Anda di halaman 1dari 22

Program Strategis Kegiatan Hubungan

Sekolah dan Masyarakat

HUMAS

SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA

TAHUN
2021 - 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Mulyono dalam Benty dan Gunawan (2015: 144) menyatakan bahwa hubungan
masyarakat dapat diartikan sebagai suatu kegiatran berencana yang menyangkut itikad
baik, rasa simpati, dan saling mengerti untuk memperoleh pengakuan, penerimaan dan
dukungan kepada masyarakat melalui komunikasi dan sarana lain (media massa) untuk
mencapai kemanfaatan dan kesapakatan bersama. Bagian humas bertanggung jawab untuk
memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati dan membangkitkan
ketertarikan masyarakat. Kergiatan humas adalah meloby, berbicara di depan publik atau
melakukan pembicaraan di depan publik, menyelenggarakan acara dan membuat
pernyataan tertulis seperti rilis berita. Dalam pelaksaaan pekerjaan humas, seorang praktisi
humas akan menggunakan konsep manajemen untuk mempermudah pelaksaaan tugas-
tugasnya, seperti membuat rencana, melakukan persiapan, melakukan aksi dan komunikasi
dan ditutup dengan tindakan pengendalian yang disebut evalusai. Dalam dunia humas
sangat dibutuhkan penyusunan suatu program yang strategis, hal ini dilakukan untuk
mengetahui sasaran dari program yang akan dilaksanakan, dan melalui riset yang
dilakukan yang diharapkan dapat menjawab persoalan yang terjadi, sehingga program
yang disusun atau direncanakan tepat pada sasaran.

B.        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat
merumuskan beberapa masalah sebagai berikut.
1.  Apa yang dimaksud program kerja hubungan sekolah dan masyarakat?
2.  Apa yang dimaksud penyusunan program program strategis kegiatan  hubungan
sekolah dan masyarakat?
3.  Apa yang menjadi dasar dan tujuan program kerja sekolah dan masyarakat?
4.  Apa saja macam-macam program kerja hubungan sekolah dan masyarakat?
5. Apa saja langkah-langkah penyusunan program kerja hubungan sekolah
dan    masyarakat?
6.  Bagaimana pelaksanaan program kerja hubungan sekolah dan masyarakat?
7.  Bagaimana strategi kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat?
8.  Apa saja karakteristik program kerja hubungan sekolah dan masyarakat yang baik?
9.  Bagaimana contoh program kerja hubungan sekolah dan masyarakat?
C.        Tujuan
            Tujuan yang akan dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Memahami program kerja hubungan sekolah dan masyarakat.
2. Memahami penyusunan program program strategis kegiatan hubungan sekolah dan
masyarakat.
3.  Memahami dasar dan tujuan program kerja sekolah dan masyarakat.
4.  Memahami macam-macam program kerja hubungan sekolah dan masyarakat.
5.  Memahami langkah-langkah penyusunan program kerja hubungan sekolah dan
masyarakat.
6.  Memahami pelaksanaan program kerja hubungan sekolah dan masyarakat.
7.  Memahami strategi kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat.
8.  Memahami karakteristik program kerja hubungan sekolah dan masyarakat yang baik.
9.  Memahami contoh program kerja hubungan sekolah dan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pengertian Program Kerja Hubungan Sekolah Dan Masyarakat


Menurut Benty dan Gunawan (2015: 144), program adalah suatu rancangan mengenai
asas suatu usaha yang akan dijalankan. Sekumpulan aktivitas yang saling berkaitan dan
bantu membantu diantara satu dengan yang lain kepada pencapaian suatu tujuan program
itu. Organisasi mengandung satu atau lebih program dan tujuan tiap-tiap program itu
adalah tidak serupa, tetapi saling menyumbang kepada satu tujuan sebuah organisasi itu.
Program kerja adalah suatu rencana kegiatan dan suatu organisasi yang terarah, terpadu
dan tersistematis yang dibuat untuk rentang waktu yang telah ditentukan oleh suatu
organisasi. Program kerja ini akan menjadi pegangan bagi organisasi dalam menjalankan
rutinitas roda organisasi. Program kerja juga digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan
cita-cita organisasi.
Benty dan Gunawan (2015: 144) menyatakan ada dua alasan mengapa program kerja
perlu disusun oleh suatu organisasi, yaitu: (1) efisiensi organisasi, dengan dibuatnya suatu
program kerja oleh suatu organisasi maka waktu yang dihabiskan oleh suatu organisasi
untuk memikirkan bentuk kegiatan apa saja yang akan dibuat tidak begitu banyak,
sehingga waktu yang lain bisa digunakan untuk mengimplementasikan program kerja yang
telah dibuat; dan (2) keefektifan organisasi, juga dapat dilihat dari sisi ini, dimana dengan
membuat program kerja oleh suatu organisasi maka selama itu telah direncanakan
sinkronisasi kegiatan organisasi antara bagian kepengurusan yang satu dengan bagian
kepengurusan yang lainnya.

