Anda di halaman 1dari 14

Penambahan Berbagai Konsentrasi Karagenan terhadap Karakteristik Fruit

Leather Pepaya

Addition of Various Concentrations Carrageenan on The Characteristics of


Papaya Fruit Leather

Mohamad Zhaki1, Noviar Harun2, Faizah Hamzah2


Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau
Email korespondensi: mohamadzhaki@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan
kareganan yang berbeda terhadap mutu fruit leather pepaya. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4
ulangan. Perlakuan yang digunakan terhadap fruit leather pepaya adalah K1
(penambahan karagenan 0,4%), K2 (penambahan karagenan 0,6%), K3
(penambahan karagenan 0,8%) dan K4 (penambahan karagenan 1,0%). Data yang
diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan ANOVA dan DNMRT
pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi gula memberikan
pengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar gula
total,dan penilaian sensori secara deskriptif dan hedonik. Perlakuan terpilih yaitu
perlakuan K3 menghasilkan fruit leather pepaya dengan karakteristik kadar air
16,79%, kadar abu 1,29%, kadar serat kasar 2,62% dan kadar gula total sebesar
46,86%. Penilaian sensori secara deskriptif yaitu warna dengan skor 4,1 (warna
jingga), aroma 3,07 (agak beraroma pepaya), rasa 4,07 (berasa pepaya) dan tekstur
3,64 ( agak liat dan kompak) dan penilaian secara hedonik berdasarkan penilaian
keseluruhan dengan skor 4,14 (suka).

Kata kunci : pepaya, fruit leather, karagenan.

ABSTRACT
This research aimed to determine the effect of adding different
concentrations carrageenan on the quality of papaya fruit leather. This study used
Completely Randomized Design (RAL) with 4 treatments and 4 replications. The
treatments used for papaya fruit leather were K1 (carrageenan 0.4%), K2
(carrageenan 0.6%), K3 (carrageenan 0.8%) and K4 (carrageenan 1,0%). The data
obtained were analyzed statistically using ANOVA and DNMRT at 5% level. The
results showed that sugar concentration had significant effect on water content,
ash content, crude fiber content, total sugar content and descriptive and hedonic
sensory assessment. The selected treatment resulted in papaya fruit leather is K3
(carrageenan 0,8%) with water content characteristics 16.79%, ash content 1.29%,
crude fiber content 2.62% and total sugar content 46.86%. Descriptive sensory
assessment of colour 4,1 (orange), flavor 3,07 (slightly papaya flavored), taste
4,07 (papaya tasting), texture 3,65 (lightly clay and compact) and hedonic
assessment based on overall as favored by panelists with score 4,14.

Keywords: papaya, fruit leather, carrageenan.


