Anda di halaman 1dari 53

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA


KELAUTAN DAN PERIKANAN
JALAN MEDAN MERDEKA TIMUR NOMOR 16
JAKARTA 10110, KOTAK POS 4130 JKP 10041
TELP. (021) 3519070 (LACAK), FAKSIMILE (021) 3513287
LAMAN www.kkp.go.id

KEPUTUSAN
KEPALA PUSAT PELATIHAN DAN PENYULUHAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR: SK. 445/BRSDM.05/RC.221/III/2019

TENTANG

REVIU RENCANA STRATEGIS


PUSAT PELATIHAN DAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN 2017 – 2019

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung visi dan misi


Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Rencana
Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan serta
Program Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan
dan Perikanan melalui penyelenggaraan kegiatan
Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
Tahun 2017 – 2019, perlu menetapkan Keputusan
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan
dan Perikanan tentang Rencana Strategis Pusat
Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
Tahun 2017 – 2019;

b. Bahwa sehubungan dengan perubahan indikator


kinerja dan penyesuaian target kinerja kegiatan
pelatihan dan penyuluhan sebagai dampak terbitnya
rencana kerja (renja) serta pergantian formasi
pimpinan kepala pusat lingkup Pelatihan dan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan tahun 2019,
perlu menetapkan Keputusan Plt. Kepala Pusat
Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
tentang Reviu Rencana Strategis Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Tahun 2019.
Mengingat :
1. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 63
Tahun 2015 Tentang Kementerian Kelautan dan
Perikanan;
2. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/ Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014
tentang Pedomaan Penyusunan dan Penelaahan
Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra
K/L) 2015-2019;

1
3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan;
4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
63/PERMEN-KP/2017 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kelautan dan Perikanan;
5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
68/PERMEN-KP/2017 tentang Pedoman
Pengelolaan Kinerja Organisasi di lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan;
6. Peraturan Kepala Badan Riset dan Sumber Daya
Manusia Kelautan dan Perikanan Nomor 1/Per-
BRSDM/2018 tentang Rencana Strategis Badan
Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan
Perikanan.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPALA PUSAT PELATIHAN DAN PENYULUHAN


KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG REVIU
RENCANA STRATEGIS PUSAT PELATIHAN DAN
PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN
2017 – 2019

Pasal 1
Dalam Keputusan Kepala Pusat ini, yang dimaksud dengan:
1. Rencana Strategis Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan Tahun 2017 – 2019, yang selanjutnya disebut Renstra
Puslatluh KP, adalah dokumen perencanaan Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan untuk periode 3 (tiga) tahun
terhitung sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2019.
2. Pusat adalah Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan.

Pasal 2
(1) Renstra Puslatluh merupakan pedoman bagi setiap unit kerja di
lingkungan Pusat dalam menyusun kegiatan dan anggaran pelatihan
dan penyuluhan kelautan dan perikanan Tahun 2017 – 2019.
(2) Renstra Puslatluh sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan
sebagaimana tercantum dalam lampiran I merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan Kepala Pusat ini.

2
Pasal 3
Ruang lingkup dari Renstra Puslatluh, meliputi:
a. Pendahuluan, yang berisi latar belakang, kondisi umum, potensi,
permasalahan, dan lingkungan strategis serta isu-isu strategis;
b. Tujuan dan Sasaran Strategis;
c. Arah kebijakan, strategi, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan dan
ketenagaan;
d. Target kinerja dan kerangka pendanaan; dan
e. Penutup.

Pasal 4
Renstra Puslatluh sebagai pedoman bagi setiap unit kerja di lingkungan
Pusat terdiri dari Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja
Kegiatan (IKK) dan Kerangka Pendanaan kegiatan pelatihan dan penyuluhan
kelautan dan perikanan tercantum dalam Lampiran II, III dan IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Pusat ini.

Pasal 5
Pada saat Keputusan Kepala Pusat ini berlaku, Keputusan Kepala Pusat
Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Nomor
SK.107/BRSDM.05/RC.221/IV/2017 tentang Rencana Strategis Pusat
Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 6
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya Keputusan Kepala
Pusat ini.

Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal 29 Maret 2019

Plt. KEPALA PUSAT PELATIHAN


DAN PENYULUHAN KELAUTAN
DAN PERIKANAN,
Lembar Pengesahan
Nama Tanggal Paraf
Kabid. Perencanaan & Evaluasi
Kabid. Pelatihan KP
Kabid. Penyuluhan KP
Kabag. TU Puslatluh KP
Kasubbid. Perencanaan
Kasubbid. Evaluasi

MAMAN HERMAWAN

3
Lampiran I.
Keputusan Kepala Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
Nomor 445/BRSDM.05/RC.221/III/2019
Tentang Reviu Rencana Strategis Pusat
Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan Tahun 2017-2019

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-


2019 yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun
2015 menjadi basis dalam pembangunan nasional 5 (lima) tahun kedepan,
termasuk pembangunan kelautan dan perikanan. RPJMN ini merupakan
tahapan ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) 2005-2025 yang telah ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2007, yakni memantapkan pembangunan secara menyeluruh di
berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus
meningkat. Pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan, iptek dalam
era globalisasi tidak lepas dari pembangunan sumber daya manusia.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan ketersediaan SDM KP
kompeten dan berkarakter yang dilakukan melalui kegiatan pendidikan,
pelatihan, dan penyuluhan yang merupakan proses pemberdayaan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu kenyataan yang dihadapi pada sektor perikanan,
umumnya usaha perikanan didominasi oleh usaha skala kecil, tingkat
pendidikan pembudidaya ikan, pengolah ikan maupun nelayan (pelaku
utama) masih rendah, dan bermodal kecil. Kondisi dengan skala usaha
kecil umumnya belum mampu menerapkan teknologi inovatif sehingga
menjadi kurang efisien dan akan berakibat pada penurunan kuantitas
maupun kualitas produk yang dihasilkan.
Hal utama yang harus dicermati adalah bahwa keberhasilan
pembangunan perikanan sangat tergantung pada perubahan perilaku
pelaku utama dalam menyikapi tantangan tersebut. Selain peningkatan
sumberdaya manusia yang berkualitas, penyuluhan perikanan mempunyai
kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan perikanan, karena
mempunyai tugas dan fungsi untuk menyelenggarakan proses alih
informasi dan teknologi (tranfer knowledge) bagi pelaku utama beserta
keluarganya serta anggota masyarakat lainnya. Terlebih lagi, pasca
terbitnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah pada Lampiran Y Sub Urusan Pengembangan Sumber Daya

1
Manusia Kelautan dan Perikanan, dimana penyelenggaraan penyuluhan
perikanan menjadi kewenangan pusat, sehingga BRSDM melalui Pusat
Pelatihan dan Penyuluhan KP harus mampu memainkan peran strategisnya
agar penyelenggaraan penyuluhan perikanan dapat berjalan efektif, efisien
dan kompeten.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyusun Rencana
Strategis KKP 2015-2019 yang tertuang dalam peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan Republik Indonesia nomor 63/permen-kp/2017 tentang
rencana strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2015-2019
menjelaskan visi KKP yang ditetapkan selaras dengan visi pembangunan
nasional serta bertujuan untuk mendukung terwujudnya Indonesia sebagai
poros maritim dunia. Visi KKP adalah “Mewujudkan sektor kelautan dan
perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan
nasional”, didalamnya mengandung tiga pilar yang sekaligus menjadi Misi
KKP yaitu: Kedaulatan (sovereignty), Keberlanjutan (sustainability), dan
Kesejahteraan (prosperity).
Keberadaan Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
dibawah Badan Riset dan Sumber Daya Manusia memiliki peran yang
strategis dalam mendukung visi dan misi KKP melalui:
1. Peningkatkan keterampilan dan kompetensi SDM sehingga dapat
meningkatkan produksi dan produktivitas, nilai tambah dan daya
saing produk kelautan dan perikanan secara optimal melalui pelatihan
dan sertifikasi;
2. Mewujudkan pelaku utama yang mandiri, kompeten, sadar dan peduli
terhadap inovasi teknologi, kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya
kelautan dan perikanan;
3. Membantu dalam meningkatkan ekonomi para pelaku usaha melalui
penumbuhan dan pembentukan usaha mikro, kecil dan koperasi
sektor kelautan dan perikanan; serta
4. Meningkatkan pengelolaan alih teknologi bidang kelautan dan
perikanan secara efektif dan efisien dan tepat sasaran melalui
diseminasi dan pelatihan.

1.2 Kondisi Umum

Dalam rangka mewujudkan pengelolaan sumber daya kelautan dan


perikanan secara berkelanjutan, dilaksanakan melalui proses yang
bertahap, terencana, terpadu dan berkesinambungan. Sejalan dengan visi
dan misi KKP, kegiatan pelatihan dan penyuluhan juga selaras dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025 yang telah menetapkan salah satu
misi yang terkait dengan KKP, yakni “Mewujudkan Indonesia menjadi

2
Negara Kepulauan yang Mandiri, Maju, Kuat, dan Berbasiskan Kepentingan
Nasional”. Visi tersebut diwujudkan salah satunya dengan menumbuhkan
wawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah, meningkatkan kapasitas
sdm yang berwawasan kelautan, mengelola wilayah laut nasional untuk
mempertahankan kedaulatan dan meningkatkan kemakmuran, dan
membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan
pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan. Sehingga
keberadaan Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
menjadi sangatlah relevan.
Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP sampai dengan kondisi saat ini
telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan di bidang
pengembangan SDM kelautan dan perikanan dengan hasil sebagai berikut:
1) Jumlah lulusan pelatihan pada tahun 2016 sebanyak 24.147 orang
yang terdiri dari pelatihan masyarakat sebanyak 19.428 orang dan
pelatihan aparatur sebanyak 4.719 orang. Adapun capaian kegiatan
pelatihan mulai tahun 2012 sampai dengan 2016, disajikan ke dalam
tabel 1.
Tabel 1. Jumlah lulusan pelatihan aparatur dan masyarakat tahun 2012 - 2016

2) Jumlah kelompok yang disuluh meningkat kelasnya pada tahun 2016


sebanyak 6.321 kelompok atau rata-rata terjadi peningkatan kelas
kelompok sebesar 25% per-tahun. Adapun jumlah kelompok pelaku
utama kp menurut bidang usaha mulai dari tahun 2012 – 2016
sebagaimana tersaji ke dalam tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Jumlah kelompok pelaku utama KP menurutbidang usaha, 2012 - 2016

3
Penjabaran terkait dengan kondisi umum seputar kegiatan pelatihan
dan penyuluhan sekaligus sasarannya dapat dijabarkan sebagai berikut:

1.2.1 Kondisi SDM Aparatur Pusat


Perkembangan jumlah SDM aparatur sektor KP dari tahun ke tahun
selalu meningkat dengan jumlah SDM aparatur KP yang paling tinggi
adalah di unit kerja Eselon I BPSDMKP. Tabel 3 menunjukkan
perkembangan jumlah total SDM aparatur KP pada masing-masing unit
eselon 1 KKP yang sekaligus juga sebagai sasaran pelatihan aparatur.
Tabel 3. Jumlah SDM aparatur kp menurut unit kerja Eselon I KKP, 2014 - 2016
No Unit Kerja 2014 2015 2016
1 Sekretariat Jenderal 583 595 593
2 Inspektorat Jenderal 206 210 196
3 Ditjen. Perikanan Tangkap 1.473 1.493 1.411
4 Ditjen. Perikanan Budidaya 1.513 1.524 1.480
5 Ditjen. PDSPKP 397 416 408
6 Ditjen. Pengelolaan Ruang Laut 552 583 556
7 Ditjen. PSDKP 929 1.085 1.078
8 Badan Litbang KP 1.342 1.376 1.342
9 Badan Pengembangan SDM KP 1.820 1.824 1.777
10 Badan Karantina, Pengedali Mutu 1.660 1.735 1.731
dan Keamanan Hasil Perikanan
Jumlah 10.475 10.841 10.572
Sumber: Buku BPSDMP KP dalam angka tahun 2016

Adapun jumlah pegawai aparatur lingkup pelatihan dan penyuluhan adalah


sebagaimana tabel 4. Dibawah ini
Tabel 4. Jumlah pegawai menurut unit kerja dan golongan lingkup pelatihan dan
penyuluhan KP, tahun 2014 – 2016

2014 2015 2016


No Unit Kerja Gol/Ruang Gol/Ruang Gol/Ruang
I II III IV I II III IV I II III IV
1 Puslat KP - 6 29 11 - 4 31 11 - 3 30 13
2 Pusluhdaya KP - 28 119 10 - 28 118 9 - 28 120 8
3 BDA Sukamandi 4 16 17 8 4 17 17 8 4 17 19 7

4
4 BPPP Belawan 1 26 27 10 1 20 33 9 1 16 37 8
5 BPPP Tegal - 18 52 10 - 15 55 12 - 13 55 8
6 BPPP Banyuwangi 3 24 39 16 3 24 41 15 3 22 42 16

7 BPPP Bitung 1 19 31 11 - 19 32 9 - 17 29 10

8 BPPP Ambon 1 23 24 1 1 21 28 2 - 21 29 3

Jumlah 10 160 338 77 9 148 355 75 8 137 361 73

Total 585 587 579


Sumber: Sekretariat BPSDMP KP

1.2.2 Penyuluh Perikanan


Menindaklanjuti implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana penyuluh perikanan yang
semula merupakan pegawai daerah dan terhitung bulan Juli 2017 telah
dialihkan statusnya menjadi pegawai pusat sebanyak 3.216 orang. Jumlah
SDM Penyuluh Perikanan yang statusnya saat ini telah dialihkan menjadi
pegawai KKP dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah SDM Penyuluh Perikanan PNS yang dialihkan ke pusat Satuan : Orang

