Modul Matematika Garis Dan Sudut PDF
Modul Matematika Garis Dan Sudut PDF
Thalia Thamsir
00000010641
7 April 2016
Garis Sudut
Dua Garis
yang
Dipotong
Transversal
Tahukah Anda?
Gerard Mercartor lahir pada 5 Maret 1512 adalah bapak
atlas dunia. Karena dia sangat tertarik pada kosmografi, ia
mulai belajar matematika di bawah bimbingan Gemma
Frisius (1508-1555), seorang matematikawan Belanda,
astronom, kartografer, kosmografer dan profesor di
Universitas Leuven. Mercator menjadi terkenal pada tahun
1540 dengan peta Flandersnya yang didedikasikan untuk
Kaisar Charles V. Peta ini cukup akurat karena
penggunaan metode triangulasi. Perhitungan dengan
triangulasi dimulai dari pengukuran satu sisi dari segitiga
Gambar 7. 1 Gerard Mercartor
dan sudut untuk menghitung sisi lain dengan
menggunakan trigonometri. Mercartor menggunakan menara gereja sebagai titik acuan
Gambar 7.ia2 menggunakan
kemudian Gerard Mercartoralat ukur sudut dan menghitung jarak ke titik yang jauh dengan
menggunakan aturan sinus. Pada 1554, ia menghasilkan salah satu karya pertamanya yang
menjadi
Gambarsebuah tonggak
7. 3 Gerard dalam sejarah kartografi yaitu peta Eropa. Dengan peta Mercartor,
Mercartor
pelaut dapat mengetahui setiap saat posisi mereka dan pelayaran mereka menjadi lebih
7.1
aman.
Gambar 7. 4 Gerard Mercartor
Mengklasifikasi objek geometri dan mempelajari sifat
geometri sangat penting karena memiliki banyak
pengaplikasian di banyak bidang kehidupan contohnya
bidang seni yaitu pola pada ubin lantai; bidang
arsitektur yaitu Eiffel Tower; bidang astronomi yaitu
menggunakan ukuran sudut untuk menggambarkan
ukuran nyata dari sebuah objek di langit malam dan
contoh nyata pada kehidupan sehari-hari adalah engsel
pada pintu, atap rumah yang menggunakan segitiga,
trapesium maupun persegi, kompas, jarum jam,
Gambar 7. 2 Eiffel Tower persimpangan jalan dan lain-lain.
Sama seperti aritmatika yang memiliki objek dasar pembelajaran pada
angka, geometri
Gambar 7. 9 Eiffel juga
Tower memiliki fokus utama pembelajaran yang berhubungan
dengan titik, garis, bangun datar dan bangun ruang. Geometri tingkat menengah
dimulai dengan
Gambar sejumlah
7. 10 Eiffel Tower konsep (titik, garis, dan sudut) yang tidak mudah untuk
Tujuan Pembelajaran:
Menerapkan konsep kedudukan garis dalam pemecahan masalah nyata
Mengukur besar sudut dengan busur derajat
Melukis sudut dengan menggunakan busur derajat
Mengelompokkan jenis-jenis sudut berdasarkan ukuran besar sudut
7.2
A
Gambar 7. 3 Titik
2. Garis
Garis merupakan kurva lurus yang tidak memiliki ujung maupun pangkal.
Artinya garis dapat diperpanjang kedua arahnya.
A B
Gambar 7. 4 Garis
⃡ yang artinya panjang
Gambar 7. 4 menunjukkan garis AB dilambangkan dengan 𝐴𝐵
garis AB tidak terbatas.
Segmen garis adalah kurva lurus yang mempunyai pangkal dan ujung,
̅̅̅̅ yang artinya panjang garis AB terbatas. Contoh segmen
dilambangakan dengan 𝐴𝐵
garis adalah jembatan.
Jembatan merupakan penghubung
antara dua tempat yang terpisah.
Andaikan sisi kiri sungai sebagai titik A,
sisi kanan sungai sebagai titik B maka
Gambar 7. 5 Sydney Harbour Bridge titik A dan titik B dapat terhubung
dikarenakan oleh segmen garis AB. Jika titik A merupakan titik pangkal segmen
garis AB, maka titik B merupakan titik ujung segmen garis AB.
Sinar Garis adalah kurva lurus yang mempunyai pangkal namun tidak
berujung, dilambangkan dengan 𝐴𝐵 . Contoh sinar garis dapat dilihat pada cahaya
yang dihasilkan senter. Jika Anda mengamati gambar 7. 6 maka Anda akan
7.3
menemukan objek yang memiliki titik
awal yaitu titik A, namun tidak memiliki
ujung (garis yang melewati titik B tidak
berujung). Pada gambar 7. 6 garis AB
merupakan sinar garis.
𝒌
berimpit ketika suatu garis terletak pada garis lain atau sebaliknya dan
membentuk satu garis lurus.
Pada gambar di atas garis k dan l saling berhimpit, dalam sajian geometri
direpresentasikan sebagai garis yang sama (identik).
c. Garis Berpotongan
Garis-garis yang terletak pada bidang datar dikatakan berpotongan apabila
garis-garis tersebut memiliki satu titik persekutuan yang disebut titik potong.
𝑝 Garis p, q, dan r saling
Titik Potong
berpotongan karena memiliki
titik potong di titik O.
O 𝑝
d. Garis Bersilangan
Dua garis yang saling bersilangan. Jadi, garis k dan l dikatakan bersilangan
jika kedua garis tidak memiliki titik persekutuan, tidak sejajar, dan tidak terletak
pada bidang yang sama.
Pada gambar di samping, garis a dan b adalah
garis bersilangan karena garis a dan b bukanlah
garis yang sejajar dan kedua garis terletak pada
𝒂
sisi atau bidang yang berbeda. Apabila kedua
garis diperpanjang, kedua garis tersebut tidak
Gambar 7. 12 Sisi𝒂rumah
akan pernah berpotongan.
1. Sketsa dan berikan label sebuah garis segmen serta tuliskan simbol penulisan
garis segmen tersebut
2. Gambarkan dan berikan label pada setiap komponen geometri berikut!
a. Titik d. Sinar garis
b. Garis e. Garis sejajar
7.5
x a. Garis m dan n
w
b. Garis m dan p
z
y c. Garis n dan q
m d. Garis m dan q
q
p e. Pasangan garis mana sajakah yang
saling sejajar, berpotongan, atau bersilangan?
