Magnetic Levitation Train
Magnetic Levitation Train
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga makalah Seminar Fisika dapat diselesaikan dengan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
individu mata kuliah Seminar Fisika. Dalam penulisan makalah ini penulis banyak
menemui kesulitan. Namun berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,
maka makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari pembaca untuk dapat penulis perbaiki dimasa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................3
D. Manfaat Penulisan..................................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORITIS.............................................................................................4
A. Magnet...................................................................................................................4
B. Medan Magnetik....................................................................................................4
C. Induksi Magnetik...................................................................................................6
D. Hukum Lenz...........................................................................................................7
E. Bahan Magnetik.....................................................................................................7
F. Superkonduktivitas...............................................................................................10
G. Efek Meissner Pada Magnetic Levitation.............................................................12
BAB III KONSEP MAGNET PADA KERETA API MAGNETIC LEVITATION..........14
A. Sejarah Perkembangan Kereta Api.......................................................................14
B. Magnetic Levitation Train....................................................................................15
C. System Kerja Magnetic Levitation Train..............................................................15
D. Kelebihan dan Kekurangan Magnetic Levitation Train........................................22
BAB IV PENUTUP........................................................................................................23
A. Kesimpulan..........................................................................................................23
B. Saran....................................................................................................................24
DAFTAR PUATAKA......................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah adalah
sebagai berikut :
1. Teori fisika apa saja yang yang mendasari cara kerja Magnetic
Levitation Train?
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
A. Magnet
Magnet merupakan sutau objek yang memiliki medan magnet yang
dapat menarik material berjenis logam. Magnet barasal dari kata
“magnesia” yang merupakan nama suatu daerah di Asia kecil yang
menjadi tempat ditemukannya magnet untuk pertama kali. Sebuah magnet
terdiri dari magnet-magnet kecil yang tersusun teratur (disusun dengan
arah yang sama), magnet-magnet kecil ini disebut magnet elementer. Pada
logam biasa (bukan magnet) megnet elementernya tersusun sembarang
atau tidak sejajar, magnet-magnet elementer tersebut bersifat saling
meniadakan, sehingga logam tidak memiliki kutub-kutub magnet. Magnet
memiliki kutub pada kedua ujung-ujungnya,yaitu kutub positif dan kutub
negative. Ujung-ujung magnet ini memiliki sifat kemagnetan yang paling
tinggi.
B. Medan Magnetik
Medan magnet merupakan daerah disekitar magnet yang dipengaruhi oleh
gaya-gaya magnet. Young & Freedman (2001) menyatakan :
Medan magnetic adalah sebuah medan vector, yakni, sebuah
kuantitas vector yang di asosiasikan dengan setiap titik dalam
→
ruang. Kita akan menggunakan symbol B untuk medan magnetic.
→
Di sembarang posisi, arah B didefenisikan sebagai arah yang
cenderung ditunjuk oleh kutub utara sebuah magnet kompas.
Sebuah partikel yang tidak bergerak tidak memiliki gaya magnetic. Dalam
→
suatu medan magnet, gaya magnetic F selalu tegak lurus terhadap B
→
maupun v .
→ →
→ → → →
(1)
F = |vq|⊥
B = |q|v Bsin ϕ
→
Dimana |q| = besarnya muatan (C) ,ϕ = sudut yang di ukur dari arah v ke
→
arah B.
F = qv x B (2)
→
Satuan SI dari B adalah equivalen dengan 1N . s/C . m, atau karena 1 A
adalah satu coulomb per detik (1A=1C/s), 1 N/A.m. satuan ini dinamakan
tesla (disingkat T), untuk menghormati Nikola Tesla(1857-1943), seorang
ilmuwan keturunan Amerika-Serbia dan seorang penemu :
1 tesla = 1 T =1 N/A.m
→
Satuan cgs dari B, yakni gauss (1 G = 10-4 T).
C. Induksi Magnetik
Dhina (2013) menyatakan bahwa:
Jika sebuah penghantar dialiri arus listrik maka disekitar kawat
penghantar akan timbul medan magnet. Hal ini dikemukakan oleh
Hans Christian Oersted (1777-1851) melalui percobaannya yang
dikenal dengan percobaan Oersted. Oersted menyimpulkan bahwa
disekitar arus listrik terdapat medan magnet atau perpindahan
muatan listrik menimbulkan medan magnet.
Arah garis-garis medan magnet atau arah induksi magnet yang
ditimbulkan oleh arus listrik tersebut dapat ditentukan dengan
kaidah tangan kanan. Jika arah ibu jari menunjukkan arah arus
listrik maka arah lipatan jari lainnya menunjukkan arah medan
magnet atau arah induksi magnetic.