NO PROVINSI JUMLAH PENYULUH PERIKANAN

1 Aceh 114
2 Sumatera Utara 46
3 Sumatera Barat 102
4 Riau 67
5 Jambi 60
6 Sumatera Selatan 141
7 Kepulauan Riau 23
8 Bangka belitung 37
9 Bengkulu 89
10 Lampung 54
11 Banten 18
12 DKI Jakarta 0
13 Jawa Barat 164
14 Jawa Tengah 271
15 DI Yogyakarta 45
16 Jawa Timur 233
17 Bali 85
18 Nusa Tenggara Barat 108
19 Nusa Tenggara Timur 88
20 Kalimantan Barat 110
21 Kalimantan Tengah 96
22 Kalimantan Selatan 145
23 Kalimantan Timur 37
24 Kalimantan Utara 59
25 Sulawesi Utara 95
26 Sulawesi Tengah 85
27 Sulawesi Selatan 265

5
NO PROVINSI JUMLAH PENYULUH PERIKANAN

28 Sulawesi Tenggara 128


29 Sulawesi Barat 31
30 Gorontalo 47
31 Maluku 93
32 Maluku Utara 74
33 Papua 134
34 Papua Barat 72
total 3.216
* Data s.d. Januari 2017
(Sumber: Bidang Penyuluhan- Puslatluh – KKP)
Selain Penyuluh Perikanan PNS, Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP
juga merekrut 2.500 Orang Penyuluh Perikanan Bantu (PPB), yang terdiri
atas PPB Pendamping Program, PPB Pengolah data dan PPB Manajemen
Usaha. PPB ini tersebar di kabupaten/kota. Tugas masing-masing PPB
sesuai dengan peranannya adalah sebagaimana berikut:
a. PPB pendamping program memiliki tugas:
1) Menetapkan data potensi dan permasalahan kelautan dan perikanan
yang berada di wilayah binaan;
2) Memfasilitasi pemecahan masalah kelompok binaan;
3) Mendampingi peningkatan produksi dan pendapatan kelompok
binaan;
4) Menumbuhkembangkan jejaring kerja dan jejaring usaha kelautan
dan perikanan; dan
5) Membuat laporan kinerja bulanan, semesteran dan tahunan.
b. PPB pengolah data memiliki tugas:
1) Melakukan pendataan secara proaktif ke lokasi-lokasi atau objek-
objek kelautan dan perikanan yang ditentukan, selanjutnya
memasukkan data tersebut ke dalam aplikasi untuk divalidasi lebih
lanjut oleh KKP secara berjenjang di tingkat Pusat, Dinas Provinsi
serta Dinas Kabupaten/Kota (Berkoordinasi dengan Tim Satu Data
KKP); dan
2) Membuat laporan kinerja per 3 hari, bulanan, semesteran, dan
tahunan.
c. PPB Manajemen Usaha memiliki tugas:
1) Menetapkan data potensi dan permasalahan kelautan dan perikanan
yang berada di wilayah binaan;
2) Memfasilitasi pemecahan masalah kelompok binaan;
3) Mendampingi peningkatan produksi dan pendapatan kelompok
binaan;
4) Membantu pelaku utama/UMKM sektor kelautan dan perikanan
dalam pengembangan dan legalitas usaha/produk.

6
5) Meningkatkan skala usaha melalui akses sumber pembiayaan/mitra
usaha bagi pelaku utama/UMKM sektor kelautan dan perikanan;
6) Membuat laporan kinerja bulanan, semesteran dan tahunan.
Sebaran PPB di kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah SDM Penyuluh Perikanan Bantu Tahun 2017 Satuan : Orang

PENGOLAH PENDAMPING
NO PROVINSI PPB MU JUMLAH
DATA PROGRAM
1 Aceh 28 95 4 127
2 Sumatera Utara 50 53 7 110
3 Sumatera Barat 26 63 8 97
4 Riau 17 44 1 62
5 Jambi 13 23 3 39
6 Sumatera Selatan 51 22 5 78
7 Kepulauan Riau 17 17 3 37
8 Bangka belitung 13 14 - 27
9 Bengkulu 13 40 - 53
10 Lampung 18 43 1 62
11 Banten 12 30 2 44
12 DKI Jakarta 5 18 - 23
13 Jawa Barat 131 53 8 192
14 Jawa Tengah 73 129 10 212
15 DI Yogyakarta 8 21 2 31
16 Jawa Timur 81 164 22 267
17 Bali 10 48 1 59
18 Nusa Tenggara Barat 26 58 6 90
19 Nusa Tenggara Timur 18 83 3 104
20 Kalimantan Barat 18 38 - 56
21 Kalimantan Tengah 13 11 1 25
22 Kalimantan Selatan 28 22 2 52
23 Kalimantan Timur 20 9 1 30
24 Kalimantan Utara 2 22 - 24
25 Sulawesi Utara 28 36 1 65
26 Sulawesi Tengah 17 39 1 57
27 Sulawesi Selatan 39 103 1 143
28 Sulawesi Tenggara 17 70 2 89
29 Sulawesi Barat 6 25 1 32
30 Gorontalo 8 28 2 38
31 Maluku 18 45 - 63

7
PENGOLAH PENDAMPING
NO PROVINSI PPB MU JUMLAH
DATA PROGRAM
32 Maluku Utara 17 14 1 32
33 Papua 10 45 - 55
34 Papua Barat 8 16 1 25
JUMLAH 859 1,541 100 2,500
* Data s.d. Januari 2017
(Sumber: Bidang Penyuluhan- Puslatluh – KKP)

Pada periode tahun 2018 s.d 2019 untuk memenuhi kebutuhan


pendampingan di sektor kelautan dan perikanan, PPB sudah tidak lagi
dikelompokkan berdasarkan bidangnya tetapi diseragamkan tugasnya
sesuai dengan Keputusan Kepala BRSDMKP Nomor 31/KEP-BRSDM/2018
tentang Penyuluh Perikanan Bantu. Tugas PPB adalah:
1) mendampingi kelompok perikanan di wilayah binaan yang
ditetapkan;
2) menumbuhkan kelompok perikanan di wilayah binaan yang
ditetapkan;
3) meningkatkan kelas kelompok perikanan di wilayah binaan yang
ditetapkan;
4) mendampingi dan memfasilitasi legalisasi Unit Mikro dan Kecil
(UMK);
5) memfasilitasi pendirian koperasi sektor kelautan dan perikanan;
6) melakukan pendataan objek kelautan dan perikanan (listing/Kartu
Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (KUSUKA) kepada pelaku
utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan;
7) melakukan kegiatan sampling data pelaku utama dan pelaku usaha
kelautan dan perikanan;
8) menginput data listing/Kartu KUSUKA dan sampling pada aplikasi
satu data Kementerian Kelautan dan Perikanan;
9) mendampingi penyaluran Bantuan Pemerintah Kementerian
Kelautan dan Perikanan Tahun 2018 dan tahun sebelumnya;
10) mensosialisasikan peraturan terkait kelautan dan perikanan kepada
pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan;
11) mendampingi peningkatan produksi dan pendapatan kelompok;
12) memfasilitasi akses permodalan usaha pelaku utama dan pelaku
usaha kelautan dan perikanan dari perbankan/non perbankan; dan
13) membuat laporan kinerja.

Jumlah penyuluh perikanan yang melakukan pendampingan setiap


tahunnya mengalami peningkatan, perkembangan jumlah Penyuluh
perikanan dapat dilihat pada Gambar 1.

8
Perkembangan Penyuluh Perikanan
3280 3357
3500 3216 3182 3052
3000 2513 2460 2500
2500 2200

2000 1506
1500
1000
500
0
2015 2016 2017 2018 2019

Penyuluh Perikanan PNS Penyuluh Perikanan Bantu (PPB)

Gambar 1. Perkembangan Penyuluh Perikanan tahun 2015 - 2019

1.2.3 Masyarakat Kelautan dan Perikanan


Masyarakat kelautan dan perikanan terdiri dari pelaku utama/usaha
yang terdiri dari nelayan, pembudidaya, pengolah, pemasar, penggiat
konservasi dan masyarakat profesi lainnya. Jumlah pelaku utama/usaha
kelautan perikanan saaat ini mencapai 6,5 jt orang yang 90% diantaranya
berusaha dalam skala mikro dan tersebar di seluruh Indonesia.
Perkembangan dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan yang
meningkat untuk RTP pengolahan dan sedikit mengalami penurunan untuk
dua RTP lainnya.

1) Nelayan
Sebagian besar nelayan bekerja di perikanan tangkap di laut
dibanding dengan nelayan perairan umum. Jumlah nelayan menurut sub
sektor perikanan tangkap tahun 2011 sebesar 2.755.178 dan tahun 2015
menjadi 2.580.148 atau terdapat penurunan sebesar 6,4 %.

Tabel 7. Jumlah Nelayan Menurut Sub Sektor Perikanan Tangkap, 2011 – 2015

(Sumber: BPSDMPKP dalam angka tahun 2015) (Satuan: orang)

2) Pembudidaya Ikan
Pembudidaya ikan pada tahun 2011 sebesar 3.343.934 orang dan
tahun 2015 menjadi 3.740.528 orang atau terdapat kenaikan sebesar 10,6

9
%. (Tabel 8). Namun apabila ditinjau dari perkembangan tahun ke tahun
maka jumlah pembudidaya laut mulai dari tahun 2013 sampai dengan
2015 cenderung mengalami penurunan.
Tabel 8. Jumlah Pembudidaya Laut Menurut Jenis Budidaya, 2011 – 2015 (Satuan: orang)

3) Pengolah Hasil Perikanan


Tenaga kerja bidang pengolah dibagi menjadi tenaga kerja pengolah
dan tenaga kerja pemasaran. Perkembangnya pada tahun 2008 sebesar
4.196.058 orang dan tahun 2013 menjadi 1.354.004 orang atau terdapat
kenaikan sebesar 11,65 %.

Tabel 9. Jumlah Tenaga Kerja Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, tahun 2008 –
2013
(Satuan: orang)

* Data s.d. November 2013 (Sumber: Pusat Data, Statistik dan Informasi – KKP)

4) Kelompok Pelaku Utama/ Pelaku Usaha


Kegiatan penyuluhan pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan para pelaku utama, pelaku usaha dan keluarganya. Dengan
demikian karakteristik dan kondisi pelaku utama dan pelaku usaha
menjadi faktor yang harus diperhatikan. Sasaran kegiatan penyuluhan
lebih kepada kelompok pelaku utama/usaha bukan individu. Kelembagaan
kelompok pelaku utama di sektor perikanan yang ada saat ini sangat
bervariasi baik dari kemampuan kelas kelompok maupun dari jenis

10
komoditas yang diusahakan. Sebagian besar kelompok pelaku utama tidak
hanya melakukan kegiatan usaha di sektor perikanan, umumnya mereka
juga melaksanakan kegiatan usaha diluar sektor perikanan seperti
pertanian, peternakan, perkebunan dan lainnya. Perkembangan jumlah
kelompok tiap tahunnya dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Perkembangan jumlah kelompok Perikanan

1.2.4 Kurikulum dan Modul

Kurikulum yang sudah dibuat sebanyak 39 buah diantaranya:


Kurikulum Pelatihan teknis bagi aparatur kurikulum pelatihan fungsional
bagi aparatur, kurikulum pelatihan teknis bagi non aparatur Modul yang
sudah dibuat sebanyak 662 modul diantaranya: modul pelatihan fungsional
Pengawas Perikanan. Sarana dan Prasarana Pelatihan antara lain Sarana
Basic Safety Training (BST) sebanyak 4 unit dikelola oleh BPPP Belawan,
BPPP Tegal, BPPP Banyuwangi dan BPPP Ambon, dengan kondisi baik.

1.2.5 Kerjasama
Pusat Pelatihan KP senantiasa berupaya membangun jaringan kerja
sama yang luas dengan seluruh pihak terkait dalam rangka pengembangan
sumber daya manusia kelautan dan perikanan melalui kegiatan pelatihan.
Kegiatan fasilitasi kerja sama pelatihan yang telah dijajagi meliputi:
kerjasama antara Pusat Pelatihan KP dengan Pemerintah daerah,
kementerian, dunia industri dan institusi lain di dalam maupun di luar
negeri.

1.2.6 Sasaran pelatihan KP


Program pelatihan KP dalam periode waktu 2017-2019, telah
melaksanakan berbagai kegiatan dengan melibatkan peran serta
masyarakat. Kegiatan tersebut meliputi dukungan kegiatan pelatihan
terhadap program prioritas seperti peningkatan kompetensi dan
pendampingan di daerah yang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) dan Kawasan Industri Prioritas (KIP), Kegiatan mendukung

11
pencapaian Indkator Kinerja Utama (IKU) KKP, program Bantuan
Pemerintah, Program SKPT, Peningkatan Produksi Garam, Program Alat
Tangkap Ramah Lingkungan dan program prioritas lainnya.

Gambar 3. Sasaran Kegiatan Pelatihan dan Penyuluhan

1.2.7 Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP)


Lembaga pelatihan/permagangan di bidang kelautan dan perikanan
yang dibentuk dan dikelola oleh pelaku utama maju di bidang kelautan dan
perikanan baik perorangan maupun kelompok. P2MKP merupakan wujud
partisipasi dan keswadayaan masyarakat ikut mengembangkan SDM
melalui pelatihan dari, oleh dan untuk masyarakat. Jumlah P2MKP yang
sudah terbentuk sampai dengan tahun 2016 sebanyak 413.

