Jangka Waktu Bunga Akrual
Jangka Waktu Bunga Akrual
PENGANTAR AKUNTANSI 2
TATAP MUKA 5
OLEH
DAVID P. ARDA
Pada prinsipnya utang akan dicantumkan sebesar nilai tunai dari utang-utang tersebut. .
tetapi pada umumnya utang jangka pendek akan dicantumkan sebesar nilai nominalnya.
Penyimpangan ini dilakukan dengan dasar anggapan bahwa selisih antara nilai nominal
dengan nilai tunainya adalah relative kecil.
Batasan yang biasa digunakan untuk pengelompokkan utang- utang tersebut adalah
jangka waktu pembayaran atau pelunasan dari aktiva tersebut. APabila utang-utang itu
akan dibayar dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan, atau dalam waktu satu
tahun, maka aktiva tersebut akan digolongkan atau dikelompokkan sebagai utang
jangka pendek. Karena siklus perusahaan tersebut berbesa-beda, maka batasan seperti
itu kurang dapat memenuhi kaidah yang ideal, maka batasan yang lebih baik adalah:
Dengan batasan seperti ini, maka kesulitan yang timbul dari perbedaan jangka waktu
silkus usaha dapat diatasi. Berikut ini akan dibahas pengelompokkan utang jangka
pendek ke dalam:
Ilustrasi:
PT Menang menerbitkan sebuah utang wesel (notes payable) untuk PT Maju dengan
syarat 90 hari, 12 %, nominal Rp. 1.000 , yang diterbtikan pada 1 Desember 2007 atas
penggantian utang dagang senilai yang sama yang telah jatuh tempo. Maka jurnal yang
dibutuhkan mencatat transaksi tersebut:
Pada 31 Desember 2007 (pada kahir peroode akuntansi), sebuah ayat jurnal
penyesuaian (AJP) harus disiapkan untuk mencatat pendapatan bunga akrual (yang
masih harus diterima) dari tanggal 1 Desember 2007 – 31 Desember 2007 sejumlah 30
hari . Maka perhitungan bunga adalah:
Rp. 1.000 x 12 % x 30/360 = Rp. 10
Utang bunga tersebut dilaporkan di neraca pada 31 Desember 2007 sebagai Utang
Lancar / Utang jangka pendek (Current Liabilities). Kemudian akun beban bunga harus
ditutup pada 31 Desember 2007 dan jumlah tersebut dilaporkan pada kelopmpok Beban
Lain-lain di laporan Laba-rugi untuk periode waktu yang berakhir pada 31 Desember
2007.
Ada metode yang menerapkan bahwa ayat jurnal pembalik (reversing entries) , bila
jumlah yang jatuh tempo pada tahun 2008 maka bagian bunga yang akan dibayar akan
berkurang karena timbulnya utang bunga pada 31 Desember 2007 (perhatikan AJP di
atas). Tetapi untuk menghindari kemungkinan lupa/hilangya data pengakuan utang
bunga ini, atau untuk menghindari ketidaktetapatan analisa pembayaran bunga pada
tahun 2008, maka perlu dipertimbangkan membuat ayat jurnal pembalik setelah seluruh
perkiraan ditutup. (Dibuat pada awal periode akuntansi tahun buku berikutnya).
Jurnlanya adalah dengan mendebet akun Utang bunga dan mengkredit Beban Bunga
sejumlah bunga yang telah diakui sebagai beban pada periode 2007.
Bisa pula terjadi, wesel (notes) diterbitkan pada saat meminjam dana / uang ke bank.
Meskipun terdapat sejumlah jenis dan variasi dalam tingkat bunga dan periode
pembayarannya, tetapi yang paling lazim adalah peminjam menerbitkan wesel berbunga
(interest bearing notes) untuk sejumlah pinjaman yang diperoleh dari bank.
Ilustrasi:
Diasumsikan pada Bulan 19 September 2001 sebuah firma meminjam dana Rp.
4.000.000 dari Bank Diamond. Perusahaan menerbitkan wesel berbunga 90 hari, 15 %.