B.                 Pengertian Penyusunan Program Strategis Kegiatan Hubungan Sekolah Dan


Masyarakat
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia dalam Benty
dan Gunawan (2015: 145) menyatakan pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu
yang tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses
menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk fisik dimana proses yang terjadi
merupakan interaksi antara media jasa dan pengguna jasa yang memiliki sifat tidak
mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan.
Strategi merupakan proses penentuan rencana yang berfokus pada tujuan organisasi
disertai susunan mengenai tata cara mencapai tujuan tersebut. Strategi juga dapat diartikan
sebagai rencana dari tujuan, kebijakan, dan tindakan yang menjadi kesatuan yang utuh
dalam suatu organisasi. Benty dan Gunawan (2015: 145) menyatakan penyusunan
program strategis kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat yaitu
merupakan proses menentukan ide-ide atau gagasan-gagasan untuk mencapai suatu tujuan
organisasi yang disusun secara sistematis beserta penentuan alternatif-alternatif
pemecahan masalah apabila seandainya ditemukan kendala dalam pencapaian tujuan
organisasi tersebut.
C.                Dasar Tujuan Penyusunan Program Kerja Hubungan Sekolah Dan Masyarakat
Benty dan Gunawan (2015: 146) menyatakan bahwa ada 3 unsur yang dapat
diterapkan dalam manajemen hubungan masyarakat, yaitu:
1.                  Analisis Strategis
Analisis strategis (strategic analysis) dilakukan untuk memastikan apakah strategi
pemasaran jasa pendidikan yang diterapkan terkait dengan riset pemasaran harus dikaitkan
dengan pertimbangan lainnya, seperti keterampilan karyawan sekolah, keuangan sekolah,
dan sumber daya sekolah lainnya, misi sekolah, sefrta arah organisasi sekolah. Analisis
strategis bertujuan untuk memahami posisi strategis sekolah, yang membutuhkan jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan: (1) apakah perubahan yang sedang berlangsung di lingkungan
sekolah; (2) Bagaimana perubahan tersebut dapat mempengaruhi sekolah dan aktivitasnya;
(3) Apakah sumber daya yang dimiliki sekolah untuk menghadapi perubahan tersebut; dan
(4) apakah yang dilakukan sekolah terkait dengan keinginan untuk mencapainya?

2.                  Pilihan Strategis
Pilihan strategis atau strategic option terkait dengan cara memilih salah satu
pendekatan dari banyak pendekatan strategi pemasaran jasa pendidikan untuk mencapai
tujuan pemasaran jasa pendidikan yang ditetapkan. Pilihan strategis bertujuan untuk
memilih pendekatan demi mencapai tujuan sekolah. Pilihan strategis memiliki tiga aspek,
yaitu: (1) penghasil pilihan strategis (generation of strategic option), yang harus ada di
belakang tindakan sekolah paling nyata; (2) evaluasi pilihan strategis (evaluation of
strategic option), yang bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan relatif sekolah atau
mengatasi kelemahan sekolah; dan (3) pemilihan strategi (selection of strategic), yang
memungkinkan sekolah untuk menangkap peluang di lingkungan sekolah atau menjawab
ancaman dari sekolah kompetitor.

