Anda di halaman 1dari 19

Bahan Ajar

Kelas X Semester 1

A PETUNJUK BELAJAR

1. Bacalah doa sebelum membaca bahan ajar ini.


2. Bacalah bahan ajar dibawah ini.
3. Pahami konsep yang ada.
4. Pelajari materi secara seksama, bila perlu garis bawahi hal-hal yang dirasa penting.
5. Pelajari contoh soal yang diberikan kemudian kerjakan uji kompetensinya.
6. Kerjakanlah evaluasi secara cermat dan teliti.

B KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI

KOMPETENSI DASAR :
3.6 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan (tetap) dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.6 Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya tentang gerak melingkar, makna
fisis dan pemanfaatannya.

INDIKATOR :
3.6.1 Mengidentifikasi fakta yang berhubungan dengan gerak melingkar beraturan
3.6.2 Menjelaskan karakteristik gerak melingkar beraturan
3.6.3 Menentukan besaran – besaran fisis gerak melingkar beraturan
3.6.4 Menganalisis besaran – besaran fisis gerak melingkar beraturan
3.6.5 Menjelaskan gaya dan percepatan sentripental
3.6.6 Menganalisis percepatan sentripental dalam berbagai peristiwa fisika dalam
kehidupan sehari-hari.
3.6.7 Menerapkan konsep gerak melingkar pada peristiwa angina putting
beliung/tornado
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

4.6.1 Melakukan diskusi untuk menyelesaikan permasalahan terkait gerak melingkar


beraturan
4.6.2 Mempresentasikan hasil diskusi permasalahan terkait gerak melingkar beraturan

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa mampu mengidentifikasi fakta yang berhubungan dengan gerak melingkar
beraturan dengan tepat
2. Siswa mampu menjelaskan pengertian gerak melingkar beraturan dengan benar
3. Siswa mampu menjelaskan karakteristik gerak melingkar beraturan dengan tepat
4. Siswa mampu menentukan besaran – besaran fisis gerak melingkar beraturan dengan
benar
5. Siswa mampu menganalisis besaran– besaran fisis gerak melingkar beraturan pada
permasalahan yang terkait
6. Siswa mampu menjelaskan gaya dan percepatan sentripental
7. Siswa mampu menganalisis percepatan sentripental dalam berbagai peristiwa fisika
dalam kehidupan sehari-hari.
8. Siswa mampu menerapkan konsep gerak melingkar pada peristiwa angin puting
beliung/tornado
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

C MATERI PEMBELAJARAN

1GERAK
GERAKMELINGKAR
MELINGKARBERATURAN
BERATURAN

Amatilah gambar bianglala di bawah ini!


Pernahkah ananda naik bianglala?
Bagaimana gerak bianglala
tersebut?,Bagaimana bentuk lintasan
bianglala tersebut?, Bagaimana waktu
tempuh bianglala tersebut ?Apakah sama
satu dengan yang lainnya?Apakah dalam
waktu berputar bianglala itu
membutuhkan waktu yang sama?
Bagaimanakah kecepatan bianglala
Gambar 1.1 bianglala tersebut? Untuk lebih jelasnya marilah
kita pelajari materi dibawah ini!!!

Gerak melingkar adalah gerak suatu benda yang lintasannya berbentuk lingkaran
(jari-jari R) dengan ciri-ciri:
1) Lintasan berupa lingkaran.
2) Jarak partikel ke titik acuan selalu tetap.
3) Kelajuan selalu tetap (v tetap).
4) kecepatan sudut selalu tetap ( ω tetap) .
5) kecepatan selalu berubah arah.
6) percepatan sudut α = 0.
7) percepatan yang selalu mengarah ke pusat lingkaran.
Gerak melingkar beraturan merupakan salah satu bagian penting dari gerak
melingkar karena memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan sehari. Salah satu aplikasi
penting gerak melingkar beraturan ditemukan pada hubungan roda-roda seperti gerak
piringan, hubungan roda pada kompresor udara, hubungan antara gigi dengan roda
belakang sepeda motor, dan sebagainya. Aplikasi lain dari gerak melingkar beraturan
adalah gerak menggelinding pada roda seperti roda mobil dan roda sepeda motor.
Adapun aplikasi dari gerak menggelinding dengan laju tetap yaitu dapat ditemukan
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

dalam kehidupan sehari-hari. Contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari


adalah sebagai berikut:

