRAM

SDIDTK DI LAPANGAN

PUSKESMAS KARANGANDONG
TANGGAL : 16 MARET 2020
Dasar hukum

 Undang-undang no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan


Undang-undang no 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-
undang no. 23 tahun 2002.
 Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
 Peraturan Menteri Kesehatan no. 25 Tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak.
 Peraturan Menteri Kesehatan no. 66 tahun 2014 tentang Pemantauan
Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak.
 Peraturan Menteri Kesehatan no. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
 Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan No. 146
tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD
Kondisi real di lapangan
 Indonesia peringkat kelima dunia untuk jumlah
anak dengan kondisi stunting.
 RisKesDas mencatat prevalensi stunting nasional
2007 (36,8%), 2010 (35,6%) dan 2013 (37,2 %)
 Artinya, pertumbuhan tidak maksimal diderita
oleh sekitar 8,9 juta anak Indonesia (1 dari 3
anak Indonesia)
 Prevalensi stunting di Indonesia lebih tinggi
daripada negara-negara lain di Asia Tenggara,
seperti Myanmar (35%), Vietnam (23%), dan
Thailand (16%).
Pencegahan stunting dapat dilakukan
antara lain dengan cara

1.Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil.


2.ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah
umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI
(MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya.
3.Memantau pertumbuhan balita.
4.Meningkatkan akses terhadap air bersih dan
fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan
lingkungan
 Penelitian yang dilakukan oleh Suryanto (Suryanto,
dkk., 2014) implementasi SDIDTK untuk bayi,
baru terdokumentasi 13,28% dan dokumentasi ini
dirasakan kurang efektif karena hanya terfokus
pada bayi (nol hingga 12 bulan).

 Padahal dalam setiap posyandu terdapat balita


yang lain (usia 12 bulan ke atas sampai 72 bulan),
dimana balita (nol hingga 72 bulan) merupakan
sasaran utama dalam pengukuran SDIDTK.
Di gresik
Tahun Balita Anak balita Apras

2017 81,6% 85,15% 99,84 %

2018 85,1% 86,07 % 95,75 %

2019 91,36% 88,1 % 92,85 %

Target SPM  100%


Kendala
 Kesadaran orang tua  terbilang rendah.
 Pemeriksaan tumbuh kembang  Gangguan

pertumbuhan bisa terdeteksi dan diatasi lebih


dini.
 Orang tua cenderung merasa tidak perlu lagi

menimbang dan memeriksakan anaknya di Puskemas


setelah anak diimunisasi pada usia tiga tahun.
 Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan


anak, terutama di usia nol hingga enam tahun
(Staal, dkk., 2011)
Tumbuh Kembang Anak
PERTUMBUHAN : peningkatan ukuran tubuh
 TB
 BB
 Lingkar kepala

PERKEMBANGAN : peningkatan fungsi-fungsi individu


 SENSORIK
(dengar, lihat, raba, rasa, cium)
 MOTORIK
(gerak kasar, halus)
 KOGNITIF
(pengetahuan, kecerdasan)
 KOMUNIKASI / BERBAHASA
 EMOSI – SOSIAL
 KEMANDIRIAN
Faktor Penentu Tumbuh Kembang
Anak

Internal :
genetik + proses sejak kehamilan

Eksternal :
gizi, penyakit, aktifitas fisik, kualitas pengasuh
/keluarga, teman, sekolah
Kebutuhan-kebutuhan Dasar Anak
agar Tumbuh Kembang Optimal
FISIS- BIOLOGIS :
nutrisi, immunisasi, kebersihan badan & lingkungan,
pengobatan, olahraga, bermain

KASIH SAYANG :
menciptakan rasa aman + nyaman, dilindungi,
diperhatikan (minat, keinginan, pendapat), diberi contoh (
bukan dipaksa), dibantu, didorong, dihargai, penuh
kegembiraan, koreksi (bukan ancaman / hukuman) 
pola asuh demokratik

STIMULASI:
merangsang fungsi : sensorik, motorik, emosi-sosial,
bicara, kognitif, mandiri, kreativitas, kepemimpinan,
moral
Stimulasi (rangsangan bermain)
 Tujuan  merangsang semua fungsi dan kemampuan
anak agar berkembang optimal
 Yang dirangsang  sensorik, motorik, kognitif,
komunikasi-bahasa, sosio-emosional, kemandirian, bicara,
bahasa
 Cara  rangsang suara, musik, gerakan, perabaan,
bicara , menyanyi, bermain, memecahkan masalah,
mencoret, menggambar
 Kapan  setiap kali interaksi dengan anak
(memandikan, ganti baju, di jalan, bermain, di dalam
mobil, nonton TV, sebelum tidur)

Manfaat Stimulasi
 Sejak dalam kandungan (20 minggu) 
stimulasi bisa diberikan (Brain booster)
 Rangsangan Stimulasi  Pembentukan sinaps

otak
 Makin sering dirangsang makin banyak dan

makin kuat sinaps.