5. Diketahui kubus ABCD.EFGH. Kemungkinan kedudukan garis-garis
diagonal bidang pada masing-masing sisi
H G
kubus adalah….
E F
D C
A B
7.6
1. Pengertian Sudut
Banyak aktivitas yang manusia lakukan dalam kehidupan sehari-hari
berkaitan dengan sudut. Misalnya pada saat duduk, sudut terbentuk antara perut
dengan kaki. Sudut juga ditemukan pada pemanah yaitu antara tangan dengan
badan pemanah. Selain aktivitas manusia sudut juga dapat di temukan pada benda-
benda sekitar misalnya sudut yang terbentuk antara jarum jam.
A
Ket.
B Garis BA dan BC adalah kaki sudut
Titik B adalah titik sudut
C
Gambar 7. 14 Sudut yang terbentuk oleh dua Daerah yang diarsir adalah daerah sudut
garis
Kaki sudut adalah sinar garis yang membentuk suatu sudut. Titik sudut
Gambar 7. 79 Sudut yang terbentuk oleh dua
adalah titik potonggarispangkal sinar dari kaki sudut. Daerah sudut yaitu daerah yang
terbentuk antara dua kaki sudut. Gambar 7.14 menunjukkan besar sudut yang sama
walaupun panjang kaki-kaki sudutnya tidak sama panjang sehingga dapat
Gambar 7. 80 Sudut yang terbentuk oleh dua
garis
disimpulkan bahwa besar sudut tidak ditentukan oleh panjangnya kaki sudut.
D E
B 𝛼
Gambar 7. 15 Sudut yang
terbentuk dari beberapa garis
C
G
Pada gambar 7. 15 sudut yang
a diarsir dapat dinamai dengan:
Gambar 7. 86 Sudut yang
i. m B dan ditulis ∠𝐵
Satu huruf yaitu sudut terbentuk dari beberapa garis
b
ii. Tiga huruf yaitu sudut
a ABC atau sudut CBA dan ditulis ∠𝐴𝐵𝐶 atau
∠𝐶𝐵𝐴 r Gambar 7. 87 Sudut yang
7 terbentuk dari beberapa garis
iii. Simbol yaitu sudut. alpha ditulis ∠𝛼
iv. 8
Jika 𝛼 diganti menjadi angka misalnya 1 maka penulisan sudut
2 Gambar 7. 88 Sudut yang
menggunakan huruf S kapital dan angka yaitu sudut
terbentuk 𝐵1 ditulis
dari beberapa garis ∠𝐵1
Note: jika sudut yang dimaksud uadalah sudut yang diarsir seperti gambar 7. 15
d
maka perlu dinamai dengan utiga huruf yaitu ∠𝐴𝐵𝐶 atau ∠𝐶𝐵𝐴 untuk
t
memperjelas sudut yang dimaksud karena pada titik sudut ∠𝐵 terdapat beberapa
y
sudut. a
n
g
t
e
r
1. Tentukan kaki sudut, titik sudut,
b dan tulislah nama sudut
e P
dari gambar di samping!
n
t Q
R
u
k
d
2. Berapakah banyak sudut yanga terbentuk pada gambar di samping? Sebutkan!
ri
b
e P
b
e
r
7.8
a Q
p R
a
g
a
ri
s
3. Sebutkan bagian-bagian manakah dari atap
rumah di samping yang membentuk sudut!
3. Satuan Sudut
Lebih dari 3000 tahun yang lalu, orang Babylonia telah menemukan bahwa
untuk mengelilingi matahari satu kali putaran penuh pada lintasan yang berbentuk
lingkaran, bumi memerlukan waktu 360 hari. Mereka membagi lintasan itu menjadi
360 bagian yang sama. Setiap bagian itu dinamakan satu derajat.
Satuan sudut dinyatakan dalam dua jenis, yaitu derajat (º) dan radian (rad).
Namun satuan sudut yang akan digunakan pada modul ini adalah derajat (º).
Dalam satuan derajat, keliling lingkaran dibagi menjadi 360 bagian yang sama. Tiap
bagiannya disebut 1 derajat (1°). Dengan demikian, ada 360 derajat dalam satu
𝟏
putaran penuh. Jadi, 𝟏° = 𝟑𝟔𝟎 putaran atau 1 putaran = 𝟑𝟔𝟎°
Gambar 7. 17 Lingkaran
Pada jarum jam sebuah jam dinding, untuk menunjukkan waktu 1 jam,
jarum menit harus berputar
Gambar 1 putaran
7. 92 penuh sebanyak
Jam dindingGambar 60 kali, atau dapat ditulis 1
7. 93 Lingkaran
7.9
jam = 60 menit. Adapun untuk menunjukkan waktu 1 menit, jarum detik harus
berputar 1 putaran penuh sebanyak 60 kali, atau dapat ditulis 1 menit = 60 detik.
Gambar 7. 94 Jam dinding
Ingat!
𝟏° =
𝟏
putaran 𝟏′ = 𝟔𝟎′′
𝟑𝟔𝟎
𝟏° = 𝟔𝟎 × 𝟔𝟎′′ = 𝟑𝟔𝟎𝟎′′
1 putaran = 𝟑𝟔𝟎°
𝟏° = 𝟔𝟎′
Penyelesaian:
1 putaran penuh = 360°
1 1
a. putaran = 3 × 360° = 120°
3
1 1
b. putaran = 5 × 360° = 72°
5
1 1
c. putaran = 6 × 360° = 60°
6
= 48° + 0,8°
= 48,8°
1.
5
putaran penuh = ...° 5. 88,155° = …°…′…′′
9
3°
2. 126′ = ...°...′ 6. 20 4 = …′′
3. 68°70′56′′ = ...°...′...′′
4. 900′′ = ...°
Selesaikanlah soal-soal berikut
7. 9° − 90′ − 240′′ = …′′
8. 13°15′36" − 8°20′6′′
9. 86°27′ 13′′ − 57°46′ 59′′ + 23°14′33′′
10. 36°17′ 12′′ + 28°45′ 13′′ − 38°17′24′′
11. Jika 𝑎 = 5°, 𝑏 = 30′ dan 𝑐 = 90′′ maka hitunglah:
a. 3𝑎 − 5𝑏 + 2𝑐 (dalam detik)
b. 6𝑎 − 8𝑏 − 20𝑐 (dalam menit)
7.11
(ii) Untuk jarum pendek 1 jam = 60 menit maka besar sudutnya adalah 30°.