Gambar 1.2 Gerak pada Gambar 1.3 Gerak pada Gambar 1.4 Gerak pada
jarum jam piringan hitam bianglala

Gambar 1.5 Gerak CD pada Gambar 1.6 Gerak pada Gambar 1.7 Gerak pada
CD Player kipas angina baling-baling helicopter

Ada beberapa besaran yang perlu dipahami dalam mempelajari gerak melingkar
beraturan, diantaranya adalah:

Gambar 1.8 Besaran pada gerak melingkar dengan laju konstan


1) Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan gerak satu putaran penuh
t
T= .
n
keterangan: T=periode (s)
n=banyaknya putaran
t= lamanya berputar (s)
2) Frekuensi adalah banyaknya putaran yang terjadi tiap detik,
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

n
f=
t
keterangan: f= frekuensi (Hz)
n=banyaknya putaran
t= lama berputar (s)
dalam hal ini berlaku hubungan antara frekuensi dan perioda:
1 1
f= atau T=
T f
keterangan:
f=frekuensi (Hz)
T= perioda (s)
3) Perpindahan sudut dalam gerak melingkar
Perpindahan sudut ∆ θ adalah sudut yang disapu oleh sebuah garis radial mulai

dari posisi awal garis


θ0 ke posisi akhir garis θ .

Δθ=θ−θ0
x 2 πr
θ ( rad )= = =2 π
r r rad
4) Kecepatan Linier
Kecepatan linier adalah kecepatan partikel untuk mengelilingi lingkaran yang
arahnya selalu menyinggung sisi lingkaran sehingga:
Δs
v=
Δt
Dengan: K= 2πR sehingga kecepatan linier adalah:
2 πR
v=
T
v= 2πf. R
v= ω. R
keterangan: R = jari-jari lingkaran (m)
T = perioda (s)
f =frekuensi (Hz)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
v = kecepatan linier (m/s)
5) Kecepatan sudut (ω)
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

kecepatan sudut adalah sudut yang ditempuh selama satu putaran.



ω= = 2 πf
T
keterangan: ω = kecepatan sudut (rad/s)
T = perioda (s)
f = frekuensi (Hz)
6) Hubungan antara kecepatan linier dengan kecepatan sudut dapat dirumuskan dalam
bentuk persamaan:
v =ωR
keterangan:
ω = kecepatan sudut (rad/s)
R= jari-jari lingkaran (m)
v= kecepatan linier (m/s)

2 PERCEPATAN
PERCEPATANDAN
DANGAYA
GAYASENTRIPETAL
SENTRIPETAL
A. Percepatan Sentripental
Percepatan sentripetal didefenisikan sebagai percepatan sebuah benda yang
menyebabkan benda tersebut bergerak melingkar. Percepatan sentripetal selalu tegak
lurus terhadap kecepatan linearnya dan mengarah ke pusat lingkaran. Untuk partikel
yang melakukan gerak melingkar beraturan, percepatan tangensialnya sama dengan
nol, tetapi partikel itu masih mengalami percepatan sentripetal as.
Percepatan sentripetal ditentukan dengan rumus:
v2
a s= ......................................................................(1)
r
dengan:
as = percepatan sentripetal (m/s2)
v = kecepatan linear (m/s)
r = jarak partikel ke pusat putaran (m)
Arah percepatan sentripetal selalu menuju ke pusat dimanapun benda itu berada dan
selalu tegak lurus dengan vektor kecepatannya.

