Anda di halaman 1dari 30

Frasa (

) di definisikan ebagai gabungan dari dua kata atau


lebih yang bersifat ghairu isnadi[(non prediktif). Artinya ,salah satu di
antara dua kata atau lebih tersebut tidak ada yagn menduduki fungsi
nya sebagai musnad(predikat).1 Melainkan penggabungan dua kata
atau lebih tersebut menjadi satu kesatuan makna dan dapat menjadi
salah satu unsure posisi atau fungsi sintaktis dalam sebuah klausa(
)(.

1. Istiah frasa dalam bahasa Arab tidak lah di temukan ,karena


memang kata frasa itu sendiri bukanlah berasal dari bahasa
Arab. Akan tetapi,tidak ada nya istilah tersebut bukan berarti
tidak ada konsep frasa dalam bahsa Arab seperti lain nya. Dalam
ilmu gramatika bahasa Arab ada istilah Murakkab yang di
definisikan sebagai ma turuqqiba min kalimataini fa aktsara,.
Murakkab ini banyak macamnya ,ada Murakkab
idhafi,isnadi,bayani,dan lain-lain. Dari sekian banyak Murakkab
,murakkab isnadi di sebut juga denganjumlah. Murakkab ini
setara dengan klausa. Sedangkan murakkab yang lainnya
tergolong atau setara dengan kategori frasa (murakkab ghairu
isnadi).
1.Frasa idhafi
2.Frasa jarri
3.Frasa nati
4.Frasa badali
5.Frasa taukidi
6.Frasa musyari
7.Frasa munadi
8.Frasa tamyizi
9.Frasa mazji
10. Frasa fili

11. Frasa maushulli


1. Frasa idhafi(



)

Yaitu menggabungkan suatu kata benda dengan kata
benda lain untuk memperoleh suatu makna. Kata
pertama disebut mudhaf,sedangkan kata yang kedua
(yaitu mengikuti) disebut mudhaf ilaih.

Kosakata:

: Pembantu
: sandal


: Zaid (: payung

: aula (auditorium)



: cincin

: laboratorium
brosur
: besi

: daging


: formulir

: ilmu

:bintang-bintang
:piring

: organisasi
(:pengajaran

:

perak
:gelang

:kaca

: kambing
:prestasi
:kepala

:dewan
:
kemeja

mahasiswa

(:tahun

(: Universitas : para

Contoh dalam pemfrasaan pola idhafi. Misalnya:




:Dewan

pembantu Zaid
:


Mahasiswa
: cincin besi



akademik



: rector universitas
laboratorium kampus

:
daging kambing

perbintangan

:ilmu

:Tahun

Apabila mudhaf berupa kata bentuk tatsniyah atau


jamak mudzakkar maka nun ( (pada kata tersebut di
hilangkan. Misalnya :
:para pembantu Zaid

:dua mobilku

(: umat muslim Mekah


orangtuaku

: kedua

: dua buku kalian (dua

: dua ekor kuda Ali


orang)

Selanjutnya, dilihat dari aspek tujuan


penggabungan ini ,idhafah dapat dikatergorikan
menjadi dua macam,yaitu idhafah manawiyah dan
idhafah lafzhiyah, idhafah manawiyah adalah idhafah
yang adanya penggabungan tersebut dimaksudkan
untuk men-tarif atau menspesifikasikan mudhaf.
Sedang idhafah lafzhiyah adalah idhafah yang
penggabungannya tidak dimaksudkan demikian,namun
tujuan nya hanya sekedar memperingan dalam hal
ucapan (lafzh) saja. Yaitu dengan adanya peniadaan
tanwin atau nun pada jamak mudzakkar dan
tatsniyah.2
Suatu idhafah lafzhiyah dapat dikatakan idhafah
lafzhiyah adalah apabila menyandarkan kata bentuk
(musyaq) fail,maful, dan atau bentuk sifat
musyabbihat terhadap (mudhaf ilaih) orang atau
sesuatu yang menjadi pealku atau yang menjadi objek
berkenaan. Misalnya :

: pencari ilmu





: penyelamat yang teraniaya

: para pencari Tuhan

: yang dikebiri haknya

: yang paham hal-hal ghaib

: yang bagus perangainya

Bagi idhafah lafzhiyah dilihat dari aspek makna


yang di timbulkan dari penggabungan tersebut di
antaranya dapat dikelompokkan menjadi lima macam,
yaitu sebagai berikut.