30° 1°
Jika 1 menit maka besar sudutnya adalah 60 = 2
Garis bantu
(a) (b)
Gambar 7. 19 Sudut pada jarum jam
Jika garis bantu terletak di luar jarum panjang dan pendek seperti
gambar (a) maka sudut antara garis bantu dan jarum panjang
dikurang dengan sudut antara jarum panjang dan pendek. Maka
Sudut antara garis bantu dengan jarum panjang yaitu 20
menit maka besar sudutnya 20 × 6° = 120°
7.12
Sudut yang dibentuk antara garis bantu dengan jarum pendek
1
yaitu 2 jam lebih 20 menit sehingga (2 × 30° ) + (2 ×
Tentukanlah besar sudut terkecil yang terbentuk antara jarum jam panjang
dan jarum jam pendek yang ditunjukkan oleh jam berikut
1. 2.
5. Pukul 09.26
5. Cara Menggambar dan Mengukur Sudut Menggunakan
Busur Derajat
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur satu sudut adalah
busur derajat. Pada busur derajat terdapat dua skala, yaitu skala atas dan skala
bawah. Pada skala atas terdapat angka-angka 0, 10, 20, ..., 180 berturut-turut dari
kiri ke kanan, sedangkan pada skala bawah terdapat angka-angka berturut-turut dari
kanan ke kiri 0, 10, 20, ..., 180.
Q R
Untuk mengukur sudut PQR di atas caranya sebagai berikut:
a. Letakkan pusat busur derajat pada titik sudut, yaitu titik Q. Himpitkan garis
horizontal busur derajat yang tertulis angka 0 pada salah satu kaki sudut,
yaitu QR. Seperti gambar di bawah ini
P
7.14
Q R
b. Lihatlah angka pada busur derajat yang berimpit dengan kaki sudut yang
lain, yaitu kaki sudut QP berimpit dengan garis yang menunjukkan angka
140. Jadi ukuran ∠PQR di atas adalah 140°.
2.
4.
6. Jenis-Jenis Sudut
7.15
B C L M Q R S O T Z
Gambar 7. 21 Jenis-jenis sudut
Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa ∠𝐴𝐵𝐶 besarnya lebih dari 90°
namun kurang dari 180° sehingga disebut sudut tumpul. ∠𝐾𝐿𝑀 besarnya tepat 90°,
sehingga disebut sudut siku-siku. ∠𝑃𝑄𝑅 besarnya kurang dari 90°, sehingga
disebut sudut lancip. ∠𝑆𝑂𝑇 besarnya tepat 180° sehingga disebut sudut lurus.
∠𝑋𝑌𝑍 besarnya lebih dari 180° namun kurang dari 360°, disebut sudut refleks.
a. Sudut Lancip
Dari gambar 7. 22 dapat disimpulkan bahwa sudut lancip adalah sudut yang
mempunyai ukuran sudut antara 0° dan 90°.
𝟎° < 𝜶 < 𝟗𝟎°, maka 𝜶 adalah sudut lancip
b. Sudut Siku-siku
Sudut siku-siku adalah sudut yang besarnya tepat 90° Sudut siku-siku
dinotasikan dengan “∟”.
𝜶 = 𝟗𝟎°, maka 𝜶 adalah sudut siku-siku
7.16
c. Sudut Lurus
d. Sudut Tumpul
Dari gambar 7. 25 dapat disimpulkan bahwa sudut tumpul adalah sudut yang
ukuran sudutnya antara 90° dan 180°.
𝟗𝟎° < 𝜶 < 𝟏𝟖𝟎°, maka 𝜶 adalah sudut tumpul
e. Sudut Refleks
Dari gambar 7. 26 dapat disimpulkan bahwa sudut tumpul adalah sudut yang
ukuran sudutnya antara 180° dan 360°.
𝟏𝟖𝟎° < 𝜶 < 𝟑𝟔𝟎°, maka 𝜶 adalah sudut refleks
7.17
Tentukan jenis sudut di bawah ini (lancip, tumpul, atau siku-siku) dan
gambarkan sudut tersebut!
1 5
1. 3
sudut lurus 3. 180° − 6 sudut lurus
2 4. Pukul 18.20
2. putaran penuh
3
5. Pukul 12.30
6. Tentukan banyaknya sudut pada tiap bangun berikut, kemudian sebutkan
namanya!
C N M
S R D
O E H
A B K P L Q F G
Perhatikan gambar dibawah ini untuk menjawab soal nomor 7 – 8!
Jika dua sudut bersuplemen yang saling bersebelahan satu dengan yang
lain maka sudut tersebut disebut pasangan linear dan akan membentuk sebuah
garis lurus. Dua sudut dikatakan bersebelahan apabila memiliki titik sudut dan
kaki sudut yang sama.
kaki sudut
𝒂° + 𝒃° = 𝟏𝟖𝟎°
𝒂° + 𝒃° = 𝟏𝟖𝟎°
̅̅̅̅ bertemu garis lurus ̅̅̅̅
Jika garis lurus 𝑂𝐶 𝐴𝐵 di titik O maka untuk membuktikan
bahwa ∠𝐴𝑂𝐶 + ∠𝐵𝑂𝐶 = 180° adalah
Pernyataan Argumen
1. ∠𝐴𝑂𝐵 = 180° Garis Lurus
2. 𝑎° + 𝑏° = 180° ∠𝐴𝑂𝐵 adalah garis lurus
∴ ∠𝑨𝑶𝑪 + ∠𝑩𝑶𝑪 = 𝟏𝟖𝟎° Pernyataan (1) dan (2)
Teorema 2
“Jika dua sudut yang bersebelahan merupakan sudut berpelurus maka kaki
sudut luar dari kedua sudut tersebut terletak pada garis lurus.”
