Anda di halaman 1dari 14

BAB I

KONSEP TEORI

1.1  Prosedur Audit


Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Pilihan
auditor tentang prosedur audit dipengaruhi oleh faktor dari mana data diperoleh,
dikirimkan, diproses, dipelihara, atau disimpan secara elektronik. Pengolahan komputer
juga mempengaruhi pemilihan prosedur audit. Pembahasan berikut ini akan berfokus
pada review beberapa jenis prosedur yang digunakan oleh para auditor. Prosedur ini
dapat digunakan untuk mendukung pendekatan audit top-down ataupun pendekatan
audit bottom-up. Auditor akan mempertimbangkan bagaimana setiap prosedur ini akan
digunakan ketika merencanakan audit dan mengembangkan program audit.
Berikut ini adalah sepuluh jenis prosedur audit yang akan dibahas kemudian:
1. Prosedur analitis (analytical procedures)
Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan di antara data.
Prosedur ini meliputi:
 perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana;
 analisis vertikal atau laporan persentase;
 perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau anggaran;
serta
 penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi.
Prosedur analitis seringkali meliputi juga pengukuran kegiatan bisnis yang mendasari
operasi serta membandingkan ukuran-ukuran kunci ekonomi yang menggerakkan
bisnis dengan hasil keuangan terkait.

2. Inspeksi (inspecting)
Inspeksi meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta
pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam
auditing. Inspeksi seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti bootom-up maupun top-down. Dengan melakukan inspeksi atas dokumen,

2
auditor dapat menentukan ketepatan persyaratan dalam faktur atau kontrak yang
memerlukan pengujian bottom-up atas akuntansi transaksi tersebut.
Istilah-istilah seperti me-review (reviewing), membaca (reading), dan memeriksa
(examining) adalah sinonim dengan menginspeksi dokumen dan catatan.
Menginspeksi dokumen dapat membuka jalan untuk mengevaluasi bukti dokumenter.
Dengan demikian melalui inspeksi, auditor dapat menilai keaslian dokumen, atau
mungkin dapat mendeteksi keberadaan perubahaan atau item-item yang
dipertanyakan. Bentuk lain dari inspeksi adalah scanning atau memeriksa secara
tepat dan tidak terlampau teliti dokumen dan catatan.

3. Konfirmasi (confirming)
Meminta konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan
auditor memperoleh informasi secara langsung dari sumber independen di luar
organisasi klien. Dalam kasus yang lazim, klien membuat permintaan kepada pihak
luar secara tertulis,  namun auditor yang mengendalikan pengiriman permintaan
keterangan tersebut. Permintaan tersebut juga harus meliputi instruksi berupa
permintaan kepada penerima untuk mengirimkan tanggapannya secara langsung
kepada auditor. Konfirmasi menyediakan bukti bottom-up penting dan digunakan
dalam auditing karena bukti tersebut biasanya objektif dan berasal dari sumber yang
independen.

4. Permintaan keterangan (inquiring)


Permintaan keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh
auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen atau
karyawan, umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang timbul setelah
dilaksanakannya prosedur analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan
dengan keusangan persediaan atau piutang yang dapat ditagih. Auditor juga dapat
langsung meminta keterangan pada pihak eksteren, seperti permintaan keterangan
langsung kepada penasehat hokum klien tentang kemungkinan hasil litigasi. Hasil
permintaan keterangan dapat berupa bukti lisan atau bukti dalam bentuk representasi
tertulis.

3
5. Perhitungan (counting)
Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah perhitungan fisik sumber
daya berwujud seperti jumlah kas dan persediaan yang ada, dan akuntansi seluruh
dokumen dengan nomor urut yang telah dicetak. Yang pertama menyediakan cara
untuk mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada, sedangkan yang kedua dapat
dipandang sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi pengendalian internal
perusahaan melalui bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi. Teknik
perhitungan ini menyediakan bukti audit bottom-up, namun auditor seringkali
terdorong untuk memperoleh bukti top-down terlebih dahulu guna mendapatkan
konteks ekonomi dari prosedur perhitungan.

