Anda di halaman 1dari 10

Paper Mata Kuliah Kewirausahaan

Kreativitas Dan Ide Bisnis, Serta Inside The Enterprenurial Mind


dan Dari Ide Menjadi Kenyataan.

Oleh Kelompok V:
1. Adhi Risya Heryuananto (023001918024)
2. Ali Iqbal (023001908029)
3. Fitrahayda (023001908038)
4. Khoirul Anam (023001908028)

1. Pokok Bahasan
a. Sumber-Sumber Ide Baru
b. Metode Untuk Menghasilkan Ide-Ide
c. Pemecahan Masalah Secara Kreatif
d. Perencanaan Produk dan Development Process
e. E-commerce and Bussiness Start-Up and Growth
2. Sumber-Sumber Ide Baru
a. Consumers
Entrepreneur potensial harus memperhatikan konsumen potensialnya secara
terus menerus. Hal ini dapat dilakukan melalui survey informal maupun formal,
sehigga konsumen dapat mengekspresikan opini mereka. Hal yang harus
diperhatikan adalah pastikan bahwa ide yang muncul dapat mewakili pangsa
pasar yang cukup besar.
b. Existing Companies
Entrepreneur potensial harus dapat menemukan dan menggunakan metode yang
formal untuk kegiatan monitoring and evaluating terrhadap produk dan pelayanan
yang sudah ada di pasaran. Kegiatan ini dapat merangsang dan membantu
munculnya ide-ide baru sebagai bentuk perbaikan dan pengembangan produk
dan pelayanan yang sudah ada.
c. Distribution Channels
Anggota dari distribution channel suatu bidang usaha merupakan salah satu
bagian dari usaha yang familiar dan mengerti tentang apa yang dibutuhkan oleh
konsumen. Oleh karena itu, kerap kali anggota atau bagian dari distribution
channel menyampaikan informasi mengenai kebutuhan konsuen tersebut
sebagai suatu masukan atau saran. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber
dan inspirasi untuk menciptakan ide baru, yang tentunya lebih memperhatikan
kebutuhan konsumen.
d. Federal Government
Database yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dapat
memberikan informasi ragam hak paten dan jenis usaha yang telah ada di
pasaran. Database ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber munculnya ide baru
dengan melihat celah potensial yang dapat dikembangkan dari usaha-usaha
yang sudah ada.
e. Research and Development
Seorang pengusaha atau entrepreneur biasanya mendapatkan ide baru melalui
kegiatan riset dan pengembangan yang dilakukannya. Melalui kegiatan riset
dapat diketahui apa kebutuhan dan keinginan pasar. Hasil riset tersebut dapat
memberikan inspirasi dalam menciptakan ide baru.