Dua sudut dikatakan sudut bersuplemen apa bila jumlah kedua sudut
tersebut adalah 180°. Dan dua sudut dapat saling bersuplemen ketika:
i. Satu sudut adalah sudut lancip dan satu sudut lain adalah sudut tumpul
ii. Kedua sudut tersebut adalah sudut siku-siku
(a)
7.20
(b)
Gambar 7. 27 (a) Sudut lancip dan sudut tumpul membentuk sudut bersuplemen, (b) Dua sudut
siku-siku membentuk sudut saling bersuplemen
1. Jika sudut antara tangga bagian bawah dengan
𝒃°
dinding adalah 𝑎° = 48°. Maka sudut antara
tangga bagian atas dengan dinding adalah ….
𝒃°
𝒂° Penyelesaian:
Diketahui: 𝑎° = 48°
𝒂° 𝑎° + 𝑏° = 180°
48° + 𝑏° = 180°
𝑏° = 180° − 48°
𝑏° = 132°
2. Tiga kali penyiku suatu sudut besarnya lima kali pelurusnya. Berapa besar
sudut tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
Sudut yang dimaksud: 𝑥°
Tiga kali penyiku sudut tersebut: 3(90° − 𝑥°)
Lima kali pelurusnya: 5(180° − 𝑥°)
3(90° − 𝑥°) = 5(180° − 𝑥°)
270° − 3𝑥° = 900° − 5𝑥°
2𝑥° = 630°
𝑥° = 315°
b. Sudut Berkomplemen (Berpenyiku)
Dua sudut disebut sudut saling berkomplemen (berpenyiku) apabila
jumlah kedua sudut tersebut 90°.
P 𝑎° + 𝑏° = 90°
R
𝑏°
7.21
𝑎°
O Q
Gambar
O 7. 28 Sudut saling berkomplemen
𝑏°
𝑎°
Teorema 3
Pernyataan Argumen
1. ∠𝐴 dan ∠𝐵 saling berkomplemen Asumsi I
2. ∠𝐵 adalah komplemen dari ∠𝐴 Pernyataan (1)
∴ ∠𝐴 + ∠𝐵 = 90° Definisi sudut berkomplemen
3. ∠𝐴 dan ∠𝐶 saling berkomplemen Asumsi II
4. ∠𝐶 adalah komplemen dari ∠𝐴 Pernyataan (2)
∴ ∠𝐴 + ∠𝐶 = 90° Definisi sudut berkomplemen
5. ∠𝐴 + ∠𝐵 = ∠𝐴 + ∠𝐶 Pernyataan (1) & Pernyataan (2)
Komplemen dari sudut ∠𝐴 yaitu ∠𝐵
∴ ∠𝑩 = ∠𝑪 atau ∠𝐶 adalah sudut yang kongruen
(∠𝐵 = ∠𝐶)
2. Penyelesaian
41° + 𝑥 = 90°
𝑥
𝑥 = 90° − 41°
7.22
41° 𝑥 = 139°
𝑥
41°
Perhatikan gambar jalan di samping.
Garis AB adalah tepi jalan yang lurus. Carilah
pasangan dua sudut yang saling berpelurus!
O
𝑎° 𝑏° 𝑎° = 𝑏°
𝑐°
P 𝑑° Q 𝑐° = 𝑑°
𝑎° 𝑏° Gambar 7.
Gambar 7. 29 Sudut saling bertolak belakang
138 Sudut
Teorema 4 𝑑° saling
𝑐° = 𝑑°
bertolak
Gambar 7. 142 Sudut saling bertolak belakang
“Semua sudut yang saling bertolak belakang memiliki ukuranbelakang
sudut yang
𝑎° = 𝑏°
sama.” 𝑐° = 𝑑°
Gambar 7. 143 Sudut saling bertolak belakang
Gambar 7. 139
𝑐°∠𝑎°
Pada gambar 7. 29 sudut yang saling bertolak belakang adalahSudut
Gambar 7. 144 Sudut saling bertolak belakang
dengan
=saling
𝑑°
bertolak
sudut ∠𝑏° dan ∠𝑐° dengan ∠𝑑° sehingga belakang
Pernyataan Argumen
1. ∠𝑎° = ∠𝑏°, ∠𝑐° = ∠𝑑° Pernyataan (1)Gambar 7.
140 Sudut
2. 𝑎° + 𝑑° = 180° Bersuplementersaling
3. 𝑏° + 𝑑° = 180° Bersuplementerbertolak
belakang
4. 𝑎° + 𝑑° = 𝑏° + 𝑑° Pernyataan (2) & 𝑎°
(3) = 𝑏°
5. ∴ 𝒂° = 𝒃° Teorema 4
Gambar 7.
7.23
141 Sudut
saling
Hitunglah nilai 𝑥 pada gambar di bawah ini! bertolak
belakang
𝑎° = 𝑏°
Penyelesaian:
2𝑥 + 5 = 105
(2𝑥 + 5)° 105° 2𝑥 = 100
𝑥 = 50
(2𝑥 + 5)° 105°
Ingat!
2 Sudut saling berpelurus (bersuplemen), maka 𝒂° + 𝒃° = 𝟏𝟖𝟎°
2 Sudut saling berpenyiku (berkomplemen), maka 𝒂° + 𝒃° = 𝟗𝟎°
2 Sudut saling bertolak belakang, maka 𝒂° = 𝒃°
63° 42°
A O B
63° 42°
B
2. AOB adalah sebuah garis lurus.
Tentukan ∠DOB!
D O 108°
85°
108°
C
85°
A
Tentukan nilai 𝑥 dan 𝑦 berikut!
7.24
3. 6.
M Q
130°
2𝑦 − 10° 𝑥
𝑥 130°
P N
34°
2𝑦 − 10° 𝑥
𝑥 7.
4. 34°
3𝑥 7𝑥 5𝑥
18° 𝑥
2𝑥 3𝑥
6𝑥
3𝑥 7𝑥 5𝑥
18° 𝑥
6𝑥 2𝑥 3𝑥
8.
5.