1.2.8 Sertifikasi Kompetensi melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)


BPSDM-KP bersama dengan asosiasi, dunia usaha/industri dan
masyarakat lainnya telah menginisiasi pembentukan Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) Sektor Kelautan dan Perikanan Pihak Ketiga (LSP-P3) terdiri
dari (1) LSP Kelautan dan Perikanan (LSP-KP); (2) LSP Kelautan (LSP-K); (3)
LSP Akuakultur Indonesia (LSP-AI); dan (4) LSP Pengendali Hama Penyakit
dan Mutu Ikan (LPS-PHPMI) yang merupakan lembaga pelaksana kegiatan
sertifikasi kompetensi di bidang kelautan dan perikanan yang mendapat
lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Sedangkan LSP Pihak
Kesatu (LSP-P1) yang telah ditetapkan oleh BNSP yaitu 18 terdiri dari (1)
LSP-P1 BPPP Banyuwangi; (2) LSP-P1 BPPP Tegal; (3) LSP-P1 BPPP Medan;
(4) LSP-P1 BPPP Aertembaga; (5) LSP-P1 BPPP Ambon; (6) LSP-P1 BDA
Sukamandi; (7) LSP-P1 STP Jakarta; (8) LSP P-1 Poltek KP Sidoarjo; (9) LSP-
P1 Poltek KP Bitung; (10) LSP-P1 Poltek KP Sorong; (11) LSP-P1 SUPM
Ladong; (12) LSP-P1 SUPM Pariaman; (12) LSP-P1 SUPM Kota Agung; (13)
LSP-P1 SUPM Pontianak; (14) LSP-P1 SUPM Tegal; (15) LSP-P1 SUPM Bone;

12
(16) LSP-P1 SUPM Sorong; (17) LSP-P1 SUPM Waiheru: (18) LSP-P1 SUPM
Kupang. Selama kurun waktu tahun 2009-2017, Pusat Pelatihan KP
bekerja sama dengan (1) LSP-KP telah menghasilkan 74.852 sertifikat
kompetensi yang dihasilkan dari 68 TUK oleh 1.850 asesor kompetensi; (2)
LSP-K telah menghasilkan 1452 sertifikat kompetensi yang dihasilkan dari
20 TUK oleh 68 asesor kompetensi; dan (3) LSP-AI telah menghasilkan 212
sertifikat kompetensi yang dihasilkan dari 9 TUK oleh 16 asesor
kompetensi. Jumlah SKKNI di bidang kelautan dan perikanan yang
dihasilkan sampai dengan tahun 2019 sebanyak 38 SKKNI dan 3 Standar
Kompetensi Kerja Khusus (SK3).

1.2.9 Kelembagaan dan Penyelenggaraan Penyuluhan


Dampak adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, kelembagaan penyuluhan yang sebelumnya ada di
daerah sudah dihapuskan sejak Januari 2017. Sebagian besar Penyuluh
Perikanan pada bulan Juli tahun 2017, Penyuluh Perikanan telah dialihkan
menjadi pegawai pusat, tentunya hal ini akan mempengaruhi kelembagaan
penyuluhan perikanan di daerah nantinya.
Bentuk kelembagaan penyuluhan perikanan nantinya, meliputi:
a. Di tingkat pusat, berupa badan yang menangani Penyuluhan pada
Kementerian Kelautan dan Perikanan;
b. Di tingkat regional, berupa Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan
serta Balai Riset dan Penyuluhan Perikanan;
c. Di tingkat provinsi berupa Dinas Kelautan dan Perikanan;
d. Di tingkat kabupaten/kota berupa Dinas Perikanan.
Dengan pembagian wilayah regional sebagai berikut:
a. Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Belawan: Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau;
b. Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Tegal: Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, dan Kalimantan Barat;
c. Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi: Jawa Timur,
Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan;
d. Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Aertembaga: Sulawesi Utara,
Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara;
e. Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Ambon: Maluku, Maluku
Utara, Papua Barat, dan Papua;
f. Balai Riset dan Penyuluhan Perikanan Palembang: Sumatera Selatan,
Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, dan Lampung;
g. Balai Riset dan Penyuluhan Perikanan Bogor: Jawa Barat, DKI Jakarta,
dan Banten;

13
h. Balai Riset dan Penyuluhan Perikanan Maros: Sulawesi Selatan, dan
Sulawesi Tenggara;
i. Balai Riset dan Penyuluhan Buleleng: Bali, NTB dan NTT;

Satuan administrasi pangkal untuk kepegawaian penyuluh


perikanan, akan berada di Balai Pelatihan dan Penyuluhan serta Balai Riset
dan Penyuluhan, sementara Penyuluh Perikanan tetap berkedudukan di
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan atau Dinas yang menangani
perikanan di Kabupaten/Kota.

Gambar 4. Distribusi Wilayah Kerja (Wilker) Satminkal Penyuluhan Perikanan

1.3 Potensi

Keberadaan SDM KP yang kompeten memiliki peran strategis dalam


mendukung pencapaian pembangunan kelautan dan perikanan secara
keseluruhan. Peranan strategis tersebut dilaksanakan melalui kegiatan
pelatihan dan penyuluhan kelautan dan perikanan.
Dibidang pelatihan kp didukung dengan keberadaan 5 Balai Pelatihan
dan Penyuluhan Perikanan (BPPP), 1 Balai Diklat Aparatur (BDA), 413
Pusat Pelatihan Perikanan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP), dan
63 Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang tersebar di seluruh Indonesia,
dengan jumlah tenaga pelatih terdiri atas 75 widyaiswara dan 72
instruktur.

14
Kegiatan Pelatihan ditujukan bagi masyarakat KP dengan jenis
pelatihan bidang penangkapan, budidaya, pengolahan, pemasaran hasil
perikanan, konservasi, mesin perikanan, pelatihan inovatif dan pelatihan
lainnya sesuai kebutuhan kompetensi yang akan ditingkatkan, yang dapat
dilengkapi dengan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi/BNSP dengan menggunakan standar SKKNI, KKNI dan
SKK. Sedangkan pelatihan aparatur ditujukan bagi aparatur negara,
meliputi pelatihan struktural (dalam jabatan dan prajabatan), pelatihan
fungsional, dan pelatihan teknis kelautan dan perikanan bagi aparatur di
lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta aparatur daerah
dalam rangka mendukung program dan kebijakan Kementerian Kelautan
dan Perikanan.
Untuk mempercepat proses alih teknologi dan memperkuat kapasitas
kelompok pelaku utama/pelaku usaha, pada tahun 2017 terdapat 5.783
orang Penyuluh Perikanan yang terdiri atas 2.500 orang Penyuluh
Perikanan bantu, 3.283 orang penyuluh PNS, tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Sebagai tindaklanjut dari amanah ditetapkannya Undang-
Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka urusan
penyelenggaraan penyuluhan perikanan selanjutnya menjadi urusan
Pemerintah Pusat yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Setelah melalui serangkaian proses identifikasi dan verifikasi personel,
pendanaan, prasarana dan dokumen (P3D), maka sejak Juli 2017 seluruh
Penyuluh Perikanan pengangkatan daerah secara status berubah menjadi
Penyuluh Pusat.

1.4 Permasalahan

Masalah dan tantangan yang dihadapi Pusat Pelatihan dan


Penyuluhan KP dalam mengembangkan SDM guna mendukung
pembangunan yang dilaksanakan oleh KKP secara keseluruhan, dapat
dikelompokkan menjadi 4 (empat) aspek, yaitu:
Aspek pengembangan SDM-KP dalam bidang pelatihan, dukungan
terhadap sumberdaya pelatihan yang belum memadai dibandingkan dengan
kebutuhan peningkatan kapasitas SDM-KP yang mendesak untuk
dipecahkan secara sistematis dan konsisten. Permasalahan dalam
pengembangan SDM-KP dalam bidang pelatihan, diantaranya:
1. Kebutuhan akan Tenaga Pelatih (instruktur dan widyaiswara) baik
untuk di Balai Pelatihan dan P2MKP yang masih kurang dan belum
semua memiliki sertifikasi kompetensi sesuai dengan bidang pelatihan
yang diampu;
2. Sarana dan prasarana yang dimiliki masih belum sesuai dengan
standar minimal pelatihan yang telah ditetapkan, terutama kegiatan

15
pelatihan yanag dilaksanakan di P2MKP (safari), mengingat jenis
pelatihan dan kondisi P2MKP yang bervariasi;
3. Sebaran dan jangkauan pelatihan belum merata sesuai dengan
sasaran pelatihan, khususnya pelatihan yang dipersiapkan
mendukung program prioritas KKP seperti di Wilayah Perbatasan,
SKPT dan lainnya;
4. Penyediaan kurikulum/modul Pelatihan belum sepenuhnya
terstandarisasi sehingga diperlukan standarisasi kurikulum/modul
pelatihan;
5. Belum ada model pelatihan berbasis daring yang mudah diakses baik
nasional maupun International;
6. Perekrutan peserta latih belum sepenuhnya dapat mengakomodir
kebutuhan program nasional dan kementerian;
7. Rendahnya jumlah masyarakat KP yang kompeten dan belum
meratanya kompetensi yang dimiliki dan dikuasai oleh masyarakat KP
disetiap wilayahnya;
8. Pemetaan kebutuhan SDM KP yang kompeten dalam rangka
pengelolaan sumber daya KP yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan masih jarang dilakukan;
9. Minimnya upaya peningkatan kapasitas dan kelembagaan sesuai
dengan standar penyelenggaraan pelatihan dan penyuluhan dibidang
kelautan dan perikanan
10. Standard kompetensi masih terbatas jumlahnya;
11. Dukungan peraturan dan perundangan berkaitan dengan pelayanan
belum memadai;
12. Belum optimalnya lembaga pelatihan KP dalam memenuhi kebutuhan
peningkatkan kapasitas aparatur KP, kapasitas pelaku utama dan
pelaku usaha dalam suatu sistem bisnis perikanan;

Aspek pelaku utama/usaha yang menjadi sasaran utama pelatihan


dan penyuluhan perikanan diantaranya:
1. Tingkat pendidikan dan kompetensi relatif rendah;
2. Usaha yang dikembangkan masih secara parsial dengan teknologi
terapan konvensional;
3. Skala luasan usaha kecil, individual dan variatif, tersebar tidak dalam
suatu kawasan/wilayah pengembangan;
4. Produk yang dihasilkan sebagian besar dalam bentuk produk primer;
5. Akses pelaku utama terhadap kelembagaan inovasi dan kelembagaan
ekonomi masih lemah;
6. Masih terdapat kesenjangan hasil antara hasil nyata di lapangan dengan
hasil yang diperoleh dari penelitian dan pengkajian yang telah
direkomendasi.

16
Aspek ketenagaan penyuluh perikanan, dimana Penyuluh Perikanan
sangat berperan dalam pengenalan potensi wilayah dan sosial budaya, serta
kondisi pelaku utama dan pelaku usaha bidang perikanan, juga
dihadapkan pada berbagai permasalahan yang cukup krusial diantaranya:
1. Jumlah Penyuluh Perikanan yang masih kurang jika dibandingkan
dengan jumlah pelaku utama yang akan disuluh;
2. Masih terjadi alih tugas penyuluh perikanan PNS menjadi jabatan
lainnya;
3. Kompetensi sebagian penyuluh perikanan masih belum sesuai
kebutuhan di lapangan;
4. Penyebaran penyuluh perikanan tidak merata di semua kabupaten/kota
potensi perikanan;
5. Penyuluh perikanan masih sulit mendapatkan akses terhadap teknologi,
informasi pasar, modal dan sumberdaya lainnya;
6. Peningkatan kompetensi penyuluh perikanan (diklat fungsional dan
teknis) masih kurang.
Aspek Penyelenggaraan Penyuluhan, antara lain:
1. Kelembagaan penyuluhan perikanan belum berjalan dengan optimal;
2. Legislasi dan regulasi belum seluruhnya tersedia;
3. Kualitas dan kuantitas (jumlah dan penyebaran) penyuluh perikanan
masih belum memadai ;
4. Penyelenggaraan penyuluhan sebagian polivalen, jejaring kerja terbatas
dan penyebarluasan teknologi dari sumber ke pengguna teknologi
belum berjalan secara efektif;
5. Kuantitas dan kualitas materi penyuluhan perikanan masih terbatas
dalam aksesibilitasnya;
6. Sarpras penyuluhan belum mencukupi kebutuhan pelaksanaan tugas
penyuluh;
7. Pembiayaan penyelenggaraan penyuluhan masih terbatas;
8. Batasan peran pemerintah daerah belum jelas, terutama terkait
penyelenggaran penyuluhan pasca UU No.23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah.

1.5 Lingkungan Strategis

Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP memiliki tugas melaksanakan


penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan,
serta pemantauan dan evaluasi pelatihan dan penyuluhan di bidang
kelautan dan perikanan, tugas tersebut dilakukan dengan melakukan
fungsi-fungsi: Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan
program di bidang perencanaan dan evaluasi pelatihan, dan penyuluhan
kelautan dan perikanan; Penyiapan pelaksanaan di bidang perencanaan

17
dan evaluasi pelatihan, dan penyuluhan kelautan dan perikanan;
Penyiapan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pelatihan dan
penyuluhan kelautan dan perikanan; dan pelaksanaan urusan tata usaha
dan rumah tangga pusat. Selain itu, juga tetap memperhatikan
perkembangan lingkungan strategis yang mempengaruhi pencapaian target
kinerja pelatihan dan penyuluhan dalam rangka mendukung pembangunan
sektor kelautan dan perikanan di Indonesia.

Gambar 5. Ilustrasi analisis SWOT kegiatan Pelatihan dan Penyuluhan KP

Secara teoritis, lingkungan strategis ini dapat diartikan sebagai


situasi faktor yang strategis baik internal maupun eksternal yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan Puslatluh KP. Dalam hal ini, yang
dimaksud dengan situasi faktor yang strategis tersebut adalah faktor-faktor
strategis yang bersumber dari internal (Internal Factor Strategic) maupun
eksternal (External Factor Strategic) baik yang bersifat statis maupun
dinamis yang tercakup dalam perspektif wilayah baik di tingkat global,
regional, nasional maupun sektoral. Faktor-faktor strategis internal
tersebut meliputi faktor-faktor strategis yang berhubungan dengan
kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknes), sedangkan faktor-faktor
strategis eksternal meliputi faktor-faktor strategis yang berhubungan
dengan peluang (opportunity) dan ancaman (threats).