B. Gaya Sentripental
Kita juga tahu bahwa persamaan untuk gaya adalah: F = m. a. Dari sini, kita bisa
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

mengetahui bahwa persamaan untuk gaya sentripetal adalah:


mv 2
F s= ...................................................................(2)
R
di mana:
Fs = Gaya sentripetal
m = massa,
v = kecepatan,
r = jari-jari lintasan gerak.
Gaya sentripetal juga dapat dinyatakan dalam hal kecepatan sudut Fs = mrω2

Gambar 3.1 Arah percepatan sentripetal selalu tegak


Lurus vektor kecepatannya
C. Percepatan Sentripental Pada Peristiwa Fisika dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Mobil Yang Melewati Tikungan
a. Tikungan datar
Salah satu contoh percepatan sentripental terjadi ketika sebuah mobil
melewati tikungan. Mobil pasti memiliki gaya kedalam yang diberikan
padanya jika bergerak melengkung. Pada jalan yang rata, gaya ini diberikan
oleh gesekan atara ban dan jalan (merupakan gaya gesek statis selama ban
tidak selip). Jika gaya gesekan tidak cukup besar, seperti kondisis ber-es,
maka pada mobil tidak bisa diberikan gaya yang besar karena mobil akan
tergelincir keluar dari jalur melingkarnya ke jalur yang lurus.
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

Gambar 3.2 Gerak mobil pada tikungan datar


Pada kenyataannya mobil yang melewati tikungan datar yang licin bahkan hampir tidak
memiliki gaya gesek maka mobil akan tergelincir keluar lintasan, namun pada jalan
tikungan datar kasar masih ada gaya gesek yang menghambat gaya keluar yang di
berikan mobil terhadap jalan sehingga gaya gesek ban mobil menuju pusat lingkaran
tingkungan. Sehingga didapat suatu kesimpulan bahwa karena ada nya gaya gesek yang
mengarah kepusat yang membuat mobil tetap bisa menikung pada tikungan datar kasar.
Besarnya kelajuan maksimum mobil supaya tidak tergelincir pada tikungan datar yang
kasar dapat dhitung melalui persamaan:
∑ F S=ma s

v2
f =m
r
v2
μs mg=m
r
v=√ rg μ s........................................................................................................(3

b. Tikungan miring licin


Jika kita melewati jalan raya yang menikung maka tepat ditikungan jalan
tersebut akan didesain agak miring atau dibuat dengan kemiringan sudut
tertentu. Coba juga amati tikungan sirkuit Formula 1 yang sering kita tonton
di TV. Pada tikungan sirkuit Formula 1 akan terlihat agak miring dan tidak
mendatar seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3.3 Mobil melewati tikungan


miring
Desainnya dibuat bentuk bidang miring agar tidak terjadi slip atau terpeleset ketika
kendaraan menikung dengan kecepatan tertentu. Mobil yang melewati tikungan akan
mengalami gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat tikungan sehingga bisa
menyebabkan slip. Dengan adanya gaya normal akan membantu mobil agar tidak slip.
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

Jika mobil bergerak pada tikungan dengan jalan yang miring dengan sudut θ dan licin,
maka kelajuan maksimum mobil pada tikungan yang dimiringkan agar tidak selip dapat
ditentukan dengan menentukan komponen gaya yang bekerja pada mobil tersebut.