a.Al-idhafah Al-lamiyah (


)

Yaitu Idhafah yang menyatakan makna milik atau
kepunyaan.Dengan catatan, mudhaf haruslah berupa
kata benda indefinit() dan mudhaf ilaih berupa
orang atau yang diorangkan. Mudhaf ilaih dapat berupa
nomina atau pronominal. Contoh :

:pembantu Zaid


guru(pr)


:tasnya pak guru(lk)

:buku-buku bapak kalian



:kudanya paman ali

:rumahnya

:mobilku

:kekasih teman Marwan


:kamarku

Dalam frasa idhafah ini ada kata yang memiliki


aturn khusus yaitu kata (saudara laki-laki), (mulut),

( kemaluan),(pemilik),(bapak),dan (saudara
perempuan). Enam kata tersebut dalam pe-mudhafannya pada posisi atau fungsi marfu ditandai
wawu,manshub dengan alif dan pada posisi atau fungsi
majrur ditandai dengan ya. Misalnya:

:bapaknya Zaid
: saudaranya Zulfah

:mobil bapaknya Qosim

: pemilik mobil
: kemaluannya Zulaikha

: mulut Ali
: mulutnya


: pemilik sepeda motor


b.Al-idhafah Al-bayaniyah(


)
Yaitu idhafah yang menyatakan penjelasan,dalam
artian mudhaf ilaih menjelaskan jenis atau bahan dari
mudhaf. Dengan catatan,mudhaf ilaih merupakan
bagian atau jenis dari mudhaf. Seperti:

: pintu jati

: cincin besi


: piring kaca
: sepatu kaca


c.Al-idhafah Zharfiyah (



)
Yaitu frasa idhafah yang menyatakan dimensi ruang
atau waktu. Dengan catatan, mudhaf ilaih merupakan
kata yang menunjukkan zharf (
) dimensi atau
ukuran ruang (makan) atau waktu (zaman). Misalnya :


:teman sekolah
sekolah

:kepala

:penduduk madinah



:pasar malam

:perengkapan dapur


:peraturan kampus


d.Al-Idhafah Al-Adadiyah(

)


Yaitu idhafah yang menyatakan jumlah/bilangan benda.
Dengan catatan, mudhaf harus berupa kata bilangan
,sedangkan mudhaf ilaih berupa sesuatu benda yang di
hitung dan bilangan mudzakkar, sedangkan apabila
mudhaf ilaih berupa kata mudzakkar maka mudhaf

harus memakai bilangan muannats. Namun perlu


diingat, idhafah ini berlaku hanya beberapa bilangan
saja. Contoh:

:tiga pena

:empat buku
(
orang

:lima metode,cara

:lima mobil




:enam perawan,gadis

:seribu


e.Al-idhafah Tafdhiliyah(


)

Idhafah yang menyatakan sifat sesuatu yang ter- atau
paling (



) . Dengan demikian, unsur mudhaf

harus berupa kata sifat bentuk tafdhil, sedangkan
mudhaf kata kebendaan.
: sebaik-baik manusia

: ilmu paling istimewa

: siswa terpandai

: gadis tercantik

: derajat tertinggi

: masalah-masalah terpenting

: kebanyakan orang
: anak paling disayang
: yang termulia di antara kalian
: shalat paling istimewa
: yang terbaik di antara kalian
: keyakinan terendah

2.

Frasa jarri (



)

Yaitu gabungan dari preposisi (al-jarr) dengan kata sifat


atau kata kebendaan. Preposisi ini di sebut dengan ajarr, karena memiliki pengaruh men-jer-kan kata
setelahnya, sedang kata yang di lekati disebut almajrur. Bentuk kata dari preposisi ini telah di kenalkan
di awal, silakan dilihat kembali.