Jika suatu bahan magnetic diletakkan dalam medan luar H́ , makan akan
dihasilkan medan tersendiri sebesar H́ ' yang meningkatkan nilai total
medan magnetic bahan tersebut. Induksi magnetic yang didefenisikan
sebagai medan total bahan ditulis sebagai
B́= H́ + H́ '
(3)
Hubungan medan sekunder H́ ' = 4ᴨM, satuan B́ dalam cgs adalah gauss
dan dalam SI adalah tesla (T).
D. Hukum Lenz
Hukum Lenz menyatakan : Arah sembarang efek induksi magnetik adalah
sedemikian rupa sehingga menentang penyebab efek itu.
Penyebab efek induksi dapat berupa fluks yang berubah-ubah
melalui sebuah rangkaian stasioner yang ditimbulkan oleh sebuah medan
magnetik yang berubah-ubah, atau dapat berupa fluks yang berubah-ubah
yang ditimbulkan oleh gerak konduktor yang membentuk rangkaian, atau
dapat berupa gabungan dari keduanya. Jika fluks dalam sebuah rangkaian
stasioner berubah, maka arus induksi itu menimbulkan medan
magnetiknya sendiri. Di dalam luas yang di batasi oleh rangkaian itu,
medan ini berlawanan dengan medan yang semula jika medan yang
semula itu semakin bertambah, tetapi mempunyai arah yang sama seperti
medan medan yang semula jika medan yang semula semakin berkurang.
Yakni, arus induksi menentang perubahan fluks yang melalui rangkaian
tersebut (bukan fluks itu sendiri).
Jika perubahan fluks ditimbulkan oleh gerak konduktor, maka arus induksi
dalam konduktor yang bergerak adalah sedemikian rupa sehingga arah
gaya medan magnetik pada konduktor berlawanan dengan gerak
konduktor tersebut. Jadi, gerak konduktor yang menyebabkan arus induksi
akan di tentang.
E. Bahan Magnetik
Magnetic materials atau bahan magnetic merupakan suatu bahan
yang memiliki sifat kemagnetan dalam bahan penyusunnya. Berdasarkan
perilaku molekulnya di dalam medan magnetic luar, bahan magnetic
dibedakan menjadi tiga yaitu paramagnetisme, diamagnetisme dan
feromagnetisme.
1. Paramagnetisme
Sumber : http://magnet.repository.usu.ac.id
Sumber : http://magnet.repository.usu.ac.id
2. Diamagnetisme
3. Feromagnetisme
F. Superkonduktivitas
Sifat superkonduktor yang paling dikenal yaitu hilangnya semua
resistansi pada material jika material didingingkan hingga mencapai suhu
dibawah suhu kritis (Tc). Pada tahun 1933 Walter Meissner dan Robert
Ochsenfeld menemukan bahwa suatu superkonduktor akan menolak
medan magnet. Sebagaimana diketahui, apabila suatu konduktor
digerakkan dalam medan magnet, suatu arus induksi akan mengalir dalam
konduktor tersebut. Prinsip inilah yang kemudian diterapkan dalam
generator. Akan tetapi, dalam superkonduktor arus yang dihasilkan tepat
berlawanan dengan medan tersebut sehingga medan tersebut tidak dapat
menembus material superkonduktor tersebut. Hal ini akan menyebabkan
magnet tersebut ditolak. Fenomena ini dikenal dengan istilah
diamagnetisme dan efek ini kemudian dikenal dengan efek Meissner. Efek
Meissner ini sedemikian kuatnya sehingga sebuah magnet dapat melayang
karena ditolak oleh superkonduktor.
Dari persamaan di atas dapat medan magnet dari luar (Bac) yaitu :
1. Superkonduktor Tipe I
2. Superkonduktor Tipe II
Efek Meissner ini sangat kuat sehingga magnet dapat melayang karena
ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini tidak boleh terlalu besar,
jika medan magnetnya terlalu besar maka efek meissner ini akan hilang
dan material akan hilang sifat superkonduktifitasnya.
Berikut ini merupakan pembahasan dari kereta api Magnetic Levitation, yaitu
dimulai dengan sejarah perkembengan kereta api, pengertian dari Magnetic
Levitation Train, sitem kerja Magnetic Levitation Train dan kelebihan dan
kekurang dari Magnetic Levitation Train. Pembahasan Magnetic Levitation
Train ini didasari oleh penelitian dari Hamid Yaghoubi (2012) tentang
Magnetic Levitation Train.