6. Penelusuran (tracing)
Dalam penelurusan (tracing) yang seringkali juga disebut sebagai penelusuran ulang,
auditor memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan
menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat
dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian
prosedur ini berawal dari dokumen menuju ke catatan akuntansi, sehingga menelusuri
kembali asal-usul aliran data melalui sistem akuntansi. Karena proesdur ini
memberikan keyakinan bahwa data yang berasal dari dokumen sumber pada
akhirnya dicantumkan dalam akun, maka secara khusus data ini sangat berguna
untuk mendeteksi terjadinya salah saji berupa penyajian yang lebih rendah dari yang
seharusnya (understatement) dalam catatan akuntansi.

7. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)


Pemeriksaan bukti (vouching) pendukung meliputi pemilihan ayat jurnal dalam catatan
akuntansi, dan mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai
dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan
akuntansi. Dalam melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan yang
digunakan dalam tracing. Prosedur vouching digunakan secara luas untuk mendeteksi
adanya salah saji berupa penyajian yang lebih tinggi dari yang seharusnya
(overstatement) dalam catatan akuntansi.

4
8. Pengamatan (observing)
Pengamatan (observing) berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan
pelaksanaan beberapa kegiatan atau proses. Kegiatan dapat berupa pemrosesan
rutin jenis transaksi tertentu seperti penerimaan kas, untuk melihat apakah para
pekerja sedang melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan kebijakan dan
prosedur perusahaan. Pengamatan terutama penting untunk memperoleh
pemahaman atas pengendalian internal. Auditor juga dapat mengamati kecermatan
seorang karyawan klien dalam melaksanakan pemeriksaan tahunan atas fisik
persediaan. Pengamatan yang terakhir ini memberikan peluang untuk membedakan
antara mengamati dan menginspeksi.

9. Pelaksanaan ulang (reperforming)


Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang (reperforming)
perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien. Misalnya menghitung ulang total
jurnal, beban penyusutan, bunga akrual dan diskon atau premi obligasi, perhitungan
kuantitas dikalikan harga per unit pada lembar ikhtisar persediaan, serta total pada
skedul pendukung dan rekonsiliasi. Auditor juga dapat melaksanakan ulang beberapa
aspek pemrosesan transaksi tertentu untuk menentukan bahwa pemrosesan awal
telah sesuai dengan pengandalian intern yang telah dirumuskan. Sebagai contoh,
auditor dapat melaksanakan ulang pemeriksaan atas kredit pelanggan pada transaksi
penjualan untuk menentukan bahwa pelanggan memang memiliki kredit yang sesuai
pada saat transaksi tersebut diproses. Pemeriksaan ulang biasanya memberikan
bukti bottom-up, dan dengan bukti bottom-up lainnya, auditor dapat terlebih dahulu
memahami konteks ekonomi untuk pengujian audit tersebut.

10. Teknik audit berbantuan computer (computer-assisted audit techniques)


Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media elektronik, maka auditor
dapat menggunakan teknik audit berbantuan computer (computer-asssited audit
techniques/CAAT) untuk membantu melaksanakan beberapa prosedur yang telah
diuraikan sebelumnya. Sebagai contoh, auditor dapat menggunakan perangkat lunak
komputer untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
 Melaksanakan perhitungan dan perbandingan yang digunakan dalam prosedur
analitis.

5
 Memilih sampel piutang usaha untuk konfirmasi.
 Mencari sebuah file dalam komputer untuk menentukan bahwa semua
dokumen yang berurutan telah dipertanggungjawabkan.
 Membandingkan elemen data dalam file-file yang berbeda untuk disesuaikan
(seperti harga yang tercantum dalam faktur dengan master file yang memuat
harga-harga yang telah disahkan)
 Memasukkan data uji dalam program klien untuk menentukan apakah aspek
computer
 Melaksanakan ulang berbagai perhitungan seperti penjumlahan buku besar
pembantu piutang usaha atau file persediaan.