3.                  Pelaksanaan Strategis
Pelaksanaan strategis (strategic implementation) bertujuan untuk mengubah strategi
pemasaran jasa pendidikan menjadi praktik pemasaran jasa pendidikan dengan: (1)
menerapkan sistem pengumpulan data pendidikan dan menjaga kualitas jasa pendidikan;
(2) menyediakan sumber daya pendidikan yang layak; dan (3) mengevaluasi dampak
strategi pemasaran jasa pendidikan melalui pengawasan yang sistematis. Pelaksanaan
strategis bertujuan untuk merealisasikan keputusan pemasaran jasa pendidikan menjadi
tindakan nyata, yang mensyaratkan bahwa keputusan tersebut (pilihan strategis) telah
dibuat melalui pemikiran terbuka terhadap kelayakan dan penerimaan dari pelanggan jasa
pendidikan.
Aktivitas pelaksanaan strategis merupakan aktivitas untuk menetapkan dan
mengoperasikan sistem pendidikan yang tepat, memperoleh sumber daya dan
mengevaluasi atau mengukur dampaknya. Sehingga dalam proses tersebut ada dua hal
penting yang dapat diidentifikasi, yaitu: (1) penentuan sistem jaminan kualitas internal
(internal quality assurance) jasa pendidikan untuk memastikan apakah produk jasa
pendidikan memenuhi harapan pelanggan jasa pendidikan; dan (2) pengembangan
mekanisme pengumpulan data eksternal sekolah mengenai cara menawarkan program
pendidikan dan aktivitas pendidikan.
D.              Macam-Macam Program Kerja Hubungan Sekolah Dan Masyarakat
Program kerja sekolah menurut Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015: 147-151)
dibagi menjadi dua kegiatan, yakni (1) program kerja rutin; (2) program kerja insidental.
1.  Program kerja rutin
Program kerja rutin adalah kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus dan
kronologis. Berikut merupakan program kerja yang tergolong dalam kegiatan rutin yaitu
sebagai berikut.
Tabel 2.1 Program Kerja Rutin
JENIS PROGRAM
NO KEGIATAN
KERJA
1 Menerbitkan pers release setiap ada kegiatan di Jangka Pendek
lingkungan lembaga pendidikannya
2 Menerbitkan media cetak internal Jangka Pendek
3 Memasukkan berita tentang kegiatan di lingkungan Jangka Pendek
lembaganya ke web internet untuk bias bekerja sama
dengan unit kerja terkait
4 Mendokumentasikan dan mempublikasikan Jangka Pendek
kegiatan  yang layak dipublikasikan di lingkungan
lembaga pendidikan
5 Mengumpulkan, mengolah, dan menyampaikan Jangka Pendek
informasi tentang kegiatan dan kebijakan di lembaga
pendidikan
6 Melayani media massa, cetak, dan elektronik yang Jangka Pendek
ingin memperoleh informasi tentang kegiatan dan
suatu kebijakan pimpinan yang layak dipublikasikan
7 Menyampaikan segala usul dan saran yang diperoleh Jangka Pendek
dari publik intern maupun ekstern
8 Meliputi dan mendokumentasikan kegiatan di Jangka Pendek
lingkungan lembaga pendidikan
9 Meliput serta mendokumentasikan kegiatan di Jangka Pendek
lingkungan lembaga pendidikan dengan media audio-
visual dan dipublikasikan  di media televise local dan
nasional
10 Mengkliping berita-berita dari media cetak tentang Jangka Pendek
kegiatan  di lingkungan lembaga pendidikan
11 Menerbitkan buku kumpulan kliping berita-berita Jangka Pendek
Koran tentang lembaga pendidikan
12 Proaktif mencari informasi terkait dengan lembaga di Jangka Pendek
lingkungan lembaga pendidikan
13 Mengekspos pemikiran-pemikiran para pakar dan guru Jangka Pendek
besar lembaga pendidikan di media massa
14 Meluruskan berita-berita yang dimuat di media massa, Jangka Pendek
cetak, dan elektronik yang salah satu atau negatif
tentang lembaga pendidikan 
15 Mendampingi unit kerja terkait apabila ada studi Jangka Pendek
banding dari luar
16 Melakukan diskusi bulanan dengan pihak media pers Jangka Pendek
dan para mahasiswa dengan narasumber secara
bergantian dari unit kerja di lingkungan lembaga
pendidikan tentang informasi atau suatu kebijakan
17 Mengumpulkan data, informasi untuk penyusunan Jangka Pendek
rencana pelayanan informasi dan kehumasan
18 Membuat statistik pelayanan informasi dan kehumasan Jangka Pendek
19 Menyusun laporan informasi tatap muka internal Jangka Pendek
20 Mengumpulkan isu tentang hubungan  personal Jangka Pendek
21 Membuat foto, slide, dan spanduk untuk meningkatkan Jangka Pendek
hubungan personal
22 Mengumpulkan isu tentang hubungan kelembagaan Jangka Pendek
23 Menyusun petunjuk pelayanani nformasi dan Jangka Pendek
kehumasan
24 Mengelola isu publik intern dan ektern Jangka Pendek
25 Mengelola dan menganalisis isu hubungan personal Jangka Pendek
26 Membuat Forum Komunikasi Warga Sekolah Jangka Pendek

2.         Program kerja insidental.


Program kerja insidental adalah kegiatan yang dilaksanakan pada periode tertentu.
Program kerja ini pada prinsipnya membantu pelaksanaan semua program kerja yang
dilaksanakan kantor pusat dalam bidang komunikasi dan publikasi untuk semua warga
sekolah maupun masyarakat luas. Berikut adalah program kerja yang tergolong program
kerja insidental.
Tabel 2.2 Program Kerja Insidental
N JENIS PROGRAM
KEGIATAN
O KERJA
1 Mengusulkan dan menyelenggaran pembentukan Jangka menengah /
forum antar humas lembaga pendidikan sekolah panjang
kota/kabupaten/provinsi
2 Mengusulkan pembentukan forum antarhumas di Jangka menengah /
lembaga pendidikan panjang
3 Menyelenggarakan konferensi pers (temu pers) dengan Jangka menengah
wartawan media cetak dan elektronik
4 Meningkatkan keterampilan staf humas melalui Jangka menengah
pelatihan kehumasan dan kursus lain yang terkait
dengan kerja-kerja humas
5 Menambah personil staf humas sesuai dengan Jangka menengah
kebutuhan bidang kerja di humas
6 Mengusulkan kepada pimpinan agar humas memiliki Jangka menengah
anggaran yang dikelola humas sendiri
7 Mengidentifikasikan dan membuat buku tentang Jangka menengah
bidang keahlian para dosen, pakar, atau guru besar di
lingkungan lembaga pendidikan untuk memudahkan
media massa dalam mewawancarai tentang suatu
masalah yang actual
8 Menyelenggarakan tentang kepelatihan kehumasan Jangka menengah
9 Mempublikasikan lembaga pendidikan kepada Jangka menengah
masyarakat, kerjasama dengan media radio melalui
program pendidikan atau program khusus tentang
lembaga pendidikannya setiap bulan
10 Membuat profil lembaga pendidikannya di media Jangka menengah
audio visual dan panjang
11 Menambah alat yang mendukung kerja humas , seperti Jangka menengah
kamera, video shooting, televisi, computer, internet dan panjang
printer warna, fotokopi
12 Merancang penyelenggaraan open house bagi publik Jangka menengah
ekstern dan panjang
13 Menyusun profil lembaga dalam bentuk media cetak Jangka menengah
dan audio-visual dan panjang
14 Menyelenggarakan pameran dengan melibatkan Jangka menengah
seluruh unit kerja di lingkungan lembaga dan panjang
pendidikannya dan digelar di dalam lembaga
pendidikannya dengan mengundang publik intern dan
masyarakat luas (termasuk sekolah-sekolah lain)