1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau 1
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
PENDAHULUAN dihancurkan dan dikeringkan menjadi
lembaran tipis yang mempunyai
Pepaya merupakan salah satu konsistensi dan rasa khas tergantung
komoditi buah yang memiliki banyak dari buah yang digunakan serta
fungsi dan manfaat. Pepaya mempunyai kadar air berkisar antara
umumnya dikonsumsi secara 10-15% (Kusumawati, 2005).
langsung, selain harganya relatif Manfaat fruit leather adalah sebagai
murah pepaya juga memiliki nutrisi cemilan ringan dan makanan pencuci
yang cukup tinggi. mulut. Produk fruit leather yang baik
Pepaya mengandung air 86,70 mempunyai tekstur sedikit liat
g, karbohidrat 12,20 g, kalori 46,00 dengan plastisitas yang baik untuk
kal, serat 1,80 g, protein 0,50 g, memudahkan proses penggulungan.
kalsium 23,00 mg, fosfor 12,00 mg, Fruit leather memiliki masa simpan
zat besi 2,00 mg, vitamin A 365,00 sampai 12 bulan, jika disimpan dalam
SI, vitamin C 78,00 mg dan vitamin kemasan dengan suhu ruang sekitar
B1 0,04 mg. Pepaya juga 25oC (Nurlaely, 2002).
mengandung pektin, enzim papain Kualitas fruit leather yang
dan flavonoid. Pepaya bermanfaat baik ditentukan oleh beberapa
untuk memperlancar pencernaan, komponen terutama kandungan gula,
menghaluskan kulit, mengobati pektin, dan asam. Ketiga komponen
lambung, sariawan dan mengurangi tersebut akan berpengaruh terhadap
panas tubuh. Pepaya termasuk dalam lembaran fruit leather yang
buah klimaterik, yaitu buah yang dihasilkan. Menurut Anggraini
memiliki masa simpan yang singkat (2016), penggunaan pektin pada
dan mudah rusak. Buah klimaterik pembuatan fruit leather labu kuning
adalah buah dengan produksi CO2 menghasilkan fruit leather yang
yang meningkat seiring dengan mudah patah jika digulung. Salah
pematangan buah dan produksi etilen satu cara untuk memperbaiki
yang tinggi saat buah matang kelenturan fruit leather adalah
(Zulkarnain, 2009). dengan penambahan karagenan.
Menurut data Badan Pusat Penambahan karagenan
Statistik produktivitas pepaya di sebagai pembentuk gel diharapkan
Provinsi Riau cukup tinggi sebanyak dapat memperbaiki tekstur dan
19.517 ton/tahun (BPS, 2015). kualitas fruit leather. Karagenan
Besarnya produk buah pepaya di Riau merupakan senyawa polisakarida dan
dan singkatnya masa simpan papaya galaktosa hasil ekstraksi rumput laut
tidak diimbangi dengan yang bersifat hidrofilik. Karagenan
pemanfaatannya, hasilnya sekitar yang digunakan adalah jenis kappa
10% dari produk buah pepaya rusak karagenan, karena kappa karagenan
karena kurangnya penanganan dapat membentuk gel yang kuat
pascapanen. Salah satu cara yang dibandingkan jenis iota dan lambda
dapat memperpanjang masa simpan (Historiarsih, 2010).
pepaya yaitu mengolahnya menjadi Karagenan memiliki
fruit leather. kelebihan yaitu mampu membentuk
Fruit leather adalah suatu gel dan sebagai pengental, larut
produk olahan buah yang dapat dalam air panas, gel berwarna
dibuat dari satu jenis atau campuran transparan, dan membentuk tekstur
beberapa macam buah yang yang baik pada fruit leather,
1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau 2
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
sedangkan kekurangan dari dengan susunan perlakuan sebagai
karagenan yaitu harganya mahal, dan berikut:
tidak larut pada pelarut organik. (Sidi
et al., 2014). K1 : Penambahan karagenan 0,4% dari
total bubur buah
METODOLOGI K2 : Penambahan karagenan 0,6% dari
total bubur buah
Tempat dan Waktu K3 : Penambahan karagenan 0,8% dari
Penelitian telah dilaksanakan total bubur buah
di Laboratorium Pengolahan Hasil K4 : Penambahan karagenan 1,0% dari
total bubur buah
Pertanian dan Laboratorium Analisis
Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
Analisis Data
Universitas Riau. Penelitian Data yang diperoleh akan
berlangsung selama lima bulan yang dianalisis secara statistik dengan
dimulai dari bulan Desember 2017 mengggunakan uji ANOVA. Jika F
hingga April 2018. hitung lebih besar atau sama dengan
F tabel maka dilanjutkan dengan Uji
Bahan dan Alat DNMRT pada taraf 5%.
Bahan baku yang digunakan
dalam penelitian ini adalah buah
Pelaksanaan Penelitian
pepaya jenis Madu Kalifornia dengan
kriteria cukup matang dengan warna Pembuatan bubur pepaya
Persiapan bahan mengacu
daging buah berwarna jingga yang
pada Ramli (2017). Buah pepaya
diperoleh dari kebun kelompok tani
yang sudah cukup matang untuk
masyarakat di Jalan Garuda Sakti km
diolah, kemudian dicuci dengan air
4, kappa karagenan, gula pasir, asam
mengalir lalu dikupas dan dipotong
sitrat dan air.
dadu ± 2-3 cm untuk mempermudah
Alat-alat yang digunakan
pelembutan daging buah. Kemudian
dalam penelitian ini meliputi pisau,
dihaluskan menggunakan blender.
baskom, timbangan analitik, blender,
sendok, loyang, kompor, aluminium
foil dan panci. Peralatan analisis yaitu Pembuatan fruit leather
Pembuatan fruit leather
timbangan analitik, oven, penangas
mengacu pada Safitri (2012). Bubur
air, cawan porselin, desikator, tanur,
buah pepaya ditambahkan gula 20 g,
penjepit cawan, hot plate, biuret,
karagenan sesuai perlakuan dan asam
gelas ukur, labu ukur, pH meter, gelas
sitrat 0,1 g. Kemudian dilakukan
piala, erlenmeyer, soxhlet, labu
dengan pemanasan dengan kompor
destilasi, corong, pipet tetes, spatula,
pada suhu 70-80oC selama 2 menit
kertas saring, sarung tangan, wadah
diukur dengan termometer. Adonan
organoleptik, kertas label, booth
yang telah dicampur dicetak ke dalam
pencicip, kamera dan alat tulis.
cetakan dengan ketebalan ± 2-3 mm
yang sudah dilapisi aluminium foil.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan secara Kemudian dikeringkan di dalam alat
eksperimen dengan menggunakan pengering (oven) dengan suhu 60 oC
rancangan acak lengkap (RAL) dengan selama 8 jam. Adonan yang telah
4 perlakuan dan 4 kali ulangan kering dipotong sesuai ukuran lalu
sehingga diperoleh 16 unit percobaan. digulung.