Sumber : http://yohanessurya.com
Sumber: http://ilmumum.blogspot.com
http://maglevworld.wordpress.com
http://prinsipkereta.webatu.com/keretamagnet.ht
ml
Cara penghentian dari kedua system kereta maglev ini sama seperti
dengan cara ia bergerak yaitu menggunakan induksi magnetic pada
kumparan dengan memberikan tolakan antara kutub yang sama. Pada saat
akan berhenti medan magnet dari kumparan ini dirubah atau dibalik,
sehingga akan menimbulkan efek pengereman dan kereta akan berhenti.
Maglev train memiliki system control (control room) yang terhubung
dengan control pusat melalui system transmisi radio yang berfungsi
menjaga keselamatan kereta, mengatur perpindahan jalur rel. Kereta
maglev ini memiliki system rem dinamis, dengan bantalan rem untuk
berhenti, untuk kebutuhan darurat setiap gerbong dilengkapi dengan empat
cakram per sebagai rodanya, dan bantalan rem cadangan. Struktur atau
bentuk dari bagian depan kereta ini dirancang seperti mulut lumba-lumba
yang ramping untuk mengurangi hambatan udara (drag udara), sehingga
maglev train dapat meluncur seperti peluru.(Irham. 2013)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori fisika yang terkait dengan prinsip kerja dari maglev train ini secara
garis besar yaitu: medan magnetic, induksi magnetic, hukum Lenz,
superkonduktivitas bahna dan efek meissner.
Sejarah perkembangan kereta api dimulai dengan ditemukannya
lokomotif uap oleh Richard Trevithick, yang kemudian lokomotif ini
mengalami perkembangan dan modernisasi sehingga menjadi kereta api.
Kereta api juga mengalami perkembangan mulai dari kereta api yang
pertama yaitu kereta api dengan bahan bakar batu bara yang kemudian
berkembang menjadi kereta api listrik yang menggunakan tenaga listrik
dalam perkembangannya dan sekarang berkembang sebuah kereta api
yang dapat melayang di atas relnya yang dikenal dengan nama Magnetic
Levitation Train.
Magnetic Levitation Train ini merupakan kerete api super cepat
tanpa roda yang dapat melayang atau mengambang kira-kira 10 cm di atas
relnya dengan memanfaatkan gaya magnet untuk melayang,
menggerakkanya dan mengontrol jalannya kereta.
System kerja Maglev Train memanfaatkan sifat gaya magnet yaitu
gaya terik magnet dan gaya tolak magnet. Ada dua buah pengembangan
system kerja dari Maglev Train ini, yang pertama yaitu : Elektromagnetic
Suspension (EMS) yang memanfaatkan gaya tarik magnet dan yang kedua
yaitu : Elektrodinamik Suspension (EDS) yang memanfaatkan gaya tolak
magnet.
Maglev Train ini memiliki beberapa kelebihan disbanding dengan
kereta api konvensional yaitu: dalam pergerakannya Maglev Train ini
tidak bersentuhan dengan relnya (melayang), sehingga tidak ada gaya
gesek yang terjadi antara kereta dengan rel nya yang mengakibatkan kereta
dapat melaju dengan sangat cepat yaitu mencapai 500 km/jam, tidak
menggunakan bahan bakar fosil. Penghematan biaya perawatan karena
tidak akan ada penggantian rel. Namun ada beberapa kelemahan dari
Maglev Train ini yaitu kebisingan yang dihasilkannya saat bergerak
hamper sama dengan kebisingan yang di timbulkan oleh sebuah pesawat
jet dan mahalnya investasi terutama dalam hal pengadaan rel.
B. Saran
DAFTAR PUATAKA
Cyber . 2013. Medan Magnet Disekitar Arus Listrik Induksi. Diakses pada
22/04/2014 dari http://perpustakaancyber.blogspot.com.
Eva, Farah D. 2013. Induksi Magnetik. Diakses pada 22/04/2014 dari
http://ivaradhin.blogspot.com
Ilmu . 2013. Sensasi Melayang di Kereta Maglev. Diakses pada 28/03/2014 dari
http://ilmuumum.blogspot.com.
Irham. 2013. Fisika Terapan Kereta Maglev. Diakses pada 28/03/2014 dari http://
irhamdoank.blogspot.com/2013/02/fisika-terapan-kereta-maglev_7.
Muhammad, Ardi R.A. 2012. Dasar Magnetic Levitation Train. Diakses pada
28/03/2014 dari http://maglevworld.wordpress.com.
Young, Hugh D., dkk. 2001. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.