Gambar 3.4 Komponen gaya pada tikungan


miring licin

Pada sumbu x berlaku persamaan:


F s=N sinθ
dengan Fs merupakan gaya sentripetal yang arahnya selalu menuju pusat lingkaran, maka
persamaannya menjadi:
mv2
=N sin θ
R
Sedangkan pada komponen sumbu y berlaku persamaan berikut:
w=N cos θ
mg=N cos θ
mg
N=
cos θ
Jika persamaan pada sumbu y disubstitusikan ke persamaan pada sumbu x, maka akan
diperoleh persamaan berikut:
mv2
=N sin θ
r
m v2
=(mg/cos θ)sinθ
r
mv2
=mg(sin θ /cos θ)
r
v 2=gR tan θ.............................................................................................................(4)
Dengan demikian, pada bidang miring yang licin kelajuan mobil yang diizinkan saat
bergerak melalui tikungan yang membentuk sudut terhadap bidang mendatar dirumuskan
sebagai berikut:
v 2=gR tan θ
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

Dari rumus tersebut tampak bahwa kelajuan maksimum mobil untuk menikung
tanpa slip pada jalan miring licin bergantung bergantung pada sudut kemiringan jalan θ;
makin besar sudut kemiringan jalan, makin besar pula kelajuan maksimum yang
diperbolehkan agar mobil tidak selip.

Contoh soal:
Sebuah tikungan miring yang licin memiliki radius 40 √ 3 m. Jika kemiringan badan jalan
adalah 30o dan percepatan gravitasi 10 m/s2, tentukan kecepatan maksimum yang
diijinkan saat melalui tikungan tersebut!
Penyelesaian:
v 2=gR tan θ
v=√ gR tan θ
v=√ ( 10 ) ¿ ¿
2. Tong Setan
Tong setan merupakan atraksi keterampilan mengemudikan sepeda motor di
dalam sebuah tong berbentuk tabung yang umumya berdiameter 8-9 meter dan
mempunyai kemiringan sekitar 70-90 derajat. Di dalam tong inilah pemain memacu
kendaraannya. Pengendara dalam atraksi tong setan ini menerapkan atau
mengaplikasikan konsep percepatan sentripetal agar aman dalam melakukan atraksi ini.
Bagaiamana penerapan percepatan sentripetal pada atraksi tong setan? Sekarang
perhatikan gambar atau ilustrasi dari sepeda motor yang berjalan di dalam tong setan
dibawah ini.

Gambar 3.5 Gaya-gaya yang bekerja pada motor tong setan


Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

Ketika sepeda motor bergerak di dinding tong (tabung) ada sejumlah gaya yang
bekerja. Gaya berat w yang mengarah ke bawah, gaya gesek fs yang bersinggungan
langsung dengan ban sepeda dan berlawanan arah dengan gaya berat, dan juga gaya
sentripetal Fs yang sama dengan gaya Normal (N) yang mengarah ke pusat lingkaran.
Agar sepeda motor tetap melaju dilintasannya, harus ada kelajuan minimum dari sepeda
motor.  Kelajuan ini akan menghasilkan gaya setripetal. Gaya sentripetal ini sama dengan
gaya normal yang menarah ke pusat lingkaran juga. Gaya normal ini akan mengakibatkan
timbulnya gaya gesek antara ban dan dinding tong. Semakin besar kelajuan sepeda motor
maka gaya sentripetalnya makin besar dan tentunya gaya gesek yang dihasilkan akan
bertambah juga. Ini sangat penting karena jika gaya berat lebih besar daripada gaya
gesek, maka sepeda motor akan meluncur ke bawah dan pengendara akan jatuh. Berapa
kelajuan minimum sepeda motor agar bisa tetap bergerak di dinding tong edan tanpa
terjatuh?
Untuk menentukan kecepatan minimum sepeda motor kita tinjau terlebih dahulu gaya
gaya yang bekerja pada motor pada arah horizontal (Sumbu X) dan arah Vertikal (Sumbu
Y).
1. Gaya yang bekerja pada motor arah vertikal (Sumbu Y)
Gaya-gaya pada arah vertikal (Sumbu Y) seimbang sehingga berlaku persamaan
berikut ini:
Gaya-Gaya yang bekerja pada Sumbu y
∑Fy = 0
fs = w
fs = m. g
µs. N = m. g
m. g
N = ……………………………………………………(5)
µs
2. Gaya yang bekerja pada motor pada arah horizontal (Sumbu X)
∑Fx = m.as
N = m.as
m. g
= m.as
µs
g V2
µs
=
r
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

gr
V =
√ µs
……………………………………………….......(6)

