Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SISTEM PERTIDAKSAMAAN LINEAR DENGAN


DUA VARIABEL

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat illahi robbi yang telah memberikan hidayah-nya karena atas izin
dan kuasa-nyalah kami dapat menyelesaikan tugas “makalah matematika: pertidaksamaan linear
dua variabel” . Meskipun dalam bentuk sederhana. Tidak sedikit kendala dan kesulitan yang kami
hadapi dalm penyusunan makalah ini.

Namun berkat kerja keras dn motivasi maka segala permasalahan tersebut dapat teratasi. Dalam
penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kehilavan yang tidak di
sengajakan, sehingga saran dan kritikan dari semua pihak sangat dibutuhkan. Akhirnya semoga
allah swt, meridoi semua usaha kita dalam membuat makalah.

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Pengantar ii

Bab I 1

Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Sistem Pertdaksamaan Dengan Dua Variabel 2

Daerah Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Dua Peubah 3

Daerah Penyelesaian Sistem Pertidaksamaan Linear 8

Bab II 13

Contoh-contoh Soal 13

Bab III 23

Penutup 23

Kesimpulan 23

Saran 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN.

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berperan penting
dalam berbagai aspek kehidupan dan sebagai salah satu
ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Menurut Sumardyono (2004:28) (dalam http://makalah-
perpustakaan.blogspot.com), matematika sebagai alat (tool),
matematika juga dipandang sebagai alat dalam mencari solusi berbagai
masalah dalam kehidupan sehari-hari dan matematika merupakan
pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif, artinya suatu teori atau
pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya apabila telah dibuktikan secara
deduktif.
Fungsi belajar matematika adalah sebagai sarana siswa untuk mencapai kompetensi.
Dengan mempelajari matematika siswa diharapkan siswa dapat menguasai seperangkat
kompetensi yang ditetapkan.Oleh karena itu penguasaan materi matematika bukanlah tujuan
akhir dari pembelajaran
matematika.
Fungsi lain mata pelajaran matematika adalah sebagai alat, pola
pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Dengan mengetahui fungsi matematika,
guru matematika dapat memahami adanya hubungan antara matematika
dengan ilmu lain atau kehidupan. Sebagai tindak lanjutnya sangat diharapkan
agar para siswa diberi penjelasan untuk melihat berbagai contoh penggunaan
matematika sebagai alat untuk memecahkan masalahdalam mata pelajaran
lain, dalam kehidupan kerja, atau dalam kehidupan sehari-hari.
Namun tentunya harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, sehingga
diharapkan dapat membantu proses pembelajaran matematika

1
Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel

Pertidaksamaan linear merupakan pertidaksamaan yang mana peubah bebasnya berbentuk linear
(pangkat satu). Kalian tentunya masih ingatkan beberapa kalimat matematika di bawah ini.

 2x ≥ 4; pertidaksamaan linear satu peubah


 3x + y < 0; pertidaksamaan linear dua peubah
 x – 2y ≤ 3; pertidaksamaan linear dua peubah
 x + y – 2z > 0; pertidaksamaan linear tiga peubah

Dan kali ini, kami akan membahas seputar pertidaksamaan linear dengan dua peubah.

Gabungan dari dua atau lebih pertidaksamaan linear dua peubah disebut sebagai sistem
pertidaksamaan linear dua peubah.

Berikut adalah contoh dari sistem pertidaksamaan linear dua peubah:

3x + 8y ≥ 24,
x + y ≥ 4,
x ≥ 0,
y ≥ 0.

2
1. Daerah Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Dua Peubah

Penyelesaian suatu pertidaksamaan linear dua peubah merupakan pasangan berurut (x,y) yang
dapat memenuhi pertidaksamaan linear tersebut.

Himpunan dari penyelesaian tersebut dapat dinyatakan dengan sebuah daerah pada bidang
kartesius (bidang XOY) yang diarsir.