Pemilihan prosedur yang akan digunakan untuk menyelesaikan suatu tujuan audit tertentu
terjadi dalam tahap perencanaan audit. Efektivitas prosedur dalam memenuhi tujuan audit
spesifik dan biaya pelaksanaan prosedur tersebut harus dipertimbangkan dalam pemilihan
prosedur yang akan digunakan.

1.2  Kertas Kerja Audit


Jenis- jenis kertas kerja yang dalam audit, antara lain :
a. Kertas Kerja Neraca Saldo
Dalam kertas kerja neraca saldo tersedia kolom- kolom untuk saldo buku besar tagun
berjalan (sebelum penyesuaian dan reklasifikasi audit), penyesuaian, saldo setelah
penyesuaian, reklasifikasi, dan saldo akhir (telah diaudit). Kertas kerja neraca saldo
merupakan kertas kerja yang paling penting di dalam audit karena:
 Menjadi mata rantai penghubung antara akun buku besar klien dan item – item
yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
 Memberikan dasar untuk pengendalian seluruh kertas kerja individual.
 Mengidentifikasi kertas kerja spesifik yang memuat bukti audit bagi setiap item
laporan keuangan.

b.  Skedul dan Analisis


Istilah skedul kertas kerja (working paper schedule) dan analisis kertas kerja (working
paper analysis) digunakan secara bergantian untuk menggambarkan setiap kertas kerja

6
yang memuat bukti- bukti yang mendukung item –item dalam kertas kerja neraca saldo.
Apabila beberapa buku akun besar digabungkan untuk tujuan pelaporan, maka harus
disusun skedul kelompok (group schedule)atau sering juga disebut sebagai skedul
utama (lead schedule).Selain menunjukkan akun masing – masing buku besar yang
ada dalam kelompok tersebut, skedul utama juga mengidentifikasi skedul atau analisis
dalam kertas kerja individu yang memuat bukti audit yang diperoleh untuk masing –
masing akun dalam kelompok tersebut.

c.  Memoranda Audit dan Informasi Penguat


Memoranda Audit (audit memoranda) merujuk pada data tertulis yang disusun oleh
auditor dalam bntuk naratif. Memoranda meliputi komentar – komentar atas
pelaksanaan prosedur – prosedur audit yang meliputi :
 Linkup pekerjaan
 Temu – temuan
 Kesimpulan audit.
Auditor juga dapat menyusun memoranda audit untuk mendokumentasikan informasi
penguat sebagai berikut :
 Salinan risalah rapat dewan direksi
 Representasi tertulis dari manajemen dan para pakar yang berasal dari luar
organisasi
 Salinan kontrak – kontrak penting.

d.   Ayat Jurnal Penyesuaian dan Ayat Jurnal Reklasifikasi


Ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries) merupakan koreksi atas kesalahan klien
sebagai akibat pengabaian atau salah penerapan GAAP. Oleh karena itu, pada
akhirnya ayat jurnal penyesuaian secara sendiri- sendiri atau bersama – sama akan
dianggap material dengan harapan, akan dicatat oleh klien sehingga saldo buku besar
dapat sisesuaikan. Sebaliknya, ayat jurnal reklasifikasi berkaitan dengan penyajian
laporan keuangan yang benar dengan saldo akun yang sesuai. Setiap ayat jurnal yang
dianggap material oleh auditor dan diusulkan dalam kertas kerja harus ditunjukkan
dalam :
 Skedul atau analisis dari setiap akun yang mempengaruhi,

7
 Setiap skedul utama yang dipengaruhi,
 Ikhtisar terpisah dari ayat jurnal penyesuaian dan ayat jurnal reklasifikasi yang
diusulkan, dan
 Kertas kerja neraca saldo.

