Relasi biner:
• Gajah Mada berelasi dengan Hayam Wuruk dalam relasi “patuh kepada”, dan dinyatakan
sebagai tupel < Gajah Mada, Hayam Wuruk>
• Sebaliknya, relasi “memberi perintah kepada” dinyatakan sebagai tupel < Hayam Wuruk,
Gajah Mada>
• Objek “mahkota” berelasi dengan Hayam Wuruk dengan relasi “di atas kepala”,
dinyatakan sebagai tupel <mahkota, Hayam Wuruk>.
Relasi uner
• Relasi “orang”, “raja”, “mahapatih”, “berkilau” adalah relasi uner (disebut juga
sifat/properti).
• Karena Hayam Wuruk dan Gajah Mada adalah orang, maka relasi uner “orang”
dinyatakan dalam tupel <Hayam Wuruk>, <Gajah Mada> .
• Demikian pula relasi “raja” dinyatakan sebagai <Hayam Wuruk>, “mahapatih”
sebagai <Gajah Mada>, “berkilau” sebagai <mahkota>.
• Relasi “kaki kiri” adalah sebuah fungsi, karena merujuk kepada objek spesifik yang
berbeda untuk input yang berbeda.
• <Hayam Wuruk>: kaki kiri dari Hayam Wuruk
• <Gajah Mada>: kaki kiri dari Gajah Mada
• Kaki kiri Hayam Wuruk ≠ kaki kiri Gajah Mada
teks biru: relasi uner berkilau
teks merah: relasi biner
di atas
kepala
orang orang
memberi
perintah
kepada
kaki kiri kaki kiri
Gajah Mada Hayam Wuruk
Simbol-simbol
Simbol pada LOP dinyatakan dalam kata yang diawali huruf besar. Jika terdiri dari
beberapa kata, maka semua kata disambung dan setiap kata diawali huruf kapital.
• Simbol konstanta: untuk objek.
• Contoh: HayamWuruk, GajahMada, Mahkota.
• Simbol predikat: untuk relasi.
• Contoh: Perintah, Patuh, DiKepala
• Simbol fungsi: untuk fungsi.
• Contoh: KakiKiri
Interpretasi simbol
• Simbol-simbol tersebut merujuk kepada suatu objek, relasi, ataupun fungsi.
• Timbul pertanyaan: objek, relasi, ataupun fungsi manakah yang dirujuk oleh simbol-
simbol tersebut?
• Oleh karena itu, setiap simbol harus memiliki interpretasi.
• Interpretasi adalah bentuk spesifik dari objek, predikat, atau fungsi yang dirujuk oleh
simbol terkait. Contoh:
• Simbol “HayamWuruk” merujuk pada objek “Hayam Wuruk”,
• “GajahMada” merujuk pada objek “Gajah Mada”,
• “Mahkota” merujuk pada objek “mahkota”,
• “Perintah” merujuk pada relasi “memberi perintah kepada”,
• “Patuh” merujuk pada relasi “patuh kepada”.
• “DiKepala” merujuk pada relasi “di atas kepala”
• Seringkali nama konstanta lebih singkat dari objek yang dirujuk. Misalnya ”Newton”
untuk merujuk “Isaac Newton”, “Indonesia” untuk merujuk objek “Republik Indonesia”.
Term
• Term adalah ekspresi logikal yang merujuk kepada sebuah objek.
• Salah satu contoh term adalah simbol konstanta untuk objek orang (HayamWuruk,
GajahMada)
• Lain halnya dengan objek orang, objek “kaki kiri” tidak ada nama spesifik (tidak ada
orang memberi nama untuk kaki kirinya).
• Objek-objek yang lazimnya tidak memiliki nama spesifik tersebut tidak dinyatakan dalam
simbol objek, namun dinyatakan dalam simbol fungsi (contoh: simbol fungsi “KakiKiri”).
• Dalam hal ini, objek spesifik yang dirujuk dinyatakan dalam bentuk term majemuk.
• Term majemuk terdiri dari simbol fungsi diikuti argumen yang diapit tanda kurung.
Contoh: KakiKiri(HayamWuruk) adalah term yang merujuk kepada kaki kiri dari Hayam
Wuruk.
Hayam Wuruk
• Term sederhana: “HayamWuruk” merujuk ke
fungsi
argumen
• Term majemuk “KakiKiri(HayamWuruk)”
merujuk ke
Kalimat atomik
• Kalimat atomik terdiri dari simbol predikat diikuti satu atau beberapa term yang
diapit tanda kurung. Contoh:
• Patuh(GajahMada, HayamWuruk)
• Perintah(HayamWuruk, GajahMada)
• Raja(HayamWuruk)
• Mahapatih(GajahMada)
• Kalimat atomik bernilai benar jika relasi yang direpresentasikan pada simbol
predikat berlaku pada objek yang dirujuk oleh argumen.
• Nilai kebenaran bergantung kepada fakta yang mendasari model
Kalimat majemuk
• Kalimat majemuk dibentuk dari beberapa kalimat atomik yang dihubungkan
dengan penghubung logikal (logical connectives).
• Contoh:
• ~DiAtas(Mahkota, GajahMada) ∧ DiAtas(Mahkota,HayamWuruk)
• KakiKiri(HayamWuruk) → ~KakiKiri(GajahMada)
Pembilang (quantifier)
1. Pembilangan universal (simbol: ∀)
Contoh:
• Kalimat “Semua raja adalah orang”, ekivalen dengan “Untuk semua 𝑥, jika 𝑥
adalah raja, maka 𝑥 adalah orang”.
• Secara LOP ditulis sebagai:
∀𝑥 Raja(𝑥) → Orang(𝑥)
2. Pembilangan eksistensial (simbol: ∃)
Pembilangan eksistensial memungkinkan pembentukan kalimat yang melibatkan
beberapa objek tanpa harus menyebutkannya satu per satu.
Contoh:
• Terdapat sebuah mahkota di atas kepala Hayam Wuruk, yang ekivalen dengan
“Terdapat 𝑥 di mana 𝑥 adalah mahkota dan 𝑥 berada di atas kepala Hayam
Wuruk”.
• Secara LOP ditulis sebagai:
∃𝑥 Mahkota(𝑥) ∧ DiKepala(𝑥, HayamWuruk).
Hubungan antara ∀ dan ∃