Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS

Dosen Pembimbing : Dr. Ketjuk Herminaju, SST.,MM

Disusun oleh :

NAMA : Wahyu Eka Wulandari


NIM : A2R18060
PRODI : S1- Keperawatan Semester 4 Tingkat 2 (B)

STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


TAHUN AJARAN 2019/2020
1. PROMOSI KESEHATAN WANITA DI USIA SUBUR DAN DALAM MASA
CHILDBEARING
A. Promosi Kesehatan Wanita Di Usia Subur
Promosi kesehatan menurut WHO (2009) adalah proses membuat orang
mampu meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan mereka.
Kesehatan merupakan totalitas dari faktor lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan faktor keturunan yang saling memengaruhi satu sama lain.
Lingkungan merupakan faktor terbesar, selain langsung memengaruhi
kesehatan dan memengaruhi perilaku, begitu pula sebaliknya, perilaku juga
memengaruhi lingkungan dan faktor-faktor yang lain (pelayanan kesehatan dan
keturunan)

Strategi promosi kesehatan secara global dari WHO (1984) dikenal dengan
strategi ABG (Advokasi, Bina suasana, Gerakan masyarakat). Advokasi kesehatan
merupakan upaya pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan supaya
dapat memberikan dukungan, kemudahan dan semacamnya pada upaya
pembangunan kesehatan. Bina suasana merupakan upaya membuat suasana yang
kondusif atau menunjang pembangunan kesehatan sehingga masyarakat terdorong
untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Gerakan masyarakat merupakan
upaya memandirikan individu, kelompok, masyarakat agar berkembang
kesadaran, kamauan dan kemampuan di bidang kesehatan atau agar secara
proaktif, masyarakat mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Hambatan-hambatan dalam penyelenggaraan promosi kesehatan menurut


Taylor (1991), yaitu struktur dan sikap yang lebih mendorong menyembuhkan
daripada mencegah, hambatan individual yang berkaitan dengan kebiasaan dan
persepsi resiko, jaring koperasi dan perencanaan yang rumit. Menurut Ewles dan
Simnett (1994), terdapat kerangka lima pendekatan promosi kesehatan yaitu,
pendekatan medik, perubahan perilaku, pendidikan, pendekatan berpusat pada
klien dan perubahan sosial (Maulana, 2009).

Secara manual yang dimaksud wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang
keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun.
Dimanan dalam masa ini petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan pada
WUS yang memiliki masalah mengenai organ reproduksinya. Petugas kesehatan
harus menjelaskan mengenai personal hyegiene yaitu pemeliharaan keadaan alat
kelaminnya dengan rajin membersihkan dan penyakit yang dapat diakibatkan dari
hal tersebut. WUS dianjurkan untuk menjaga diri agar tidak terikut menjadi WTS
(Wanita Tunasusila).

Beberapa penyakit yang rentan dihadapi adalah sebagai berikut :

1. Penyakit Gonorhoe
2. Penyakit Sifilis
3. Radang Panggul
4. Kanker pada vagina, kanker payudara , kanker ovarium . Dan masih banyak
penyakit yang rentan di alami pada wanita di usia subur .

Berikut ini adalah contoh promosi kesehatan wanita di usia subur dan dalam masa
childbearing dengan mengangkat tema :

Promosi Kesehatan Tentang Pencegahan Kanker Payudara (SADARI)

SADARI
( periksa payudara sendiri )
Pada saat melakukan SADARI, keadaan yang harus menjadi perhatian adalah :
1. Teraba benjolan

2. Penebalan kulit

3. Perubahan ukuran dan bentuk payudara

4. Pengerutan kulit payudara

5. Keluar cairan dari puting payudara

6. Nyeri

7. Pembengkakan lengan atas

8. Teraba benjolan pada ketiak atau sekitar leher

 Langkah – Langkah Sadari :