Keterangan:
V = Kelajuan minimum (m/s)
r = Jari-jari tikungan yang berbentuk lingkaran (m)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
μs = Koefisien gesekan statis

gr
Jadi, dari persamaan V=
√ µs
dapat disimpulkan bahwa agar sepeda motor tidak jatuh,

semakin besar jari-jari atau diameter tong (tabung) maka kecepatan minimum yang
diperlukan makin besar.

3 GERAK
GERAKMELINGKAR
MELINGKARBERUBAH
BERUBAHBERATURAN
BERATURAN
A. Pengertian Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)
Gerak Melingkar Berubah Beraturan adalah salah satu gerak melingkar yang
percepatan sudutnya tetap. Gerak Melingkar itu sendiri adalah gerak yang lintasannya
berupa lingkaran, sedangkan percepatan sudut adalah perubahan kecepatan sudut dalam
satuan waktu tertentu. Jika kecepatan sudutnya meningkat, maka terjadi penambahan
kecepatan (percepatan) sehingga percepatan sudutnya bernilai positif (α = +) yang
disebut juga sebgai GMBB dipercepat, sedangkan jika kecepatan sudunya menurun,
maka akan terjadi pengurangan kecepatan (perlambatan) sehingga percepatan sudutnya
bernilai negatif (α = -) yang disebut juga sebagai GMBB diperlambat.

Gambar 4.1 Gerak Melingkar Berubah Beraturan


Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

B. Ciri – Ciri Gerak Melingkar Berubah Beraturan (Gmbb)


 Memiliki lintasan berupa lingkaran
 Gerak benda dipengaruhi oleh gaya sentripetal
 Terjadi perubahan kecepatan sudut pada benda
 Percepatan sudutnya tetap

C. Besaran–Besaran Fisika dalam Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)


1. Sudut
Sudut adalah salah satu besaran yang berupa ruas garis dari satu titik pangkal
antar satu posisi ke posisi lainnya. Satuan internasioanal untuk Sudut adalah
radian (rad), tetapi satuan yang lebih sering dipakai untuk menggambarkan sudut
adalah derajat. Sebuah lingkaran memiliki sudut sebesar 360 derajat. Simbol yang
digunakan untuk melambangkan sudut adalah theta (θ). 

2. Kecepatan Sudut dan Kecepatan Linear


a. Kecepatan Sudut (Kecepatan Anguler)
Kecepatan sudut atau yang juga sering disebut dengan kecepatan anguler
adalah sudut yang ditempuh oleh sebuah titik yang bergerak di tepi lingkaran
dalam satuan waktu (t) tertentu. Satuan internasional untuk kecepatan sudut
adalah rad per detik (rad/s). Simbol yang digunakan untuk melambangkan
kecepatan sudut adalah omega (Ω atau ω).
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

b. Kecepatan Linear (Kecepatan Tangensial)


Kecepatan Linear (Kecepatan Tangensial) adalah salah satu besaran dalam
fisika yang menunjukkan seberapa cepat sebuah benda berpindah dari suatu
tempat ke tempat lainnya. Satuan internasional yang digunakan untuk
kecepatan linear adalah meter per sekon (m/s), tetapi dalam kehidupan sehari-
hari di Indonesia, pasti kita lebih sering memakai satuan kilometer per jam
(km/jam), sedangkan di amerika lebih sering dipakai mil per jam, (mil/jam).
Kecepatan dapat diperoleh dari perkalian antara jarak yang ditempuh dengan
waktu tempuh. Simbol dari kecepatan adalah v (huruf kecil).