Keterangan
Jangka pendek              : harus dilaksanakan setiap tahun
Jangka menengah        : dapat dilaksanakan selama 1 s.d 2 tahun
Jangka panjang            : dapat dilaksanakan lebih kurang 3 s.d 4 tahun
E.   Langkah-Langkah Penyusunan Program Kerja Hubungan Sekolah Dan
Masyarakat
Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015: 151) menyatakan tujuan dari
merencanakan program kerja dalam manajemen humas adalah bagaimana upaya
menciptakan hubungan harmonis antara lembaga pendidikan yang diwakilinya dengan
masyarakat, agar tujuan yang diharapkan dapat terwujud meliputi terciptanya citra positif ,
kemauan yang baik, saling menghargai, dan toleransi antara kedua belah pihak yang
terkait.
Langkah-langkah kegiatan humas dalam merencanakan program kerja menurut
Rosady dalam Benty dan Gunawan (2015: 152) ada beberapa tahapan, yaitu: (1)
menganalisis perilaku umum dan hubungan organisasi terhadap lingkungan; (2)
menentukan dan memahami secara benar perilaku tiap-tiap kelompok terhadap organisasi;
(3) menganalisis tingkat opini publik, baik ke dalam maupun keluar; (4) mengantisipasi
kecenderungan masalah yang potensial, kebutuhan dan kesempatan; (5) menentukan
formulasi dan merumuskan kebijakan; (6) merencanakan alat atau cara yang sesuai untuk
meningkatkan atau mengubah perilaku kelompok masyarakat sasaran; (7) menjalankan
dan melaksanakan aktifitas sesuai dengan program yang direncanakan; dan (8) menerima
umpan balik untuk dievaluasi, kemudian mengadakan penyesuaian yang diperlukan.
Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015: 152) menyatakan hal yang perlu
dimasukkan dalam rencana program yaitu: (1) kegiatan yang diadakan termasuk kegiatan
spesial seperti product launchin, facility visit, termasuk kegiatan yang lain, misalnya
pameran, promosi, sponsorship, dan lain-lain; (2) perencanaan anggaran penting, karena
tidak ada kegiatan tanpa anggaran, dan anggaran ini bisa meliputi honorarium, biaya
transportasi, dan akomodasi; (3) konsumsi, publikasi, dokumentasi, acara, properti, sewa
tempat, administrasi dan lain-lain, juga termasuk pengeluaran tak terduga harus
dimasukkan ke dalam rencana anggaran tersebut; (4) perizinan dari yang berwenang; (5)
strategi pelaksanaan suatu kegiatan; (6) meeting atau penyelenggaraan rapat/pertemuan
periodik. (7) casting personal yang akan terlibat pekerjaan termasuk deskripsi
pekerjaannya; (8) penyediaan sarana untuk ha-hal yang akan muncul secara tidak terduga,
seperti penyediaan cadangan properti, tim kesehatan, bila perlu penyediaan dokter, toilet,
kafetaria, dan lain-lain sebagai kegiatan penunjang.
Lebih lanjut Nasution dalam Benty (2015: 152) mengemukakan ketentuan rencana
program humas, adalah: (1) anggaran seharusnya dimasukkan ke dalam rencana program
kerja humas setahun di muka bagi lembaga yang sedang berjalan dengan efisien melalui
proposal yang telah ditetapkan; (2) humas konsultan harus membuat proposal rencana
kerja termasuk rincian anggaran, sehingga calon client dapat mengetahui untuk apa uang
yang akan dikeluarkan, sebaliknya konsultan humas akan tahu untuk apa dia dibayar,
timbal balik ini harus merupakan dasar kontrak kerja yang disepakati kedua belah pihak;
(3) derajat humas akan naik, apabila dia punya inisiatif membuat suatu proposal rencana
program dan budget, walaupun manajemen tidak mengharapkan humas membuatnya,
tetapi dapat memilih hal-hal mana yang dapat diprioritaskan, dan yang tidak dapat
dikerjakan.

Dalam Cutlip (2005: 300-307) langkah dalam menulis program dimulai dari


1. Rencana program
Rencana hubungan masyarakat dimulai dengan pernyataan misi organisasi. Rencana
itu berasal dari peran spesifik  yang diserahkan kepada hubungan masyarakat dalam
bentuk misi hubungan masyarakat.
2. Peran teori kerja
Rencana program mengggambarkan teori kerja seseorang tentang apa yang harus
dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Mendefinisi publik sasaran
Kunci untuk mendefinisikan publik adalah dengan mengidentifikasi orang-orang yang
terlibat dan terpengaruh situasi yang menjadi tujuan perencanaan intervensi program.
4. Menulis sasaran program
Sasaran akan menguraikan hasil utama yang harus dicapai pada setiap publik untuk
mencapai tujuan program. Dalam prakteknya sasaran akan: (1) memberikan fokus dan
arah bagi mereka yang mengembangkan strategi dan taktik program. (2) memberikan
pedoman dan motivasi bagi mereka yang bertugas mengimplementasikan program, dan (3)
menguraikan kriteria hasil untuk memantau dan mengevaluasi program.