1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau 3
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
HASIL DAN PEMBAHASAN kadar air fruit leather pepaya yang
dihasilkan. Rata-rata kadar air fruit
Kadar air leather setelah diuji lanjut dengan
Hasil sidik ragam DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat
menunjukkan bahwa penambahan pada Tabel 1.
karagenan berbeda nyata terhadap

Tabel 1. Rata-rata kadar air fruit leather

Perlakuan Kadar air (%)


K1 (penambahan karagenan 0,4%) 17,24d
K2 (penambahan karagenan 0,6%) 17,02c
K3 (penambahan karagenan 0,8%) 16,79b
K5 (penambahan karagenan 1,0%) 16,15a
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 1 menunjukkan bahwa dan membuat struktur gel semakin


kadar air fruit leather pepaya yang kuat. Sesuai dengan Harijono et a.l
dihasilkan berbeda nyata untuk (2001) menyatakan bahwa karagenan
masing-masing perlakuan. Kadar air adalah hidrokoloid yang memiliki
fruit leather berkisar antara 16,15- kemampuan untuk mengikat air
17,24%. Kadar air tertinggi terdapat dalam jumlah besar. Karagenan juga
pada perlakuan K1 (penambahan memiliki ion bebas OH- yang mampu
karagenan 0,4 yaitu 17,24% dan berikatan dengan air sehingga ikatan
kadar air terendah adalah perlakuan menjadi lebih kuat, sehingga semakin
K4 (penambahan karagenan 1,0% tinggi konsentrasi karagenan yang
yaitu 16,15%. Kadar air merupakan digunakan maka kadar air fruit
salah satu karakteristik yang sangat leather akan semakin menurun.
penting pada bahan pangan karena air Hasil penelitian ini sejalan
dapat mempengaruhi kenampakan, dengan hasil penelitian Sidi et al.
tekstur, cita rasa dan daya awet (2014) yang menyatakan semakin
pangan. tinggi penambahan karagenan maka
Kadar air fruit leather pepaya kadar air fruit leather nanas dan
berkurang seiring dengan wortel cenderung menurun. Kadar
meningkatnya konsentrasi karagenan air yang dihasilkan berkisar 12,23-
yang ditambahkan. Hal ini 14,37%.
disebabkan oleh karagenan memiliki
gugus sulfat yang dapat mengikat air. Kadar abu
Kandungan gugus sulfat yang berada Hasil sidik ragam
pada karagenan bermuatan negatif menunjukkan bahwa penambahan
disepanjang rantai polimernya dan karagenan yang berbeda memberikan
bersifat hidrofilik yang dapat pengaruh nyata terhadap kadar abu
mengikat air atau gugus hidroksil fruit leather pepaya. Rata-rata kadar
lainnya (Santoso, 2007). Semakin abu fruit leather setelah diuji lanjut
tinggi penambahan konsentrasi dengan DNMRT pada taraf 5% dapat
karagenan maka jumlah air bebas dilihat pada Tabel 2.
yang ada di dalam bahan berkurang
1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau 4
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
Tabel 2. Rata-rata kadar abu fruit leaher pepaya
Perlakuan Kadar abu (%)
K1 (penambahan karagenan0,4%) 1,21a
K2 (penambahan karagenan 0,6%) 1,48b
K3 (penambahan karagenan 0,8%) 1,92c
K4 (penambahan karagenan 1,0%) 2,13d
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 2 menunjukkan bahwa fruit leather akan habis terbakar


kadar abu fruit leather pepaya pada sedangkan unsur anorganik atau
perlakuan K1, K2, K3 dan K4 unsur mineral seperti kalsium, fosfor
berbeda nyata. Kadar abu fruit dan zat besi yang terdapat pada fruit
leather berkisar antara 1,21-2,13%. leather tidak terbakar.
Kadar abu terendah terdapat pada Kadar abu pada fruit leather
perlakuan K1 yaitu 1,21%, sedangkan pepaya ini lebih rendah dibandingkan
kadar abu tertinggi terdapat pada fruit leather nanas dan wortel (Sidi,
perlakuan K4 yaitu 2,13%. Kadar 2014) yang berkisar antara 2,11-
abu fruit leather pepaya semakin 2,95%. Hal ini disebabkan oleh salah
meningkat dengan meningkatnya satu bahan baku pembuatan fruit
konsentrasi karagenan yang leather yaitu wortel mengandung
ditambahkan. Perbedaan ini kadar abu sebesar 5,62% sedangkan
disebabkan oleh kadar abu yang kadar abu daging buah pepaya hanya
dimiliki karagenan cukup besar sebesar 0,46 % sehingga kadar abu
11,48% (Witanto, 2013). Menurut fruit leather nanas dan wortel yang
Reguna et al. (2013) mineral mineral didapatkan lebih tinggi dari fruit
yang terkandung dalam karagenan leather pepaya.
yaitu kalsium 5,3 g, besi 1,14 mg,
sulfat 20,2 mg, magnesium 160 mg, Kadar serat
fosfor 869 mg, sodium 22,4 mg dan Hasil sidik ragam
potasium 13,4 mg, sehingga menunjukkan bahwa penambahan
kandungan mineral pada fruit leather karagenan pada fruit leather pepaya
meningkat dengan meningkatnya berpengaruh nyata terhadap kadar
konsentrasi karagenan yang serat kasar fruit leather pepaya yang
ditambahkan maka kadar abu pada dihasilkan. Rata-rata kadar serat
fruit leather juga semakin meningkat. kasar selai setelah diuji lanjut dengan
Pada saat pembakaran atau DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat
pengabuan unsur organik seperti pada Tabel 3.
protein, karbohidrat dan lemak pada

Tabel 3. Rata-rata kadar serat fruit leather pepaya


Perlakuan Kadar serat kasar (%)
K1 (penambahan karagenan 0,4%) 1,97a
K2 (penambahan karagenan 0,6%) 2,18b
K3 (penambahan karagenan 0,8%) 2,62c
K4 (penambahan karagenan 1,0%) 2,93d
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
DNMRT pada taraf 5%.

