Anda di halaman 1dari 5

THE EMOTION

“Energy in Motion”

Prolog (pembuka) :

Energi ada karena kami, bersama kami, dan selalu mengiringi kehidupan kami. Hidup
berdampingan bersama, mengiringi setiap hembusan nafas yang kami hirup dan hentakan
kaki yang kami pijakan di bumi.

Monolog 1 (Bayu) :

Namaku Bayu, seorang anak yang mempunyai impian besar tentang perubahan.
Dengan hidup dari mimpi yang membawa harapan, duniaku terasa sangat berwarna. Harapan
dan usaha yang menuntun pada perjalanan. Energi yang datang bersama impian menyatu
dengan alam yang menggerakkan mimpi menuju keberhasilan. Karena perubahan yang akan
terjadi untuk kebaikan bersama dan kemajuan terhadap zaman.

......................................................................................................................................................

Monolog 2 (Bayu):

Hari ini aku ada janji bersama Lengas untuk bermain layangan. Hampir setiap hari
kami menghabiskan waktu bersama, entah itu untuk belajar, bermain, atau hanya sekedar
bersenda gurau bersama.

Namun, sejak tadi pagi aku belum juga melihatnya. Kuputuskan untuk menunggu di
gubuk ini sambil memandang indahnya langit dan hijaunya rumput yang basah karena hujan
kemarin.

Bayu : Dimana Lengas, tidak seperti biasanya dia datang trelambat ?, padahal sudah jam
segini ! Huhf........

Semilir angin membuat Bayu mengantuk, dan ia tertidur

......................................................................................................................................................

Lengas : Bayu, ayo bangun ! katanya kamu ngajak main layangan, ini aku sudah bawain
layangan sama benangnya. Ayo kita main!
Bayu : Lengas toh, kamu tadi darimana aja? Sudah tak tunggu lama di sini

Lengas : Iya maafin deh, aku tadi habis bantu ayah buat nge-check penari langit di bukit timur
tadi !

Bayu : Oh, kalu gitu ayo kita main layangan !

.............................................................

Monolog 3 (Bayu):

Penari langit, begitu kami menyebutnya. Kincir angin raksasa yang sudah menghiasi
langit bukit kami sejak 4 tahun lalu, mereka berputar-putar terhempas oleh
kencangnya angin. Membawa energi bagi penduduk desa sebagai pembangkit lisrik
untuk desa kami.

Bayu : Ayo ngas ! coba pegangin layanganku!!!

Lengas : oke yu, gimana sudah pas enggak ?!!

Bayu : Ok ngas, kalau aku hitung sampai tiga lepas ya! 1..,2..,3..... lepas

Monolog 4 (Bayu):

Layangan kami terbang di angkasa dengan gagahnya, berhembus karena angin yang
menggiringnya dan terbang tinggi menantang awan.

......................................................................................................................................................
.

(Layangan yang diterbangkan Bayu dan Lengas tiba-tiba putus... Mereka mengejarnya)

Lengas : yu, layangannya putus... cepat kita kejar !!!

Bayu : hah... !!!

(Bayu dan Lengas segera mengejar layang-layangnya)

Monolog 5 (Bayu):

Kami berlari mengejar layangan, berlari dan terus berlari. Sampai entah apa yang
terjadi... semuanya menjadi gelap, aku merasa telah jatuh dari langit, ... sangat gelap segelap
malam. Mataku terasa buta, tapi entah mengapa aku masih bisa melihat layangan itu. Dia
masih terbang di atas kepalaku, suara lengas sudah tak dapat kujangkau lagi, hanya layangan
itu yang menemaniku .

Kucoba berlari dan terus berlari mengejar layangan, melewati kegelapan yang ada.
Perjalanan dimulai dalam pelarian, hingga tampak redup kulihat sang penari langit terlihat
dari jauh. Energi yang membawanya bergerak, tentu karena angin, angin yang memberinya
kekuatan, angin yang memberinya energi, angin yang memberinya harapan bagi semua
orang. Sama sepeti namaku, Bayu..., sang pemberi kekuatan bagi penari langit, berlari
secepat angin ketakutan tentang kegelapan

Monolog 6 (Bayu) :

Bak sang penari langit yang terus berputar, ia juga yang membawa energi. Dalam
pelarianku kumelihat titik terang yang semakin jelas membuat kegelapan ini menjadi sedikit
berwarna. Energi yang menghasilkan cahaya bagi kami, listrik yang mengubah keputus asaan
dari kegelapan membawa kami dalam sebuah zaman yang terang berderang. Tentu karena
energi yang membawa perubahan yang lebih berarti, membawa kesejahteraan bagi umat
menusia untuk lebih baik alam menjalani kehidupan.