8
BAB II
KAJIAN JOURNAL INTERNASIONAL
PENTINGNYA PROSEDUR AUDIT DALAM MENGUMPULKAN
BUKTI AUDIT : CONTOH KASUS di IRAK

1.1 Masalah Penelitian

Sejak Pemerintah Daerah Kurdistan sedang menghadapi krisis keuangan, ada banyak
perusahaan yang berjalan dari pajak dan bahkan sebelum krisis keuangan itu adalah
sama. Untuk tujuan ini saya memutuskan untuk mewawancarai beberapa orang
profesional di bidang akuntansi dan keuangan untuk mencapai pendapat mereka tentang
masalah ini. Tergantung pada hukum internasional salah satu tanggung jawab auditor
eksternal adalah memberikan / opininya tentang benar dan adil dari laporan keuangan
perusahaan dalam laporan / nya setelah meninjau laporan keuangan perusahaan. Dalam
rangka untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan menyediakan pandangan
yang benar dan adil, auditor eksternal harus mengumpulkan bukti audit yang cukup dan
tepat melalui prosedur pemeriksaan (Porter, Simon & Hatherly, 2008; Noori & Rashid,
2017). Perusahaan akan mencapai nasihat, rekomendasi, pemberitahuan dan kesadaran
dari orang-orang profesional untuk memberikan persentase dari keuntungan mereka
sebagai pajak kepada pemerintah karena setelah krisis keuangan pemerintah bersedia
untuk menemukan cara yang berbeda dana bukan tergantung hanya pada sumber daya
alam dan sumber daya khususnya minyak . Demikian juga, audit eksternal tampil di
Kurdistan tetapi tidak efisien mengenai berjalan dari pajak. Namun, ini mungkin karena
akuntan perusahaan bahwa mereka bekerja untuk kepentingan perusahaan mereka.
Mereka tidak menunjukkan keuntungan nyata dari perusahaan mereka di Finan mereka
pemberitahuan dan kesadaran dari orang-orang profesional untuk memberikan persentase
dari keuntungan mereka sebagai pajak kepada pemerintah karena setelah krisis keuangan
pemerintah bersedia untuk menemukan cara yang berbeda dana bukan tergantung hanya
pada sumber daya alam dan sumber daya khususnya minyak. Demikian juga, audit
eksternal tampil di Kurdistan tetapi tidak efisien mengenai berjalan dari pajak. Namun, ini
mungkin karena akuntan perusahaan bahwa mereka bekerja untuk kepentingan
perusahaan mereka.

9
2.2 Kajian Teori

2.2.1 Bukti Audit


Auditor dapat menumpuk bukti audit melalui proses audit dalam rangka memenuhi tujuan
audit tertentu dan dengan demikian melaporkan tentang tujuan audit umum yang terkait.
Akibatnya, mereka dapat mencapai bukti audit yang cukup dan tepat untuk mendukung
pendapat mereka tentang laporan keuangan; apakah mereka memberikan informasi yang
benar dan adil pandangan posisi keuangan perusahaan dan kinerja, dan apakah mereka
mematuhi kerangka pelaporan keuangan yang berlaku seperti: IAS atau GAAP Inggris
atau tidak (Moeckel, & Plumlee, 1989). Standar Internasional tentang Pemeriksaan
Keuangan (ISA) 200 menjelaskan pentingnya auditor mengumpulkan bukti audit yang
cukup dan tepat: “Tujuan keseluruhan dari auditor independen dan pelaksanaan audit
sesuai dengan standar internasional tentang audit” (Porter et al, 2008, p 0,257). Hal ini
jelas dari pernyataan di atas bahwa tujuan keseluruhan auditor adalah untuk memperoleh
keyakinan memadai laporan keuangan apakah mereka materialitas salah saji atau tidak.
jaminan yang wajar dapat diperoleh oleh auditor ketika mereka bisa mencapai bukti audit
yang cukup dan tepat untuk mengurangi risiko audit ke tingkat rendah yang diterima.
Kadang-kadang risiko ini akan muncul ketika auditor menyatakan pendapat tidak pantas
tentang laporan keuangan yang materialitas salah saji (Porter et al, 2008; Salterio &
Koonce, 1997).