Maka pengaruh dari transasksi ini adalah :
Pada saat wesel jatuh tempo, yaitu 90 hari kemudian, maka peminjama melunasi pokok
wesel 4.000.000 dan ditambah bunga Rp. 150.000. Maka perkiraan yang akan
berpengaruh dalam jurnal tersebut adalah:
Varian lain dari transaksi peminjaman dan dari bank adalah peminjam menerbitkan
wesel tanpa bunga ( noninterest bearing notes) , sehingga bunga akan dikurangkan dari
nilai jatuh tempo . Pengurangan bunga dari nilai masa akan datang (future value)
disebut DISCOUNTING / Diskonto . Sedangkan tarif yang digunakan untuk menghitung
bunga disebut discounting rate/ tariff diskonto . Sedangkan hasil pengurangan tersebut
disebut sebagai DISCOUNT. Dan jumlah net yang didapat peminjam, disebut
PROCEEDS (hasil).
Ilustrasi dari kasus di atas, yang menerbitkan wesel tidak berbunga .
Diasumsikan pada Bulan 10 Agustus 2001 sebuah firma meminjam dana Rp. 4.000.000
dari Bank Diamond. Perusahaan menerbitkan wesel TIDAK berbunga 90 hari, 15 %.
Maka pengaruh dari transasksi ini adalah :
Peminjam pada saat memeroleh dana dari bank hanya sejumlah 3.850.000 (selisih nilai
peminjaman Rp. 4.000.000 dikurangi discount rate 15 %
Utang wesel harus dicacat sebesar nilai nominalnya yang sama juga dengan nilai pada
saat jatuh temponya. Dan beban bunga harus dibukukan pada saat utang wesel
tersebut diterbitkan . Kemudian pada saat wesel tersebut dibayar, maka jurnal yang
harus dicatat adalah
baru atau akan ditukarkan dengan saham, maka utang jangka panjang tadi tetap
dilaporkan sebagai utang jangka panjang. Walau pun pelunasannya masih dalam waktu
satu tahun , tetapi karena tidak dilunasi dengan sumber aktiva lancer dan tidak
menimbulkan utang jangka pendek yang baru , maka tidak dikelompokkan dalam utang
jangka pendek.
UTANG BONUS
Bonus yang diberikan kepada karyawan-karyawan tertentu, kadang-kadang
menimbulkan masalah tersendiri. Bonus dapat dihitung atas dasar penjualan atau laba,
tergantung perjanjian yang disepakati. Apabila bonus dihitung atas dasar laba, maka
penghitungannya dapat dengan 3 cara berikut :
1) Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan pajak penghasilan (PPH)
2) Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi pajak penghasilan (PPh) sebelum
dikurangi bonus.
3) Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan pajak penghasilan (PPH)
2) Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi pajak penghasilan (PPh) sebelum
dikurangi bonus.
B = 0.10 (Rp. 1.000.000 – P)
3) Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan pajak penghasilan (PPH)
B = 0,10 (Rp. 1.000.000 –B-P)
P = 0,15 (Rp. 1.000.000 – B)
“P” pada persamaan pertama diganti dengan persamaan kedua, maka B dapat
dihitung sebagai berikut:
PPh dapat dihitung dengan mengganti B dari persamaan kedua sebagai berikut :
P = 0,15 (Rp.1.000.000 – Rp. 77.378) = 0,15 (Rp. 922.622)
P = Rp. 138.393
UTANG BERSYARAT (CONTINGENT LIABILITIES)
Utang bersyarat merupakan utang-utang yang sampai pada tanggal jatuh tempo neraca
masih belum pasti apakah akan menjadi kewajiban atau tidak. Utang seperti ini timbul
karena kegiatan di masa lalu. Untuk menentukan pakah suatu utang merupakan utang
bersyarat atau taksiran utang, dasarnya adalah kepastian timbulnya utang/kewajiban.
Jika kewajiban membayar itu pasti timbul, walau pun jumlahnya belumpasti, maka
jumlah utang ini merupakan taksiran utang.
Tetapi jika kewajiban membayar itu masih belum pasti, maka utang-utang seperti ini
merupakan utang-utang bersyarat. Jadi sesungguhnya perbedaan yang ada di antara
taksiran utang dengan utang bersyarat adalah kepastian timbulnya kewajiban membayar
dan bukan kepastian jumlahnya .
== 00 ==