1. Perhatikan dengan teliti payudara anda didepan cermin, dengan kedua
lengan lurus ke bawah. Perhatikan bila terdapat benjolan atau perubahan
bentu, warna, dan ukuran pada payudara (Normalnya ukuran payudara
tidak sama persis.
2. Angkat kedua lengan ke atas sampai kedua tangan berada dibelakang
kepala dan tekan ke arah depan. Kemudian tekanlah kedua tangan anda
dengan kuat pada pinggul dan gerakan kedua lengan dan siku kearah
depan sambil mengangkat otot-otot dada. Cekungan atau benjolan akan
terlihat jelas
3. Angkatlah lengan kiri anda lalu rabalah payudara dengan 3 ujung jari.
Lakukan dengan cara :
1. Gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap, dimulai
dari atas (posisi jam 12) dengan mengikuti arah jarum jam,
bergerak ketengah arah puting susu
2. Gerakan dari atas ke bawah dan sebaliknya
3. Gerakan dari bagian luar payudara ke arah puting puting susu
4. Kemudian lakukan perabaan dengan gerakan yang sama pada
setiap payudara, dengan jari tangan sebaliknya
4. Tekan secara pelan daerah disekitar puting kedua payudra dan amatilah
apakah terdapat keluar cairan yang tidak normal.
5. Dapat pula dilakukan saat berbaring dengan cara tangan kiri dibawah
kepala. Bantal kecil dipunggung, Rabalah seluruh permukaan payudara
dengan gerakan langkah nomor 3
Berilah perhatian khusus pada payudara bagian atas tepi luar dekat lipatan
ketiak, karena tumor payu dara banyak ditemukan didaerah tersebut
6. Perhatikan dengan teliti payudara anda didepan cermin, dengan kedua
lengan lurus ke bawah. Perhatikan bila terdapat benjolan atau perubahan
bentu, warna, dan ukuran pada payudara (Normalnya ukuran payudara
tidak sama persis.
7. Angkat kedua lengan ke atas sampai kedua tangan berada dibelakang
kepala dan tekan ke arah depan. Kemudian tekanlah kedua tangan anda
dengan kuat pada pinggul dan gerakan kedua lengan dan siku kearah
depan sambil mengangkat otot-otot dada. Cekungan atau benjolan akan
terlihat jelas
8. Angkatlah lengan kiri anda lalu rabalah payudara dengan 3 ujung jari.
Lakukan dengan cara :
1. Gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap, dimulai
dari atas (posisi jam 12) dengan mengikuti arah jarum jam,
bergerak ketengah arah puting susu
2. Gerakan dari atas ke bawah dan sebaliknya
3. Gerakan dari bagian luar payudara ke arah puting puting susu
4. Kemudian lakukan perabaan dengan gerakan yang sama pada
setiap payudara, dengan jari tangan sebaliknya
9. Tekan secara pelan daerah disekitar puting kedua payudra dan amatilah
apakah terdapat keluar cairan yang tidak normal.
10. Dapat pula dilakukan saat berbaring dengan cara tangan kiri dibawah
kepala. Bantal kecil dipunggung, Rabalah seluruh permukaan payudara
dengan gerakan langkah nomor 3
11. Berilah perhatian khusus pada payudara bagian atas tepi luar dekat lipatan
ketiak, karena tumor payu dara banyak ditemukan didaerah tersebut
 Batas – batas payudara :
1. Batas atas adalah jarak 1-2 jari dibawah ruas tulang selangka (clavikula)
2. Batas bawah adalah garis lingkar kulit bawah payudara
3. Batas terluar adalah garis tengah ketiak kearah bawah
Batas terdalam adalah garis tengah ruas dada
 Bentuk Pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier
1. Pencegahan Primer Kanker Payudara
Dilakukan pada orang sehat melalui upaya menghindarkan diri dari kontak
karsinogen dan berbagai faktor risiko, serta melaksanakan pola hidup
sehat . Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insidens
kanker payudara yang dapat dilakukan dengan :
a. Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi
b. Memperbanyak aktivitas fisik dengan berolah raga
c. Menghindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis radiasi
lainnya
d. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat
e. Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu
atau tempe
f. Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama
yang mengandung vitamin C
2. Pencegahan Sekunder Kanker Payudara
Pencegahan ini dapat dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko
untuk terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan
deteksi dini.
Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan,
diantaranya adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) dan skrining melalui mammografi. SADARI sebaiknya
dilakukan setiap bulan secara teratur.
Kebiasaan ini memudahkan kita untuk menemukan perubahan pada
payudara dari bulan ke bulan. Pemeriksaan optimum dilakukan pada
sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu
retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut dan tidak
membengkak sehingga jika ada pembengkakan akan lebih mudah
ditemukan. Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun
sampai mencapai 50 tahun. Deteksi kanker secara dini dapat menurunkan
tingkat kematian karena menentukan tingkat keberhasilan dari pengobatan
kanker.
3. Pencegahan Tersier Kanker Payudara
Pencegahan ini dapat ditujukan kepada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Pencegahan tersier bertujuan untuk
mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat dan memberikan
penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang hidup
penderita. Pencegahan tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas
hidup penderita, meneruskan pengobatan serta memberikan dukungan
psikologis bagi penderita.
B. Promosi Kesehatan Wanita Di Usia Subur dalam masa Childbearing
a. Definisi Masa Childbearing
Periode childbearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan
seluruh keluarga. Orang tua dan saudara sekandung harus beradaptasi terhadap
perubahan struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi.
Dengan kehadiran bayi maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola
interaksi dalam keluarga harus dikembangkan (May, 1994).
b. Prinsip – Prinsip Perawatan Childbearing