......................................................................................................................................................

Monolog7 (Bayu):

Memang terasa ada yang berbeda dalam pelarianku selama ini, listrik yang mengubah
kegelapan terasa ada yang berbeda di dalamnya. Aku merasakan ada ketamakan yang
membuatnya berubah, sifat serakah yang dimiliki oleh manusia yang mengubahnya. Cahaya
yang selama ini aku rasakan, terasa amat sangat berbeda. Sinarnya memang sangat terang,
seterang matahari dalamsiang, namun entah apa yang terjadi kegelapan masih saja
disampingku, manusia memanfaatkan energi yang ada secara terus-menerus, secara tamak,
secara serakah, secara boros, dan tidak bijaksana. Kekhawatiran tentang masa depan dalam
kegelapan telah di depan mata, dunia ni gelap kembali karena kecerobohan manusia dalalm
memanfaatkan energi. Masa depan yang gelap bagi umat manusia sudah dekat, listrik akan
habis, energi akan terkuras. Semua akan menjadi gelap kembali, bahkan layangan yang
membawa energi untuk aku berlari, sudah tak tampak lagi dalam keserakahan manusia.

......................................................................................................................................................
Monolog 8 (Bayu):

Hanya impian tentang layangan di pikiran yang membuatku terus berlari, berlari
mengejar harapan yang mungkin hanya kesia-siaan belaka. Impian tentang masa depan yang
lebih baik bagi umat manusia, tentang energi yang terbarukan untuk menjadi solusi dalam
kehidupan. Kucoba terus berlari untuk mencari layangan yang sedari tadi kukejar, mencari
sebuah harapan yang absrak tak terlihat. Energi yang membawaku bergerak, energi yang
menuntunku mengejar impian, karena keyakinan yang ada akan terjadi karena niat yang baik.

......................................................................................................................................................

Brukk.....................................

(Sebuah layangan menabrak muka Bayu yang ternyata sedari tadi tidur pula di gubuk)

Lengas : Hey, udah jam segini masih aja tidur, ayo !!!! katanya kamu ngajk main !

Bayu : hah, (Kaget).... Ini layanganmu Ngas ???

Lengas : Iya, kenapa emang?

Bayu : Bukannya tadi benangnya putus? (Heran)

Lengas : Maksudmu ? wong, diterbangin aja belum, gimana benangnya mau putus ?
Ngomong apa sih kamu! Pasti lagi mimpi ya ?

Bayu : Ya udah ayo main layangan! Keburu sore nih !!

Lrngas : Ayo!!!

(Bayu dan Lengas menerbangkan layangan)...

......................................................................................................................................................

Epilog (Penutup):

Energi ada membawa perubahan, hilang sejenak dalam kehancuran, datang kembali
membawa harapan besar. Zaman yang dalam peraduannya, seakan bertumpu dengan rotasi
bumi. Melawan pikiran manusia yang seakan meremehkan kemampuannya. Dalam
senyuman kecil yang dia perlihatkan kepada kami, manusia dulu hingga sekarang. Menatap
kami dengan mata yang mengetuk setiap hati, kami melihatnya dengan lembut.
Menggantungkan kami pada sebuah harapan yang sangat besar. Untuk kami, dalam setiap
langkah yang kami kerjakan membawa sejuta perubahan untuk membawa energi yang
berkesenambungan dengan beban dan kebutuhan dalam kehidupan, agar ia kekal untuk
kami dan anak cucu kami.

Kebijaksanaan dalam mengolah alam, akan menuntun pada kemajuan besar, sikap
hati-hati, cermat dalam menggunakan energi menjadi modal utama dalam menjaga
kelestariannya. Seperti layangan yang kita terbangkan, yang bergerak karena energi dan
dikejar karena impian, energi akan tetap ada karena impian besar yang kita miliki.

.........................................................THE END...................................................

Anda mungkin juga menyukai