HALAMAN JUDUL
WORKSHOP-I
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT
DALAM RANGKA KEMITRAAN
LAPORAN PROCEEDING
Tahun 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Laporan Proceeding
penyelenggaraan “WORKSHOP FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM
SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN” dapat disusun dan disampaikan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
Laporan Proceeding ini berisikan pendahuluan dan hasil workshop peningkatan
kinerja PDAM Sehat. Pada pendahuluan, dijelaskan mengenai latar belakang,
maskud dan tujuan, keluaran, metode dan penyelenggaraan workshop, peserta
serta informasi waktu dan tempat diselenggarakannya workshop. Sedangkan,
hasil workshop menjelaskan tentang proses diskusi, kesimpulan dan tindak lanjut
dari workshop peningkatan kinerja PDAM Sehat.
Bagi semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian Laporan
Proceeding ini, kami ucapkan terima kasih. Semoga kegiatan ini dapat
memberikan manfaat bagi pembangunan sektor pengembangan air minum di
Indonesia.
(Ir. Suryanto)
LAPORAN PROCEEDING
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................................... 1-0
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 1-1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ................................................................................................. 1-1
1.3 KELUARAN........................................................................................................................ 1-2
1.4 METODE DAN PROSES PENYELENGGARAAN WORKSHOP ................................ 1-2
1.5 PESERTA WORKSHOP ................................................................................................... 1-3
1.6 WAKTU DAN TEMPAT WORKSHOP .......................................................................... 1-4
BAB 2 HASIL WORKSHOP .................................................................................................................... 2-0
2.1 DISKUSI ............................................................................................................................. 2-1
2.2 KESIMPULAN.................................................................................................................... 2-9
2.3 RENCANA TINDAK........................................................................................................ 2-10
LAMPIRAN .............................................................................................................................................................
LAPORAN PROCEEDING
BAB 1 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
LAPORAN PROCEEDING
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
1.3 KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari penyelenggaraan Workshop I Fasilitasi
Peningkatan Kinerja PDAM Sehat dalam Rangka Kemitraan adalah:
1. Hasil benchmarking berdasarkan prinsip kepengusahaan
2. Pengelompokkan PDAM Sehat berdasarkan hasil benchmarking
3. Pola pembinaan terhadap PDAM Sehat sesuai dengan kelompok masing-
masing
LAPORAN PROCEEDING
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
LAPORAN PROCEEDING
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
LAPORAN PROCEEDING
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
HASIL WORKSHOP
LAPORAN PROCEEDING
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
2.1 DISKUSI
Agus Sunara (Perpamsi)
Perpamsi pernah melakukan benchmarking. Misalnya dengan
membandingkan jumlah pelanggan yang sama dan sumber air yang sama,
sehingga kita bisa melihat tingkat efisien dan produktivitas PDAM dari segi
operasional, keuangan, pelayanan sampai SDM.. Sebaliknya untuk jumlah
pelanggan yang sama tetapi sumber air yang berbeda, itu akan memakan
biaya energi yang berbeda pula. Sebaiknya ini dijadikan referensi untuk
melakukan benchmarking terhadap PDAM untuk mempertajam analisis.
Contoh PDAM Tebing Tinggi, kinerja dalam kehilangan air memang tinggi
bukan berarti kinerja secara keseluruhan. Cakupan pelayanan tinggi, namun
Angka pertumbuhan pelanggan Tebing Tinggi menurun, hal ini dikhawatirkan
dengan angka prediksi.
Angka pertumbuhan pelanggan Tebing Tinggi itu relatif menurun, namun jika
dilihat cakupan pelayanannya Tebing Tinggi itu sudah tinggi. Namun ada juga
PDAM yang cakupannya menurun tetapi pertumbuhan pelanggannya relatif
tinggi, hal tersebut umumnya terjadi karena menggunakan asumsi. Karena
idealnya adalah jika pertumbuhan pelanggan tinggi, maka cakupan
pelayanan pun meningkat, kecuali jika ada pemutusan pelanggan secara
besar-besaran.
Muhammad (PDAM Gresik)
Penilaian kinerja menggunakan analisis benchmarking seharusnya
dikelompokkan berdasarkan sumber air bakunya, karena sumber air baku
sangat membedakan kinerja suatu PDAM.
Contoh: PDAM Surabaya dan Sampang
Sumber air baku PDAM Sampang berasal dari air bawah tanah, sedangkan
PDAM Surabaya sumber air bakunya berasal dari air permukaan (sungai).
Sehingga biaya energi PDAM Surabaya sangat tinggi. Terlebih lagi tarif
listrik untuk PDAM dikenakan tarif industri, sehingga hal tersebut sangat
mempengaruhi biaya produksi PDAM.
Selain itu, bagi PDAM untuk menaikkan tarif air itu sangat sulit dilakukan,
karena hal tersebut dipengaruhi oleh suasana politik.
Kajian yang telah dilakukan oleh konsultan menggunakan data tahun 2011-
2013, jika data yang digunakan adalah data terbaru (misalnya data Tahun
2014), maka kondisi PDAM yang telah dipaparkan pun akan berubah.
Adi Siwa (PDAM Bantaeng)
Rugi/Laba dapat dilihat dari dua hal, yaitu pendapatan dan cashflow.
Rugi/laba yang telah dikaji dilihat dari pendapatan atau cashflow?
LAPORAN PROCEEDING
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
LAPORAN PROCEEDING
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
LAPORAN PROCEEDING
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
LAPORAN PROCEEDING
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
LAPORAN PROCEEDING
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
LAPORAN PROCEEDING
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
LAPORAN PROCEEDING
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
LAPORAN PROCEEDING
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
harus memberikan komitmen dalam hal penetapan tarif yang sudah jelas.
Kemudian akan dilihat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada PDAM
di masa mendatang. Jika melihat kondisi PDAM yang sangat sehat, tetap saja
perbankan melihat kelayakan dari asumsi PDAM sehat tersebut. Jadi tidak hanya
dilihat dari hasil benchmark yang telah dilakukan.
Cece Sutapa (Moderator)
Melalui diskusi ini, terdapat banyak masukan yang berpengaruh terhadap
pola pembinaan yang disusun.
Subsidi yang dimaksudkan oleh pemateri adalah subsidi pemerintah kepada
masyarakat pelanggan PDAM yang belum mampu membayar air PDAM,
bukan subsidi kepada PDAM secara langsung.
2.2 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan saat workshop, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Model benchmark yang telah disusun akan menjadi referensi untuk Direktorat
Pengembangan SPAM dalam peningkatan kinerja PDAM. Dan model
benchmark yang telah disusun oleh Perpamsi akan dijadikan sebagai
referensi untuk memperkuat model benchmark yang kami susun.
2. Kinerja PDAM yang terkait dengan ketersediaan air baku dan biaya energi
akan menjadi pertimbangan dalam membuat rekomendasi dan pola
pembinaan.
3. Kami akan menjelaskan definisi dari masing-masing kategori benchmark laba,
efisien dan produktivitas, supaya tidak ada kesalahpahaman tentang definisi
tersebut.
4. Persoalan aset PDAM menjadi PR bagi pemerintah pusat, bahwa
pembangunan yang dilakukan menggunakan dana APBN, selesai
pembangunan konstruksi akan dikembalikan kepada daerah, dan ini menjadi
target Direktorat Pengembangan SPAM untuk serah terima aset PDAM.
5. APBN yang masuk dalam rangka mendukung PDAM, itu dimaksudkan untuk
membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Tetapi untuk prosesnya
itu bisa dengan berbagai macam strategi.
6. Dengan model benchmark dan formulasi program, tujuannya adalah untuk
sinkronisasi program-program PDAM yang dibiayai oleh APBN. APBN juga
mendukung program PDAM-PDAM yang hampir sama. Pada akhirnya
kegiatan ini akan mengarah kepada kegiatan-kegiatan PDAM yang akan
dibiayai oleh APBN. Perlu dipahami bahwa dana APBN hanya memenuhi
20% dari kebutuhan investasi untuk pembangunan air minum nasional. Ini
merupakan alasan bahwa PDAM harus mempunyai kinerja sehat dan mantap.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun kemitraan PDAM dengan yang
lain, sehingga PDAM tidak bergantung sepenuhnya pada dana APBN.
LAPORAN PROCEEDING
FASILITASI PENINGKATAN KINERJA PDAM SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN
LAPORAN PROCEEDING
LAMPIRAN