18
1.6 Isu Strategis

Dalam merespon sejumlah isu yang berkembang disektor kelautan


dan perikanan, keberadaan Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan berperan sangat penting. Beberapa isu strategis yang
memerlukan kontribusi dari hasil pelatihan dan penyuluhan dikaitkan
dengan program nasional dan kementerian, diantaranya adalah:
a. Pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) untuk
percepatan pembangunan kelautan dan perikanan di sentra-sentra
produksi di pulau terdepan, dengan sasaran untuk : (a) meningkatkan
ekonomi rumah tangga kelautan dan perikanan, (b) menambah usaha
kelautan dan perikanan menengah ke atas menjadi berdaya saing,
dan (c) menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai penggerak
ekonomi nasional.
b. Pengembangan enterprenuership menuju technopreneurship, penguatan
dan pemberdayaan kelompok masyarakat yang mampu memanfaatkan
iptek untuk meningkatkan produktifitas dan daya saing dengan
didukung oleh tata kelola yang baik (good governance). Para pelaku
usaha KP perlu difasilitasi untuk pemenuhan kebutuhan sarana
prasarana, akses terhadap permodalan, pemasaran hasil dan akses
terhadap teknologi serta informasi, termasuk peningkatan kemampuan
dalam menjalankan co-management pengelolaan sumberdaya KP melalui
peningkatan kompetensi dan pendampingan;
c. Peningkatan keterampilan dan kompetensi dibidang teknik budidaya
ikan (akuakultur), penangkapan, pengolahan produk dan peningkatan
nilai tambah, keamanan pangan, konservasi melalui pengenalan alat
tangkap ramah lingkungan dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan
laut serta adaptasi perubahan iklim, termasuk didalamnya
memperkenalkan mata pencaharian alternatif.
d. Dalam bidang ekonomi dan industri, pada tahun 2016 Indonesia
memasuki era ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai konsekuensi dari berlakunya
kesepakatan internasional. Beberapa persoalan mendasar yang dihadapi
Indonesia dalam rangka menghadapi MEA, yaitu: 1) masih tingginya
jumlah pengangguran terselubung (disguised unemployment); 2)
rendahnya jumlah wirausahawan baru untuk mempercepat perluasan
kesempatan kerja; 3) pekerja Indonesia didominasi oleh pekerja tak
terdidik sehingga produktivitas tenaga kerja menjadi rendah; 4)
meningkatnya jumlah pengangguran tenaga kerja terdidik, akibat
ketidaksesuaian antara lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan
pasar tenaga kerja; 5) ketimpangan produktivitas tenaga kerja
antarsektor ekonomi; 6) sektor informal mendominasi lapangan
pekerjaan, dimana sektor ini belum mendapat perhatian optimal dari

19
pemerintah; 7) pengangguran di Indonesia merupakan pengangguran
tertinggi dari 10 negara anggota ASEAN; ketidaksiapan tenaga kerja
terampil dalam menghadapi MEA; 8) tuntutan pekerja terhadap upah
minimum, tenaga kontrak, dan jaminan sosial ketenagakerjaan; serta 9)
masalah Tenaga Kerja Indonesia yang banyak tersebar di luar negeri.

Gambar 6. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Indonesia yang membutuhkan peranan


pelatihan dan penyuluhan

20
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN

2.1 Tujuan

Tujuan pelatihan dan penyuluhan kelautan dan perikanan


merupakan penjabaran dari visi dan misi KKP yang juga berdasarkan
tujuan BRSDMKP. Untuk itu tujuan pelatihan dan penyuluhan KP adalah
menghasilkan SDMKP mandiri dan kompeten yang dapat mengisi
kebutuhan dunia usaha dan industri serta mampu menjadi wirausaha
dengan meningkatkan produksi dan produktivitas, nilai tambah dan daya
saing sektor kelautan dan perikanan secara optimal serta sadar dan peduli
terhadap keberlanjutan sumberdaya KP, dengan indikator tujuan adalah:
1) Tersedianya lembaga pelatihan dan penyuluhan KP sesuai dengan
standard;
2) Terselenggaranya pelatihan berbasis kompetensi sesuai standard;
3) Tersedianya tenaga pelatihan dan kepelatihan yang profesional;
4) Peserta latih yang kompeten;
5) Jumlah kelompok pelaku utama yang meningkat kapasitas dan
kemandiriannya;
6) Jumlah penyuluh perikanan yang kompeten dan berdaya saing.
Adapun ukuran keberhasilan tujuan diatas adalah:
1) Tersedianya SDM KP yang kompeten, baik itu aparatur maupun
masyarakat kelautan dan perikanan selama tahun 2017-2019
sebanyak 47.290 orang;
2) Jumlah kelompok yang meningkat kelasnya pada tahun 2017-2019
sebanyak 3.500 kelompok;
3) Jumlah Pelaku usaha (Koperasi dan UMK) sektor KP yang
mendapatkan kemudahan akses pembiayaan/permodalan,
pemasaran, dan legalitas usaha pada tahun 2017 – 2019 sebanyak
15.120 unit.

2.2 Sasaran

Renstra Puslatluh KP tahun 2017 – 2019 menjelaskan bahwa sasaran


strategis pembangunan kelautan dan perikanan melalui pelaksanaan
program riset dan SDM merupakan kondisi yang diinginkan dapat dicapai
oleh Puslatluh KP dalam mendukung target kinerja sebagai suatu
outcome/impact dari program yang dilaksanakan, dengan menggunakan
pendekatan metode Balanced Scorecard (BSC) yang dibagi dalam empat
perspektif, yakni stakeholders prespective (kinerja ootcomes), customer

21
perspective (kinerja output), internal process perspective (kinerja proses),
dan learning and growth perspective (kinerja input/dukungan teknis dan
manajemen).
Peta Strategis kegiatan pelatihan dan penyuluhan kelautan dan
perikanan hasil reviu tahun 2019 berdasarkan metode Balanced Scorecard
(BSC) memiliki 9 Sasaran Strategis (SS) dengan 32 Indikator kinerja yang
disusun secara berkaitan dan terbagi menjadi 4 perspektif sebagaimana
tersaji ke dalam gambar 7 dibawah ini:

Gambar 7. Peta Strategis Pusat Pelatihan Dan Penyuluhan KP tahun 2019

Penjabaran terhadap peta strategis khususnya pada level


stakeholders prespective (kinerja outcomes) pada kegiatan pelatihan dan
penyuluhan kp adalah Menjabarkan misi “Kesejahteraan”, maka sasaran
strategis pertama (SS-1) yang akan dicapai adalah "Terwujudnya
kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan melalui penyediaan
SDM KP yang Kompeten”, dengan Indikator Kinerja :
a. Jumlah pelaku utama/pelaku usaha yang kompeten dan inovatif
meningkat produksinya, dengan target tahun 2017 sebanyak 10.600
orang, tahun 2018 sebanyak 14.200 orang, dan pada tahun 2019
terjadi perubahan nomenklatur indikator menjadi Jumlah lulusan
pelatihan yang kompeten meningkat pendapatannya sebanyak 1.200
(orang).
b. Jumlah kelompok pelaku utama/usaha yang meningkat kelasnya dari
jumlah kelompok pelaku utama/usaha yang disuluh pada tahun 2017

22
sebanyak 1.000 kelompok, tahun 2018 sebanyak 1.000 kelompok,
dan sebanyak 1.500 orang pada tahun 2019.

Tabel 10. Sasaran Strategis Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP

No. SASARAN STRATEGIS

STAKEHOLDERS PERSPECTIVE
1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat KP melalui penyediaan SDM KP
yang kompeten

CUSTOMER PERSPECTIVE
2 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan
berkelanjutan
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdayasaing
dan berkelanjutan

LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE


4 Terwujudnya aparatur sipil negara Puslatluh KP yang kompeten, profesional,
dan berintegritas
5 Tersedianya manajemen pengetahuan Puslatluh KP yang handal dan mudah
diakses
6 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Puslatluh KP yang efektif,
efisien dan berorientasi pada layanan prima
7 Terkelolanya anggaran pembangunan Puslatluh KP secara efisien dan
akuntabel
Secara teknis, sasaran prioritas, dan pokok-pokok arah kebijakan
pengembangan Pelatihan dan Penyuluhan KP Tahun 2017-2019 dikaitkan
dengan agenda Pengembangan Sistem Pelatihan dan Penyuluhan yang
efisien, efektif, akuntabel, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat,
disusunlah 5 (lima) sasaran pokok dengan prioritas dan arah kebijakan
sebagai berikut:

Sasaran Pertama
Pengembangan Program Pelatihan dan Penyuluhan KP. Untuk
mencapai sasaran tersebut prioritas pengembangan diletakkan pada: (1)
Pengembangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia / Standar
Kompetensi Kerja Khusus (2) Pengembangan pola kurikulum dan metode
pelatihan bagi SDM Aparatur dan Pelaku Utama /dan atau Pelaku Usaha
Perikanan; (3) Pengembangan modul dan bahan ajar pelatihan berbasis
kompetensi (4) Pengembangan metode dan materi penyuluhan berbasis

23
kompetensi dan kebutuhan pelaku utama/usaha) (5) Perbaikan sistem
evaluasi pelatihan dan penyuluhan; (6) Pemberian sertifikasi kompetensi
bagi pelaku utama; calon tenaga kerja, dan tenaga kerja; dan (7)
Implementasi Sistem Pelatihan Terpadu melalui pelaksanaan pelatihan di
BPPP, P2MKP dan safari pelatihan, penguatan interaksi antara lembaga
pelatihan, penyuluh perikanan, pelaku usaha dan pelaku utama, lembaga
keuangan formal, dan lembaga pemasaran baik domestik maupun global.

Sasaran Kedua
Penataan dan Pengembangan Kelembagaan Pelatihan dan
penyuluhan KP. Untuk mencapai sasaran tersebut prioritas pengembangan
diletakkan pada: (1) Revitalisasi kelembagaan pelatihan dan penyuluhan KP
sesuai dengan sistem bisnis perikanan dan aturan yang ada; (2)
Tersusunnya Standar Nasional Pelatihan KP; (3) Akreditasi kelembagaan
dan program pelatihan dan penyuluhan KP; (4) Menyiapkan lembaga
pelatihan sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK); (5) Membina dan
menumbuhkembangkan lembaga pelatihan dan penyuluhan kelautan dan
perikanan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah, swasta atau
perusahaan, kelompok usaha dan perseorangan; (6) Pengembangan sarana
dan prasarana pelatihan dan penyuluhan KP; (7) Pengembangan Sistem
Manajemen Mutu Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis ISO (8)
Pengembangan Standar Keuangan Penyelenggaraan Pelatihan Bidang
Kelautan dan Perikanan (9) Akreditasi program pelatihan KP; (10)
Pengembangan Unit Produksi di setiap UPT LATLUH; (11) Pendampingan
Pelaku Utama/Pelaku Usaha pasca pelatihan; (11) Penyusunan Standar
Operasional Prosedur (SOP) penyelenggaraan pelatihan dan penyuluhan KP;
(13) Perwujudan manajemen pelatihan dan penyuluhan KP sesuai sistem
manajemen mutu; (14) Peningkatan Mutu Monitoring dan Evaluasi
pelatihan dan penyuluhan KP; (15) Peningkatan Mutu Pelaporan; dan (16)
Penyiapan tenaga pengelola/manajer pada unit produksi.

Sasaran Ketiga
Pengembangan SDM Tenaga Kepelatihan dan Kepenyuluhan. Untuk
mencapai sasaran tersebut prioritas pengembangan diletakkan pada: (1)
Penetapan kualifikasi akademik dan kompetensi profesionalisme SDM
kepelatihan; (2) Pengembangan SDM pelatih yang meliputi Widyaiswara dan
Instruktur melalui pelatihan maupun pendidikan penjenjangan yang
relevan dengan bidang keahliannya; (3) Mengembangkan SDM Pengelola
Pelatihan dan Penyuluhan melalui pelatihan maupun pendidikan sesuai
dengan persyaratan jabatannya; dan (4) Pengembangan kompetensi
individu termasuk penyuluh perikanan melalui pelatihan, permagangan
atau bentuk pengembangan kompetensi lainnya di dunia usaha dan dunia

24
industri (Du/Di); (5) Pengukuhan dan pengakuan profesionalisme tenaga
fungsional penyuluh melalui sertifikasi kompetensi penyuluh KP;

Sasaran Keempat
Penataan dan Pengembangan Penyelenggaraan Pelatihan dan
Penyuluhan KP, Untuk mencapai sasaran tersebut prioritas pengembangan
diletakkan pada: (1) Pengembangan sistem pelatihan dan penyuluhan
sesuai kebutuhan dan kondisi pelaku utama; (2) Pengimplementasian UU
Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; diantaranya melalui
sosialisasi dan proses penyelesaian P3D (Personil, Pembiayaan, Prasarana
dan Dokumen); (3) Penguatan jejaring kerja penyuluh untuk meningkatkan
efektifitas penyuluhan; (4) Pengembangan metode penyuluhan melalui
sinkronisasi dengan stakeholder KP (5) Pemanfaatan teknologi informasi
dalam rangka memperluas dan mempermudah akses informasi pelatihan
dan penyuluhan melalui cyber extension; (6) Peningkatan peran penyuluh
swadaya dan swasta dalam kegiatan penyuluhan; (7) Pendampingan
meningkatkan usaha pelaku utama/usaha skala mikro ke kecil dan kecil ke
menengah (8) Penyuluh Perikanan sebagai sumber informasi kebutuhan
pelatihan dan potensi wilayah bagi masyarakat pelaku utama kelautan dan
perikanan ; (9) Penyuluh Perikanan sebagai fasilitasi adaptasi informasi
antara peneliti dengan pelaku utama; dan (10) Penyuluh Perikanan sebagai
sumber evaluasi pelaksanaan pelatihan dan penelitian pada sasaran utama.