1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau 5
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
Tabel 3 menunjukkan bahwa yang larut dalam air cenderung
kadar serat kasar fruit leather pepaya bercampur dengan air membentuk
pada perlakuan berbeda nyata setiap jaringan gel (seperti agar) atau
perlakuan K1, K2, K3 dan K4. Kadar jaringan yang pekat, sehingga
serat kasar yang dihasilkan berkisar semakin banyak konsentrasi
antara 1,97-2,93%. Kadar serat kasar karagenan maka kadar serat kasar
terendah terdapat pada perlakuan K1 akan semakin meningkat.
yaitu 1,97%, sedangkan kadar serat Kadar serat fruit leather pepaya
kasar tertinggi terdapat pada ini berkisar antara 1,97-2,93% masih
perlakuan K4 yaitu 2,93%. Semakin lebih rendah dibandingkan kadar
banyak konsentrasi karagenan yang serat kasar fruit leather nanas dan
digunakan maka kadar serat yang wortel (Sidi et al. 2014) yang berkisar
dihasilkan semakin tinggi. antara 1,99-5,73%. Hal ini
Peningkatan kadar serat kasar disebabkan oleh bahan baku dari
disebabkan karena karagenan pembuatan fruit leather nanas dan
merupakan jenis penstabil yang wortel kaya akan serat, nanas
menjadi sumber serat dan pengental memiliki kadar serat 1,4% dan wortel
dari golongan polisakarida dan jenis memiliki serat 3,1% sedangkan
serat yang larut dalam air, sehingga pepaya hanya mengandung serat
semakin banyak karagenan yang 1,8% (Depkes, 2013).
ditambahkan maka kadar serat
kasarnya semakin meningkat. Kadar gula total
Menurut Almatsier (2009), . Hasil sidik ragam
menambahkan bahwa ada 2 golongan menunjukkan bahwa penambahan
serat yaitu serat larut air dan serat berbagai karagenan pada fruit leather
tidak larut air. Serat larut air pepaya berbeda nyata terhadap kadar
diantaranya pektin, gum, karagenan gula total fruit leather pepaya yang
dan glika, sedangkan serat yang tidak dihasilkan. Rata-rata kadar gula total
larut dalam air adalah selulosa, setelah diuji lanjut dengan DNMRT
hemiselulosa, dan lignin. Serat dalam pada taraf 5% dapat dilihat pada
karagenan mampu membentuk gel. Tabel 4.
Hal ini sesuai dengan Wirjatmadi et
al. (2002) yang menyatakan serat

Tabel 4. Rata-rata kadar gula total fruit leather pepaya

Perlakuan Kadar gula total(%)


K1 (penambahan karagenan 0,4%) 46,05a
K2 (penambahan karagenan 0,6%) 46,53b
K3 (penambahan karagenan 0,8%) 46,86c
K4 (penambahan karagenan 1,0%) 47,02d
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji
DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 4 menunjukkan bahwa dengan perlakuan K2, K3, dan K4.


kadar gula total fruit leather pepaya Kadar gula total yang dihasilkan
pada perlakuan K1 berbeda nyata berkisar antara 45,05-47,02%. Kadar

1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau 6
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
gula total terendah terdapat pada rendah dibandingkan dengan
perlakuan K1 yaitu 45,05%, penelitian Ricky (2015) fruit leather
sedangkan kadar gula total tertinggi mangga dan buah naga yaitu kadar
terdapat pada perlakuan K4 yaitu gula berjumlah antara 49,94-61,67
47,02%. Hasil penelitian ini hal ini disebabkan karena kandungan
menunjukkan bahwa kadar gula total karbohidrat pada bahan baku berbeda.
pada fruit leather pepaya mengalami Kandungan karbohidrat buah mangga
peningkatan seiring meningkatnya sebesar 32,1 g dan pada buah naga
jumlah karagenan yang ditambahkan. kandungan karbohidrat sebesar 11,5 g
Hal ini disebabkan oleh karagenan sedangkan kandungan karbohidrat
dapat mengikat air sehingga pada buah pepaya hanya 12,20 g.
penambahan karagenan yang semakin
banyak sehingga secara tidak Penilaian Sensori
langsung akan mengikat kadar gula Warna
yang memiliki sifat mudah larut Hasil sidik ragam
dalam air. Karagenan juga menunjukkan bahwa penambahan
mengandung karbohidrat yang tinggi karagenan berpengaruh tidak nyata
sehingga kadar gula total semakin terhadap penilaian warna fruit leather
tinggi seiring dengan penambahan pepaya yang dihasilkan. Rata-rata
karagenan yang semakin besar. pengamatan warna selai secara
Kadar gula pada penelitian ini deskriptif dapat dilihat pada Tabel 5.
berkisar antara 45,05-47,02 lebih