Untuk lebih memahami daerah himpunan dari penyelesaian pertidaksamaan linear dua peubah.
Berikut akan kami berikan contohnya:

Contoh:

Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan linear di bawah ini:


a. 2x + 3y ≥ 12             c. 4x – 3y < 12
b. 2x – 5y > 20            d. 5x + 3y ≤ 15

Jawab:

a. Langkah pertama adala lukis garis 2x + 3y = 12 dengan cara menghubungkan titik potong garis
dengan sumbu X dan sumbu Y.

Titik potong garis dengan sumbu X memilki arti sebagai y = 0, dan didapatkan x = 6 (titik (6,0)).

Titik potong garis dengan sumbu Y artinya x = 0, didapat y = 4 (titik (0,4)).

Garis 2x + 3y = 12 tersebut kemudian akan membagi bidang kartesius menjadi dua bagian.

Untuk menentukan daerah yang mana adalah himpunan penyelesaian, maka dilakukan dengan
mengambil salah satu titik uji dari salah satu sisi daerah.

Sebagai contoh disini kita ambil titik (0,0). Lalu disubstitusikan ke pertidaksamaan sehingga akan
kita peroleh:

2 x0 + 3x 0 < 12
0 < 12

Sehingga, 0 ≥ 12 salah, yang berarti tidak dipenuhi sebagai daerah penyelesaian.

3
Jadi, daerah penyelesaiannya yaitu daerah yang tidak masuk dalam titik (0,0). Yakni daerah yang
diarsir pada gambar di bawah ini:

b. Langkah pertama adalah menggambar garis 2x – 5y = 20 dengan cara menghubungkan titik


potong garis di sumbu X dan sumbu Y.

 Titik potong garis dengan sumbu X,  y = 0, didapat x = 10 (titik (10,0))


 Titik potong garis dengan sumbu Y, x = 0, didapat y = –4 (titik (0,–4))

Garis 2x – 5y = 20 tersebut akan membagi bidang kartesius menjadi dua bagian.

Untuk menentukan daerah yang mana adalah himpunan penyelesaian. Maka kita akan
melakukannya dengan cara mengambil titik uji pada salah satu sisi daerah.

Sebagai contoh kita ambil titik (0,0). Lalu kita substitusikan ke pertidaksamaan sehingga akan
kita peroleh:

2 x0 – 5 x0 > 20
0 > 20 (salah), artinya tidak dipenuhi.

4
Sehingga, daerah penyelesaiannya yaitu daerah yang tidak masuk dalam titik (0,0). Yakni daerah
yang diarsir pada gambar di bawah ini:

c. Langkah pertama adalah menggambar garis 4x – 3y = 12 dengan cara menghubungkan titik


potong garis pada sumbu X dan sumbu Y.

 Titik potong garis dengan sumbu X maka y = 0 didapat x = 3 (titik (3,0))


 Titik potong garis dengan sumbu Y maka x = 0 didapat y = –4 (titik (0,–4))

Garis 4x – 3y = 12 tersebut akan membagi bidang kartesius menjadi dua bagian.

Untuk menentukan daerah yang mana adalah himpunan penyelesaian. Maka kita akan
melakukannya dengan cara mengambil salah satu titik uji dari salah satu sisi daerah.

Sebagai contoh kita ambil titik (0,0). Lalu kita substitusikan ke pertidaksamaan sehingga akan
kita peroleh:

4 x0 – 3x 0 < 12
0 < 12 (benar), yang berarti dipenuhi sebagai daerah penyelesaian.

5
Sehingga, daerah penyelesaiannya yaitu daerah yang terdapat atau memuat titik (0,0). Yakni
daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini:

d. Langkah pertama adalah menggambar garis 5x + 3y = 15 dengan cara menghubungkan titik


potong garis pada sumbu X dan sumbu Y.

 Titik potong garis dengan sumbu X maka y = 0, didapat x = 3 (titik (3,0))


 Titik potong garis dengan sumbu Y maka x = 0, didapat y = 5 (titik (0,5))

Garis 5x + 3y = 15 tersebut membagi bidang kartesius menjadi dua bagian.

Untuk menentukan daerah yang mana adalah himpunan penyelesaian. Maka kita akan
melakukannya dengan cara mengambil salah satu titik uji dari salah satu sisi daerah.