Sasaran Kelima
Pembiayaan dan sarana prasarana pelatihan dan penyuluhan perlu
menjadi perhatian utama. Penyelenggaraan penyuluhan perikanan yang
menurut UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang
mengamanatkan bahwa kewenangannya ada di pemerintah pusat. Hal ini
tentunya menjadi konsekuensi bahwa pembiayaan termasuk didalamnya
sarana prasarana penyuluh perikanan menjadi tanggung jawab pemerintah
pusat dalam pemenuhan nya. Untuk itu perlu dilakukan pendataan awal
yang menyeluruh terkait kebutuhan pembiayaan dan sarana prasarana
penyuluhan perikanan.

25
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan Nasional Pembangunan KP


Pembangunan kelautan dan perikanan harus dilandasi oleh tiga
pilar yang saling terintegrasi. Pilar tersebut meliputi, aspek-aspek
kedaulatan (sovereignity), keberlanjutan (sustainability), dan kemakmuran
(prosperity). Tiga pilar tersebut terangkum dalam visi KKP, yakni
„Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju,
kuat dan berbasis kepentingan nasional‟.

Gambar 4. Kebijakan tiga pilar pembangunan KP

Kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2015-2019


ditetapkan dengan memperhatikan 3 dimensi pembangunan nasional, yakni
SDM, sektor unggulan, dan kewilayahan. Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) mengamanatkan bahwa ASN
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik dan memberikan pelayanan
publik yang professional dan berkualitas, serta mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Apabila ditarik ke dalam fungsi riset dan sumber daya manusia
kelautan dan perikanan, maka peran BRSDM dalam mendukung kebijakan
tiga pilar tersebut adalah: (1) Mewujudkan SDM KP yang mandiri secara
ekonomi dan berdaulat dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan

26
perikanan (2) Menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan sumberdaya yang
bertanggungjawab, berdaya saing dan berkelanjutan sesuai dengan
kurikulum diklat, materi penyuluhan dan pemebrdayaan masyarakat KP (3)
Meningkatkan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam menjaga
keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan.

3.2 Kebijakan Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP


Kebijakan yang dilaksanakan Pusat Pelatihan dan Penyuluhan dalam
mendukung peran BRSDM dalam pembangunan kelautan dan perikanan,
diantaranya yaitu:

3.2.1 Kompetensi SDM KP melalui Pelatihan dan Pendampingan


Langkah operasional yang akan dilakukan adalah (a) Pelatihan
Kelautan dan Perikanan berbasis kompetensi, (b) Sertifikasi dan akreditasi
pelatihan (c) Peningkatan kompetensi peserta pelatihan (aparatur dan non
aparatur). Kegiatan pelatihan yang dilakukan dalam mendukung program
kementerian diataranya adalah pelatihan pada Masyarakat pelaku utama
dan usaha. Pelatihan dimaksudkan untuk Pemberdayaan masyarakat
dalam jangka panjang dan mempunyai arah untuk: (a) peningkatan
kemandirian masyarakat melalui pengembangan kegiatan ekonomi,
peningkatan kualitas sumber daya manusia, partisipasi mayarakat,
penguatan modal dan penguatan kelembagaan masyarakat, (b) peningkatan
kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya
secara optimal dan berkelanjutan sesuai dengan kaidah kelestarian
lingkungan, (c) pengembangan kemitraan dengan lembaga swasta dan
pemerintah.
Berkaitan dengan agenda peningkatan kompetensi pelaku utama dan
pelaku usaha sebagai pilar pembangunan ekonomi berbasis kelautan dan
perikanan, disusun 4 (empat) sasaran pokok dengan prioritas dan arah
kebijakan sebagai berikut:
1) Sasaran Pertama Penguatan Kelembagaan Ekonomi Pelaku Utama dan
Pelaku Usaha Perikanan. Untuk mencapai sasaran tersebut prioritas
pengembangan diletakkan pada: (1) Perencanaan partisipatif; (2)
Pelatihan dan pendampingan; (3) Tahap peningkatan skala usaha
kelompok menuju UMKM KP unggulan (4) Tahap penumbuhan kelompok
usaha mandiri; (5) Tahap pemantapan kelompok; (6) Tahap
pengembangan kelompok; dan (7) Kegiatan pendampingan kelompok atau
gabungan kelompok pada tahap pra-produksi, produksi, dan diversifikasi
produk.
2) Sasaran Kedua Peningkatan Penguasaan Manajemen Usaha, Teknologi
dan penjaminan mutu produksi. Untuk mencapai sasaran tersebut

27
prioritas pengembangan diletakkan pada: (1) Penguasaan kelompok
masyarakat mitra terhadap manajemen usaha; (2) Pengusaaan
masyarakat mitra terhadap teknologi produksi; (3) Peningkatan mutu dan
nilai tambah; (4) Segmentasi pasar dan preferensi konsumen; dan (5)
Pengawasan mutu produk.
3) Sasaran Ketiga Pengembangan Permodalan. Untuk mencapai sasaran
tersebut prioritas pengembangan diletakkan pada: (1) Mobilisasi dana
bersama dalam kelompok; (2) Bimbingan pengelolaan dana bersama; dan
(3) Bimbingan pengenalan sumber-sumber permodalan.
4) Sasaran Keempat Pengenalan dan Perluasan Pasar. Untuk mencapai
sasaran tersebut prioritas pengembangan diletakkan pada: (1)
Pengenalan kelompok atau gabungan kelompok kepada akses pasar lokal;
(2) Pengenalan pada pasar regional maupun internasional; dan (3)
Pengenalan kelompok pada diversifikasi produk.
Sedangkan Berkaitan dengan agenda peningkatan kapasistas
aparatur sebagai motivator dan dinamisator pembangunan ekonomi
berbasis kelautan dan perikanan, disusun 3 (tiga) sasaran pokok dengan
arah kebijakan sebagai berikut :
1) Sasaran Pertama Pemenuhan kompetensi administrasi. Untuk mencapai
sasaran tersebut prioritas pengembangan diletakkan pada pemenuhan
kompetensi bidang administrasi, antara lain: (1) Pengembangan
kompetensi dalam bidang manajemen perkantoran; (2) Pengembangan
kompetensi dalam bidang manajemen keuangan; (3) Pengembangan
kompetensi dalam bidang manajemen SDM; (4) Pengembangan
kompetensi dalam bidang sistem manajemen mutu; (5) Pengembangan
kompetensi dalam bidang sistem manajemen lingkungan; (6)
Penumbuhan jiwa kewirausahaan instansi pemerintah; dan (7)
Pengembangan kompetensi dalam bidang manajemen publik.
2) Sasaran Kedua Pemenuhan kompetensi teknis substansi. Untuk
mencapai sasaran tersebut prioritas pengembangan diletakkan pada: (1)
Pengembangan kompetensi bidang penangkapan ikan; (2) Pengembangan
kompetensi bidang pembudidayaan ikan; (3) Pengembangan kompetensi
bidang pengolahan ikan; (4) Pengembangan kompetensi bidang
konservasi sumberdaya ikan; (5) Pengembangan kompetensi bidang
pengawasan perikanan; (6) Pengembangan kompetensi bidang
pemberdayaan masyarakat; dan (7) Pengembangan kompetensi bidang
permesinan perikanan.
3) Sasaran Ketiga Pemenuhan kompetensi fungsional. Untuk mencapai
sasaran tersebut prioritas pengembangan diletakkan pada: (1)
Perekayasa; (2) Litkayasa (3) Peneliti; (4) Penyuluh Perikanan; (5)

28
Arsiparis; (6) Pranata Komputer; (7) Pranata Hukum; (8) Pustakawan; (9)
Pengawas Perikanan; (10) Dosen; (11) Guru; (12) Widyaiswara; (13)
Instruktur; dan (14) Auditor.

3.2.2 Kerjasama Pelatihan dan Penyuluhan SDM KP


Kerjasama program pelatihan dan penyuluhan KP bertujuan
meningkatkan pelayanan penyelenggaraan pelatihan dan penyuluhan
dengan stakeholder. Kerjasama dilakukan dapat dilakukan dengan
perguruan tinggi, Kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah, NGO atau
LSM, Dunia Usaha/industri, lembaga dalam dan luar negeri, individu yang
mempunyai korelasi dengan pelatihan dan penyuluhan serta stakeholder
lainnya.

3.2.3 Regulasi
Arah kebijakan pembangunan tahun 2015-2019, diperlukan regulasi
yang merupakan fasilitasi, mendorong dan mengatur penyelenggaraan
pelatihan dan penyuluhan untuk mencapai tujuan. Terwujudnya sistem
Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih dengan
membuat program dan pencapaian yang dapat berjalan secara sistematis,
terukur sesuai nilai-nilai pada reformasi birokrasi dan peningkatan
pelayanan publik.

3.3 Strategi
Strategi yang dilakukan oleh Puslatluh KP berkaitan dengan
pengembangan SDM KP melalui pelatihan dan penyuluhan adalah:
1) Penajaman arah kebijakan pelatihan dan penyuluhan KP, dengan
penyusunan roadmap pelatihan dan penyuluhan KP 2017-2019 kearah
ekonomi produktif program prioritas KKP.
2) Pelatihan bagi Aparatur antara lain diklat struktural, diklat prajabatan,
diklat teknis dan diklat bagi calon tenaga fungsional;
3) Memberikan kesempatan yang sama untuk mendapatkan diklat;
4) Meningkatkan dan mengembangkan jenis dan metode pelatihan
berbasis kinerja/kompetensi;
5) Melaksanakan perencanaan pelatihan sesuai dengan hasil identifikasi
dan analisis kebutuhan pelatihan;
6) Membuat kebijakan berdasarkan rekomendasi hasil monev
penyelenggaraan dan evaluasi pasca pelatihan dan penyuluhan;
7) Mendorong pencapaian dengan memanfaatkan anggaran diluar
Puslatluh KP melalui kerjasama program pelatihan dan penyuluhan;
8) Mengupayakan terpenuhinya sarana dan prasarana standar pelatihan
dan sarana prasarana penyuluhan secara bertahap;

29
9) Memberikan informasi yang cepat, terkini dan akurat kepada
stakeholders;
10) Mendorong tersedianya kurikulum dan media belajar bagi pelatihan
teknis dan fungsional;
11) Memberikan kesempatan kepada pelatih dan tenaga kepelatihan untuk
mengikuti pelatihan/permagangan di dalam dan di luar negeri.
12) Peningkatan kapasitas pelaku utama dan pelaku usaha sebagai pilar
pembangunan ekonomi berbasis komoditas unggulan KP.
13) Penataan Kebijakan Penyuluhan KP, melalui Penyelesaian legislasi:
Kebijakan dan Strategi Penyuluhan KP, Mekanisme Penyuluhan KP,
Kelembagaan, Sarpras, Metoda dan Materi, dan Pola Diklat Penyuluh.
14) Penguatan kelembagaan penyuluhan KP, meliputi sinergitas dan
koordinasi dengan kelembagaan penyuluhan tingkat regional dan
pemerintah daerah, serta penguatan kelompok pelaku utama KP.
15) Pengembangan Metode dan Materi Penyuluhan melalui Pengembangan
materi penyuluhan bentuk cetak, CD video, web; Penyuluhan dengan
media cetak, tertayang dan terdengar, Pemanfaatan sms gateway, web
(cyber extension); dan Temu: aplikasi, percontohan, dll

Gambar 8. Roadmap Pelatihan dan Penyuluhan KP

Penjelasan terkait dengan strategi Puslatluh dalam mencapai target


peningkatan kesejahteraan masyarakat dijabarkan sebagai berikut: Dengan
Sumberdaya yang ada, baik itu SDM sebanyak 6.398 orang yang terdiri dari
pegawai pusat, widyaiswara, instruktur, pengelola pelatihan, penyuluh
perikanan PNS dan Penyuluh Perikanan Bantu, serta kelembagaan pusat

30
dan UPT yang melaksanakan fungsi pelatihan dan penyuluhsan serta
didukung dengan anggaran yang ada, merupakan modal awal untuk
mewujudkan tujuan tersebut. Pada prosesnya yang menjadi prioritas
adalah pelatihan aparatur dan non aparatur, peningkatan keterampilan
masayarakat KP, penumbuhan dan peningkatan kelas kelompok serta
pembentukan lembaga kemandirian kelautan dan perikanan. Pada
prosesnya akan dilakukan terus evaluasi dan monitoring untuk
mendapatkan feedback dari stakeholder agar dapat dilakukan perbaikan-
perbaikan kedepannya. Output yang akan dicapai pelatihan dan
penyuluhan pada Tahun 2017 adalah terlatihnya 12.070 orang SDM KP,
baik aparatur dan non aparatur, tersertifikasinya 6.000 orang tenaga SDM
KP tersuluhnya 37.000 kelompok pelaku utama/usaha perikanan, serta
1.000 kelompok diantaranya mengalami peningkatan kelas kelompok.
Outcome yang ingin dicapai adalah meningkatnya produksi 10.600 orang
pelaku utama/usaha. Dampak akhir yang diharapkan dengan pelatihan
dan penyuluhan ini adalah meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat kelautan dan perikanan.