3. Percepatan Sudut dan Percepatan Linear


a. Percepatan Sudut (Percepatan Anguler)
Percepatan Sudut adalah perubahan kecepatan sudut dalam satuan waktu (t)
tertentu). Apabila kecepatan sudut semakin bertambah, maka akan terjadi
percepatan (penambahan kecepatan) sudut sehingga percepatan sudutnya
positif, sedangkan apabila kecepatan sudutnya berkurang maka akan terjadi
perlambatan (pengurangan kecepatan) sehingga percepatan sudutnya negatif.
Satuan Internasional untuk percepatan sudut adalah radian per detik kuadrat
(rad/s2). Simbol yang digunakan untuk melambangkan percepatan sudut
adalah alfa (α).
b. Percepatan Linear (Percepatan Tangensial)
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

Percepatan linera atau percepatan tangensial adalah paerubahan kecepatan


yang terjadi kepada benda tersebut, baik karena pengaruh gaya yang bekerja
pada benda ataupun karena keadaan benda. Satuan Internasional untuk
kecepatan adalah m/s2. Simbol yang digunakan untuk melambangkan
percepatan linear adalah “a”. Jika perubahan kecepatannya negatif (kecepatan
benda menurun) maka disebut dengan perlambatan (a = -), sedangkan jika
perubahan kecepatan positif (kecepatannya meningkat) maka disebut dengan
percepatan (a = +).

4. Waktu Tempuh
Waktu tempuh adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk berpindah
dari suatu posisi ke posisi yang lain dalam kecepatan tertentu. Satuan
Internasional untuk Waktu Tempuh adalah sekon (s), sedangkan simbol yang
dipakai untuk melambangkan waktu tempuh adalah t (huruf kecil). Waktu tempuh
dapat diperoleh dari hasil pembagian jarak dengan kecepatan.

5. Frekuensi dan Periode


a. Frekuensi
Secara umum frekuensi adalah besaran ukuran jumlah putaran ulang suatu
peristiwa dalam waktu tertentu. Dalam gerak melingkar, frekuensi adalah
jumlah putaran yang dapat dilakukan suatu benda dalam satu detik. Satuan
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

internasional yang dipakai untuk frekuensi adalah Hertz (Hz). Simbol yang
digunakan untuk melambangkan frekuensi adalah f (huruf kecil).
b. Periode
Secara umum Periode adalah waktu yang ditempuh untuk melakukan suatu
peristiwa. Dalam gerak melingkar periode adalah waktu yang diperlukan untuk
menempuh satu lingkaran. Satuan yang sering digunakan untuk periode adalah
detik atau sekon (s). Simbol yang digunakan untuk melambangkan periode
adalah T (huruf besar).

6. Radius
Radius atau yang juga sering kita sebut dengan jari – jari lingkaran adalah garis
yang menghubungkan titik pusat dengan bagian terluar dari sebuah lingkaran.
Satuan yang sering dipakai untuk radius adalah satuan panjang seperti meter (m),
sentimeter (cm), kilometer (km), dll. Simbol yang digunakan untuk
melambangkan radius adalah r (huruf kecil).

Rumus Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)


Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

4 PENERAPAN KONSEP GERAK MELINGKAR PADA GEJALA ALAM


PENERAPAN KONSEP GERAK MELINGKAR PADA GEJALA ALAM

A. Peristiwa Angin Puting Beliung/Tornado


Angin ribut atau angin puting beliung, atau tornado merupakan gerakan udara
dengan kecepatan antara 32–37 knot (mil per jam). Angin ribut adalah angin kencang
yang datang secara tiba – tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar seperti spiral
hingga menyentuh permukaan bumi dan punah dalam waktu singkat (3 – 5 menit). Angin
ini berasal dari awan Cumulonimbus (Cb) yaitu awan yang bergumpal berwarna abu –
abu gelap dan menjulang tinggi. Namun, tidak semua awan Cumulonimbus menimbulkan
puting beliung.  
Puting beliung dapat terjadi dimana saja, di darat maupun di laut dan jika terjadi
di laut durasinya lebih lama daripada di darat. Angin ini umumnya terjadi pada siang atau
sore hari, terkadang pada malam hari dan lebih sering terjadi pada peralihan musim
(pancaroba). Luas daerah yang terkena dampaknya sekitar 5 – 10 km, karena itu bersifat
sangat lokal.