F.         Pelaksanaan Program Kerja Hubungan Sekolah Dan Masyarakat


Menurut Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015: 153) pelaksanaan kegiatan
humas terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
1.         Pelaksanaan kegiatan humas secara internal
Pelaksanaan kegiatan humas secara internal adalah merupakan kegiatan yang
ditujukan kepada pihak dalam sekolah, seperti guru, karyawan, dan siswa. Pelaksanaan
internal humas ini dimaksudkan untuk menjalin hubungan di lembaga pendidikan, yaitu
menjalin hubungan di lembaga pendidikan antara pimpinan dengan karyawan, guru, siswa,
hubungan antara sesama karyawan dan guru yang masih dalam satu lingkungan perguruan
tinggi itu sendiri. Tujuan dari kegiatan internal adalah mempererat hubungan guna
memperlancar tugas-tugas harian sehingga menimbulkan hubungan yang harmonis.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan berkaitan dengan hubungan internal humas
antara lain: (1) memberikan pengertian kepada semua warga lembaga perguruan tinggi
agar memiliki keterampilan public relations; (2) menciptakan komunikasi yang terarah dan
efektif di lingkungan kantor yang ada serta unit kerja lainnya; (3) untuk mewujudkan
komunikasi tersebut dengan cara mencantumkan semua informasi pada papan informasi
pada tempat yang strategis di lingkungan sekolah; (4) menerbitkan berita kegiatan
perguruan tinggi melalui media (warta, jurnal atau bulletin humas); (5) memonitor opini
publik internal yang berkembang terhadap kebijakan lembaga; (6)  kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah warga kampus acuh tak acuh, atau salah
pengertian terhadap setiap kebijakan pimpinan. Hal ini dapat dilakukan secara formal
lewat lembaga atau unit kerja masing-masing maupun secara informal atau melalui
kritikan atau saran opini di media massa.

2.         Pelaksanaan kegiatan humas secara eksternal


Pelaksanaan kegiatan humas secara ekternal adalah kegiatan yang ditujukan pada
pihak luar sekolah, seperti masyarakat, lembaga instansi luar, dan media massa. Tujuan
pelaksanaannya adalah untuk mempererat hubungan dengan masyarakat atau instansi di
luar lembaga pendidikan. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan citra positif tentang
lembaga pendidikan, sehingga masyarakat akan memberikan kepercayaan dan dukungan
terhadap program yang dicanangkan perguruan tinggi. Kegiatan yang dilakukan dalam
pelaksanaan eksternal humas ini antara lain: (1) memperkenalkan kegiatann yang akan dan
sedang diselenggarakan di lembaga pendidikan kepada masyarakat; (2) mensosialisasikan
kepada masyarakat secara intensif tentang kebijakan yang berkaitan dengan akademis,
keuangan dan sebagainya, agar persepsi masyarakat tidak keliru.
Cara yang dilakukan untuk pelaksanaan kedua kegiatan tersebut antara lain: (1)
menulis semua kegiatan di lingkungan lembaga pendidikan melalui media pers release
setiap minggu yang dikirim ke media cetak dan elektronik di daerah tersebut, serta
menyelenggarakan konferensi pers; (2) menerbitkan warta, jurnal, dan atau bulletin setiap
bulannya dengan berita kegiatan aktual di lingkungan lembaga pendidikan; (3)
menerbitkan kegiatan dan berita di lingkungan lembaga pendidikan melalui media
internet; (4) mengadakan jumpa pers bila diperlukan untuk menyampaikan kebijakan baru
lembaga pendidikan atau menyampaikan informasi lain yang perlu diketahui masyarakat
luas; (5) mengorbitkan guru yang dimiliki lembaga pendidikan dengan cara  mengekspos
pemikiran para guru tersebut; (6) mempertahankan nama baik lembaga pendidikan dengan
mempersiapkan bahan informasi yang jujur dan objektif, hal ini dilakukan dengan  cara
mengadakan hubungan baik dengan para pemimpin atau wakil-wakil surat kabar,
pimpinan radio dan televisi, sekaligus meluruskan pemberitaan yang salah di media
massa; (7) memonitoring sikap masyarakat, kebutuhan, dan kepentingan masyarakat, salah
satu cara dengan memonitor sikap dan opini masyarakat di media massa, sehingga perlu
mengklipping semua berita tentang lembaga pendidikan, dan kumpulan klipping tersebut
dijilid serta dilaporkan kepada pimpinan untuk mendapatkan perhatian, dan (8)
memprakarsai pembentukan Forum Komunikasi Humas Sekolah.
Sasaran yang ingin dicapai dalam eksternal humas adalah: (1) orang tua siswa; (2)
masyarakat di sekitar lingkungan sekolah; (3) pejabat pemerintah; (4) instansi pemerintah;
(5) tokoh masyarakat; (6) masyarakat luas yang berkepentingan dengan sekolah tersebut;
dan (7) kalangan media massa, baik cetak atau media elektronik. Nasution dalam Benty
dan Gunawan (2015: 154-155) mengemukakan dua program humas yang mendasar, yaitu:
(1) program kerja yang bersifat preventif adalah suatu program yang direncanakan untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan organisasi. Dan (2) Program kerja yang
bersifat remedial yakni tujuan perbaikan atas situasi dan kondisi yang ada saat itu (terjadi
krisis). Sekolah perlu membuat kesan dan persepsi positif dari masyarakat. Sehingga
sekolah perlu membuat kegiatan yang bersifat dapat menarik masyarakat secara umum.