Gambar 9. Strategi Pelaksanaan Pelatihan dan Penyuluhan KP

Tahapan dalam pelaksanaan strategi pelatihan dan penyuluhan KP


tidak terlepas dari bisnis proses pelatihan dan penyuluhan. Pada tahapan
analisis/identifikasi kebutuhan pelatihan dan penyuluhan, Penyuluh
Perikanan PNS, Penyuluh Perikanan Bantu berkoordinasi dengan Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Dinas Perikanan Kabupaten/Kota
dengan dikoordinatori UPT Pelatihan Penyuluhan KP melakukan identifikasi

31
kebutuhan pelatihan dan penyuluhan, selanjutnya dilakukan penetapan
tujuan, metode pelatihan dan penyuluhan, sampai dengan penyiapan
instrument terkait degan pelatihan dan penyuluhan KP. Pusat Pelatihan
dan Penyuluhan melakukan verifikasi terhadap tujuan, metode dan
instrument yang ada untuk selanjutnya dibuat persetujuan dan
rekomendasi agar dapat diimplementasikan sebagai rencana aksi. Kegiatan
utama yang mendasari pelatihan dan penyuluhan dilaksanakan
berdasarkan hasil analisis sebelumnya, pelatihan dilakukan kepada
aparatur dan non aparatur, serta tidak hanya berupa pelatihan teknis akan
tetapi juga diarahkan pada pelatihan manajerial untuk meningkatkan SDM
yang tangguh dan professional. Pendampingan oleh penyuluh perikanan
juga dilakukan kepada pelaku utama/usaha untuk menumbuhkan
kelompok-kelompok usaha perikanan baru, ataupun pendampingan kepada
kelompok-kelompok yang sudah ada. Selain itu, dalam rangka mendukung
program-program prioritas KKP, juga dilakukan fokus kegiatan pelatihan
dan penyuluhan pada lokasi-lokasi dan program-program prioritas KKP.
Bisnis proses penyelenggaraan pelatihan dan penyuluhan dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 10. Bisnis Proses Pelatihan dan Penyuluhan KP

Penyelenggaraan pelatihan dan penyuluhan lanjutan dalam rangka


pengembangan penyelenggaraan pelatihan dan penyuluhan. Pengembangan
dilakukan dalam standarisasi metode dan materi pelatihan dan
penyuluhan, kelengkapan KKNI dan SKKNI untuk sertifikasi, peningkatan
kelas kelompok perikanan, serta peningkatan skala usaha UMKM 32ector
kelautan dan perikanan. Evaluasi pasca pelatihan maupun penyuluhan

32
dilakukan dengan perangkat monitoring yang ada seperti: simlatluh KP
sebagai basis data perkembangan pelatihan dan penyuluhan KP, Sistem
Manajemen Pelaporan/ Quick Survey oleh Penyuluh Perikanan, Cyber
Extention sebagai wadah untuk penyebaran metode dan materi penyuluhan.
Adapun secara teknis pendetailan proses penyelenggaraan diklat
dilaksanakan secara menyeluruh dengan melibatkan unsur-unsur
pendukung dan dilaksanakan sesuai prosedur dan tahapannya. Secara
garis besar penyelenggaraan diklat dilaksanakan dalam tiga tahapan,
sebagaimana Gambar 11.

Gambar 11. Dukungan Penyelenggaraan Diklat

Tahap Pertama adalah Rancang Bangun Program, tahapan ini sebagai


bagaian dari tahapan identifikasi kebutuhan diklat. Termasuk didalam nya
adalah: Analisis jabatan, assessment untuk mengetahui tingkat
kompetensi, peta kualifikasi, selanjutnya dilakukan analisis kesenjangan
kompetensi antara kompetensi yang sudah dimiliki dengan minimal
kompetensi yang harus dimiliki untuk menduduki jabatan struktural atau
fungsional tertentu. Selanjutnya hasil analisis kesenjangan kompetensi
tersebut menjadi dasar penyusunan program diklat yang akan
diselenggarakan.
Tahap kedua adalah Penyelenggaraan Diklat, tahapan ini dimana tidak saja
hanya tentang pelaksanaan diklat, akan tetapi juga menyangkut perangkat

33
pendukungnya seperti SKKNI, Kurikulum dan Modul, pelatih yang terdiri
atas widiyaiswara dan instruktur, serta sarana prasarana pelatihan.
Tahap ketiga adalah evaluasi diklat, evalausi menyangkut kemampuan
peserta latih, pretest dan post evaluation, evaluasi penyelenggaraan diklat
serta evaluasi pasca pelatihan.
Sedangkan untuk pendetailan proses penyelenggaraan penyuluhan
merupakan satu kesatuan yang utuh yang dilaksanakan dengan tahapan-
tahapan sebagaimana Gambar 12.

Gambar 12. Proses Penyelenggaraan Penyuluhan

Tahap Pertama, Tahap rancang bangun program yang terdiri atas pemetaan
pelaku utama/usaha dan kelompoknya baik dalam hal jumlah, lokasi,
identifikasi karakter sosial, budaya perorangan maupun kelompok,
identifikasi jenis usaha, komoditas dan karakteristik produk yang
dihasilkan, selain itu juga pemetaan penyuluh perikanan yang terdiri atas
jumlah penyuluh, kompetensinya, sebarannya serta jenjang jabatannya.
Selain pemetaan penyuluh dan sasaran penyuluhan, kita juga perlu
membuat peyiapan regulasi penyuluhan KP sebagai acuan dan dasar
hukum pelaksanaan penyuluhan. Kewenangan penyelenggaraan
penyuluhan perikanan yang sudah ditarik ke pusat, tentunya harus diatur
lebih lanjut operasional pelaksanaannya dan mekanisme tata hubungan
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

34
Tahap Kedua adalah tahap penyelenggaraan penyuluhan. Pada tahapan ini
sudah mulai dilakukan penataan kebijakan terkait penyuluhan perikanan,
peningkatan kuantitas dan kapasitas penyuluh perikanan, penguatan
kelembagaan penyuluhan perikanan baik kelembagaan pelaku utama
maupun kelembagaan penyuluh perikanan, perancangan konsep dan
format pelaporan penyuluh perikanan, metode dan materi penyuluhan yang
perlu dilakukan pengembangan serta peningkatan sarana dan prasarana
penyuluhan KP mendukung keberhasilan penyelenggaraan penyuluhan.
Tahap Ketiga yang cukup penting adalah tahap evaluasi, baik itu evaluasi
terkait pelaporan kinerja penyuluh perikanan, evaluasi penyelenggaraan
penyuluhan perikanan serta evaluasi pasca penyuluhan. Evaluasi sangat
dibutuhkan untuk mengetahui dampak dari kegiatan penyuluhan kepada
sasaran utama penyuluhan, sehingga dapat diketahui pengembangan yang
dapat dilakukan agar pelaksanaan penyuluhan lebih efektif dan efisien.
Strategi Pelaksanaan Pelatihan dan Penyuluhan secara garis besar
dilaksanakan pada 9 (sembilan) hal, yaitu:

1) Kelembagaan
Strategi Revitalisasi Lembaga Pelatihan dan Penyuluhan KP yang
diarahkan untuk (1) Penguatan regulasi melalui penyelarasan peraturan
perundangan di tingkat pusat dan daerah; (2) Penguatan sarana dan
prasarana pelatihan dan penyuluhan melalui program peningkatan sarana
dan prasarana pelatihan dan penyuluhan; (3) Peningkatan kualitas SDM
pengelola lembaga pelatihan dan penyuluhan melalui pendidikan dan
pelatihan; (4) Penguatan kualitas manajemen melalui pengembangan sistem
manajemen, metoda pelatihan, metode dan materi penyuluhan, penerapan
standar, norma, pedoman; (5) Optimalisasi sarana dan prasarana pelatihan
dan penyuluhan untuk kegiatan yang bersifat produktif; dan

2) Ketenagaan
SDM sebagai salah satu unsur manajemen pelatihan dan penyuluhan
sangat menentukan keberhasilan pelaksanan pelatihan dan penyuluhan
yang diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan (Puslatluh KP). Salah satu komponen SDM tersebut adalah
tenaga kepelatihan yang terdiri dari tenaga pelatih dan pengelola pelatihan
yang sangat menentukan dalam keberhasilan penyelenggaraan pelatihan,
tenaga penyuluh dan pengelola penyuluhan. Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan KP saat ini memiliki 75 widyaiswara dan 72 orang instruktur
yang tersebar di masing-masing Balai Pelatihan dan Penyuluhan KP.
Penyuluh Perikanan PNS saat ini sebanyak 3.216 orang di kabupaten/kota
dan 122 orang di UPT KKP, selain itu juga ada 2.400 orang Penyuluh
Perikanan Bantu dan 100 orang Penyuluh Perikanan Bantu Manajemen

35
Usaha yang atersebar di kabupaten/kota. Jumlah dan kualitas akan
ditingkatkan sesuai kebutuhan. Peningkatan kompetensi Tenaga Pelatih,
tenaga kepelatihan dan tenaga penyuluh melalui
kursus/bimtek/pelatihan/seminar/workshop baik nasional maupun
internasional.

3) Sistem Pelatihan
Penataan kembali sistem pelatihan KP yang diarahkan untuk
meningkatkan kualitas lulusan pelatihan yang menitikberatkan pada
penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan,
dan sikap kerja sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan
dipersyaratkan di tempat kerja. Penyelenggaraan pelatihan kelautan dan
perikanan diselenggarakan melalui pelatihan bagi masyarakat dan
aparatur. Pelatihan bagi masyarakat ditujukan kepada nelayan,
pembudidaya, pengolah, dan pedagang ikan, serta masyarakat kelautan
dan perikanan lainnya. Sedangkan diklat bagi aparatur ditujukan bagi
aparatur negara yang memiliki peran, partisipasi dan kontribusi dalam
pembangunan kelautan dan perikanan, baik aparatur di lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun aparatur di tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota. Diklat aparatur terdiri dari diklat prajabatan dan
diklat dalam jabatan, yaitu diklat teknis, struktural, dan fungsional.
Kegiatan ini pada dasarnya lebih ditujukan bagi peningkatan
kompetensi masyarakat KP agar dapat meningkatkan produksi dan
produktivitas usaha dan taraf kehidupannya. Namun demikian, dalam
rangka menyiapkan SDM aparatur yang memiliki kompetensi teknis dan
manajerial, serta sebagai fasilitator bagi kepentingan para pelaku utama,
maka kegiatan Pelatihan KP juga ditujukan untuk aparatur Kementerian
Kelautan dan Perikanan dan aparatur daerah yang membidangi kelautan
dan perikanan. Strategi dalam bidang pelatihan, antara lain
a. Mengembangkan sistem pelatihan berbasis kompetensi;
b. Melakukan akreditasi program dan lembaga pelatihan KP;
c. Mengembangkan sistem sertifikasi kompetensi SDM KP;
d. Mengembangkan jejaring kerja pelatihan dan pemberdayaan lulusan
pelatihan KP;
e. Mengembangkan metode pelatihan dengan pendekatan inkubator
bisnis melalui pembangunan technopark di bidang kelautan dan
perikanan;
f. Memanfaatkan teknologi informasi dalam rangka memperluas
jangkauan layanan pelatihan (trainning online)

36
4) Sistem Penyuluhan
Penataan kembali sistem penyelenggaraan penyuluhan, terutama
pasca terbitnya Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
daerah, dimana kewenangan penyelenggaraan penyuluhan menjadi
kewenangan pusat, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Penyuluhan kelautan dan perikanan dilaksanakan dengan fokus kepada
ketenagaan, kelembagaan, penyelenggaraan penyuluhan, pembinaan dan
pengawasan, pembiayaan dan sarana prasarana penyuluhan.
Kegiatan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan dibagi dalam 4 (empat)
kelompok kegiatan, meliputi:
a. Pengembangan dan Penataan Kelembagaan dan Ketenagaan;
• Peningkatan kelas kelompok mandiri
• Percontohan dan pengembangan kelembagaan penyuluhan pusat
di daerah
• Penempatan dan penyebaran penyuluh di seketariat penyuluhan
di kab/kota
b. Peningkatan Kapasitas Penyuluh;
• Peningkatan daya saing penyuluh PNS
• Pengembangan dan pembinaan penyuluh perikanan bantu (PPB).
c. Pengembangan Penyelenggaraan Penyuluhan;
• Pengembangan materi cyber extention
• Peningkatan kualitas dan kuantitas media penyuluhan berbasis
inovasi dan teknologi
• Pengembangan penyuluhan wilayah potensi perikanan

d. Pengembangan dan Penataan Sarana dan Prasarana Penyuluhan;


• Penataan sarana dan prasarana penyuluhan
• Pengelolaan Balai/Pos/Satker Penyuluhan
• Pengembangan sarana dan prasarana penyuluhan
e. Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Penyuluhan
• Pembinaan reorientasi penyuluh berbasis kinerja
• Peningkatan sistem evaluasi dan monitoring penyuluh
• Pengembangan sistem pengawasan penyuluhan interkoneksi

5) Monitoring Penyelenggaraan Pelatihan dan Penyuluhan KP


Monitoring pelatihan dan penyuluhan merupakan bentuk pengendalian
suatu kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan secara rutin,
dengan pengumpulan data dan pengukuran atas kemajuan pelaksanaan
kegiatan. Monitoring menghitung apa yang sudah dilakukan mulai

37
persiapan hingga pelaporan sesuai pengamatan atas kualitas dari layanan
yang kita berikan disesuaikan dengan rencana yang telah ditetapkan,
sehingga tindakan korektif terhadap masalah yang dihadapi dapat
disikapi/dilakukan tindakan pencegahan sejak dini sehingga yang
direncanakan dapat tercapai. Jadi monitoring meliputi input, proses
perencanaan dan pelaksanaan serta pelaporan.
6) Kerjasama Pelatihan dan Penyuluhan.
Agenda kerjasama pelatihan dan penyuluhan dalam mengembangkan
sistem pelatihan KP, sasaran pokok dengan prioritas dan arah kebijakan
sebagai berikut :

a. Sasaran Pertama
Terpenuhinya modal usaha kelompok yang digali dari anggota
kelompok itu sendiri, donatur perorangan, pemerintah daerah, lembaga
donor dalam dan luar negeri, lembaga keuangan maupun perusahaan
dalam rangka pemanfaatan dana tanggungjawab sosial masyarakat
(CSR). Untuk mencapai sasaran tersebut prioritas pengembangan
diletakkan pada: (1) Membuat kriteria seleksi calon anggota kelompok;
(2) Sosialisasi paket-paket pelatihan unggulan dalam rangka
meningkatkan pendapatan pelaku utama/ dan atau pelaku usaha; (3)
Menjual paket pelatihan sertifikasi dalam rangka menyiapkan tenaga
kerja siap pakai; (4) Sosialisasi paket pelatihan dalam rangka
mendukung isu pemanasan global dan degradasi ekosistem pesisir; dan
(5) Melakukan kerjasama antara lembaga pelatihan, lembaga sertifikasi
profesi, dan lembaga penempatan kerja.

b. Sasaran Kedua
Terpenuhinya sarana pelatihan dan penyuluhan dari sumber-sumber
pembiayaan seperti tersebut pada sasaran pertama. Untuk mencapai
sasaran tersebut prioritas pengembangan diletakkan pada: (1)
Memperluas jejaring kerjasama yang komplementer dan saling
menguntungkan dalam rangka pemenuhan sarana pelatihan dan
penyuluhan tertentu yang bersumber dari pemerintah daerah maupun
sumber-sumber lain dalam negeri; dan (2) Mencari dana hibah luar
negeri dari lembaga donor negara sahabat dalam rangka pemenuhan
sarana pelatihan dan penyuluhan terkini.

c. Sasaran Ketiga
Peningkatan kapasitas SDM-KP melalui pembiayaan yang bersumber
dari non APBN KKP. Untuk mencapai sasaran tersebut prioritas
pengembangan diletakkan pada: (1) Memperluas jejaring kerjasama
antara lembaga pelatihan dengan berbagai lembaga donor di luar negeri

38
dalam rangka hibah pelatihan maupun penyuluhan; dan (2) Kerjasama
antar lembaga pelatihan dan penyuluhan di luar sektor perikanan
dalam rangka peningkatan kompetensi antar pengelola pelatihan dan
penyuluhan kedua belah pihak.