Sebagai contoh kita ambil titik (0,0). Lalu kita substitusikan ke pertidaksamaan sehingga akan
kita peroleh:

5 x0 + 3x 0 ≤15
0 ≤ 15 (benar), artinya dipenuhi.

6
Sehingga, daerah penyelesaiannya yaitu daerah yang terdapat atau memuat titik (0,0). Yakni
daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini:

Berdasarkan dari contoh di atas, cara untuk menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan
linear dengan dua peubah bisa kila laukan dengan beberapa langkah seperti di bawah ini:

1. Menggambar garis ax + by = c dalam bidang kartesius dengan cara menghubungkan titik


potong garis pada sumbu X di titik (c/a ,0) serta pada sumbu Y di titik (0,c/b ).

2. Kita cari tahu sebuah titik uji yang berada di luar garis dengan cara menyubstitusikannya pada
pertidaksamaan.

Apabila pertidaksamaan mampu terpenuhi (benar), maka daerah yang memuat titik tersebut
adalah daerah himpunan penyelesaian.

Apabila pertidaksamaan tidak dipenuhi (salah), maka daerah yang tidak terdapat pada titik uji
tersebut adalah daerah himpunan penyelesaian.

7
2. Daerah Penyelesaian Sistem Pertidaksamaan Linear

Himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua peubah merupaan himpunan titik-titik
(pasangan berurut (x,y)) dalam bidang kartesius yang dapat memenuhi seluruh pertidaksamaan
linear dalam sistem tersebut.

Sehingga daerah himpunan penyelesaiannya adalah irisan dari beberapa himpunan penyelesaian
dari pertidaksamaan dalam sistem pertidaksamaan linear dua peubah itu.

Supaya kalian lebih mudah untuk memahami daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan
linear dua peubah, perhatikan beberapa contoh yang akan kami sajikan di bawah ini.

Contoh:

Tentukan daerah himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan di bawah ini:


a. 3x + 5y ≤ 15               b. x + y ≤ 6
x ≥ 0                                    2x + 3y ≤ 12
y ≥ 0                                    x ≥ 1
y ≥  2

Jawab:

a. Langkah pertama adalah menggambar garis 3x + 5y =15, x = 0, dan y =0

Untuk 3x + 5y ≤ 15

Kemudian pilih titik (0,0), lalu kita substitusikan ke pertidaksamaan sehingga akan kita dapatkan:
3x 0 + 5x 0 ≤ 15
0 ≤ 15 (benar), yang berarti dipenuhi

Sehingga, daerah penyelesaiannya yaitu daerah yang memuat titik (0,0)

Untuk x ≥ 0, kita pilih titik (1,1) lalu disubstitusikan ke pertidaksamaan sehingga akan kita
dapatkan:
1 ≥ 0 (benar), yang berarti dipenuhi.

Sehingga, daerah penyelesaiannya ialah daerah yang memuat titik (1,1)


Untuk y ≥ 0, kita pilih titik (1,1) lalu substitusikan ke dalam pertidaksamaan sehingga akan kita
dapatkan:
1 ≥ 0 (benar), yang berarti dipenuhi.

Sehingga, himpunan penyelesaian dari soal tersebut adalah daerah yang memuat titik (1,1).

8
Daerah himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan adalah irisan dari ketiga daerah himpunan
penyelesaian pertidaksamaan di atas.

Yakni yang tertera seperti pada gambar berikut ini (daerah yang diarsir).

b. Langkah pertama adalah menggambar garis x + y =6, 2x + 3y = 12, x = 1, dan y = 2.

Untuk x + y ≤ 6, kita pilih titik (0,0), lalu kita substitusikan ke pertidaksamaan sehingga akan kita
dapatkan:

1 x0 + 1 x0 ≤ 6
0 ≤ 6 (benar), yang berarti dipenuhi.

Sehingga, daerah penyelesaiannya yaiu daerah yang memuat titik (0,0).


Untuk 2x + 3y ≤ 12, pilih titik (0,0), lalu kita substitusikan ke pertidaksamaan sehingga akan kita
dapatkan:

2 x0 + 3x 0 ≤ 12
0 ≤ 12 (benar), yang berarti dipenuhi.