G.        Strategi Kegiatan Hubungan Sekolah dan Masyarakat


Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015: 156) berpendapat untuk menentukan
strategi dalam kegiatan humas pada lembaga pendidikan yang akan dilakukan, terlebih
dahulu harus memperhitungkan: (1) apa tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan
perencanaan yang telah diperhitungkan dengan baikoleh pihak – pihak telibat dalam
manajemen lembaga pendidikan; (2) kemudian strategi apa dan bagaimana yang
dipergunakan dalam perencanaan; (3) setelah itu apa program kerjanya yang akan
dilakukan dan dijabarkan sesuai langkah-langkah yang dijadwalkan; (4) terakhir adalah
menentukan anggaran yang sudah dipersiapkan, serta sumber daya sebagai pendukung
yang bersifat khusus. Strategi humas dalam hal ini adalah suatu cara alternative optimal
yang dipilih untuk melaksanakan atau ditempuh guna mencapai tujuan humas dalam
kerangka suatu rencana humas.
Guna melaksanakan strategi humas menurut Ruslan dalam Benty dan Gunawan
(2015: 156) harus diupayakan: (1) menempatkan posisi humas dekat dengan pimpinan
lembaga pendidikan agar humas mengetahui secara jelas dan rinci mengenai pola
perencanaan, kebijakan, keputusan yang diambil, visi dana rah tujuan lembaga pendidikan
bersangkutan, agar tidak terjadi kesalahan dalam penyampaian pesan dan infromasi yang
berasal dari lembaga pendidikan kepada masyarakat; (2) humas dalam memberikan
informasi mewakili lembaga pendidikan tersebut dapat dipertegas tentang batas-batas
wewenang dan tanggung jawab dalam memberikan keterangan (sebagai juru bicara); (3)
pimpinan atau staf humas selalu di ikutsertakan dalam menghadiri setiap rapat atau
pertemuan pada tingkat pimpinan agar dapat mengetahui secara langsung dengan tepat
tentang latar belakaang suatu proses perencanaan, kebijaksanaan, arah dan hingga tujuan
organisasi yang hendak dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang; (4)
agar humas diberi fungsi koordinas berhubungan secara langsung dan segera dengan
pimpinan puncak (kepala sekolah), tanpa melalui perantara pejabat/bagian lain; (5) humas
harus bertindak secara proaktif dan dinamis serta fleksibel sebagai narasumber atau
mengatur saluran komunikasi baik kedalam  maupun keluar; (6)  humas berperan
melakukan tindakan mulai dari memonitor, merekam, menganalisis, menelaah, hingga
mengevaluasi setiap reaksi feedback; dan (7) humas dapat memberikan sumbang saran,
ide dan rencana/program kerja kehumasan untuk memperbaiki/mempertahankan nama
baik, kepercayaan, dan citra perusahaan terhadap publiknya.
Berdasarkan strategi yang harus diupayakan para praktisi humas di lembaga
pendidikan, diperlukan beberapa pendekatan agar strategi tersebut bisa berjalan dengan
lancar, antara lain; (1) pendekatan kemasyarakatan; (2) pendekatan persuasif; (3) sosial;
(4) kerjasama yang harmonis; dan (5) koordinasi.
H.        Karakteristik Program Kerja Hubungan Sekolah dan Masyarakat yang Baik
Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015: 157) mengemukakan ada tiga dasar
hakiki agar rencana program humas dapat berhasil dengan baik, yaitu: (1) membuat
rencana proram kerja dengan teliti, dan rencana kerja harus didukung pihak manajemen;
(2) rencana program tersebut harus memnpunyai tujuan; (3) tambahan pengarahan kepada
rencana program tersebut agar berhasil; (4) praktisi humas tidak boleh membuat program
kerja yang direncanakan serampangan; dan (5) agar berhasil, rencana program humas
harus disusun terlebh dahulu dan rencana program dapat disesuaikan dengan ruang
lingkup tempat.
Karakteristik program kerja yang baik adalah: (1) program kerja dilaksanakan sesuai
dengan waktu yang tersedia; (2) program kerja harus bersifat fleksibel sesuai dengan
kondisi dan situasi yang ada; (3) program kerja merupakan langkah awal dalam
melaksanakan kegiatan sekolah. Tujuan dari merencanakan program kerja dalam
manajemen humas adalah bagaimana mengupayakan menciptakan hubungan harmonis
antara lembaga pendidikan yang diwakilinya dengan masyarakat atau stakeholder, agar
tujuan yang diharapkan dapat terwujud. Adanya hubungan antara sekolah da masyarakat,