Tabel 5. Rata-rata penilaian sensori warna fruit leather pepaya


Perlakuan Skor warna
K1 (penambahan karagenan 0,4%) 4,20
K2 (penambahan karagenan 0,6%) 4,17
K3 (penambahan karagenan 0,8%) 4,13
K4 (penambahan karagenan 1,0%) 4,10
Ket: Warna: 1. Sangat tidak jingga, 2. Tidak jingga, 3. Agak jingga, 4. jingga, 5. Sangat tidak
jingga

Tabel 5 menunjukkan bahwa Hal ini disebabkan oleh


penilaian sensori warna fruit leather karagenan tidak memiliki pigmen
pepaya secara deskriptif berbeda warna, karagenan sebelum dilarutkan
tidak nyata pada setiap perlakuan. berwarna putih kecoklatan dan
Hasil skor penilaian yang dilakukan setelah dilarutkan dengan air panas
oleh 30 panelis berkisar antara 4,20- sehingga karagenan akan larut dan
4,10 (jingga). Penilaian terendah membentuk gel transparan
berdasarkan uji deskriptif warna (Wibisono, 2010). Sehingga
terdapat pada perlakuan K4 penambahan berbagai konsentrasi
(penambahan karagenan 1,0%) dan karagenan tidak berpengaruh
penilaiaan tertinggi terdapat pada terhadap warna fruit leather yang
perlakuan K1 (penambahan dihasilkan. Warna fruit leather yang
karagenan 0,4%), dimana secara dihasilkan adalah berwarna jingga
statistik tidak berbeda nyata terhadap karena kandungan karatenoid pada
perlakuan K1, K2, K3 dan K4 buah pepaya, pigmen karatenoid
menghasilkan warna jingga pada

1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau 7
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
suatu bahan pangan. Warna pada Hasil sidik ragam
makanan disebabkan oleh pigmen menunjukkan bahwa penambahan
alami atau pewarna yang karagenan berpengaruh tidak nyata
ditambahkan. Pigmen alami adalah terhadap penilaian aroma fruit leather
segolongan senyawa yang terdapat pepaya yang dihasilkan. Rata-rata
dalam produk yang berasal dari pengamatan aroma fruit leather
tumbuhan. (Winarno, 2008). secara deskriptif dapat dilihat pada
Tabel 6.
Aroma

Tabel 6. Rata-rata penilaian sensori aroma fruit leather pepaya


Perlakuan Skor aroma
K1 (penambahan karagenan 0,4%) 3,13
K2 (penambahan karagenan 0,6%) 3,10
K3 (penambahan karagenan 0,8%) 3,07
K4 (penambahan karagenan 1,0%) 3,03
Ket: Aroma: 1. Sangat tidak beraroma pepaya, 2. Tidak Beraroma pepaya, 3. Agak beraroma
pepaya, 4. Beraroma pepaya, 5. Sangat beraroma pepaya

Tabel 6 menunjukkan bahwa menguap atau senyawa volatile


penilaiaan sensori aroma fruit leather sehingga sebagian senyawa ester
pepaya secara deskriptif berbeda yang menghasilkan aroma pepaya
tidak nyata pada setiap perlakuan. berkurang. Menurut Fauziah (2015),
Hasil skor penilaian yang dilakukan penambahan karagenan tidak
oleh 30 panelis berkisar antara 3,13- berpengaruh nyata terhadap aroma
3,03 (agak beraroma pepaya). Hal ini fruit leather pisang tanduk karena
disebabkan karena karagenan tidak karagenan tidak mempunyai aroma
memiliki bau atau aroma sedangkan atau bau yang tajam.
pepaya memiliki aroma yang khas
yaitu beraroma pepaya. Agak Rasa
beraroma pepaya yang diperoleh pada Hasil sidik ragam
penelitian ini dipengaruhi oleh proses menunjukkan bahwa penambahan
pemasakan seperti direbus dan karagenan berpengaruh tidak nyata
dikeringkan hal ini didukung oleh terhadap penilaian rasa fruit leather
Winarno (2008) yang menyatakan pepaya yang dihasilkan. Rata-rata
bahwa komponen pembentuk aroma pengamatan rasa fruit leather secara
pada buah-buahan adalah senyawa deskriktif dapat dilihat pada Tabel 7.
senyawa ester yang bersifat mudah

Tabel 7. Rata-rata penilaian sensori rasa fruit leather pepaya


Perlakuan Skor rasa
K1 (penambahan karagenan 0,4%) 4,00
K2 (penambahan karagenan 0,6%) 4,03
K3 (penambahan karagenan 0,8%) 4,07
K4 (penambahan karagenan 1,0%) 4,13
Ket: Deskriptif: 1. sangat berasa tomat, 2. berasa tomat, 3. berasa tomat dan nanas, 4.berasa nanas,
5. sangat berasa nanas.
Hedonik: 1. sangat suka, 2. suka, 3. agak suka, 4. tidak suka, 5. sangat tidak suka.