Sesuai fungsi penggunaannya,preposisi dapat


dibedakan menjadi dua kelompok , yaitu:
a. Dapat diletakkan di depan kata zharir dan dhamir
(pronominal)
b. Hanya dapat dileltakkan di depan kata zharir saja.

kata kebendaan selain dhamir


Kata zharir adalah

(kata ganti). Seperti shifat,maushul,isyarah, dan lainlain. Pronominal apabila di gabungkan dengan
preposisi maka pronominal tersebut menggunakan
pronominal muttashil, yaitu bentuka nya sama
seperti ketika pronominal menjadi mudhaf ilaih.
a. Preposisi yang dapat digabungkan atau diletakkan
di depan kata zharir dan dhamir (pronominal),

,,,,,,,,,.
Contoh:




:ke
pasar



atas meja

:dari air

:punya Zulaiha

(dalam)
rumah

:di

:di

:dengan pena
selain fatimah:


:selain masyarakat


:selain hakim

:dari sekolah

:darimu,dari mereka

:padamu,padanya

-

-

:bagi mereka,baginya

:dalam dirinya,dalam dirimu

:dengan mereka(2),denganmu

:darimu,dari mereka

:miliknya,milikmu

:selain kamu,selain ia(2)

:selain mereka(pr),selain kamu

-
:kecuali ia(2),kecuali kamu

Kata preposisi
apabila tersambung
dan

dengan pronominal orang kesatu tungga maka di
antara preposisi dan pronominal disisipi huruf nun().
Nun ini disebut nun wiqayah,sedangkan untuk preposisi dan keduanya
tidak perlu disisipinya. Misalnya : (dariku), (dariku). Untuk
preposisi apabila tersambung dengan pronominal (dhamir) maka
harakat kasrah-nya diganti fathah. Contoh:

b. Preposisi yang hanya dapat di frasakan/diletakkan di depan kata


zharir saja, yaitu
-

:sedikit lelaki terhormat

:semenjak dua hari

:sejak hari ini

:sampai kepalanya

:seperti rembulan (purnama)

Kata sumpah () ,kata yang menyatakan persumpahan.


:demi Allah

:demi sang pengasih

3.

:demi Allah

: demi Allah

: demi sang penyayang

Frasa Nati ()

Yaitu gabungan kata benda (nomina) dan kata sifat. Fungsi kata sifat
ini menyifati terhadap kata kebendaan tersebut. Kata yang pertama di
sebut (yang disifati), sedangkan kata yang kedua di sebut naat
(yang menyifati). Sebuah naat haruslah menyesesuaikan atau
menyerasikan terhadap manut-nya dalam a) Irabn-nya, b)
mudzakkar-muannats-nya, serta c) mufrad-tatsniyah-jamak-nya.

Kata shifat yang digunakan untuk menyifati tersebut bisa berupa kata
bentuk fail,maful,musyabbihat,dan nisbat. Beberapa kosakata yang
termasuk kata shifat,antara lain:

:malas

:ceroboh,lalai

:dingin

: periang

:optimis

:jujur

:jahat

:penakut



:kejam

:rajin

:cerdas

:lemah

:basah

:optimis

:pemalu

:aneh

:pelit

:rakus

Perhatikan contoh pemfrasaan nati berikut:


:anak pemalas

((

:pria aneh

:murid nakal

:surat kilat

:kain basah

:gadis sopan

((

:gadis cantik
:pelayanan publik

:air jernih

:anak rajin

:pohon tinggi

:manusia rakus

:air dingin

(:hak asasi
manusia

:kontrak sosial

(:bencana alam

:kitab-kitab kuning

:nama-nama terbaik

:solusi praktis
:acara resmi

Sebagaimana ketentuan nya bahwa naat itu haruslah mengikuti


atau serasi dengan manut nya dari aspek muannats-mudzakkar.
Maka,apabila maushuf-nya berupa muannats (feminim) untuk me
muannats-kan adjektif (kata sifat) digunakan ta marbuthah ().
Akan tetapi, bagi kata sifat khusus bagi muannats tidak perlu
ditambahkan ta tanis. Contoh:
:akhlak terpuji
- -

- (
- (

:remaja baik

:wanita cantik

:wanita-wanita cantik
:anak yang sedang nifas

Naat ini dapat saja lebih dari satu,bisa dua,tiga,empat dan


seterusnya, baik menggunakan kata penghubung athaf ( (ataupun
tidak. Contoh:

: Allah yang maha kuasa nan benar

: Allah yang mahamulia lagi bijaksana

: keadilan yang sempurna nan menyeluruh

: lelaki ganteng nan pintar

Selain itu ,frasa nati juga digunakan untuk menunjukkan urutan


atau tingkatan sesuatu,dengan catatan manut berupa unsur kata benda
atau yang di bendakan , sedangkan naat-nya berupa bilangan
bertingkat. Contoh:

: pelajaran kelima( (

: lelaki ketiga

: rumah kedua

: pukul enam
: juara empat

: anak kelima

( (

: jam delapan

( (

: istri kedua

4.Frasa Badali()
Yaitu menggabungkan suatu kata kepada kata lain, yang mana kata
tersebut fungsinya untuk memperjelas maksud kata sebelumnya agar
tidak terjadi salah pengertian, serta di antara kedua kata atau lebih
tersebut memiliki esensi yang sama. Kata pertama disebut mubdal
minhu. Sedangkan kata kedua disebut badal. Hukum badal dalam
irab mengikuti sesuai dengan mubdal minhu-nya.

Kosakata

: Tuhan

: saudara (lk)

: kekasih

: ibu

: teman

: kakek

: suami

: bapak

: saudara (pr)

Contoh:
: Ya Allah Tuhan kami maafkanlah dosa-dosa kami

: Zaid saudaramu (berada) di pasar

5.

: Hindun kekasihmu sedang membaca majalah

Frasa Taukidi()

Yaitu gabungan dua kata yang mana kata kedua berfungsi


mengukuhkan, mempertegas kata sebelumnya. Kata pertama disebut
muakkad,sedangkan kata kedua disebut taukid,irab taukid mengikuti
muakkad-nya.

Kosakata

: masyarakat : proposal

: seminar

: dosen

: referensi

: umat

: alumni

: kantin

: pemain

: makalah
kertas

: guru

Secara aspek model pengukuhannyam, taukid dibedakan


menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:

a.Taukid Lafzhi
Yaitu pengukuhan dengan cara mengulangi kata yang di kukuhkan itu
sendiri,baik kata atau kalimat perkalimat. Contoh:

: Zaid (Zaid) telah berdiri


: Pukul!! Pukul!!

: Berdirilah Kamu!

: Pergilah kamu sekalian!

b.Taukid Manawi
Yaitu pengukuhan dengan cara mengunakan kata-kata taukid berut ini.

: diri

: segala/semua/seluruh

: diri

: semuanya

: kedua (lk)

(: umumnya

: kedua (pr)
Semua kata takid digunakan untuk mengukuhkan maka harus
digabungkan dengan dhamir (pronomina) serta harus disesuaikan
dengan kata yang dikukuhkan tersebut. Aturan penggunaannya adaah
sebagai berikut.
1. Kata
dan untuk mengukuhkan kata bentuk mufrad dan
apabila digunakan mengukuhkan kata jamak atau bentuk jamak
maka bentuknya menjadi bentuk


2. Kata ( mudzakkar) dan ( muannats) untuk mengukuhkan
kata dua kebendaan.
3. Kata (, ,untu mengukuhkan kata jamak atau bentuk
jamak.
Contoh:

: Hindun sendiri

: kedua pemain

: Segenap Dosen

: manusia
seutuhnya

6.Frasa Musyari()
Yaitu gabungan dar kata dengan kata benda atau nomina. Gabungan
ini fungsinya untuk menentukan atau membatasi benda yang
dibicarakan. Kata yang di pergunakan untuk menunjuk disebut ata
tunjuk (
) ,sedangkan kata benda dinamakan musyar ilaih, apabia
kata kebendaan seteahnya bukan berupa frasa idhafi harus disertai Al (
). Kata tunjuk ini tidak mempengaruhi Irab daripada musyar
ilaih,namun irab-nya musyar ilaih ini tergantung daripada posisi atau
fungsi frasa tersebut.

Kosakata
(: kamar

: ujian,tes (, (: bonus

: kelas

: meja

: tanda tangan

: rokok

: kwitansi

,: parfum

: tugas

: permen

: teman

: korek

(: dokumen

: arsip

Contoh :

: perempuan ini (

: dokumen itu

: buku ini
: temanmu itu

: kelas itu

: masyarakat ini

7.Frasa Munadi ()
Yaitu gabungan dari kata pemanggil/sapaan ( )( dengan nama
orang atau sesuatu yang disapa () (. Ketentuan Irab munada
tergantung dari bentuk kata yang dijadikan munada dengan perincian
sebagai berikut.
a. Munada mufrad alam (nama),yaitu yang disapa berupa
nama benda mufrad. Yang dimaksud mufrad di sini adaah
sebuah nama yang tidak tersusun dari frasa idhafi atau
yang menyerupainya, walaupun kata-katanya berbentuk
model tatsniyah atau jamak. Seperti contoh:

: wahai Muhammad

: hai Zulaikha

: wahai kaum muda



: wahai dua Fatimah
b. Munada nakirah masqudah, yaitu munada-nya berupa kata
indefinit, namun sudah dimaksud spesifikasinya dengan
adanya penggunaan perangkat nida tersebut. Contoh:
: wahai lelaki! : wahai muslimin !
: wahai murid! : hai dua muslim !
: hai muslim! : wahai musimat !
Kedua munada mufrad alam dan nakirah
maqhudah di-tasykil akhir katanya dengan dhammah tanpa
tanwin atau dengan alif dan nun apabila bentuk tatsniyah,
dan dengan wawu dan nun apabia bentuk jamak
mudzakkar.

c. Munada nakirah ghairu makshudah, yaitu frasa munadi


yang munada-nya berupa kata indefinit dan tidak
dimaksudkan spesifikasinya dengan pembentukan frasa
tersebut. Munada ini di-tasykil manshub akhir katanya.
Contoh:
: wahai pekerja !
: wahai musafir !
: wahai pembantu !
d. Munada frasa idhafi, yaitu frasa munadi yang munada-nya
berupa frasa idhafi. Kata yang menjadi munada dimansub-kan. Contoh:
: wahai Rasulullah
: wahai penuntut ilmu
: wahai pembantu Zaid

: wahai keturunan Adam
Munada idhafi yang mudhaf ilaih-nya berupa
pronominal rang pertama tunggal ( )sebagai contoh
frasa ada lima model penggunaan yang di
perbolehkan, yaitu sebagai berikut.

: wahai kekasihku

: wahai kekasihku

: wahai kekasihku

: wahai kekasihku

: wahai kekasihku
e. Munada syibhul mudhaf,yaitu munada yang kesempurnaan
maknanya membutuhkan kata-kata yang lain,baik yang
marfu,manshub,maupun yang majrur. Munada ini
ketentuannya manshub. Contoh:
: hai yang elokwajahnya
: wahai pendaki gunung

:wahai sang pengasih bagi hamba
Perlu di cermati di sini, apabila munada-nya
terdapat Al ()maka harus di tambahkan atau untuk

maskuin dan di tambahkan atau apabila feminism.


Perhatikan dalam contoh berikut.
: hai lelaki : wahai wanita
: wahai lelaki

: hai orang-orang yang beriman
: hai perempuan
tetap menggunakan
Akan tetapi, untuk lafal
atau seringkali menggunakan ( mim bertasydid di
akhir kata). Boleh juga kata sapaan ( )( dihilangkan,
hal ini apabila sudah dimaklumi maksudnya, sebagaimana
kkata ;wahai Tuhan kami.
8.Frasa Tamyizi ()
Yaitu gabungan dari dua kata atau lebih yang tujuannya
menjelaskan kesamaran kebendaan termaksud dari kata pertama
yang berupa kata mubham (samar,beum jelas). Kata pertama yang
mubham dinamakan mumayyaz, sedangkan kata yang kedua
dinamakan tamyiz.

Secara mudah pa tamyizi ini azimnya digunakan untuk


menggabungkan dua kata atau lebih yang menyatakan jumah atau
bilangan kebendaan. Jumlah kebendaan dimaksud di sini adalah
jumlah,baik daam bentuk hitungan, ukuran, takaran, atau yang
semisalnya. Dengan perkataan lain, pola ini di gunakan untuk
menyatakan:

a. Pembilangan kebendaan,tetapi berlaku muai hitungan 11 ke


atas.
b. Jumlah kebendaan yang tidak dapat dihitung, dalam
penghitungannya berdasarkandengan ukuran, timbangan takaran,
dan atau yang semisalnya.
Dengan demikian, kebendaan tersebut sebagai sesuatu yang
dihitung, sedangkan jumlah atau hitungannya menggunakan
bilangan, ukuran, timbangan, takaran, dan atau yang semisalnya.
Kosakata
15 :

: seikat

: sekelompok

: ton

: sesuap

: selintas

: sesendok

: seutas

(
:selembar

: seceguk
: secuil
: liter

: sekelumit
: seteguk

: seberat pohon

Contoh frasa tamyizi.