kedua belah pihak akan memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu masyarakat dapat
mengetahui keadaan dan program yang ada di sekolah tersebut, dan seklah dapat
mengetahui keadaan lingkungan masyarakat. Sehingga akan tercipta kerjasama yang baik
antara sekolah dan masyarakat. Program kerja yang dilaksanakan sekolah ada 2 macam,
yaitu program kerja rutin dan program kerja insidentil.
Syarat-syarat program kerja yang baik yaitu faktual dan realistis, logis dan rasional,
fleksibel dan kreatif, komitmen, serta komprehensif. Sekolah dalam melaksanakan suatu
kegiatan dapat menjalin kerjasama dengan lembaga lain yang bergerak di bidang non-
pendidikan. Misalnya sekolah mengajukan penawaran kerjasama dengan perusahaan,
ataupun sebaliknya. Kerjasama ini tentunya saling menguntungkan. Seperti PT. POS
Indonesia menawarkan kerjasama jasa pengiriman surat dari sekolah kepada pihak lain.
Menurut Pasal 4 PP Nomor 39 Tahun 1992, Bentuk-bentuk kerjasama sekolah dengan
masyarakat dalam penelitian ini meliputi:
1.   Mengikutsertakan wali murid dalam menunjang pelaksanaan pendidikan.
2.   Pemberian bantuan tenaga ahli.
3.  Mendayagunakan tokoh-tokoh masyarakat untuk turut menunjang pelaksanaan
pendidikan.
4.   Pengadaan dana dan memberi bantuan yang berupa wakaf, beasiswa, hibah, pinjaman
dan bentuk-bentuk lain.
5.   Pengadaan dan pengadaan buku pelajaran dan peralatan pendidikan untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Dalam melakukan kerjasama agar mendapat hasil yang memuaskan, maka dipakailah
berbagai macam teknik. Teknik kerjasama sekolah dengan masyarakat menurut Suryo
Subroto (2004: 65):
1.         Melalui Badan Komite Sekolah
Komite sekolah adalah organisasi yang beranggotakan orang tua siswa atau anggota
masyarakat yang mempunyai minat terhadap suatu sekolah. Biasanya, setiap sekolah
memiliki satu organisasi komite sekolah. Jadi, seorang anggota masyarakat dapat menjadi
anggota komite sekolah di beberapa sekolah. Melalui komite sekolah diharapkan bantuan
dari masyarakat datang, misalnya berupa uang, alat pendidikan, gedung, dan barang
keperluan sekolah.
2.         Melalui Konsultasi
Sekolah dapat mengadakan konsultasi dengan seorang ahli yang ada di masyarakat,
misalnya tentang siswa yang mengalami hambatan. Untuk itu guru dapat langsung
berkonsultasi dengan dokter, psikolog, dan sebagainya. Hasil konsultasi tersebut dipakai
sebagai pedoman pembinaan siswa di sekolah.
3.         Melalui Rapat Bersama
Sekolah dapat mengundang organisasi perseorangan yang bersimpati terhadap
pendidikan untuk rapat bersama dalam rangka membahas suatu masalah. Rapat tersebut
dipimpin oleh kepala sekolah atau ahli yang ditunjuk. Dalam rapat itu, misalnya dibahas
tentang pendidikan lingkungan agar tercipta pendidikan yang baik atau masalah-masalah
lain, seperti cara penanganan masalah kenakalan remaja.
4.         Melalui Penyusunan Program Bersama
Biasanya, sekolah memiliki program tahunan, baik bersifat kurikuler maupun
kokurikuler. Tentu saja program sekolah tersebut disodorkan terlebih dahulu kepada
masyarakat. Kemudian, masyarakat diminta untuk menyusun program lain yang
menunjang program sekolah atau program tambahan untuk mengisi waktu senggang siswa
di waktu sore atau malam. Penyusun program bersama sangat penting agar tidak terjadi
pemborosan tenaga, biaya, dan program yang tumpang tindih.
5.         Melalui Ceramah
Mengenai program keluarga berencana atau pokok bahasan lain yang diperlukan
siswa. Ceramah dapat diadakan pada waktu libur atau pada sore dan malam. Pokok
bahasan yang dipilih sebaiknya permasalahan yang sedang berembang di masyarakat.
Dalam melakukan kerjasama agar tercapai keberhasilan yang maksimal yaitu tercapai
tujuan orang tua dan masyarakat maka ditempuh dari berbagai macam bidang baik dari
proses pembelajaran di sekolah maupun melalui berbagai macam kegiatan di luar sekolah.
Masyarakat merupakan sumber yang menyediakan peserta didik, guru, sarana dan
prasarana penyelenggaraan sekolah dan peserta dalam proses pendidikan yang mengikuti
dan turut mempengaruhi proses pendidikan di sekolah
BAB III
PENUTUP