1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan


2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai
tujuan utama
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya
4. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative
5. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan
sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan
keluarga. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
secara keseluruhan
6. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses
7. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan
dasar/perawatan di rumah.

c. Perkembangan keluarga Childbearing


Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama) adalah Keluarga yang
menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama
dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan :
1. Persiapan menjadi orang tua
Terjadi waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu serta ayah dan
seluruh anggota keluarga, dalam hal ini orang tua, saudara atau anggota
keluarga lainnya harus dapat beradaptasi terhadap perubahan stuktur
karena adanya anggota keluarga baru yaitu bayi, dengan kehadiran seorang
bayi maka sistem dalam keluarga akan berubah serta pola pikir keluarga
harus dikembangkan.
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan keluarga
Dalam hal ini peran orang tua dapat dimulai selagi kehamilan
membesar dan semakin kuat saat bayi dilahirkan. Pada periode awal orang
tua harus mengenali hubungan mereka dengan anak. periode berikutnya
orang tua dapat mencerminkan suatu waktu untuk bersama-sama
membangun kesatuan keluarga, periode waktu berkonsolidasi ini meliputi
peran negosiasi (suami istri, ibu-ayah,orang tua-anak,saudara-saudara)
untuk menetapkan komitmen perode yang berlangsung akan membutuhkan
waktu.
Dalam hal ini ikatan diperkuat melalui penggunaan respons seksual
atau kemampuan oleh kedua pasangan dalam melakukan interaksi
orangtua-anak. Respon sensual dan kemampuan yang dipakai dalam
komunikasi antara orangtua dan anak meliputi :
1. Sentuhan
Sentuhan atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh
orangtua sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi yang baru
lahir. Banyak ibu yang ingin meraih anaknya yang baru lahir
dan tali pusatnya dipotong, mereka mengangkat bayi ke dada,
merangkulnya kedalam pelukan. Begitu anak dekat dengan
ibunya maka anak akan mulai proses ekspoli
2. Kontak Mata

3. Suara
4. Aroma
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
d. Tugas perkembangan Childbearing

a) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi,seksual& kegiatan.

b) Mempertahankan hub yang memuaskan dengan pasangan

c) Membagi peran & tanggung jawab

d) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan& perkembangan

e) Konseling KB post partum 6 minggu

f) Menata ruang untuk anak

g) Biaya/ dana child bearing

h) Mengfasilitasi role learning anggota keluarga

e. Masalah yang muncul pada keluarga Childbearing

a) Keluarga seksual & sosial terganggu

b) Suami merasa diabaikan


c) Interupsi jadwal kontinue

d) Peningaktan perselisihan

f. Perubahan ibu pada masa Childbearing


Masa nifas adalah masa setelah melahirkan hingga pulihnya rahim dan organ
kewanitaan yang umumnya diiringi dengan keluarnya darah nifas, berlangsung
selama kurang lebih 6 pekan.
Pada masa nifas ini ibu akan mendapati beberapa perubahan pada tubuh
maupun emosi. Bagi yang belum mengetahui hal ini tentu akan merasa khawatir
akan perubahan yang terjadi, oleh sebab itu penting bagi ibu memahami apa saja
perubahan yang terjadi agar dapat menangani dan mengenali tanda bahaya secara
dini. Berikut adalah perubahan-perubahan tersebut antara lain :

1. Rahim

Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk


merapatkan dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi inilah
yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu. Berangsur angsur rahim akan
mengecil seperti sebelum hamil, sesaat setelah melahirkan normalnya rahim
teraba keras setinggi 2 jari dibawah pusar, 2 pekan setelah melahirkan rahim
sudah tak teraba, 6 pekan akan pulih seperti semula. Akan tetapi biasanya
perut ibu masih terlihat buncit dan muncul garis-garis putih atau coklat
berkelok, hal ini dikarenakan peregangan kulit perut yang berlebihan selama
hamil, sehingga perlu waktu untuk memulihkannya, senam nifas akan sangat
membantu mengencangkan kembali otot perut.