1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau 8
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
Tabel 7 menunjukkan bahwa pepaya, hal ini karena pepaya
penilaiaan sensori rasa fruit leather mempunyai rasa yang khas.
pepaya secara deskriptif berbeda Menurut Fauziah et al (2015)
tidak nyata pada setiap perlakuan. karagenan diperlukan untuk
Hasil skor penilaian yang dilakukan membentuk kekentalan pada produk
oleh 30 panelis berkisar antara 4,00- bahan pangan. Karagenan bersifat
4,13 (berasa pepaya). Hal ini mudah menjadi kental jika ditambah
disebabkan karena karakteristik air dan gula dalam keadaan asam dan
karagenan yang bersifat tawar atau diberi perlakuan pemanasan.
tidak memiliki rasa dan hanya
sebagai pembentuk gel, oleh sebab itu Tekstur
karagenan tidak dapat mempengaruhi Hasil sidik ragam
rasa dan hanya berfungsi sebagai menunjukkan bahwa penambahan
pembentuk gel pada fruit leather karagenan berpengaruh nyata
pepaya (Tarigan, 2010). Hal ini
terhadap penilaian tekstur fruit
menunjukkan dengan penambahan
karagenan rasa yang dihasilkan leather pepaya yang dihasilkan.
hampir sama. Rasa yang dihasilkan Rata-rata penilaian sensori tekstur
pada fruit leather adalah berasa fruit leather secara deskriptif dapat
dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-rata penilaian sensori tekstur fruit leather pepaya


Perlakuan Tekstur
K1 (penambahan karagenan 0,4% 3,03a
K2 (penambahan karagenan 0,6% 3,47b
K3 (penambahan karagenan 0,8% 3,64c
K4 (penambahan karagenan 1,0% 3,97d
Ket: Tekstur: 1. Sangat tidak liat dan kompak, 2. Tidak liat dan kompak, 3. Agak liat dan
kompak, 4. Liat dan kompak, 5. Sangat liat dan kompak

Tabel 8 menunjukkan bahwa Karagenan merupakan


penilaiaan sensori fruit leather hidrokoloid yang berfungsi
pepaya secara deskriptif berpengaruh membentuk tekstur seperti gel.
nyata pada setiap perlakuan. Hasil Pembentukan gel adalah
skor penilaian yang dilakukan oleh 30 penggabungan atau pengikatan silang
panelis berkisar antara 3,03-3,97 rantai-rantai polimer sehingga
(agak liat dan kompak sampai liat dan terbentuk jaringan tiga dimensi.
kompak). Hal ini disebabkan Jaringan ini mengikat air di dalamnya
karagenan mampu membentuk gel dan membentuk struktur yang kuat..
dalam pembuatan fruit leather Menurut Hasbullah (2001), kekerasan
pepaya. Bixler (1994) yang gel pada fruit leather tergantung
menyatakan bahwa karagenan kepada konsentrasi gula, asam, dan
berfungsi sebagai pengental ampuh, hidrokoloid. Tekstur pada fruit
stabilitator yang efektif, dan agen leather dipengaruhi oleh hidrokoloid
pembentuk gel yang sangat baik. salah satunya adalah kadar
karagenan. Semakin banyak
1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau 9
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
penambahan karagenan maka fruit hasil sidik ragam diketahui bahwa
leather pepaya akan semakin liat dan penambahan karagenan memberikan
kompak pengaruh nyata terhadap penilaian
keseluruhan fruit leather pepaya yang
Penilaian keseluruhan
dihasilkan. Skor rata-rata penilaian
Penilaian keseluruhan
keseluruhan fruit leather pepaya
merupakan penilaian tingkat
secara deskriptif dapat dilihat pada
kesukaan (hedonik) panelis terhadap
Tabel 9.
fruit leather, baik penilaian warna,
aroma, rasa, dan tekstur. Berdasarkan

Tabel 9. Rata-rata penilaian keseluruhan fruit leather pepaya


Skor Penilaian
Perlakuan
Keseluruhan
K1 (penambahan karagenan 0,4% 3,48a
K2 (penambahan karagenan 0,6% 3,71a
K3 (penambahan karagenan 0,8% 4,14b
K4 (penambahan karagenan 1,0% 3,78a
Ket: Angka-angka yang diikiti oleh huruf kecil yang berbeda menunjukkan berbeda nyata
(P<0,05)
Hedonik: 1. Sangat tidak suka, 2. Tidak suka, 3. Agak suka, 4. Suka, 5. Sangat suka