Program kerja adalah suatu rencana kegiatan dan suatu organisasi yang terarah,
terpadu dan tersistematis yang dibuat untuk rentang waktu yang telah ditentukan oleh
suatu organisasi. Sedangkan penyusunan program strategis kegiatan hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat merupakan proses menentukan ide-ide atau gagasan-
gagasan untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang disusun secara sistematis beserta
penentuan alternatif-alternatif pemecahan masalah apabila seandainya ditemukan kendala
dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Tiga unsur yang dapat diterapkan dalam manajemen hubungan masyarakat, yaitu: (1)
analisis strategis; (2) pilihan strategis; dan (3) pelaksanaan strategis. Ketiga unsur tersebut
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena terjadi secara serempak.
Oleh karena itu, ada keterkaitan yang jelas antara rencana strategis jangka panjang dan
jangka menengah.
Program kerja sekolah dibagi menjadi dua kegiatan, yakni (1) program kerja rutin; (2)
program kerja insidental.
Langkah-langkah kegiatan humas dalam merencanakan program kerja ada beberapa
tahapan, yaitu: (1) menganalisis perilaku umum dan hubungan organisasi terhadap
lingkungan; (2) menentukan dan memahami secara benar perilaku tiap-tiap kelompok
terhadap organisasi; (3) menganalisis tingkat opini publik, baik ke dalam maupun keluar;
(4) mengantisipasi kecenderungan masalah yang potensial, kebutuhan dan kesempatan; (5)
menentukan formulasi dan merumuskan kebijakan; (6) merencanakan alat atau cara yang
sesuai untuk meningkatkan atau mengubah perilaku kelompok masyarakat sasaran; (7)
menjalankan dan melaksanakan aktifitas sesuai dengan program yang direncanakan; dan
(8) menerima umpan balik untuk dievaluasi, kemudian mengadakan penyesuaian yang
diperlukan.
Hal yang perlu dimasukkan dalam rencana program yaitu: (1) kegiatan yang diadakan
termasuk kegiatan spesial seperti product launchin, facility visit, termasuk kegiatan yang
lain, misalnya pameran, promosi, sponsorship, dan lain-lain; (2) perencanaan anggaran
penting, karena tidak ada kegiatan tanpa anggaran, dan anggaran ini bisa meliputi
honorarium, biaya transportasi, dan akomodasi; (3) konsumsi, publikasi, dokumentasi,
acara, properti, sewa tempat, administrasi dan lain-lain, juga termasuk pengeluaran tak
terduga harus dimasukkan ke dalam rencana anggaran tersebut; (4) perizinan dari yang
berwenang; (5) strategi pelaksanaan suatu kegiatan; (6) meeting atau penyelenggaraan
rapat/pertemuan periodik. (7) casting personal yang akan  terlibat pekerjaan termasuk
deskripsi pekerjaannya; (8) penyediaan sarana untuk ha-hal yang akan muncul secara tidak
terduga, seperti penyediaan cadangan properti, tim kesehatan, bila perlu penyediaan
dokter, toilet, kafetaria, dan lain-lain sebagai kegiatan penunjang.
Pelaksanaan kegiatan humas terdiri dari dua kegiatan, yaitu: (1) pelaksanaan kegiatan
Humas secara internal; (2) pelaksanaan kegiatan Humas secara eksternal.
Strategi dalam kegiatan humas pada lembaga pendidikan yang akan dilakukan,
terlebih dahulu harus memperhitungkan: (1) apa tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan
perencanaan yang telah diperhitungkan dengan baikoleh pihak – pihak telibat dalam
manajemen lembaga pendidikan; (2) kemudian strategi apa dan bagaimana yang
dipergunakan dalam perencanaan; (3) setelah itu apa program kerjanya yang akan
dilakukan dan dijabarkan sesuai langkah-langkah yang dijadwalkan; (4) terakhir adalah
menentukan anggaran yang sudah dipersiapkan, serta sumber daya sebagai pendukung
yang bersifat khusus. Strategi humas dalam hal ini adalah suatu cara alternative optimal
yang dipilih untuk melaksanakan atau ditempuh guna mencapai tujuan humas dalam
kerangka suatu rencana humas.
Karakteristik program kerja yang baik adalah: (1) program kerja dilaksanakan sesuai
dengan waktu yang tersedia; (2) program kerja harus bersifat fleksibel sesuai dengan
kondisi dan situasi yang ada; (3) program kerja merupakan langkah awal dalam
melaksanakan kegiatan sekolah.
DAFTAR RUJUKAN

Benty, D.D.M dan Gunawan, Imam. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah dan


Masyarakat. Malang: UM Press.

Cutlip, Scott M, dkk. 2005. Effective Public Relation Merancang dan Melaksanakan


Kehumasan Dengan Sukses. Jakarta: PT Indeks.

Lailatunnahar, Triani. 2003. Program Kerja Humas SMA Negeri Khusus Binaan. (Online),


(file:///D:/SMA%20Negeri%20Binaan%20Khusus%20Dumai_%20PROGRAM
%20KERJA%20HUMAS.html, diakses 15 Februari  2021).

Suryosubroto. 2004. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta:


Bina Aksara.
FORUM KOMUNIKASI WARGA SEKOLAH
(F K W S)

Anda mungkin juga menyukai