Sehingga dapat kita ketahui daerah penyelesaiannya yaitu daerah yang memuat titik (0,0).

Untuk x ≥ 1, pilih titik (2,1) lalu kita substitusikan ke pertidaksamaan sehingga kita dapatkan 2 ≥
1 (benar) yang berarti dipenuhi.

Sehingga, daerah penyelesaiannya yaitu daerah yang memuat titik (2,1).

9
Untuk y ≥ 2, kita pilih titik (1,3) lalu disubstitusikan ke pertidaksamaan sehingga akan kita
peroleh 3 ≥ 2 (benar) yang berarti dipenuhi.

Sehingga, himpunan penyelesaiannya berada di daerah yang memuat titik (1,3).

Daerah himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan tersebut adalah irisan dari ketiga
daerah himpunan penyelesaian pertidaksamaan di atas.

Seperti yang terlihat pada gambar di samping (daerah yang diarsir).

10
b. Menentukan Sistem Pertidaksamaan jika Daerah Himpunan Penyelesaian Sistem
Pertidaksamaan Linear Dua Peubah Diketahui

Cara menentukan daerah himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear dua peubah
sudah kita pelajari di baba sebelumnya.

Sekarang bagaimana cara untuk menentukan sistem pertidaksamaan apabila daerah himpunan
penyelesaiannya yang diketahui?

Simak penjelasannya berikut ini.

Contoh:

Daerah yang diarsir di bawah ini adalah daerah himpunan penyelesaiaan dari sebuah sistem
pertidaksamaan linear dua peubah.

Maka, tentukanlah sistem pertidaksamaan tersebut.

11
Jawab:

a. Garis l1 melalui titik (2,0) dan (0,2), persamaan garis l1 yaitu:

x/2 + y/2 = 1 menjadi x+y=2

Garis l2 melaui titik (1,0) dan (0,2), persamaan garis l2 yaitu:

x/1 + y/2 = 1 menjadi 2x+y=2

Dari gambar di atas, diketahui bahwa daerah himpunan penyelesaian (yang diarsir) terletak di
bawah garis l1, di atas garis l2, di kanan sumbu Y, dan di atas sumbu X. Sistem
pertidaksamaannya yakni:

x + y ≤ 2, 2x + y ≥ 2, x ≥ 0, dan y ≥  0

b. Garis l1 melalui titik (4,0) dan (0,4), persamaan garis l1 yaitu:

x/4 + y/4 = 1 menjadi x+y=4

Garis l2 melalui titik (2,0) dan (0,–1), persamaan garis l2 yaitu:

x/2 + y/-1 = 1 menjadi -x+2y = -2

x-2y  = 2

Dari gambar di atas, diketahui bahwa daerah himpunan penyelesaian (yang diarsir) terletak di
bawah garis l1, di atas garis l2, di kanan sumbu Y, dan juga di atas sumbu X. Sistem
pertidaksamaannya yakni:

x + y ≤ 4, x – 2y ≤ 2, x ≥ 0, dan y ≥ 0

12
BAB II

Contoh-contoh soal

Metode Penyelesaian SPLDV

1. Metode Grafik 

Metode grafik adalah menentukan titik potong antara dua persamaan garis sehingga di
dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan linear dua variabel tersebut. Apabila diperoleh
persamaan dua garis tersebut saling sejajar, maka himpunan penyelesaiannya adalah himpunan
kosong. Sedangkan jika garisnya saling berhimpit maka jumlah himpunan penyelesaiannya tak
berhingga.

Contoh soal 1 :
Tentukan himpunan penyelesaian dibawah ini menggunakan metode grafik.

2x – y = 2

x+y=4

Pembahasan : 

Titik potong kedua garis yang diperoleh adalah (2,2). Jadi himpunan penyelesaiannya dari sistem
persamaan tersebut adalah (2,2).