2.2.2 Prosedur Audit


Prosedur Audit adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan bukti audit. Tes
Audit atau teknik audit digunakan secara bergantian (Porter et al, 2008). ISA 500: bukti
audit mencirikan tujuh prosedur audit yang akan dijelaskan sebagai berikut: (Porter et al,
2008).
1) Inspeksi: catatan internal atau eksternal atau dokumen akan diperiksa dalam tes ini
dalam bentuk kertas, elektronik atau media lain atau dalam hal memeriksa aset,
pemeriksaan fisik akan digunakan juga. Menunjukkan bervariasi tingkat keandalan akan
menyediakan dengan pemeriksaan catatan dan dokumen, yang tergantung pada alam dan
sumber mereka. (Para A14) yang ditentukan untuk uji kontrol dengan memeriksa catatan
untuk bukti otorisasi. Sebuah keberadaan aset berarti memiliki bukti langsung (Gonzalo &
Gallizo, 1992; Martinez, 2001). Meskipun, memeriksa di dokumen tersebut tidak selalu

10
memberikan bukti audit tentang kepemilikan (Para A15). Menyediakan bukti audit yang
handal dengan memeriksa aset tidak berwujud tidak meningkatkan hak-hak perusahaan
dan kewajiban atau bahkan valuasi aset (Para A16).
2) Pengamatan: berarti memeriksa prosedur yang sedang dilakukan oleh orang lain. teknik
ini adalah menyediakan bukti audit sehubungan dengan kinerja prosedur. Namun, bukti ini
terbatas karena saat melakukan pengamatan (Para A17) (Porter et al, 2008; Beasley,
Carcello, & Hermanson, 2001).
3) Konfirmasi eksternal: kadang-kadang bukti audit yang diperoleh oleh auditor eksternal
perlu dikonfirmasi oleh pihak ketiga. Konfirmasi ini bisa dalam bentuk kertas, atau bentuk
elektronik, atau media lainnya (Porter et al, 2008). Misalnya, berkomunikasi dengan
debitur ketika auditor mencari komunikasi langsung piutang. Kadang-kadang auditor
memerlukan konfirmasi tentang perjanjian atau transaksi yang perusahaan telah dengan
pihak ketiga. Mereka mungkin meminta modifikasi yang telah dilakukan untuk perjanjian.
Oleh karena itu, tes ini digunakan untuk memperoleh bukti audit tentang “kesepakatan
side”. Perjanjian ini akan ditandatangani antara entitas yang diaudit dan pelanggan untuk
pembelian kembali item yang signifikan pada keuntungan kepada pelanggan, bila
pelanggan tidak bisa menjualnya dalam jangka waktu tertentu (Para A18) (Porter et al,
2008; Collis, Jarvis & Skerratt 2017) .
4) Perhitungan kembali: akurasi matematika dokumen perlu diperiksa yang dapat
dilakukan secara elektronik atau secara manual (Para A19) (Porter et al, 2008; Hoffman, &
Zimbelman, 2009).
5) Re-kinerja: menerapkan prosedur oleh auditor independen awalnya dilakukan oleh
internal controller (Para A20) (Porter et al, 2008; Cangemi, & Singleton, 1996).
6) Prosedur analitis: teknik ini melibatkan mengevaluasi informasi keuangan dalam
keuangan pernyataan. Misalnya, mengevaluasi profitabilitas atau likuiditas perusahaan
dengan membandingkan 5 tahun informasi keuangan dalam laporan keuangan (Para A21)
(Porter et al, 2008; Janvrin, Bierstaker, & Lowe, 2009).
7) Permintaan: tes ini mencari informasi dari keuangan atau non keuangan
berpengetahuan orang baik di dalam atau di luar perusahaan. Hal ini dapat dibentuk
sebagai Permintaan tertulis formal atau sebagai pertanyaan lisan informal dan tanggapan
dari tes ini harus mengevaluasi (Para A22) (Porter et al, 2008; Raghunathan, 1991).