Tabel 9 menunjukkan bahwa yang dihasilkan mempunyai tekstur


skor rata-rata tingkat kesukaan yang liat dan kompak sehingga lebih
panelis secara keseluruhan yaitu 3,48- enak saat dimakan, berbeda dengan
perlakuan K1 dan K2 fruit leather
4,49 (agak suka-suka). Penilaian
yang dihasilkan tidak begitu liat dan
keseluruhan merupakan penilaiaan
agak lembek, sedangkan perlakuan
panelis terhadap semua atribut mutu K4 tekstur yang dihasilkan terlalu liat
fruit leather. Semua perlakuan pada sehingga agak sedikit susah untuk di
penelitian ini rata-rata disukai kunyah saat dimakan.
panelis. Fruit leather yang paling
disukai panelis yaitu perlakuan K3 Pemilihan perlakuan fruit leather
(penambahan karagenan 0,8). Fruit pepaya terbaik
Produk fruit leather yang
leather yang disukai panelis adalah
dihasilkan pada penelitian ini
fruit leather dengan penilaian sensori
diharapkan dapat memenuhi syarat
warna skor 4,13 (jingga), aroma skor mutu yang telah ditetapkan. Salah
3,07 (agak beraroma pepaya), rasa satu syarat mutu yang menjadi acuan
skor 4,07 (berasa pepaya) dan tektur adalah Standar Nasional Indonesia
skor 3,64 (liat dan kompak). (SNI). Rekapitulasi hasil penelitian
Perlakuan K3 lebih disukai berdasarkan analisis yang dilakukan
panelis karena tekstur fruit leather meliputi kadar air, kadar abu, kadar
1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau 10
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
serat kasar, kadar gula total, dan penelitian fruit leather pepaya dapat
penilaian sensori . Rekapitulasi hasil dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rekapitulasi hasil penelitian fruit leather pepaya

Parameter SNI Perlakuan


01-1718-1996 K1 K2 K3 K4
1. Analisis Kimia
Kadar air Maks.25% 17,24d 17,02c 16,79b 16,15a
Kadar abu - 1,21a 1,48b 1,92c 2,13d
Kadar serat kasar - 1,97a 2,18b 2,62c 2,93d
Kadar gula Min 40% 46,05a 46,53b 46,86c 47,02d
2.Uji Deskriptif
Warna Normal 4,20 4,17 4,13 4,10
Aroma Normal 3,13 3,10 3,07 3,03
Rasa Normal 4,00 4,03 4,07 4,13
Tekstur Normal 3,03a 3,47b 3,64c 3,97d
3. Uji Hedonik
Penilaian keseluruhan 3,48a 3,71a 4,14b 3,78a
Ket:Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada baris yang sama berbeda tidak
nyata menurut uji DNMRT pada taraf 5%.

Berdasarkan table 10 analisis Penilaian sensori secara


kadar air dan kadar gula fruit leather deskriptif dan hedonik fruit leather
pepaya, perlakuan K1, K2, K3 dan K4 pepaya perlakuan K3 memiliki warna
telah memenuhi SNI. Penilaian jingga. Aroma fruit leather pepaya
sensori secara deskriptif terhadap pada perlakuan K3 yaitu agak
warna, aroma, rasa dan tekstur fruit beraroma pepaya, rasa fruit leather
leather pepaya juga telah memenuhi pepaya yaitu berasa pepaya,
SNI tetapi penilaian keseluruhan sedangkan tekstur fruit leather
yang sangat disukai oleh panelis pepaya pada perlakuan K3 yaitu agak
adalah K3. liat dan kompak. Sementara itu untuk
Berdasarkan uraian di atas, penilaian hedonik fruit leather
maka perlakuan terpilih fruit leather pepaya disukai oleh panelis.
pepaya yang memenuhi SNI dan Berdasarkan hasil pengamatan secara
sangat disukai oleh panelis adalah K3 keseluruhan dapat ditarik kesimpulan
(penambahan karagenan 0,8). bahwa perlakuan terpilih fruit leather
Perlakuan K3 memiliki kadar air pepaya yang dihasilkan yaitu
yang telah memenuhi SNI yaitu perlakuan K3.
16,79%. Kadar gula fruit leather
pepaya pada perlakuan K3 yaitu
46,86% juga telah memenuhi SNI.
1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau 11
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
KESIMPULAN
Atmasier, S. 2009. Prinsip Dasar
Fruit leather dengan Ilmu Gizi. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
penambahan karagenan yang berbeda
memberikan pengaruh nyata terhadap Badan Pusat Statistik. 2017. Produksi
kadar air, kadar abu, kadar serat Tanaman Buah-buahan
kasar, kadar gula total, tekstur dan menurut Jenis dan
penilaian keseluruhan, namun tidak Kabupaten/Kota. Pekanbaru.
berbeda nyata terhadap warna, aroma,
dan rasa fruit leather pepaya. Bixler, H.J. 1994. The Carrageenan
Conection IV. British Food
Perlakuan fruit leather pepaya
Journal, volume 96:12-17.
terpilih sesuai dengan analisis kimia MCB UP Ltd. Maine USA.
dan penilaian sensori secara
deskriptif serta hedonik adalah Departemen Kesehatan Republik
perlakuan K3 (penambahan Indonesia. 2013. Daftar
karagenan 0,8%). Perlakuan terpilih Komposisi Bahan Makanan.
ini menghasilkan fruit leather pepaya Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
dengan karakteristik kadar air
16,79%, kadar abu 1,29%, kadar serat Fauziah, E., E. Widowatidan W.
kasar 2,62%, dan kadar gula total Atmaka. 2015. Kajian
sebesar 46,86%. Penilaian sensori Karakteristik Sensoris dan
secara deskriptif yaitu warna jingga, Fisikokimia Fruit Leather
agak beraroma pepaya, berasa Pisang dengan Penambahan
Berbagai Konsentrasi
pepaya, tekstur agak liat dan kompak,
Karagenan. Jurnal Aplikasi
dan penilaian secara hedonik Teknologi Pangan. 4(1): 11-
berdasarkan penilaian keseluruhan 16.
disukai oleh panelis.
Harijono. 2001. Pengaruh Kadar
Saran Karagenan dan Padatan
Penelitian lanjut perlu Terlarut Sari Buah Apel Muda
terhadap Kualitas Permen
dilakukan untuk mengetahui
Jelly. Jurnal Teknologi
pengaruh lama penyimpanan terhadap Pangan, Vol (2) 2: 110-116.
kestabilan kualitas fruit leather.
Hasbullah. 2001. Teknologi Tepat
DAFTAR PUSTAKA Guna Agro industri Kecil
Sumatera Barat. Dewan Ilmu
Anggraini. R. S. 2016. Pengaruh Pengetahuan.Teknologi dan
Penambahan Labu Kuning Industri. Sumatera Barat.
dan Karagenan Terhadap
Hasil Jadi Fruit Leather Historiarsih, Z. R. 2010. Pembuatan
Nanas. Jurnal boga. 5(1) : 89- Fruit Leather Sirsak dan
98 Rosella. Skripsi. Universitas