Contoh soal 2 :

Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem di bawah ini menggunakan metode grafik : 

x–y=2

13
2x – 2y = -4

Pembahasan : 

Kedua garis yang dihasilkan ternyata saling sejajar, oleh sebab itu tidak ada titik potong yang di
hasilkan. Jadi himpunan penyelesaiannya adalah himpunan kosong {  } . 

2. Metode Eliminasi dengan Penyamaan

Misalkan kita mempunyai SPLDV dalam variabel x dan y. Andaikan kita membuat suatu
persamaan yang tidak lagi mengandung nilai x nya, maka dikatakan bahwa x telah dieliminasikan
dengan penyamaan. Langkah strateginya adalah dengan mencari nilai x dari kedua persamaan
yang diberikan itu (nilai y seolah-olah dianggap sebagai bilangan yang diketahui, maka dikatakan
bahwa x dinyatakan dalam y). Kemudian hasil yang didapat dipersamakan. Dalam kasus ini kita
juga dapat menyatakan nilai y ke dalam x, kemudian kita samakan dari persamaan-persamaan itu.
Contoh soalnya sebagai berikut : 

Carilah himpunan penyelesaian dari SPLDV berikut ini : 

3x + 5y = 21

2x – 7y = 45

Penyelesaian :

14
3. Metode Eliminasi dengan Substitusi

Apabila kita mempunyai SPLDV dalam variabel x dan y.

Contoh soal: Metode Eliminasi dengan Substitusi


Carilah himpunan penyelesaian dari SPLDV berikut ini : 

3x + 2y = 10

9x – 7y = 43

Penyelesaian : 

Langkah 1 : nyatakan ke dalam variabel y

Langkah 2 : selesaikan nilai x dan y

15
Langkah 3 : substitusikan nilai x dan y ke dalam persamaan : 

Jadi, Himpunan penyelesaiannya adalah {4, -1}.

4. Metode Gabungan Eliminasi Menjumlahkan atau mengurangkan dan Substitusi

Apabila kita mempunyai Sistem Persamaan linear dua variabel ke dalam variabel x dan y.

Contoh soal : 

Carilah Himpunan penyelesaian dari SPLDV berikut ini :

4 (x-1) + y = 5x – 3y + 6

3x – 2y – 4 = 2x + 2

Penyelesaian : 

Jabarkan persamaan di atas terlebih dahulu sehingga didapat persamaan yang sederhana : 

4 (x-1) + y = 5x – 3y + 6

    4x – 4 + y = 5x – 3y + 6

x – 4y = -10…………………….(1)

3x – 2y – 4 = 2x + 2

   3x – 2y + 4 = 2x + 2

x – 2y = -2 …………………. (2)

16
Langkah 1 : Tentukan nilai x dan y menggunakan metode eliminasi dan substitusi : 

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {6,-2}.

Aplikasi SPLDV dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Contoh soal : Masalah geometri

1. Keliling suatu segitiga ΔXYZ sama kaki adalah 43,5 cm. panjang sisi x adalah 3 cm
kurangnya dari panjang sisi y. tentukan panjang x dan y. 

Pembahasan : 

Keliling   = 43,5 cm

x + y + z = 43,5 cm
2x + y     = 43,5 cm

Misalkan x = y – 3,    x – y = 3

17
Lalu dibuat ke persamaan SPLDV nya menjadi : 

2x + y     =43,5
x – y       =3 +
3x           =48, 5
x             =13,5 → x-y = -3
13,5 – y = -3
y             =16,5 cm

2. Contoh soal : Masalah perbandingan umur

1. Dua tahun yang lalu umur Harry 6 kali umur Laras. Delapan belas tahun kemudian
umur Harry akan menjadi dua kali umur Laras. Tentukan umur mereka masing-masing. 

Pembahasan : 

Misalkan umur Harry dan umur Laras berturut-turut adalah x tahun dan y tahun, maka : 

(x-2) = 6 (y-2)  ↔ x-6y = -10

x+18 = 2 (y+18) ↔  x-2y =18

x – 6y = -10

x – 2y = 18-

-4y = -28

                 y = 7

    y = 7  → x – 6y = -10

                   x – 6 (7) = -10

                     x = 32

Jadi, Harry berumur 32 tahun dan Laras berumur 7 tahun.