7) Materi Pelatihan
Proses pelatihan sangat diperlukan adanya bahan diklat sebagai media
pembelajaran dan alat bantu pelatihan bagi peserta latih untuk memahami
suatu materi pelatihan, serta sebagai panduan bagi widyaiswara/pengajar
dalam menyampaikan materi pelatihan yang dalam konsep besarnya disebut
Kurikulum. Bahan diklat adalah bahan yang digunakan dalam proses
pelatihan untuk mencapai suatu klasifikasi profesional tertentu. Bahan diklat
memiliki bentuk yang sangat beragam, antara lain bahan diklat
diterjemahkan sebagai training resources, yaitu apa-apa saja yang digunakan
dalam pelatihan (anything can be used for training). Sesuai dengan Peraturan
Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2006 bahan diklat
meliputi :
(1) Bahan ajar Diklat.
(2) Kurikulum Mata Diklat dan Skenario Pelatihan atau juga disebut
Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat dan Rencana Pembelajaran
(RBPMD dan RP), dahulu disebut GBPP dan SAP.

8) Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan merupakan bagian dari proses penyelenggaraan
penyuluhan. Materi penyuluhan sebagai panduan bagi penyuluh perikanan
dalam dan bahan ajar dalam proses penyuluhan kepada pelaku
utama/usaha perikanan. Dengan adanya materi penyuluhan yang terstandar
dan terekomendasi diharapkan penyuluh-penyuluh perikanan dapat
menyampaikan hasil-hasil penelitian peneliti kepada pelaku utama/usaha
sehingga dapat membangun usaha perikanan yang efisien, profitable,
manajemen organisasi dan keuangan yang baik serta usaha yang
berkelanjutan yang pada akhirnya dapat mencapai peningkatan skala usaha.

9) Sertifikasi dan Akreditasi


Pengembangan SDM pada sektor kelautan dan perikanan dipandang
mendesak mengingat tahun 2016 dimulainya pasar bebas masyarakat
ekonomi Asean (Asean Community Economic), dalam pasar bebas tersebut
SDM kita diharapkan dapat mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan
mampu bersaing dengan SDM dari luar negeri yang akan ikut mengisi pasar
Asean. Sertifikasi, standar tersebut digunakan sebagai Materi Uji

39
Kompetensi yang dilaksanakan oleh para assesor. Sertifikasi kompetensi
merupakan bentuk pengakuan secara formal terhadap kompetensi kerja
yang dikuasai oleh SDM kelautan dan perikanan. Selanjutnya untuk
membangun sistem sertifikasi, sangat diperlukan adanya assesor
kompetensi dalam jumlah yang cukup sesuai dengan keahlian tertentu dan
spesialisasinya, dimana assesor kompetensi ini bertugas mengasesmen
personil SDM-KP di
Puslatluh KP bersama dengan asosiasi industri dan profesi kelautan
dan perikanan telah menginisiasi pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi
Kelautan dan Perikanan (LSP-KP) dan Lembaga Sertifikasi Profesi Kelautan
(LSP-K), LSP -1. Jumlah LSP yang akan dibangun samapai dengan tahun
2019 adalah sebanyak 25 LSP. Sebagai tempat uji komptensi (TUK)
dibangun untuk memberikan pelayanan uji sertifikasi. Pelatihan ANKAPIN
dan ATKAPIN dan BST diperlukan untuk memenuhi sertifikasi pelaut.
Agenda sistem pelatihan dan penyuluhan lainnya seperti uraian
dibawah ini
1) Strategi Pengembangan Sistem Bisnis Perikanan di Pedesaan
Sistem Bisnis Perikanan di pedesaaan diarahkan kepada tujuan
menjadikan usaha sektor KP sebagai usaha yang profitable dan
berkelanjutan dengan pengelolaan organisasi dan keuangan yang baik.
Dengan sentuhan pelatihan dan penyuluhan, diharapkan usaha-usaha
sektor KP mejadi bagian dari UMKM yang mampu meningkat kelasnya dan
menghasilkan produk-produk local unggulan yang mengarah pada ekspor.
Hal ini tentunya akan mampu meningkatkan skala usaha pelaku
utama/usaha, sehingga mampu meningkatkan pendapatannya,
mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat KP.
Terdapat 5 (lima) agenda pokok pengembangan SDM KP 2015-2019,
yaitu:
a. Pengembangan Sistem Pelatihan dan Penyuluhan yang yang efisien,
efektif, akuntabel, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat;
b. Peningkatan kompetensi Aparatur sebagai dinamisator dan motivator
pembangunan ekonomi berbasis kelautan dan perikanan;
c. Peningkatan Kapasitas Pelaku Utama/Pelaku usaha sebagai pilar
pembangunan ekonomi berbasis kelautan dan perikanan menuju
UMKM KP yang unggul dan naik kelas;
d. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pelatihan dan
Penyuluhan;
e. Pengembangan Kerjasama Pelatihan dan Penyuluhan.

40
Kelima agenda pokok pengembangan SDM-KP tahun 2015–2019
selanjutnya akan diterjemahkan ke dalam program-program pembangunan
yang hendak dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang.
Harapannya untuk mencapai UMKM KP yang meningkat kelasnya,
pelatihan dan penyuluhan akan berperan dalam:
a. Identifikasi Pelaku utama/usaha yang produktif dan feasible ;
b. Analisis permasalahan pada kondisi wilayah dan usaha yang
dikembangkan;
c. Bimbingan teknis produksi, transfer teknologi, legalitas usaha,
sertifikasi dan perizinan lainnya yang mengarah pada peningkatan
kemampuan teknis dan manajerial bisnis;
d. Bimbingan riset pemasaran, strategi dan keputusan bisnis;
e. Penumbuhkembangan kelembagaan pelaku utama dan kelembagaan
bisnis perikanan;
f. Fasilitasi informasi Pelatihan, pemagangan, inkubasi bisnis dan
peningkatan SDM lainnya; dan
g. Fasilitasi akses sumber informasi lembaga pemasaran dan lembaga
keuangan (net working ).

2) Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pelatihan (SIMLAT)


Berkaitan dengan agenda pengembangan sistem informasi
manajemen pelatihan, disusun 3 (tiga) sasaran pokok dengan prioritas dan
arah kebijakan sebagai berikut:
Sasaran Pertama Pengembangan manajemen sistem informasi pelatihan.
Untuk mencapai sasaran tersebut prioritas pengembangan diletakkan pada:
(1) Pembuatan grand design SIMLAT; (2) Penyusunan SPO SIMLAT; (3)
Pembuatan aplikasi system informasi yang inovatif, kreatif, dan user
friendly; dan (4) Isi SIMLAT yang informatif dan terkini.
Sasaran Kedua Pengembangan SDM pengelola. Untuk mencapai sasaran
tersebut prioritas pengembangan diletakkan pada: (1) Peningkatan
kompetensi dalam hal mengelola perangkat lunak dan perangkat keras
jaringan SIMLAT (troubleshooting); dan (2) Peningkatan kompetensi dalam
mengoperasikan SIMLAT.
Sasaran Ketiga Pengembangan prasarana dan sarana sistem informasi
pelatihan. Untuk mencapai sasaran tersebut prioritas pengembangan
diletakkan pada: (1) Pengembangan prasarana SIMLAT dilokasi yang sulit
mendapatkan akses internet; (2) Pengembangan sarana untuk memenuhi
kebutuhan minimal beroperasinya SIMLAT secara terintegrasi; dan (3)
Pengembangan modul pelatihan multimedia berbasis internet.

3) Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan (SIMLUH)

41
Berkaitan dengan agenda pengembangan sistem informasi
manajemen penyuluhan, disusun 3 (tiga) sasaran pokok dengan prioritas
dan arah kebijakan sebagai berikut:
Sasaran Pertama Pengembangan manajemen sistem informasi penyuluhan.
Untuk mencapai sasaran tersebut prioritas pengembangan diletakkan pada:
(1) Pembuatan grand design SIMLUH; (2) Penyusunan SPO SIMLUH; (3)
Pembuatan aplikasi sistem informasi yang inovatif, kreatif, dan user
friendly; dan (4) Isi SIMLUH yang informatif dan terkini serta (5) Link
SIMLUH dengan pelaporan penyuluh perikanan, Cyber extention, informasi
pasar dan lain sebagainya.
Sasaran Kedua Pengembangan SDM pengelola. Untuk mencapai sasaran
tersebut prioritas pengembangan diletakkan pada: (1) Peningkatan
kompetensi dalam hal mengelola perangkat lunak dan perangkat keras
jaringan SIMLUH (troubleshooting); dan (2) Peningkatan kompetensi dalam
mengoperasikan SIMLUH.
Sasaran Ketiga Pengembangan prasarana dan sarana sistem informasi
penyuluhan. Untuk mencapai sasaran tersebut prioritas pengembangan
diletakkan pada: (1) Pengembangan prasarana SIMLUH dilokasi yang sulit
mendapatkan akses internet; (2) Pengembangan sarana untuk memenuhi
kebutuhan minimal beroperasinya SIMLUH secara terintegrasi; dan (3)
Pengembangan materi penyuluhan multimedia berbasis internet.

3.4 Kerangka Regulasi


Dalam upaya mencapai tujuan dan target kinerja Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan KP, diperlukan regulasi yang merupakan fasilitasi, mendorong
dan mengatur penyelenggaraan pelatihan dan penyuluhan demi
terwujudnya sistem Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan pemerintahan
yang bersih dengan membuat program dan pencapaian yang dapat berjalan
secara sistematis, terukur sesuai nilai-nilai pada reformasi birokrasi dan
peningkatan pelayanan publik. Regulasi dapat berupa rancangan
Peraturan/ Keputusan Menteri maupun Peraturan/ Keputusan Kepala
Badan.
1) Rancangan Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri Terkait
Pelatihan dan Penyuluhan KP tentang:
 Penyelenggaraan Penyuluhan Perikanan;
 Kelembagaan Penyuluhan Perikanan;
 Formasi Penyuluh Perikanan (Bezetting);
 Standar Kompetensi Jabatan Penyuluh Perikanan;
 Penerapan Sertifikasi Penggunaan Tenaga Kerja Bersertifikat
Kompetensi

42
 Rancangan Induk Pengembangan (RIP) SKKNI dan KKNI Sektor
Kelautan dan Perikanan.

2) Rancangan Peraturan dan Keputusan Kepala BRSDM Terkait Pelatihan


dan Penyuluhan KP tentang:
 Penugasan Penyuluh Perikanan PNS;
 Penetapan Kinerja Penyuluh Perikanan;
 Wilayah Kerja Balai Pelatihan dan Penyuluhan serta Balai Riset dan
Penyuluhan;
 Pedoman Pelatihan Aparatur KP;
 Pedoman Pelatihan Masyarakat.

3.5 Kerangka Kelembagaan


Kerangka kelembagaan merupakan perangkat Kementerian/ Lembaga
(struktur organisasi, ketatalaksanaan, dan pengelolaan aparatur sipil
negara) yang digunakan untuk mencapai visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan
fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun dengan berpedoman pada
RPJM Nasional. Kegiatan Pelatihan dan penyuluhan ditujukan kepada
masyarakat perikanan pelaku utama dan pelaku usaha di sektor
penangkapan, budidaya, pengolahan, pemasar hasil perikanan, serta
masyarakat kelautan dan perikanan lainnya. Kegiatan pelatihan juga
dilengkapi sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi
nasional. Sedangkan pelatihan aparatur ditujukan bagi aparatur negara
meliputi pelatihan teknis, struktural aparatur, pelatihan fungsional, dan
pelatihan prajabatan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kegiatan penyuluhan lebih diarahkan kepada pendampingan kepada
kelompok pelaku utama/usaha, pengembangan penyuluhan di bidang
kelautan dan perikanan.
Kegiatan Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
dilaksanakan oleh Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan, 5 Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP), 1 Balai
Diklat Aparatur (BDA), 4 Balai Riset dan Penyuluhan Perikanan, Pusat
Pelatihan Perikanan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP), dan kerja
sama dengan lembaga lainnya yang mempunyai tugas pokok pelatihan dan
penyuluhan.