2. Jalan lahir (servik,vulva dan vagina)

Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar


selama proses melahirkan bayi, sehingga penyebabkan mengendurnya organ
ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan, namun insyaalloh akan pulih
setelah 2-3 pekan (tergantung elastis tidak atau seberapa sering melahirkan),
walaupun tetap lebih kendur dibanding sebelum melahirkan. Jaga kebersihan
daerah kewanitaan agar tidak timbul infeksi (tanda infeksi jalan lahir bau
busuk, rasa perih, panas, merah dan terdapat nanah).

3. Darah nifas (Lochea)

Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur sisa
ketuban, berikutnya berupa darah dan lendir, setelah satu pekan darah
berangsur-angsur berubah menjadi berwarna kuning kecoklatan lalu lendir
keruh sampai keluar cairan bening di akhir masa nifas. Darah nifas yang
berbau sangat amis atau busuk dapat menjadi salah satu petunjuk adanya
infeksi dalam rahim.

4. Payudara

Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu,


ini menandakan dimulainya proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat
setelah lahir (walaupun ASI belum keluar) dapat mencegah perdarahan dan
merangsang produksi ASI. Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi
kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya akan
anti body, dan protein, sebagian ibu membuangnya karena dianggap kotor,
sebaliknya justru ASI ini sangat bagus untuk bayi.

5. Sistem perkemihan

Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain
khawatir nyeri jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat
penekanan kepala bayi saat proses melahirkan. Namun usahakan tetap kencing
secara teratur, buang rasa takut dan khawatir, karena kandung kencing yang
terlalu penuh dapat menghambat kontraksi rahim yang berakibat terjadi
perdarahan.

6. Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan
menurunnya fungsi usus, sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB
(buang air besar). Terkadang muncul wasir atau ambein pada ibu setelah
melahirkan, ini kemungkinan karena kesalahan cara mengejan saat bersalin
juga karena sembelit berkepanjangan sebelum dan setelah melahirkan. Dengan
memperbanyak asupan serat (buah-sayur) dan senam nifas insyaalloh akan
mengurangi bahkan menghilangkan keluhan ambein ini.

7. Peredaran darah

 Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin
(keeping darah) akan berkurang, ini akan normal kembali setelah 1 minggu.
Tekanan dan jumlah darah ke jantung akan lebih tinggi dan kembali normal
hingga 2 pekan.

8. Penurunan berat badan

Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang


berasal dari bayi, ari-ari, air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi
melalui air kencing sebagai usaha tubuh untuk mengeluarkan timbunan cairan
waktu hamil. Rata-rata ibu kembali ke berat idealnya setelah 6 bulan,
walaupun sebagian besar tetap akan lebih berat daripada sebelumnya.

9. Suhu badan

       Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam
akan kembali normal. Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena
dikhawatirkan sebagai salah satu tanda infeksi atau tanda bahaya lain.

10. Perubahan emosi

Emosi yang berubah-ubah (mudah sedih, khawatir, tiba-tiba bahagia)


disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adanya perubahan hormon,
keletihan ibu, kurangnya perhatian keluarga, kurangnya pengetahuan akan
cara merawat bayi serta konflik dalam rumah tangga. Perubahan ini memiliki
berbagai bentuk dan variasi dan akan berangsur-angsur normal sampai pada
pekan ke 12 setelah melahirkan. Yang perlu diingat, masa nifas bukan berarti
ibu terlepas sama sekali dari nilai-nilai ibadah, dzikir adalah salah satu
ibadah lisan dan hati yang cukup efektif untuk membuat ibu merasa tenang,
sabar dan tegar menjalani masa nifas ini. 

2. PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER SISTEM


REPRODUKSI

Perilaku pencegahan penyakit adalah perilaku dimana klien melakukan


aktivitas ang bertujuan untuk menurunkan resiko terjadinya penyakit (Potter & Perry,
2013). Tujuan progam pencegahan penyakit adalah mempertahankan penyakit yang
optimal dengan ,mencegah terjadinya oenyakit. Beberapa aktivitas keperawatan yamg
mencegah timbulnya penyakit meliputi imunisasi, perawatan prenatal bayi, dan
mencegah penyakit menular seksual (Kozier, 2010) peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit merupakan dua konsep yang berhubungan erat dan pada
pelaksaannya, ada beberapa hal yang saling tumpang tindih satu sama lain.

Kegiatan peningkatan kesehatan membantu klien untuk memelihara ata


memperbaiki tingkat kesehatan mereka saat ini. Aktivitas pencegahan penyakit
bertujuan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan yang bersifat actual
maupun potensial. Kedua jenis kesehatan tersebut berorientasi pada massa yang akan
dating. Perbedaan kedua jenis kegiatan tersebut terdiri dari perbedaan motivasi dan
tujuan. Kegiatan peningkatan kesehatan memberikan motivasi kepada masyarakat
untuk bertindak secara positif, untuk mencapai tujuan berupa tingkat kesehatan yang
lebih stabil. Kegiatan pencegahan penyakit memberi motivasi kepada masyarakat
untuk bertindak secara positif, untuk mencapai tujuan berapa tingkat kesehatan yang
lebih stabil. Kegiatan pencegahan penyakit memberi motivasi kepada masyaarakat
untuk menghindari penurunan tingkat kesehatan atau fungsi.

Hal ini juga diperkuat oleh sebuah jurnal yang dikemukan oleh (Tengland,
2010) bahwa promosi kesehatan terutama berkaitan dengan mempromosikan
kesehatan yang positif, khususnya melalui meningkatkan kesehatan sebagai lawan
mencegah penyakit melalui penghapusan terhadap factor pathogen. Pelayanan
keperawtan yang berorientasi kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
dapat dipahami melalui berbagai aktivitas kesehatan menurut Pender (1993) dalam
Potter & Perry (2005), pencegahan penyakit digolongkan menjadi tiga, yaitu :

a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah pencegahan yang sebenarnya, pencegahan ini
dilakukan sebelum terjadi penyakit dan gangguan fungsi dan diberikan kepada
klien yang sehat secara fisik dan mental

Contoh :

Dilakukan pada orang sehat melalui upaya menghindarkan diri dari kontak
karsinogen dan berbagai faktor risiko, serta melaksanakan pola hidup sehat
untuk menurunkan insidens kanker payudara yang dapat dilakukan dengan
cara :

1. Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi

2. Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama


yang mengandung vitamin C

3. Memperbanyak Aktivitas fisik dan olahraga


b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder berfokus pada individu yang mengalami masalah
kesehatan atau penyakit, dan individu yang berisiko mengalami komplikasi
atau kondisi yang buruk. Pencegahan sekunder terdiri dari teknik skrining dan
pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan cara
menghindari atau menunda akibat yang timbul dari perkembangan penyakit.

Contoh :

Pencegahan ini dapat dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk
terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan deteksi dini.

Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan, diantaranya adalah


dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan skrining melalui
mammografi. SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur.

Kebiasaan ini memudahkan kita untuk menemukan perubahan pada payudara


dari bulan ke bulan. Pemeriksaan optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah
awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara
dalam keadaan lembut dan tidak membengkak sehingga jika ada pembengkakan akan
lebih mudah untuk ditemukan.

c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan ketika terjadi kecacatan atau ketidakmampuan
yang permanen dan tidak dapat disembuhkan. Kegiatan ini ditujukan untuk
melaksanakan tindakan rehabilitasi yang bertujuan membantu klien mencapai
tingkat fungsi setinggi mungkin, sesuai dengan keterbatasan yang ada akibat
penyakit atau kecacatan.
Contoh :

Pencegahan ini dapat ditujukan kepada individu yang telah


positif menderita kanker payudara. Pencegahan tersier bertujuan
untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat dan
memberikan penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara
sesuai dengan stadiumnya untuk mengurangi kecacatan dan
memperpanjang hidup penderita.

Anda mungkin juga menyukai