𝑦
36°
𝑥
2𝑥
7𝑥
𝑦
36°
𝑥
2𝑥
7𝑥
9. Jika ukuran ∠𝑆𝑋𝑇 = (3𝑥 − 4)° , ukuran ∠𝑅𝑋𝑆 = (2𝑥 + 5)° , dan ukuran
∠𝑅𝑋𝑇 = 111°.
(i) Tentukan ukuran ∠𝑅𝑋𝑆!
(ii) Jika ukuran ∠𝑃𝑋𝑄 = (2𝑥)°, dan ukuran
∠𝑄𝑋𝑇 = (5𝑥 − 23)° . Tentukan ukuran
P ∠𝑄𝑋𝑇!
1
10. P Penyiku dari suatu sudut besarnya sama dengan 5 pelurus sudut tersebut.
12. Tiga kali penyiku suatu sudut besarnya lima kali pelurusnya. Tentukan 6
P
sudut tersebut!
13. Diketahui ∠𝐿 = (7𝑥 + 5°) dan ∠𝑀 = (6𝑥 − 6°). Jika ∠𝐿 dan ∠𝑀 saling
berpenyiku, maka besar sudut berpelurus dengan ∠𝑀 adalah …
1
14. Pelurus dari tiga kali penyiku dua kali sudut besarnya 6°. Tentukan 4 sudut
tersebut!
15. Tentukan besar sudut yang belum diketahui!
100°
𝑥°
𝑦°
𝑓°
138° 𝑒° 100° 𝑝°
𝑑° 𝑞° 52°
𝑥° 𝑟°
𝑦°
𝑓°
138° 𝑒° 𝑏° 𝑝°
𝑎° 𝑞°
𝑑° 𝑐° 52°
70° 𝑟°
𝑏°
𝑎°
𝑐°
70°
Ketika dua buah garis sejajar misalnya garis m dan garis n dipotong oleh
garis ketiga yaitu garis 𝑙 (gambar 7. 30) maka akan membentuk 8 sudut yaitu ∠𝐴1 ,
𝑚 ∠𝐴2 , ∠𝐵7, dan ∠𝐵8 yang merupakan sudut-
empat pasang sudut sehadap yang besarnya sama contohnya adalah sudut ∠𝐴3 dan
∠𝐵7 pada gambar 7. 32. Sudut ∠𝐴3 dan ∠𝐵7 merupakan sudut sehadap karena
sudut-sudut tersebut menghadap ke arah yang sama sehingga kedua sudut tersebut
sama besar.
𝐴 𝐵
2 3 6 7
𝑙
1 𝐴4 5 8
𝐵
2 3 6
𝑙
1 4
𝑚 𝑛
Gambar 7. 31 Sudut sehadap
𝑚
Untuk membuktikan 𝑛 sudut sehadap memiliki ukuran sudut yang
bahwa
sama maka perhatikan pola jajargenjang pada gambar 7. 31.
E F G H
A B C D
Sifat I
7.27
“Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh suatu garis, maka sudut-sudut
sehadap yang terbentuk sama besar.”
Tentukan besar sudut 𝑎°, 𝑏°, 𝑐°, 𝑑°, 𝑒°, 𝑓°
dan 𝑔°!
𝑎° 𝑐° 𝑒° 𝑓°
Penyelesaian:
65° 𝑏° 𝑔° 𝑑°
𝑎° = 180° − 65° = 115°
𝑎° 𝑐° 𝑒° 𝑓°
𝑏° = 115° (bertolak belakang dengan
65° 𝑏° 𝑔° 𝑑°
𝑎°)
𝑐° = 65° (bertolak belakang dengan 65°)
𝑑° = 115° (sehadap dengan 𝑏°)
𝑒° = 115° (sehadap dengan 𝑎°)
𝑓° = 65° (sehadap dengan 𝑐°)
𝑔° = 65° (sehadap dengan 65°)
Sifat II
“Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh suatu garis ketiga, maka
pasangan sudut-sudut dalam berseberangan yang terbentuk memiliki besar sudut
yang sama.”
𝑛
𝐷 𝐶 𝐵′ 𝐴′
𝐷 𝑃 𝐵′ 𝐴′
𝑃
𝐴 𝐵 𝐶′ 𝐷′
Gambar 7. 34 Jajargenjang
𝐴 𝐵 𝐶′ 𝐷′
Jajar genjang ABCD diputar 180° di titik P (titik tengah BC) sehingga 𝐵 → 𝐶′ dan
𝐶 → 𝐵′. Maka:
Pernyataan Argumen
1. ∠𝐴𝐵𝐶 = ∠𝐶𝐷𝐴 Bertolak belakang
2. ∠𝐴′ 𝐵′𝐶′ = ∠𝐶𝐷𝐴 Sehadap
∴ ∠𝑨𝑩𝑪 = ∠𝑨′ 𝑩′𝑪′ Sifat II
Sifat III
“Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh suatu garis, maka sudut-sudut
luar berseberangan sama besar.”
pasangan sudut luar berseberangan. Sudut luar berseberangan adalah dua sudut
luar yang tidak berdekatan pada sisi-sisi yang berseberangan terhadap garis
transversal (garis 𝑙).
𝐴 𝐵
2 3 6 7
𝑙
1 𝐴4 5 8
𝐵
2 3 6
𝑙
1 4
𝑚 𝑛
Gambar 7. 35 Sudut luar berseberangan
𝑚
Untuk membuktikan bahwa ∠𝐴𝑛1 = ∠𝐵7 lihat tabel di bawah ini
Pernyataan Argumen
1. ∠𝐴1 = ∠𝐴3 Bertolak belakang
2. ∠𝐴3 = ∠𝐵7 Sehadap
∴ ∠𝑨𝟏 = ∠𝑩𝟕 Sifat III
2𝑥°
B C
2. Hitunglah nilai 𝑥 dan 𝑦
D C
𝑦° 𝑥°
63° 𝑦° 𝑥°
A 26° B
63°
3. Tentukan nilai 𝑥°! 26°
67°
67°
𝑥°
58°
𝑥°
58°
d. Sudut Dalam Sepihak
Sifat IV
“Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh suatu garis maka sudut-sudut
dalam sepihak jumlahnya 180° (berpelurus).”