43
Gambar 9. Struktur Organisasi Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP

BAB IV
TARGET KINERJA DAN PENDANAAN

4.1 Target Kinerja


4.1.1 Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Sasaran Strategis yang telah ditetapkan KKP merupakan kondisi yang
akan dicapai secara nyata yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan
oleh adanya hasil (outcome/impact) dari satu atau beberapa program.
Sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan merupakan
kondisi yang diinginkan dapat dicapai oleh KKP sebagai suatu
outcome/impact dari beberapa program yang dilaksanakan. Dalam
penyusunannya, KKP menjabarkan 3 misi yakni “Kedaulatan”,
“Keberlanjutan”, dan Kesejahteraan” dan menggunakan pendekatan
metoda Balanced Scorecard (BSC) yang dibagi dalam empat perspektif,
yakni stakeholders prespective, customer perspective, internal process
perspective, dan learning and growth perspective.
Indikator Kinerja Kegiatan merupakan ukuran alat ukur yang
mengindikasikan keberhasilan pencapaian keluaran (output) dari suatu
kegiatan. Indikator Kinerja Kegiatan telah ditetapkan secara spesifik untuk
mengukur pencapaian kinerja berkaitan dengan sasaran kegiatan (output).
Indikator Kinerja Kegiatan dalam Struktur Manajemen Kinerja di KKP

44
merupakan sasaran kinerja kegiatan yangsecara akuntabilitas berkaitan
dengan unit organisasi K/L setingkat. Sasaran Strategis Program
Pengembangan SDM KP merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata
yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil
(outcome/impact) dari satu atau beberapa program.

4.1.2 Indikator Kinerja Program


Indikator Kinerja Program merupakan alat ukur yang
mengindikasikan keberhasilan pencapaian hasil (outcome) dari suatu
program. Indikator Kinerja Program telah ditetapkan secara spesifik untuk
mengukur pencapaian kinerja berkaitan dengan sasaran program (outcome).
Indikator kinerja program tersebut juga merupakan Kerangka Akuntabilitas
Organisasi dalam mengukur pencapaian kinerja program. Dalam kaitan ini,
KKP telah menetapkan Indikator Kinerja Program dalam Struktur
Manajemen Kinerja yang merupakan sasaran kinerja program yang secara
akuntabilitas berkaitan dengan unit organisasi K/L setingkat Eselon I A,
sebagaimana Lampiran.

4.1.3 Indikator Kinerja Kegiatan


Program kegiatan kerja Puslatluh KP sesuai rencana strategis tahun
2017-2019 adalah pengembangan sumber daya manusia kelautan dan
perikanan dengan kegiatan meliputi:
1) Penyelenggaraan Pelatihan bagi Aparatur;
2) Penyelenggaraan Pelatihan bagi masyarakat Kelautan dan perikanan;
3) Sertifikasi Kompetensi Masyarakat Kelautan dan Perikanan;
4) Pendampingan melalui penyuluhan kepada pelaku utama/usaha, terdiri
dari penumbuhan kelompok perikanan dan peningkatan kelas kelompok
serta pendampingan pelaku utama/usaha menjadi UMKM-KP yang
mendapat kemudahan akses pembiayaan, pemasaran dan pembuatan
ijin usaha;
5) Dukungan operasional Penyuluh Perikanan yang melakukan
penyuluhan kepada masyarakat KP;
6) Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelatihan dan penyuluhan, kegiatan
ini terdiri dari Pengadaan kendaraan fungsional pelatihan dan
penyuluhan kelautan dan perikanan, Pengadaan pengolahan Data;
7) Pengembangan Kelembagaan pelatihan dan penyuluhan, meliputi
Pengembangan Ketenagaan Kelautan dan Perikanan, Penyusunan
Pedoman/standar/juknis/juklak, Penyusunan database, dan
Penyusunan kurikulum, modul pelatihan serta metode dan materi
penyuluhan;

45
8) Pelayanan Perkantoran, kegiatan ini terdiri dari Penyelenggaraan
operasional dan pemeliharaan perkantoran, dan penyiapan bahan-
bahan pimpinanan;
9) Dokumen Perencanaan, Data informasi dan Kerjasama, kegiatan ini
terdiri dari Penyusunan Rencana Kerja, KAK, RAB, dan RKAKL,
Penyusunan Rencana Operasional Kegiatan Tahun 2017, Penyusunan
Standar Biaya Khusus Pelatihan dan Penyuluhan KP, Penyusunan
Rumusan Kebijakan Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan, Wokshop Kerjasama Pelatihan an Penyuluhan KP, Workshop
Perencanaan Pelatihan dan Penyuluhan KP, Koordinasi perencanaan
program dengan instansi terkait, penyusunan database dan statistik
pelatihan dan penyuluhan KP, Kerjasama pelatihan dan penyuluhan
dengan instansi terkait lainnya, Sistem informasi, Publikasi, dan
Pameran.
10) Dokumen Ketatausahaan, Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Barang
Milik Negara, kegiatan terdiri dari Penyusunan laporan Keuangan dan
BMN, Pengelolaan Administrasi Persuratan, Penyusunan Juklak
Pelaksanaan Puslatluh KP, dan PBJ.
11) Dokumen Pengelolaan Kepegawaian dan Kelembagaan, kegiatan ini
terdiri dari Pengelolaan Administrasi Kepegawaian, Implementasi
SIMPEG.
Dokumen Monitoring, Evaluasi, Pelaporan dan Dokumentasi,
kegiatan ini terdiri dari Monitoring Penyelenggaraan Pelatihan dan
Penyuluhan, Evaluasi Pasca Pelatihan dan Penyuluhan KP, dan
Penyusunan Laporan Bulanan, Laporan Triwulan, Laporan Tahunan dan
LAKIP.
Indikator dan taget kinerja utama kegiatan pelatihan dan penyuluhan
kelautan dan perikanan dalam dilihat sebagaimana Tabel 13.

Tabel 13. Indikator dan Target Kinerja Pelatihan dan Penyuluhan KP

TARGET
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN TAHUN TAHUN
2017 2018 2019
STAKEHOLDERS PERSPECTIVE
1 Terwujudnya
Jumlah pelaku utama/pelaku
Kesejahteraan
usaha yang kompeten dan
Masyarakat KP melalui 1 - 14.200 -
inovatif meningkat produksinya
penyediaan SDM KP
(orang)
yang kompeten
Jumlah lulusan pelatihan yang
2 kompeten meningkat 10.600 - 1.200
pendapatannya (orang)

46
TARGET
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN TAHUN TAHUN
2017 2018 2019
Jumlah kelompok pelaku
3 utama/pelaku usaha yang 1.000 1.000 1.500
meningkat kelasnya (kelompok)

CUSTOMER PERSPECTIVE
2 Terwujudnya
4 Nilai PNBP (Rp Milyar) 1,790 2,673 5,054
pengelolaan SDKP yang
partisipatif, bertanggung Jumlah pelaku utama/usaha
jawab dan 5 lulusan pelatihan berbasis - - 2.000
berkelanjutan kompetensi (orang)
Jumlah anggota kelompok
pelaku utama dan pelaku
6 usaha yang disuluh yang - - 30.000
dinilai kelas kelompoknya
(orang)
Legalisasi Izin Usaha Mikro
7 Kecil dan Pendirian Koperasi 1.000 7.560 6.560
Sektor KP (unit)
3 Tersedianya kebijakan Indeks Efektifitas kebijakan
pembangunan KP yang 8 pemerintah bidang riset dan 7,8 7,8 -
efektif SDM KP (indeks)
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
4 Terselenggaranya tata Jumlah Aparatur KKP yang
kelola pemanfaatan 9 ditingkatkan kompetensinya 1.750 2.860 1.560
SDKP yang adil, melalui pelatihan KP (orang)
berdayasaing dan
Jumlah Masyarakat yang
berkelanjutan
10 ditingkatkan kompetensinya 10.320 12.000 18.800
melalui pelatihan KP (orang)
Jumlah SDM KP yang dilatih
dan disuluh untuk mendukung
tata kelola pemanfaatan sumber
11 414.860 414.860 -
daya kelautan dan perikanan
yang adil berdaya saing dan
berkelanjutan (orang)
Jumlah Pelaku utama/ usaha
12 - - 400.000
yang disuluh (orang)

Jumlah SDM KP yang


13 mengikuti Sertifikasi 6.000 6.500 3.500
Kompetensi (Orang)

47
TARGET
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN TAHUN TAHUN
2017 2018 2019
Jumlah sarana dan prasarana,
serta kelembagaan Pusat
14 Pelatihan dan Penyuluhan KP 6 7 7
yang ditingkatkan kapasitasnya
(paket)
Jumlah lembaga pelatihan KP
15 6 6 6
yang terstandar (lembaga)

Jumlah jejaring dan/atau


16 kerjasama Puslatluh KP yang 3 3 3
disepakati (Buah)
Proporsi fungsional Pusat
Pelatihan dan Penyuluhan KP
17 dibandingkan total pegawai - 80 -
Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan KP (%)
Persentase Penyuluh perikanan
yang memiliki kinerja baik
18 70 70 -
dalam melakukan penyuluhan
dan pendampingan (%)
Persentase Penyuluh perikanan
19 yang berkontribusi terhadap - - 100
pelaksanaan program KKP (%)
Tersedianya Metode
20 Percontohan Penyuluhan KP 3 15 27
(lokasi)
Deviasi ketepatan/kesesuaian
Terselenggaranya
sasaran program pelatihan dan
pengendalian dan
penyuluhan kelautan dan
5 monitoring pelaksanaan 21 15 15 -
perikanan melalui kegiatan
Kegiatan Pelatihan dan
pelatihan dan penyuluhan
Penyuluhan KP
kelautan dan perikanan (%)

LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE


Terwujudnya aparatur
sipil negara Puslatluh
Indeks kompetensi dan
6 KP yang kompeten, 22 80 80 -
integritas Puslatluh KP (indeks)
profesional, dan
berintegritas
Indeks Profesionalitas ASN
23 - - 60
lingkup Puslatluh KP (indeks)
7 Tersedianya manajemen 24 Presentase unit kerja yang
pengetahuan Puslatluh menerapkan sistem manajemen
65 65 80
KP yang handal dan pengetahuan yang terstandar
mudah diakses lingkup Puslatluh KP (%)
8 Terwujudnya pranata 25 Nilai Kinerja Reformasi
A (80) A (80) -

48
TARGET
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN TAHUN TAHUN
2017 2018 2019
dan kelembagaan Birokrasi Puslatluh KP
birokrasi BRSDMKP
yang efektif, efisien dan 26 Nilai Maturitas SPIP (nilai) 2 3 -
berorientasi pada
layanan prima Presentase tindak lanjut direktif
27 100 100 -
pimpinan (%)
28 Nilai AKIP Puslatluh KP (Nilai) A (85) A (85) -
Persentase Jumlah
Rekomendasi Hasil Pengawasan
29 yang dimanfaatkan untuk - - 80
Perbaikan Kinerja Puslatluh KP
(%)
Nilai Kinerja Anggaran Baik Baik Baik
30
Puslatluh KP (%) (83) (86) (87)
Persentase Kepatuhan terhadap
Terkelolanya anggaran 31 100 - -
SAP lingkup Puslatluh KP (%)
pembangunan Puslatluh
9 Batas tertinggi presentase
KP secara efisien dan
akuntabel Temuan LHP BPK atas Laporan
32 keuangan (LK)Puslatluh KP - 1 1
Dibandingkan realisasi
anggaran Puslatluh KP (%)

4.2 Kerangka Pendanaan


Untuk dapat melaksanakan arah kebijakan, strategi, dan program
pelatihan dan penyuluhan kelautan dan perikanan, serta mencapai target
sasaran utama, dibutuhkan dukungan kerangka pendanaan yang memadai.
Pendanaan pelatihan dapat bersumber dari pemerintah (APBN dan APBD,
Dana Alokasi Khusus/DAK), swasta, perbankan dan non perbankan, dan
masyarakat. Pendanaan akan digunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat, yakni kesejehteraan masyarakat kelautan dan
perikanan. Sementara itu dilakukan penguatan sinergi pendanaan antara
KKP, K/L terkait, APBD serta sumber lain yang tidak mengikat.
Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan melalui
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia, Kementerian Kelautan dan
Perikanan dalam Rancangan Renstra mengusulkan rencana pendanaan
melalui APBN tahun 2017-2019 dan PNBP Tahun 2017-2019. Anggaran
tersebut akan didistribusikan setiap tahunnya untuk membiayai Kegiatan
Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan.

49
BAB V
PENUTUP

Reviu Rencana Strategis Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP tahun


2017-2019 merupakan dokumen perencanaan Pelatihan dan Penyuluhan
kelautan dan perikanan yang disusun sebagai penjabaran dari Rencana
Strategis BRSDMKP tahun 2015-2019 yang dituangkan dalam Peraturan
Kepala Badan Riset dan SDM Nomor 7/Per-BRSDM/2019 tanggal 22
Maret 2019 Tentang Rencana Strategis Badan Riset dan SDM Kelautan
dan Perikanan tahun 2015 – 2019.

Rencana Strategis ini disusun sebagai upaya untuk memberikan


pedoman atau panduan sesuai dengan perkembangan arah kebijakan dan
peraturan terkait dalam melaksanakan kegiatan pelatihan dan
penyuluhan KP tahun 2017 – 2019 sehingga sesuai dengan program yang
telah ditetapkan.

Plt. KEPALA PUSAT PELATIHAN


DAN PENYULUHAN KELAUTAN
DAN PERIKANAN,

MAMAN HERMWAN

Mulyoto

50

Anda mungkin juga menyukai