Potensi kejadian angin puting beliung biasa terjadi pada musim peralihan, baik
peralihan musim hujan ke kemarau ataupun dari musim kemarau ke penghujan seringnya
kejadian tersebut disertai hujan, karena terbentuknya daerah – daerah konvergen atau
tempat berkumpulnya massa udara yang membentuk awan konvektif (awan yang
berpotensi hujan).
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

a. Gambar peristiwa angin puting beliung b. Gambar peristiwa tornado


Awan konvektif selanjutnya menjadi awan cumulonimbus yang menyebabkan
hujan turun disertai petir. Selain itu, awan cumulonimbus yang tiba-tiba gelap menjadi
pertanda munculnya angin puting beliung. Potensi akan terjadinya angin puting beliung
sulit untuk diprediksi kemunculannya, tetapi patut di tambahkan kejadian angin puting
beliung di suatu daerah tidak akan terjadi pada waktu dan lokasi yang sama (tidak ada
Angin Puting Beliung susulan), tetapi pada suatu daerah tertentu dapat terjadi angin
puting beliung pada waktu yang berbeda (misal, pernah terjadi pada tahun 2015 pada
musim peralihan hujan ke kemarau terjadi, bisa terjadi lagi pada musim peralihan
kemarau ke hujan pada tahun 2016).
Beberapa sifat angin ribut atau angin puting beliung :
a. Tidak bisa diprediksi secara spesific, hanya peluang dalam batasan wilayah,
setelah melihat atau merasakan tanda-tandanya baru bisa diprediksi 0.5 – 1jam
sebelumnya dengan tingkat kekuakutan kurang dari 50 %  
b. Angin puting beliung hanya berasal dari awan Cumulusnimbus (CB), bukan dari
pergerakan angin monsun maupun pergerakan angin pada umumnya, sehingga
dapat berpindah/bergeser seusai dengan tekanan tinggi ke tekanan rendah dalam
skala luas
c. Tidak semua jenis awan CB menimbulkan puting beliung, karena secara teori
puting beliung beasal dari jenis awan CB bersel tunggal, super sel dan multisel,
kesemuanya itu hanya dapat dilihat dilpangan terbuka bukan dari teori monsun
atau siklon atau model cuaca.
d. Suatu daerah atau tempat terlanda puting beliung maka kecil kemungkinan terjadi
yang kedua kalinya, atau tidak ada puting beliung susulan karena berasal dari
awan CB yang sifat tumbuhnya tergantung dari intensitas konvektif yang juga
sulit diperkirakan.
Bahan Ajar
Kelas X Semester 1

e. Sangat lokal
f. Bergerak secara garis lurus
g. Waktunya singkat sekitar 3 menit dan tiba-tiba
h. Terjadi pada siang atau sore hari,
i. Malam jarang terjadi
j. Puting Beliung sangat sulit diprediksi,  
k. Terjadi pada tanah lapang yang vegetasinya kurang
l. Jarang terjadi pada daerah perbukitan atau hutan yang lebat

D DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad, M.1980. Fisika SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta: Gelora Aksara
Pratama
2. Bob Foster. 2011. Akselerasi Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga
3. Bambang, dkk. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Depdiknas: Jakarta
4. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi. Soal-soal Ujian
Masuk Perguruan Tinggi Negeri tahun 1987 sesuai dengan tahun 1998.
5. Giancoli. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
6. Halliday and Resnick. 1991. Fisika Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga.
7. Handayani, Sri dan Ari Damari. 2009. Fisika untuk SMA /MA Kelas X. Depdiknas:
Jakarta
8. Marthen Kanginan.2016. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai