Anda di halaman 1dari 23

BAB VI

PERHITUNGAN PORTAL

6.1 Data perencanaan


1. Fungsi bangunan : Gedung Pegadaian
2. Mutu beton (fc’) : 30 Mpa
3. Mutu baja (fy) : 350 Mpa
4. Beban Mati (Berdasarkan PPIUG Tabel 2.1 Hal.11)
 Beton Bertulang : 2400 kg/m3
 Spesi Lantai (1 cm) : 21 kg/m2
 Tegel (1 cm) : 24 kg/m2
 Tembok ½ Bata : 250 kg/m2
 Plafond dan Penggantung : 18 kg/m2
 Pipa dan Ducting : 40 kg/m2
5. Beban Hidup (Berdasarkan PPIUG Tabel 3.2 Hal.17)
 Lantai Gedung (Pegadaian) : 250 kg/m2
 Lantai balkon : 300 kg/m2

Gambar 6.1 Rencana Pelat dan Balok


6.2 Analisis Gempa Dinamik Dan Pembebanan
6.2.1 Menentukan Kategori Desain Seismik
1. Data-data (Berdasarkan Puskim Desain Spektra Indonesia)
 Lokasi : Ponorogo
 Jenis Tanah : Tanah Sedang
 Ss : 0,885 g
 S1 : 0,367 g
 PGA : 0,439 g

2. Menentukan Kategori Resiko (Risk Ctegory) Bangunan Serta Faktor


Keutamaan Ie, Iw.
Menurut SNI 1726:2012 Ps 4.1.2 Tabel 1, untuk Gedung Sekolah dan
fasilitas pendidikan sebagai berikut,
Kategori Resiko : IV
Ie : 1,5
Iw :1

3. Menentukan Kategori Desain Seismik – KDS


Koefisien Situs (Site Coefficient), Fa dan Fv untuk SD-Tanah Sedang
SNI 1726:2012 Ps 6.2 Tabel 4, dan Tabel 5
Tabel 7.1 Koefisien Situs Fad an Fv
Kelas Situs Fa Fv
SD-Tanah Sedang 1,146 g 1,666 g

Spektral Respons Percepatan (SDS dan SD1), SNI 1726:2012 Ps 6.2


2
SDS = X ( Fa . Ss)
3
2
= X ( 1,146 x 0,885)
3
= 0,67614 g
2
SD1 = X ( Fv . S 1)
3
2
= X ( 1,666 x 0,367)
3
= 0,4076174 g
6.2.2 Perhitungan Berat Bangunan
Tabel 7.2 Perhitungan Berat Bangunan
- Menghitung berat total bangunan (uk. 52 m x 13 m):
Volume Berat/Volume W (kg)
Lantai Bagian struktur
nilai satuan nilai satuan
Penutup atap 993,6 m2 10,00 kg/m2 9936,00
Gording 918 m 11,00 kg/m 10098,00
Kapstang 184 m 65,40 kg/m 12033,60
Jumlah 32067,60
Atap 32067,
Berat alat sambung 10 % kg 3206,76
6
Plafond + penggantung 780,00 m2 18,00 kg/m2 14040,00
Beban Hidup 14,00 org 80,00 kg/org 1120,00
  Jumlah (kg) 50434,36
Pelat lantai 84,72 m3 2400 kg/m3 149760,00
Balok anak 29,16 m3 2400 kg/m3 60768,00
Balok induk 58,56 m3 2400 kg/m3 140544,00
Kolom beton 192 m3 20 kg/m3 3840,00
Tembok 1668 m2 250 kg/m2 417000,00
Lantai 2
Spesi 676 m2 21 kg/m2 7560,00
Tegel 676 m2 24 kg/m2 8640,00
Plafond 676 m2 18 kg/m2 12168,00
Beban Hidup 202,80 m2 250 kg/m2 50700,00
  Jumlah (kg) 845292,00
Kolom 36 m3 2400 kg/m3 86400,00
Dinding 2072 m2 250 kg/m2 242500,00
Spesi 676 m2 21 kg/m2 7560,00
Lantai 1 Tegel 676 m2 24 kg/m2 8640,00
Balok Sloof 14,64 m3 2400 kg/m3 35136,00
Beban Hidup 202,8 m2 250 kg/m2 39000,00
  Jumlah (kg) 419236,00

Berat bangunan total (Wt)


Wt = WUatap + WUlantai 2 + WUlantai 1
= 50434,36kg 845292,00 kg + 419236,00 kg
= 1.314.962 kg
= 1.314,962 ton

6.2.3 Perhitungan Gaya Lateral Ekuivalen (SNI 1726-2012)


1. Diketahui
S1 : 0,367 g
SDS : 0,6761 g
SD1 : 0,4076 g
R :5 … Tabel 20 SNI 1726:2012 Hal 101(RBBPMM)
Ie : 1,5
Wt : 1140 Ton

2. Menentukan Periode Fundamental Pendekatan SNI 1726:2012 Ps


7.8.2.1
Ta = 0,1 x N (Jumlah Tingkat)
= 0,1 x 2
= 0,2

3. Perhitungan Koefisien Respons Seismik SNI 1726:2012 Ps 7.8.1.1


SDS SD 1
Cs = R < R
T x( )
Ie Ie
0,6761 0,477
= 5 < 5
0,2 x ( )
1,5 1,5
= 0,2028 < 0,6114……..OK

Serta Tidak Boleh Kurang Dari,


Cs = 0,44 x SDS x Ie
= 0,44 x 0,68 x 1,5
= 0,446 < Cs = 0,2028……OK

4. Gaya Geser Dasar Seismik (V)


V = Cs x Wt
= 0,2028 x 1140
= 231,24 Ton

6.2.3 Distribusi Gaya Gempa Tiap Lantai (Fi)


Tabel 7.3 Distribusi Gaya Gempa Tiap Lantai
Lanta Zi Wi Wi.Zi Fix, Fiy 1/3 Fix 1/10 Fiy
i m Ton Ton.m Ton Ton Ton Kg kg
Atap 13 1614,3 20985,7 158,2 52,7 15,8 52729 15819
2 6,92 1614,3 11170,8 84,2 28,1 8,4 28068 8420,5
1 2 1614,3 3228,6 24,3 8,1 2,4 8112,2 2433,7
∑ 33416,7 231,2 77,1 25,7 88910 26673

6.3 Pembebanan Portal Arah Melintang


Potal yang dianalisa adalah portal yang terkritis yaitu portal yang menerima
beban paling besar. Dalam hal ini portal yang dianalisis adalah portal tengah.

6.3.1 Perhitungan Beban Yang Diakibatkan Pelat Yang Menumpu Pada


Balok Induk

Gambar 6.2 pembebanan portal bagian balok induk

Trapeziodal load (Dead Load) pada balok induk untuk masing-


masing tipe pelat:
Beban pelat A = 1,5 m x 426 kg/m2 x 2 = 1278 kg/m
Beban pelat C = 1,5 m x 426 kg/m2 x 2 = 1278kg/m
Beban pelat J (Balkon) = 1.00 m x 426 kg/m2 x 2 = 852 kg/m
Beban Mati masing-masing pelat pada balok anak diinput ke program SAP
2000 menurut tipe pelat.Input Trapezoidal Load
Trapeziodal load (Live Load) pada balok induk untuk masing-masing
tipe pelat:
Beban pelat A = 1,5 m x 250 kg/m2 x 2 = 750 kg/m
Beban pelat C = 1,5 m x 250 kg/m2 x 2 = 750 kg/m
Beban pelat J (Balkon) = 1.00 m x 300 kg/m2 x 2 = 600 kg/m
Beban Hidup masing-masing pelat pada balok anak diinput ke program
SAP 2000 menurut tipe pelat.Input Trapezoidal Load

6.3.2 Pembebanan Dinding Yang Diterima Balok Induk Dan Sloof

Gambar 6.3 Pembebanan Dinding LT.1

Trapeziodal load (Dead Load) pada balok induk untuk masing-


masing tipe dinding:
Beban pelat A = 3 m x 250 kg/m2 x 2 = 750 kg/m
Beban Mati masing-masing pelat pada balok anak diinput ke program SAP
2000 menurut tipe pelat.Input Trapezoidal Load
Trapeziodal load (Dead Load) pada sloof untuk masing-masing tipe
dinding:
Beban pelat A = 3 m x 250 kg/m2 x 3 = 750 kg/m
Beban Mati masing-masing pelat pada balok anak diinput ke program SAP
2000 menurut tipe pelat.Input Trapezoidal Load
6.3.2 Beban Dinding Yang Disalurkan Ke Kolom Arah Tegak Lurus Balok
Induk

Gambar 6.4 Pembebanan Dinding ½ Bata Yang


disalurkan ke kolom LT.2
P (G) = Luas trapeisium x BJ dinding

= ( 5,85+2,85
2
.3 ) x 250

= 3262,5 Kg

6.3.3 Beban Dinding Yang Disalurkan Ke Kolom Arah Tegak Lurus Sloof

Gambar 6.5 Pembebanan Dinding ½ Bata Yang


disalurkan ke kolom LT.1
P (A) = Luas trapeisium x BJ dinding

= ( 4,37+2 1,37 .3) x 250


= 2125,5 Kg
6.3.4 Beban Akibat Plat Balok Grid Yang Disalurkan Ke Balok Induk

Gambar 6.6 Pembebanan Akibat Beban Plat Balok Grid

Beban Mati (Dead Load)


P(E) = 2 . (1/2) . a .t x WD Plat
= 2 . (1/2) . 3.02 m . 1.5 m . 426 Kg/m
= 1929,78 kg
P(A) = 2 . (1/2) . a .t x WD Plat
= 2 . (1/2) . 2.71 m . 1.5 m . 426 Kg/m
= 1731.69 kg

Beban Hidup (Live Load)


P(E) = 2 . (1/2) . a .t x WD Plat
= 2 . (1/2) . 3.02 m . 1.5 m . 250 Kg/m
= 1132.5 kg

P(A) = 2 . (1/2) . a .t x WD Plat


= 2 . (1/2) . 2.71 m . 1.5 m . 250 Kg/m
= 1016.25 kg
6.3.5 Beban Akibat ½ Berat Sendiri Balok Grid Yang Disalurkan Ke Balok
Induk

Gambar 6.7 Pembebanan balok akibat 1/2 berat sendiri balok grid

Beban Mati (Dead Load)


P = ( 2 . 1/2 . L ) b . h . Bj Beton Bertulang
P = (2 . 1/2. 3) 0.3 x 0.4 x 2400 kg/m³
P = 864 kg

6.3.6 Beban Akibat Plat Balok Induk Yang Disalurkan Ke Kolom

Gambar 6.8 pembebanan balok induk yang disalurkan ke kolom

Luas Trapesium D = ( 1,5+0,5


2 )
x1

= 1 m²

Luas Segitiga A/D = 1/2 x 1,35 x 1,5


= 1,0125 m²
Luas Segitiga E/D = 1/2 x 1,5 x 1,5
= 1,125 m²

Beban Mati (Dead Load)


P (D,A) = (2 x Luas D) + (2 x Luas A/D) x WD Plat
= 4,025 x 426
= 1714,65 Kg
P (A,E) = (2 x Luas A/D) + (2 x Luas E/D) x WD Plat
= 4,275 x 426
= 1821,15 Kg
P (E,D) = (2 x Luas D) + (2 x Luas E/D) x WD Plat
= 4,25 x 426
= 1810,5 Kg

Beban Hidup (Live Load)


P (D,A) = (2 x Luas J) + (2 x Luas A/D) x WL Plat
= 1106.25 Kg
P (A,E) = (2 x Luas A/D) + (2 x Luas E/D) x WL Plat
= 1068,75 Kg
P (E,D) = (2 x Luas D) + (2 x Luas E/D) x WL Plat
= 1162,5 Kg