18
3. Contoh soal : Masalah gerakan

Pembahasan : 

Misalkan jarak A ke B adalah s, waktu yang digunakan adalah t, dan kecepatannya adalah v,
maka : 

Jadi jarak kota A ke kota B adalah 165 km.

4. Contoh. soal : Aplikasi SPLDV

Tempat parkir untuk motor dan mobil dapat menampung 20 buah kendaraan. Jumlah roda
seluruhnya 56 buah. Jika banyak motor dinyatakan dengan x dan banyak mobil dinyatakan
dengan y. Sistem persamaan linear dua variabel dari pernyataan di atas adalah ……….

19
Pembahasan : 

Misalkan : 

x = banyak motor

y = banyak mobil

 Tempat parkir dapat menampung 20 buah kendaraan motor dan mobil, maka persamaan
linearnya adalah x+y=20.
 Jumlah total roda kendaraan adalah 56 di mana adalah 4 sehingga persamaan linearnya
adalah 2x + y = 56.

Jadi, sistem persamaan linear dari pernyataan tersebut adalah : 

x + y    = 20

2x + 4y = 56

2. Soal : Aplikasi SPLDV pada penentuan nilai bilangan

Setengah bilangan pertama ditambah dengan dua kali bilangan kedua adalah -8.
Sementara 2 kali bilangan pertama dikurangi bilangan kedua adalah 6. Bilangan pertama
ditambah 2 kali bilangan kedua adalah ………..

Pembahasan : 

Diketahui    : Setengah bilangan pertama ditambah dengan dua kali bilangan kedua adalah -8.
Sementara 2 kali bilangan pertama dikurangi bilangan kedua adalah 6. 

Ditanya : Bilangan pertama ditambah 2 kali bilangan kedua ……………….. ?

Penyelesaian :

Bilangan pertama =x

Bilangan kedua =y

20
Persamaan linear dua variabelnya adalah sebagai berikut : 

Diperoleh bilangan pertama ditambah dua kali bilangan kedua adalah sebagai berikut : 

21
BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena
dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh
pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan
pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Melalui kegiatan ini aspek-aspek kemam-puan
matematika yang penting seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin, penemuan pola,
penggeneralisasian, komunikasi matematika dan lain-lain dapat dikembangkan secara lebih baik.
Pembuktian yang menggunakan penalaran deduktif biasanya menggunakan kalimat implikatif
yang berupa pernyataan jika …, maka …. Kemudian, dikembangkan dengan menggunakan pola
pikir yang disebut silogisme, yaitu sebuah argumen yang terdiri atas tiga bagian. Di dalamnya
terdapat dua pernyataan yang benar (premis) yang menjadi dasar dari argument itu, dan sebuah
kesimpulan (konklusi) dari argument tersebut. Di dalam logika, sebagai cabang (inti) matematika
yang banyak membahas tentang silogisme terdapat beberapa aturan yang menyatakan apakah
silogisme itu valid (sahih) atau tidak.
Sebagaimana disebutkan pada bagian terdahulu bahwa cara penalaran dengan deduktif di
antaranya dapat dilakukan secara aturan inferensi, bukti langsung, bukti tidak langsung, dan
induksi matematika.
 Saran
Belajar matematika dengan cara memahami bukti tidaklah mudah. Dibutuhkan waktu untuk
memahami matematika sebagai bahasa logika. Juga, dibutuhkan wawasan matematika yang luas
untuk belajar membuktikan fakta-fakta yang lebih rumit. Di dalam bukti termuat nilai-nilai
strategis yang dapat melatih kita berpikir secara logis. Keindahan matematika juga banyak
terdapat pada harmonisasi penalaran-penalaran dalam bukti. Dengan memahami bukti kita dapat
mengikuti alur berpikir para ahli yang pertama kali menemukannya, yang berdampak pada
kekaguman terhadap para inventor matematika dan pada akhirnya menyenangi matematika itu
sendiri. Berlatih memahami bukti merupakan modal utama untuk dapat melakukan riset
matematika.

22

Anda mungkin juga menyukai