1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau 12
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
Pembangunan Nasional Rosella. Skripsi. Universitas
Veteran. Surabaya. Hasanuddin. Makasar.

Kusumawati, D. R. 2005. Pengaruh Santoso, D. 2007. Karakteristik Sosis


Konsentrasi Sukrosa dan Ikan Bawal Tawar
Lama Pengeringan terhadap (Collossomamacropomum)
Karakteristik Fruit Leather dengan Penambahan
Stroberi (Fragaria chiloenses Karagenan. Skripsi. Fakultas
L.). Skripsi. Universitas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Pasundan. Bandung. IPB. Bogor.

Nurlaely, E. 2002. Pemanfaatan Buah Sidi, C. N., N. Esti, dan W. Arsi.


Jambu Mete untuk Pembuatan 2014. Pengaruh Penambahan
Fruitleather, Kajian dari Karagenan pada Karakteristik
Proporsi Buah Pencampur. Fisiokimia dan Sensori Fruit
Skripsi. Universitas Leather Nanas (Ananas
Brawijaya. Malang. comosus L. Merr.) dan Wortel
Ramli, R. 2017. Pemanfaatan Buah (Daucus carota). Jurnal
Pepaya (Carica papaya L.,) Aplikasi Pangan. 3(4): 122-
dan Tomat (Lycopersicum 127.
MILL.,) dalam pembuatan
Fruit Leather. Skripsi (Tidak Tarigan, J. P. 2010. Pra Rancangan
dipublikasikan). Universitas Pabrik Pembuatan Kappa
Riau. Pekanbaru. Karagenan dari Kappaphycus
alvarezii dengan Proses Murni
Reguna, G., O. Ali., and A.B. Dengan Kapasitas Produksi
Thandapani. 2013. Evaluation Ton/Jam. Tugas akhir.
of Marine Algae Departemen Teknik Kimia
Kappaphycus alverezil as a Fakultas Teknik Universitas
Source of Natural Sumatera Utara. Medan.
Preservative Inggredient.
International Journal of Wibisono, E. 2010. Imobilisasi
Pharmaceutical Science and Crude Enzim Papain yang
Research, Vol 4 issue 9. Diisolasi dari Getah Buah
Pepaya (Carica papaya l.)
Ricky, M.R. 2015. Kajian dengan Menggunakan
Pemanfaatan Buah Naga Kappa Karagenan dan Kitosan
Merah (Hylocereus serta Pengujian Aktivitas dan
polyrhizus) dan Mangga Stabilitasnya. Skripsi
(Mangifera indica Linn) Departemen Kimia
Dalam Pembuatan Fruit Universitas Sumatera Utara.
Leather. Skripsi (Tidak Medan.
dipublikasikan). Universitas
Riau. Pekanbaru. Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan
dan Gizi. Gramedia Pustaka
Safitri, A. A. 2012. Studi Pembuatan Utama. Jakarta
Fruit Leather Mangga dan

1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau 13
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
Wirjatmadi, B., M. Adrianti dan S.
Purwati. 2002. Pemanfaatan
Rumput Laut (Eucheuma
cottonii) dalam Meningkatkan
Kandungan Serat dan Yodium
Tepung Terigu dalam
Pembuatan Mie Basah. Jurnal
Penelitian Medika Eksakta,
Vol 13(1): 11-17.

Witanto, Bayu. 2013. Pembuatan


Sosis Jamur Tiram
(Pleurotusostreatus Jacq.) dan
Tepung Rebung dengan
Kombinasi Tepung Tapioka
dan Karagenan (Eucheuma
cottonii) Skripsi. Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.
Yogyakarta.

Zulkarnain. 2009. Dasar-dasar


Hortikultura. Bumi Aksara.
Jakarta.

1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau 14
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018

Anda mungkin juga menyukai