6.3.7 Beban Akibat ½ Berat Sendiri Balok Induk Yang Disalurkan Ke


Kolom

Gambar 6.9 Pembebanan balok akibat 1/2 berat sendiri balok induk
Beban Mati (Dead Load)
P = ( 2 . 1/2 . L ) b . h . Bj Beton Bertulang
P = (2 . 1/2. 3,00) 0,4 x 0,6 x 2400 kg/m³
P = 1728 kg
6.3.8 Beban Akibat Berat Sendiri Balok Induk Yang Disalurkan Ke
Kolom pada Balkon

Luas Trapesium D = ( 1,75+0,75


2 ) x1
= 1,25 m²

Beban mati
P = (2 x Luas D) x WD Plat
= 1065 Kg

Beban hidup
P = (2 x Luas D) x WL Plat
= 750 Kg
6.4 Kombinasi Pembebanan Pada SAP 2000 V.14
COMBO 1 = 1,4DL
COMBO 2 = 1,4DL + 1,6LL
COMBO 3 = 1,2DL + 1LL + 1E

Keterangan :
DL = Beban Mati (Dead Load)
LL = Beban HIdup (Live Load)
E = Beban Gempa (Earthquake)

6.5 Beban Input Permodelan SAP 2000 V.14


Beban–beban yang di input pada saat permodelan gedung dengan SAP 2000
V.14, adalah sebagai berikut:

Geometri Portal Permodelan SAP2000 V.14


Gambar 6.10 Geometry Portal
Input Beban Mati (Dead Load)
Gambar 6.11 Pembebanan akibat beban mati pelat dan beban mati balok

Input Beban Hidup (Live Load)

Gambar 6.12 Pembebanan akibat beban hidup pelat dan beban hidup balok

Input Beban Dinding (Dead Load)


Gambar 6.13 Pembebanan dinding

Input Beban Gempa (Earth Quake)

Gambar 6.14 Pembebanan akibat beban gempa


1. Dari kombinasi pembebanan 1.4 D diperoleh diagram momen sebagai
berikut

Gambar 6.15 Diagram momen akibat pembebanan Kombinasi 1


Visualisasi SAP 2000 v.14
2. Dari kombinasi pembebanan 1.2 D + 1.6 Ldiperoleh diagram momen
sebagai berikut

Gambar 6.16 Diagram momen akibat pembebanan Kombinasi 2


Visualisasi SAP 2000 v.14
3. Dari kombinasi pembebanan 1.2 D + 1 L + 1 E diperoleh diagram momen
sebagai berikut

Gambar 6.17 Diagram momen akibat pembebanan Kombinasi 3


Visualisasi SAP 2000 v.14
4. Dari kombinasi pembebanan 1.2 D + 1 L - 1 E diperoleh diagram momen
sebagai berikut

Gambar 6.18 Diagram momen akibat pembebanan Kombinasi 4


Visualisasi SAP 2000 v.14

6.6 Pembebanan Portal Arah Memanjang


Potal yang dianalisa adalah portal yang terkritis yaitu portal yang menerima
beban paling besar. Dalam hal ini portal yang dianalisis adalah portal tengah.

6.6.1 Perhitungan Beban Yang Diakibatkan Pelat Yang Menumpu Pada


Balok Induk

Gambar 6.19 pembebanan portal bagian balok induk

Trapeziodal load (Dead Load) pada balok induk untuk masing-


masing tipe pelat:
Beban pelat A = 1,35 m x 426 kg/m2 x 2 = 1150,2 kg/m
Beban pelat C = 1,35 m x 426 kg/m2 x 2 = 1150,2 kg/m
Beban Mati masing-masing pelat pada balok anak diinput ke program SAP
2000 menurut tipe pelat.Input Trapezoidal Load
Trapeziodal load (Live Load) pada balok induk untuk masing-masing
tipe pelat:
Beban pelat A = 1,35 m x 250 kg/m2 x 2 = 675 kg/m
Beban pelat C = 1,35 m x 250 kg/m2 x 2 = 675 kg/m
Beban Hidup masing-masing pelat pada balok anak diinput ke program
SAP 2000 menurut tipe pelat.Input Trapezoidal Load