𝑙
2 3 6 sehingga ∠𝐴3 + ∠𝐵6 = 180° . Untuk
1 4
membuktikan bahwa ∠𝐴3 + ∠𝐵6 = 180°
𝑚 𝑛
Gambar 7. 36 Sudut dalam sepihak lihat tabel di bawah ini:
𝑚 𝑛 Pernyataan Argumen
1. ∠𝐴3 = ∠𝐵7 Sehadap
2. ∠𝐵7 = 180° − ∠𝐵6 Berpelurus
3. ∠𝐴3 = 180° − ∠𝐵6 Pernyataan (1) & (2)
7.31
55°
𝑦° 40°
𝑥°
55°
A
𝑥°
Untuk soal no. 2-5 tentukan nilai 𝑥!
2.
48°
2𝑥° 𝑥°
48°
2𝑥° 𝑥°
3.
𝑥 + 5° 10𝑥
7.32
𝑥 + 5° 10𝑥
4.
138° 280°
𝑥°
138° 280°
5.
𝑥°
30°
𝑎°
𝑏°
30°
𝑑° 𝑐°
𝑎°
𝑏°
40°
𝑑° 𝑐°
40°
Sifat
𝑚 V 𝑛
“Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh suatu garis maka sudut-sudut
luar sepihak jumlahnya 180° (berpelurus).”
Pernyataan Argumen
1. ∠𝐴2 = ∠𝐵6 Sehadap
7.33
G 38°
M K
3𝑣
𝑣
38°
L
3𝑣 H
2. Tentukan nilai 𝑥 berikut! 𝑣
𝑥
80°
𝑥 50°
80°
3. Garis AB sejajar dengan garis CD. Tentukan nilai 𝑥 dan 𝑦!
50°
7.34
4. Tentukan nilai 𝑎!
𝑎°
105° 35°
𝑎°
105° 35°
5. Tentukan nilai 𝑥!
𝑥° 124°
𝑥° 75° 124°
75°
Teorema 1
𝑎°
1 2 3
𝑎°
41 5
2 𝑏°
𝑐° 𝑑°
4
Gambar 7. 38 Teorema segitiga 1 𝑏°
𝑐° 𝑑°
7.35
Pernyataan Argumen
1. ∠1 + ∠2 + ∠3 = 180° Sudut pelurus
2. ∠1 = ∠4 Dalam berseberangan
3. ∠3 = ∠5 Dalam berseberangan
4. ∠1 + ∠2 + ∠3 = ∠4 + ∠2 + ∠5 Pernyataan (2) & (3)
∴ ∠𝟒 + ∠𝟐 + ∠𝟓 = 𝟏𝟖𝟎° Teorema 1
b. Segi-n
Teorema 2
z
Jumlah sudut dalam segi-𝑛 adalah (𝑛 − 2) × 180°.
Untuk membuktikan teorema ke-2, ujikan kepada segitiga dan segi lima.
Segitiga
Bagi sebuah segitiga menjadi tiga segitiga seperti gambar 7. 39.
Dari gambar 7. 37 diperoleh
A
persamaan yaitu
𝑎° 𝑓° 𝑥° = 180° − (𝑎° + 𝑏°) … (i)
𝑥° 𝑧° 𝑦° = 180° − (𝑐° + 𝑑°) … (ii)
𝑦°
𝑏° 𝑎° 𝑓° 𝑒° 𝑧° = 180° − (𝑒° + 𝑓°) … (iii)
𝑐° 𝑑°
B 𝑥° 𝑧° Jumlahkan ketiga persamaan
C
𝑦°
Gambar 7. 39 Teorema segitiga 2
𝑏° 𝑒° maka diperoleh
𝑐°
𝑥° + 𝑦° + 𝑧° = 3 × 180° − (𝑎°𝑑°+ 𝑏° + 𝑐° + 𝑑° + 𝑒° + 𝑓°) … (iv)
Karena
𝑥° + 𝑦° + 𝑧° = 360° (lingkaran) atau dapat ditulis 𝑥° + 𝑦° + 𝑧° = 2 × 180° …(v)
Substitusikan persamaan (v) ke persamaan (iv), maka diperoleh
𝑥° + 𝑦° + 𝑧° = 3 × 180° − (𝑎° + 𝑏° + 𝑐° + 𝑑° + 𝑒° + 𝑓°)
2 × 180° = 3 × 180° − (𝑎° + 𝑏° + 𝑐° + 𝑑° + 𝑒° + 𝑓°)
(𝑎° + 𝑏° + 𝑐° + 𝑑° + 𝑒° + 𝑓°) = (3 − 2) × 180°
(𝑎° + 𝑏° + 𝑐° + 𝑑° + 𝑒° + 𝑓°) = 1 × 180°
∴ (𝒂° + 𝒃° + 𝒄° + 𝒅° + 𝒆° + 𝒇°) = 𝟏𝟖𝟎°
7.36
Segi-lima (Penatagon)
Untuk menguji kebenaran rumus sudut dalam segi-n adalah (𝑛 − 2) × 180°
coba buktikan pada pentagon (segi-5) dengan membagi pentagon menjadi 5 segitiga
seperti gambar 7. 40
D
8 7 Dari gambar 7. 38 diperoleh
persamaan yaitu
𝑦° 𝑥 + 30°
1
3. Perhatikan gambar di samping! ∠𝐶𝐵𝐴 = 2 ∠𝐶𝐴𝐵. Tentukan besar ∠𝐴𝐵𝐷!
4. Tentukan nilai 𝑥!
5. Gambar di bawah ini adalah bangun bintang beraturan yang mempunyai sifat
7.38
E B
108°
D C
Ingat!
∠𝑨 dan∠𝑩 adalah sudut dalam berseberangan; ∠𝑨 = ∠𝑩
∠𝑨 dan∠𝑩 adalah sudut luar berseberangan; ∠𝑨 = ∠𝑩
∠𝑨 dan∠𝑩 adalah sudut dalam sepihak; ∠𝑨 + ∠𝑩 = 𝟏𝟖𝟎°
∠𝑨 dan∠𝑩 adalah sudut luar sepihak ∠𝑨 + ∠𝑩 = 𝟏𝟖𝟎°
Jumlah sudut dalam segi-𝒏 adalah (𝒏 − 𝟐) × 𝟏𝟖𝟎°
7.39
Ringkasan
Garis adalah kurva lurus yang tidak memiliki ujung maupun pangkal
Jenis-jenis garis:
- Segmen garis: Kurva lurus yang mempunyai pangkal dan ujung
- Sinar garis: Kurva lurus yang mempunyai pangkal namun tidak berujung
Kedudukan Garis:
- Sejajar: Dua buah garis yang terletak pada satu bidang datar yang tidak
akan berpotongan meskipun diperpanjang tanpa batas
- Berhimpit: Suatu garis terletak pada garis lain atau sebaliknya dan
membentuk satu garis lurus
- Berpotongan: Dua buah garis yang memiliki satu titik persekutuan
- Bersilangan: Dua buah garis tidak memiliki titik persekutuan, tidak sejajar
dan tidak terletak pada bidang yang sama
Hubungan antara derajat dengan waktu:
1° = 60′ (menit)
1′ = 60′′ (detik)
1° = 60 × 603′′ = 600′′ (detik)
Jenis-jenis sudut:
- Sudut lancip: 0° < 𝛼 < 90°
- Sudut siku-siku: 𝛼 = 90°
- Sudut tumpul: 90° < 𝛼 < 180°
- Sudut refleks: 180° < 𝛼 < 360°
Hubungan antar sudut:
- Sudut berpenyiku (berkomplemen): ∠𝐴 + ∠𝐵 = 90°; ∠𝐴 dan∠𝐵 adalah
sudut berpenyiku
- Sudut berpelurus (bersuplemen): ∠𝐴 + ∠𝐵 = 180° ; ∠𝐴 dan ∠𝐵 adalah
sudut berpelurus
- Bertolak belakang: ∠𝐴 = ∠𝐵; ∠𝐴 dan∠𝐵 adalah sudut bertolak belakang
Dua garis sejajar yang dipotong garis lain akan membentuk pasangan-
7.40
7.41
A. Pilihan Berganda
1. Pada gambar segitiga di samping ini, 𝐴
𝐴𝐵 = 𝐴𝐶 , ∠𝐵𝐴𝐷 = 30° dan 𝐴𝐸 =
𝐴𝐷 . Maka besar ∠𝐶𝐷𝐸 adalah… 30°
𝐸
(American High School Mathematics
𝑥
Examination, 1956) 𝐵 𝐷 𝐶
a. 7,5°
b. 10°
c. 12,5°
d. 15°
e. 20°
2. Pada gambar ∆𝐴𝐵𝐶, 𝐴𝐷 = 𝐴𝐵 = 𝐵𝐸. Garis-garis pembagi yang membagi rata
sudut luar ∠𝐴 dan ∠𝐵 berpotongan pada titik D dan E. Maka besar ∠𝐴
𝐸 adalah… (Mathematical Olimpiad in
𝐶
China, 1986)
𝐴 a. 8°
𝐵 b. 10°
c. 11°
d. 12°
𝐷 e. 15°
c. 30° 𝐸 𝑦
d. 25°
𝐷
e. 22,5°
𝐴
4. Tentukan jumlah sudut 𝐴 , 𝐵 , 𝐶 , 𝐷 dan 𝐸
yang terdapat dalam gambar di samping!
(CEMC, 2012) 𝐵
a. 180°
b. 225° 𝐸
c. 270°
d. 360° 𝐶 𝐷
e. 420°
5. Pada gambar di bawah ini, Jalan
Jalan Hasan Jalan Elok
Elok akan di bangun sejajar
dengan Jalan Hasan. Maka besar
sudut 𝑥 yang menghubungkan 𝑥
70°
Jalan Elok dengan Jalan Hasan
adalah …
a. 80°
b. 90°
c. 100°
d. 110°
e. 120°
B. Essay
1. Dua buah segitiga samakaki yang empat sudut di dalamnya sama besar dan
disimbolkan dengan 𝑥 seperti gambar. Dua sudut lain yang si simbolkan dengan
𝑦 juga memiliki besar yang sama. Tentukan persamaan hubungan antara 𝑥 dan
𝑦! (CEMC, 2012)
𝑥
𝑥 𝑦
𝑥 𝑦
𝑥
7.43
2. Kapal laut A berlayar dari teluk Jakarta menuju Banjarmasin dengan arah 65°.
Diteruskan ke lombok dengan arah 155°. Tentukan derajat perputaran kapal!
45°
𝑥°
75°
7.44
A. Pilihan Berganda
1. Jawaban: D
𝑥 = ∠𝐴𝐷𝐶 − ∠𝐴𝐷𝐸
𝑥 = ∠𝐴𝐷𝐶 − ∠𝐴𝐸𝐷 (𝐴𝐷 = 𝐴𝐸 berarti ∠𝐴𝐷𝐸 = ∠𝐴𝐸𝐷)
∗ ∠𝐴𝐸𝐷 = 180° − ∠𝐷𝐸𝐶
∗ ∠𝐴𝐸𝐷 = 180° − (180° − 𝑥 − 𝐴𝐶𝐷)
∗ ∠𝐴𝐸𝐷 = 𝑥 + ∠𝐴𝐶𝐷 𝐴
𝑥 = ∠𝐴𝐷𝐶 − (𝑥 + ∠𝐴𝐶𝐷)
30°
𝑥 = ∠𝐴𝐷𝐶 − 𝑥 − ∠𝐴𝐶𝐷 𝐸
2𝑥 = ∠𝐴𝐷𝐶 − ∠𝐴𝐶𝐷
1 𝑥
𝑥 = 2 (∠𝐴𝐷𝐶 − ∠𝐴𝐶𝐷) 𝐵 𝐶
𝐷
∗ ∠𝐴𝐷𝐶 = 180° − ∠𝐴𝐷𝐵
∗ ∠𝐴𝐷𝐶 = 180° − [180° − (30° + ∠𝐴𝐵𝐶)]
∗ ∠𝐴𝐷𝐶 = 30° + ∠𝐴𝐵𝐶
1
𝑥 = 2 (30° + ∠𝐴𝐵𝐶 − ∠𝐴𝐶𝐷) ; ∠𝐴𝐵𝐶 = ∠𝐴𝐶𝐷 karena 𝐴𝐵 = 𝐴𝐶
𝑥 = 15°
2. Jawaban: D
𝐴𝐷 = 𝐴𝐵 = 𝐵𝐸
∠𝐸𝐴𝐵 = ∠𝐴𝐸𝐵 = 𝛼
∠𝐴𝐷𝐵 = ∠𝐴𝐵𝐷 = 𝛽
∠𝐶𝐵𝐸 = 𝛾, ∠𝐴𝐶𝐵 = 𝛿
*∠𝐴𝐵𝐷 = 2 × ∠𝐶𝐵𝐸 (bertolak belakang dan garis BE membagi rata ∠B)
Atau dapat ditulis 𝛃 = 𝟐𝜸 … (i)
3. Jawaban: B
𝐴𝐸 memotong ∠𝐵𝐴𝐶, sehingga ∠𝐵𝐴𝐸 = ∠𝐸𝐴𝐶 = 𝑥
𝐶𝐵 = 𝐶𝐷, ∆𝐵𝐶𝐷 sama kaki maka ∠𝐶𝐵𝐷 = 𝐶𝐷𝐵 = 𝑦
*∆𝐴𝐵𝐷:
2𝑥 + (90° + 𝑦) + 𝑦 = 180°