11
2.3 Metodologi

Penelitian ini membuat suatu usaha untuk mengetahui apakah ada cara untuk membujuk
perusahaan untuk tidak lari dari pajak. Oleh karena itu, akan cukup logis untuk metodologi
penelitian mempertanyakan (wawancara) auditor eksternal di Kurdistan. Hal ini akan
memungkinkan pemeriksaan penting dari semua berbagai faktor dan risiko yang mungkin
dihadapi oleh perusahaan di Kurdistan. Penyelidikan akan memungkinkan pemahaman
persepsi manajer. Hal ini bisa menawarkan wawasan penting ke dalam ruang lingkup
penelitian ini.

12
BAB III

HASIL DAN KESIMPULAN

3.1 Hasil & Kesimpulan

Kesimpulannya, jelas bahwa audit eksternal di Kurdistan adalah melakukan efisien,


karena mereka mengumpulkan bukti dari semua perusahaan menurut hukum. Meskipun,
tidak ada peningkatan pendapatan dana pemerintah Kurdistan Daerah setelah krisis
keuangan akibat penurunan harga minyak, jelas bahwa sumber utama keuangan di
negara ini adalah sumber daya alam. Baru-baru ini, Pemerintah Daerah Kurdistan seperti
negara-negara lain yang tergantung pada sumber daya alam untuk dana mereka,
menghadapi krisis keuangan karena penurunan harga minyak dan alasannya adalah
kemunduran pertumbuhan ekonomi China dan India. Namun, perusahaan tidak bersedia
membayar pajak kepada pemerintah karena mereka tidak mempercayai mereka bahkan
jika pemerintah memaksa mereka untuk membayar, perusahaan akan lebih memilih untuk
melakukan beberapa layanan bagi masyarakat bukannya memberikan pajak kepada
pemerintah. Namun, ini adalah masalah yang signifikan untuk seluruh negeri karena tidak
membayar pajak kepada pemerintah dari setiap perusahaan akan mempengaruhi
ekonomi, masyarakat, dan bahkan kadang-kadang politik serta di negara ini. Dengan
demikian, aturan dan prinsip-prinsip audit eksternal di Kurdistan perlu mereformasi dan ini
dapat melakukan melalui Parlemen. Oleh karena itu, meninjau atau memeriksa karya dari
beberapa departemen dalam sebuah perusahaan mungkin sangat mudah karena setiap
pekerjaan akan berakhir oleh staf perusahaan dan hanya meninjau akan berangkat ke
auditor eksternal sementara auditor internal yang akan melakukan tugas ini.

Oleh karena itu, memeriksa laporan keuangan sebelumnya akan diperlukan untuk
menyelidiki keuntungan nyata perusahaan dalam tahun buku sebelumnya. Contohnya,
mereka mungkin bekerja dalam memberikan atau mengimpor minyak putih dalam tiga
tahun yang lalu (Para A16) (Porter et al, 2008) .suatu saran utama untuk auditor eksternal
di Kurdistan bisa jadi, mereka mungkin menyarankan perusahaan dan bahkan kantor-
kantor pemerintah untuk tidak tergantung pada satu sumber keuangan untuk
melaksanakan tugas ekonomi mereka karena ini akan sangat berisiko bagi mereka. Dalam

13
keadaan menghadapi masalah dengan sumber tunggal keuangan, mereka benar-benar
akan menghadapi risiko kebangkrutan dalam waktu yang sangat singkat. Sayangnya,
situasi ini telah terjadi di Kurdistan, pemerintah hanya mengandalkan pada penjualan gas
alam dan minyak sebagai dana keuangan dan menjual hanya melalui pemerintah Turki,
jika pemerintah kita menghadapi masalah politik dengan pemerintah Turki, ini akan
menjadi jelas mempengaruhi Kurdistan ekonomi situasi negatif. Karenanya, peran auditor
eksternal dapat diamati di sini dengan membujuk pemerintah Kurdistan untuk tidak
tergantung pada salah satu cara untuk menjual sumber daya alam untuk mencapai dana
melalui / nya laporannya. Tergantung pada satu sumber keuangan benar-benar berisiko
dan menggunakan salah satu cara untuk menjual sumber daya alam Anda akan dua kali
berisiko.

14

Anda mungkin juga menyukai