11 : pena

23 : piring

20 : buku

25 : sendok

55 : mangkok

: sebidang tanah

: segentong cuka

: sebutir biji madu

: buku sepenuh rak

: sebungkus mentega

: seberat proton kebaikan

: tali sepanjang tanganmu

: tanah sepanjang pandangan

: sesuap nasi

: seton beras

: seliter air

: secawuk air

: segelas gandum

Ketentuan:
a.Antara tamyiz dan mumayyaz-nyamengirakan makna preposisi
min (),sehingga antara mumayyaz dengan tamyiz-nya boleh
dipisah dengan preposisi min.
b.Bagi tamyiz yang mumayyaz-nya bukan berupa frasa boleh juga
di-majrur-kan sebagai mudhaf ilaih.

Frasa Tamyizi

Dengan Preposisi/idhafi

/
/

/

( /(

Makna
23 piring
Seberat proton
kebaikan
Secawuk air
Segelas mentega
Segentong cuka
Tanah sejauh
pandangan
Sepotong makanan

9.Frasa Mazji ()
Adalah penggabungan dua kata dijadikan suatu satuan kata, dalam
bahsa Indonesia frasa ini setara dengan kata majemuk. Kata
pertama dari frasa ini di-mabni-kan (paten) atas harakat fathah.
Kemudian apabila kata kedua frasa mazji ini merupakan nama
kebendaan maka di-irab sebagai ghairu munsharif. Sedangkan
untuk seainnya di-mabni-kan sama seperti kata yang awal, yaitu
mabni fathah. Cermati contoh ini:

: Hadramaut

: Syadra Madzar

: Bethlehem

: Balabak

Selain contoh di atas, dalam kasus susunan numeralia(bilangan),


baik numeralia nomor numeralia tingkatan, dari hitungan 11
sampai 19 termasuk dalam kategori frasa mazjiyah.
( : sebelas

( : ke-11

: dua belas : ke-16


: tiga belas
(
Dan seterusnya.

: ke-19

10.

Frasa Maushuli()

Kata al-maushul adalah kata yang wajib memiliki shillah ketika


digunakan dalam kalimat, untuk itu frasa maushuly dimaksud
disini adalah gabungan antara kata maushul dengan shillah-nya.
Shillah dari kata maushul haruslah berupa klausa(jumlah). Oleh
karena itu, dinamakan kata ganti penghubung (al-maushul).
Fungsi shillah-nya adalah menerangkan suatu yang dimaksud oleh
a-maushul.

Beberapa fiil (kata kerja)


: percaya

: sukses

: menemani

: belajar

: memasak

: memakai

: haid

: merokok

: melamun

: melamar

: menyayangi

: mengantar

Perhatikan contoh frasa maushully berikut.

: wanita-wanita yang lagi


: orang-orang yang beriman

: dua orang(pr) yang tengah masak


: sesuatu yang tidak kau lihat

: orang yang sedang melamun di depan pintu

: dua orang yang tidak memakai baju

: orang yang sedang merokok

: sesuatu yang kau pelajari

11.

Frasa Verba( )

Yaitu gabungan dari fiil (verba) dengan kata keterangan. Kata


keterangan yang dimaksud adaah kata yang digabungkan dengan
fiil sebagaimana telah disebutkan di awal, dengan rincian sebagai
berikut.
a. Kata yang dapat memberikan keterangan pada fiil madhi
,.
adalah :,
Contoh :

: tidak berdiri
: telah hadir/tiba
: tidak menjelaskan


: tidak belajar
b. Kata yang dapat memberikan keterangan pada fiil
,,,,,,.
mudhari adalah: ,,,
Misalnya:

: tidak menjelaskan : tidak ada
: tidak menulis
: jangan melihat
c. Kata yang dapat memberikan keterangan pada fiil amar,
yaitu hanya dua nun taukid, nun tsakilah, dan nun taukid
khafifah. Nun taukid tsakilah adalah nun berharakat,
sedangkan nun taukid khafifah adalah nun taskun. Contoh:
: lihatlah!
: kerjakanlah!

Anda mungkin juga menyukai