90° + 2𝑥 + 2𝑦 = 180°
2𝑥 + 2𝑦 = 90°
𝑥 + 𝑦 = 45°
*∆𝐴𝐵𝐸:
𝑥 + (90° + 𝑦) + ∠𝐸𝐴𝐵 = 180°
90° + (𝑥 + 𝑦) + ∠𝐸𝐴𝐵 = 180°
90° + 45° + ∠𝐸𝐴𝐵 = 180°
∴ ∠𝑬𝑨𝑩 = 𝟒𝟓°
4. Jawaban: A
𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒 merupakan sudut bagian luar
pentagon. Sehingga 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 + 𝑑 + 𝑒 = 360°
atau Jumlah sudut bagian dalam dari 5 segitiga
adalah 5 × 180° = 900°
* 𝑎+𝑏+𝑐+𝑑+𝑒+𝑓+𝑔+ℎ+𝑖+𝑗+𝑟+
𝑠 + 𝑡 + 𝑢 + 𝑣 = 900°
(𝑎 + 𝑏 + 𝑐 + 𝑑 + 𝑒) + (𝑓 + 𝑔 + ℎ + 𝑖 + 𝑗) +
𝑟 + 𝑠 + 𝑡 + 𝑢 + 𝑣 = 900°
*360° + 360° + 𝑟 + 𝑠 + 𝑡 + 𝑢 + 𝑣 = 900°
𝑟 + 𝑠 + 𝑡 + 𝑢 + 𝑣 = 900° − 720°
𝑟 + 𝑠 + 𝑡 + 𝑢 + 𝑣 = 180°; ∴ 𝑨 + 𝑩 + 𝑪 + 𝑫 + 𝑬 = 𝟏𝟖𝟎°
5. Jawaban: D
7.46
65°
3. Bentuk segi 9 tak beraturan tersebut menjadi 7 bagian segitiga seperti gambar
sehingga nilai 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 + 𝑑 + 𝑒 + 𝑓 + 𝑔 + ℎ + 𝑖 = 7 × 180° = 1260°
atau menggunakan rumus jumlah
sudut dalam segi- 𝑛 adalah (𝑛 −
2) × 180°
Segi-9 = (9 − 2) × 180° = 7 ×
180° = 1260°
(a) (b)
7.47
6
5 1
4 45°
𝑥°
3 75° 2
7.48
B
Busur Derajat : Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur satu
sudut
D
Daerah Sudut : Daerah yang terbentuk antara dua kaki sudut
Derajat : Satuan sudut
G
Garis : Kurva lurus yang tidak memiliki ujung maupun pangkal
Garis Berhimpit : Suatu garis terletak pada garis lain atau sebaliknya dan
membentuk satu garis lurus
Garis Berpotongan : Dua buah garis yang memiliki satu titik persekutuan
Garis Bersilangan : Dua buah garis tidak memiliki titik persekutuan, tidak
sejajar dan tidak terletak pada bidang yang sama
Garis Sejajar : Dua buah garis yang terletak pada satu bidang datar yang
tidak akan berpotongan meskipun diperpanjang tanpa batas
Garis Transversal : Garis yang memotong garis lainnya
K
Kaki Sudut : Sinar garis yang membentuk suatu sudut
S
Segmen Garis : Kurva lurus yang mempunyai pangkal dan ujung
Sinar Garis : Kurva lurus yang mempunyai pangkal namun tidak
berujung
Sudut : Suatu daerah yang dibentuk oleh dua buah garis yang
memiliki titik pangkal yang sama (berimpit).
Sudut Berpelurus : Dua buah sudut yang jumlah kedua sudutnya 180°
Sudut Berpenyiku : Dua buah sudut yang jumlah kedua sudutnya 90°
Sudut Berseberangan : Dua sudut yang tidak berdekatan baik dalam maupun luar
pada sisi yang berseberangan terhadap garis transversal
7.iii
7.iv
Brown, P., Evans, E., Hunt, D., Mclntosh, J., Pender, B. & Ramagge, J. (2011).
Introduction to plane geometry: Measurement and geometry. Melbourne:
Australian Mathematical Sciences Institute.
Dris, J. & Tasari. (2011). Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Jiagu, X. (2010). Lecture notes on mathematical olympiad courses. Toh Tuck Link,
Singapore: World Scientific Publishing Co. Ltd.
Manik, D. R. (2009). Penunjang belajar matematika. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Nuharini, D. & Wahyuni, T. (2008). Matematika 1: Konsep dasar dan aplikasinya.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Pelfrey, R. (2000). Open-ended questions for mathematics. Lexington, USA:
Appalachian Rural Systemic Initiative.
The Centre for Education in Mathematics and Computing. (2012). Intermediate
math circles. Waterloo, Canada: CMEC.
Thohir, A. (2013). Materi: Contoh soal dan pembahasan olimpiade matematika.
Grobogan: Yayasan Futuhiyah.
Tohir, M., et al. (2014). Matematika kurikulum 2013 edisi revisi. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Wagiyo, A., Surati, F., & Supradiarini, I. (2008). Pegangan belajar matematika.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
7.v