6.6.2 Beban Akibat Plat Balok Grid Yang Disalurkan Ke Balok Induk

Gambar 6.20 Pembebanan Akibat Beban Plat Balok Grid


Beban Mati (Dead Load)
P(A) = 2 . (1/2) . a .t x WD Plat
= 2 . (1/2) . 3 m . 1.35 m . 426 Kg/m
= 1725,3 kg
P(C) = 2 . (1/2) . a .t x WD Plat
= 2 . (1/2) . 2.5 m . 1.17 m . 426 Kg/m
= 1246,05 kg

Beban Hidup (Live Load)


P(A) = 2 . (1/2) . a .t x WD Plat
= 2 . (1/2) . 3 m . 1.35 m . 250 Kg/m
= 1012,5 kg
P(C) = 2 . (1/2) . a .t x WD Plat
= 2 . (1/2) . 2.5 m . 1.17 m . 250 Kg/m
= 731,25 kg

6.6.3 Beban Akibat ½ Berat Sendiri Balok Grid Yang Disalurkan Ke Balok
Induk

Gambar 6.21 Pembebanan balok akibat 1/2 berat sendiri balok grid

Beban Mati (Dead Load)


P = ( 2 . 1/2 . L ) b . h . Bj Beton Bertulang
P = (2 . 1/2. 3) 0.3 x 0.4 x 2400 kg/m³
P = 864 kg

6.6.4 Beban Akibat Plat Balok Induk Yang Disalurkan Ke Kolom


Gambar 6.22 pembebanan balok induk yang disalurkan ke kolom

Luas Segitiga C = 1/2 x 1,25 x 1,17


= 0,73125 m²
Luas Segitiga A = 1/2 x 1,5 x 1,35
= 1,0125 m²

Beban Mati (Dead Load)


P (C) = (2 x Luas C) x WD Plat
= 1,4625 x 426
= 623,05 Kg
P (C,A) = (2 x Luas C) + (2 x Luas A) x WD Plat
= 3,4875 x 426
= 1485,675 Kg
P (A,A) = (4 x Luas A) x WD Plat
= 4,05 x 426
= 1725,3 Kg
Beban Hidup (Live Load)
P (C) = (2 x Luas C) x WL Plat
= 1,4625 x 250
= 365,625 Kg
P (C,A) = (2 x Luas C) + (2 x Luas A) x WL Plat
= 3,4875 x 250
= 871,875 Kg
P (A,A) = (4 x Luas A) x WL Plat
= 4,05 x 250
= 1012,5 Kg

6.6.5 Beban Akibat ½ Berat Sendiri Balok Induk Yang Disalurkan Ke


Kolom
Gambar 6.23 Pembebanan balok akibat 1/2 berat sendiri balok induk

Beban Mati (Dead Load)


P = ( 2 . 1/2 . L ) b . h . Bj Beton Bertulang
P = (2 . 1/2. 3,00) 0,4 x 0,6 x 2400 kg/m³
P = 1728 kg

6.7 Kombinasi Pembebanan Pada SAP 2000 V.14


COMBO 1 = 1,4DL
COMBO 2 = 1,4DL + 1,6LL

Keterangan :
DL = Beban Mati (Dead Load)
LL = Beban HIdup (Live Load)

6.8 Beban Input Permodelan SAP 2000 V.14


Beban–beban yang di input pada saat permodelan gedung dengan SAP 2000
V.14, adalah sebagai berikut:
Geometri Portal Permodelan SAP2000 V.14

Gambar 6.24 Geometry Portal

Input Beban Mati (Dead Load)


Gambar 6.25 Pembebanan akibat beban mati pelat dan beban mati balok

Input Beban Hidup (Live Load)

Gambar 6.26 Pembebanan akibat beban hidup pelat dan beban hidup balok

1. Dari kombinasi pembebanan 1.4 D diperoleh diagram momen


sebagai berikut

Gambar 6.27 Diagram momen akibat pembebanan Kombinasi 1


Visualisasi SAP 2000 v.14
2. Dari kombinasi pembebanan 1.2 D + 1.6 Ldiperoleh diagram momen

sebagai berikut

Gambar 6.28 Diagram momen akibat pembebanan Kombinasi 2


Visualisasi SAP 2000 v.14

Anda mungkin juga menyukai