 Makin bervariasi rangsang diberikan  sinaps

makin luas (otak kanan dan kiri) dan makin


kompleks  makin cerdas, dengan multiple
intelegent
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
(DDTK)
 Menemukan penyimpangan tumbuh kembang
balita secara dini agar lebih mudah
diintervensi

 Bila penyimpangan terlambat dideteksi,


◦ lebih sulit diintervensi
◦ akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak
Cara DETEKSI DINI Tumbuh Kembang
PERTUMBUHAN :
 Timbang (BB)
 Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)

PERKEMBANGAN
 KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
 TDD (Tes Daya Dengar)
 TDL (Tes Daya Lihat)
 Kuesioner MME (masalah perilaku )
 CHAT (autis )
 Kuesioner Conners (gangguan pemusatan perhatian )
MENGHITUNG UMUR ANAK
MISAL:
 LAHIR TGL 12 MARET 2008
 DIPERIKSA TGL 10 JUNI 2010

MAKA PERHITUNGANNYA:
10 - 6 - 2010
12 - 3 - 2008
28 - 2 - 2
(24+2+1= 27bln)
Cara mengukur tinggi badan (TB)
INTERPRETASI
Interpretasi berdasar tabel TB/BB
Normal / gizi baik : -2 SD s/d +2 SD
Kurus / gizi kurang : <-2 SD - (-3 SD)
Kurus sekali/gizi buruk : < - 3 SD
Gemuk : >+ 2 SD
Pengukuran lingkar kepala
Pertumbuhan LK
Pertumbuhan LK ABNORMAL
NORMAL
Gangguan
perkembangan
Deteksi Dini Gangguan Perilaku
Bila ada keluhan orangtua atau kecurigaan
petugas / guru / kader (tidak rutin)

1. Dgn kuesioner daftar tilik untuk autisme


(Checklist for autism in toddlers / CHAT) bagi
anak umur 18 bulan s/ 3 tahun.

2. Dgn Kuesioner Masalah Mental Emosional


(KMME) bagi anak 3 - 6 tahun.

3. Dgn kuesioner Abreviated Conner Rating Scale


untuk Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktifitas (GPPH) bagi anak umur 3 tahun ke
atas.
Daftar Tilik Deteksi Dini Autis (CHAT)
 Deteksi dini autis pada umur 18-36 bulan.
 Bila ada keluhan / kecurigaan dari orang tua/ pengasuh /
petugas karena ada 1 (satu) atau lebih
1. Keterlambatan bicara.
2. Gangguan komunikasi/ interaksi sosial.
3. Perilaku yang berulang-ulang.
 Tanyakan dan amati perilaku anak
 9 pertanyaan untuk ibu/pengasuh (A): ya/ tidak
 5 perintah bagi anak (B) : ya / tidak
Interpretasi (penafsiran) CHAT
 Risiko tinggi menderita Autis : tidak A5, A7, B2-4  rujuk
 Risiko rendah menderita Autis : tidak A7, B4
 Kemungkinan ggn perkembangan lain : tidak 3 atau lebih
A1-4, A6, A8-9, B1, B5
 Normal
Ringkasan kuesioner Autis (CHAT)
A. Pertanyaan pada orangtua / pengasuh
1. Senang di ayun-ayun, diguncang-guncang
2. Tertarik memperhatikan anak lain
3. Suka memanjat tangga
4. Suka main ciluk-ba, petak umpet
5. Bermain pura-pura membuat minuman
6. Meminta dengan menunjuk
7. Menunjuk benda
8. Bermain dengan benda kecil
9. Memberikan benda utk menunjukkan sesuatu
B. Pengamatan perilaku anak
• Anak memandang mata pemeriksa
• Anak melihat ke benda yang ditunjuk
• Bermain pura-pura membuat minum
• Menunjjuk benda yang disebut
• Menumpuk kubus
Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)

 Bila ada kecurigaan orangtua / petugas (tidak rutin)


anak umur 3- 6 tahun
 12 pertanyaan untuk deteksi dini masalah mental -
emosional, tiap 6 bulan
 Tanyakan pada orangtua / pengasuh.
 Catat jawaban “Ya”atau “Tidak”.
 Hitung jumlah jawaban “Ya”.

Interpretasi (penafsiran) KMME


Jawaban Ya > 1 : kemungkinan anak mengalami
masalah mental emosional.
Kuesioner KMME
1. Sering terlihat marah
2. Menghindar dari teman-teman
3. Perilaku merusak dan menentang lingkungan
4. Takut atau kecemasan berlebihan
5. Konsentrasi buruk / sulit
6. Kebingungan
7. Perubahan pola tidur
8. Perubahan pola makan
9. Sakit kepala, sakit perut, keluhan fisik
10. Putus asa
11. Kemunduran perilaku
12. Perbuatan yang diulang-ulang
Intervensi (tindakan):
1. Bila ditemukan 1atau lebih masalah mental emosional :
• Lakukan konseling pada orang tua menggunakan
Buku Pedoman Pola Asuh yang mendukung
perkembangan anak.
• Evaluasi setelah 3 bulan,
• bila tidak ada perubahan rujuk ke Rumah Sakit yang
ada fasilitas tumbuh kembang anak / kesehatan
jiwa.
2. Bila ditemukan 2 atau lebih masalah mental
emosional, rujuk anak ke Rumah Sakit.
Dalam surat rujukan harus ditulisakan jumlah dan masalah
mental emosional yang ditemukan.
Kuesioner Deteksi dini Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

Bila ada keluhan orangtua atau kecurigaan petugas /


guru / kader (tidak rutin) umur > 3 thn
 10 pertanyaan
 Terjadi di mana saja, kapan saja
 Nilai : 0 (tidak pernah); 1 (kadang-kadang); 2
(sering); 3 (selalu)
Interpretasi (penafsiran)
 Nilai > 13 kemungkinan GPPH

Intervensi :
 Nilai > 13 rujuk RS, tuliskan kelainan yang ada
 < 13 tetapi ragu, periksa ulang 1 bulan lagi
Kuesioner deteksi
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH)

Tidak kenal lelah, aktifitas berlebihan


Mudah gembira, impulsif
Mengganggu anak lain
Gagal selesaikan kegiatan, perhatian singkat
Gerakkan anggota badan / kepala terus menerus
Kurang perhatian, mudah teralihkan
Permintaan harus segera dipenuhi, mudah frustasi
Mudah menangis
Suasana hati mudah berubah, cepat dan drastis
Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga
TERIMA KASIH
Selamat berjuang

Anda mungkin juga menyukai