3. Metode Untuk Menghasilkan Ide-Ide


a. Focus Groups
Focus group melibatkan moderator untuk memimpin suatu kelompok diskusi
terbuka secara mendalam, tidak hanya sekedar mengajukan pertanyaan terkait
topik. Moderator memfokuskan pembahasan di seputar ide baru, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Peserta focus group dirangsang untuk
mencetuskan ide baru melalui komentar anggota kelompok yang lain. focus
group juga merupakan metode yang baik untuk screening ide awal dan gagasan.
b. Brainstorming
Brainstorming memungkinkan untuk merangsang seseorang untuk memiliki
kreativitas yang lebih besar dengan berpartisipasi dalam latihan kelompok yang
terorganisir. Terdapat 4 peraturan dalam melakukan brainstorming, yaitu:
1) tidak diperbolehkan adanya kritik dari siapapun anggota kelompok;
2) dianjurkan untuk ‘freewheeling’ – semakin ‘liar’ idenya atau semakin kreatif
ide adalah semakin baik;
3) kuantitas ide diperlukan – semakin banyak jumlah ide yang muncul, semakin
besar juga kemungkinan munculnya ide yang sesuai;
4) dituntut adanya kombinasi dan peningkatan/perbaikan ide-ide dari seseorang
masih dapat dikembangkan lagi sebagai inspirasi dalam memunculkan ide
baru.
c. Brainwriting
Cara lain dari mencari ide atau memecahkan masalah bersama adalah dengan
brainwriting. Brainwriting adalah pengembangan dari brainstorming, merupakan
teknik mencari ide dalam grup secara tertulis. Caranya, pertama pemimpin grup
mempresentasikan masalah yang dicari ide pemecahannya. Kemudian semua
anggota grup diberi kertas dan dipersilakan menulis idenya di kertas tersebut.
Setelah itu, semua kertas dikumpulkan, ide yang masuk dibacakan, didaftar, dan
didiskusikan bersama.
Kelemahan dari sesi brainstorming adalah, jika ada satu orang yang
mendominasi di grup, dan memaksakan pendapatnya. Di sisi lain, ada juga orang
yang sungkan atau malu untuk menyampaikan pendapatnya. Akibatnya, proses
penyampaian pendapat yang diharapkan dalam sesi brainstorming tidak tepat
sasaran karena tidak semua anggota tim berpartisipasi aktif.
Kelebihan brainwriting yaitu anggota grup memiliki waktu lebih banyak untuk
berpikir sendiri, terhindar dari suasana kisruh karena berebut menyampaikan
pendapat atau memaksakan pendapat, dan anggota grup yang pemalu atau
kurang percaya diri dalam berbicara bisa menyampaikan pendapatnya.
d. Problem Inventory Analysis
Problem inventory analysis menggunakan individu dengan cara yang hamper
sama dengan focus group, namun bukan untuk menghasilkan ide-ide baru.
Konsumen diberikan daftar masalah untuk kategori produk umum. Mereka
kemudian diminta untuk mengidentifikasi produk yang memiliki permasalahan
tersebut. Hal ini kerap kali memudahkan untuk mengetahui permasalahan yang
terjadi pada produk yang sudah ada, sehingga memungkinka untuk
memunculkan ide-ide baru. Problem inventory analysis harus digunakan
terutama untuk mengidentifikasikan hasil ide-ide untuk pengembangan lebih
lanjut. Hasil dari problem inventory analysis harus dievaluasi dengan cermat dan
hati-hati, karena hasi tersebut mungkin saja tidak benar-benar mencerminkan
kesempatan bisnis baru
4. Creative Problem Solving
a. Brainstorming
Brainstorming adalah piranti yang dapat menampung kreativitas kelompok dan
sering digunakan sebagai alat pembentukan consensus maupun untuk
mendapatkan ide-ide yang baru. Brainstorming adalah sebagai teknik untuk
mendapatkan ide-ide kreatif sebanyak mungkin dalam suatu kelompok.
Model Brainstorming:
1) Verbal Brainstorming, saling bertukar pikiran dalam suatu grup yang
dilakukan secara verbal dengan tatap muka dan pertemuan langsung
2) Nominal Brainstorming, mengeluarkan ide secara terpisah, tidak saling
berinteraksi dengan menuliskan idenya di kertas atau computer.
3) Electronic Brainstorming, saling bertukar pikiran dalam suatu grup secara
elektronik dengan menggunakan tools seperti Group Support System.
b. Reserve Brainstorming
Reverse Brainstorming adalah kebalikan dari brainstorming. Berfikir terbalik
dengan masalah yang ada dengan membuat pernyaan kecil. Contoh: sebagai
seorang pemimpin atau leader jika sedang mengalami suatu masalah pada
dasarnya manusia akan berfikir “Bagaimana kita mengatasi atau mencegah
masalah ini?”, jika kita kreatif kita akan mencari pemikiran yang berbeda yang
bias dinilai lebih efektif, yaitu membalikkan keadaan dan membuat pernyataan
“Bagaimana mungkin masalah itu bisa terjadi?”.
Reverse Brainstorming sangat membantu menyelesaikan masalah dengan
menggabungkan teknik brainstorming dan pembalikan. Dengan kombinasi ini,
kita dapat memperluas penggunaan brainstorming untuk menarik lebih banyak
ide-ide kreatif dan tentunya menyenangkan dan tidak membosankan, serta
dapat berfikir lebih kreatif dan terdepan dalam bekerja ataupun dalam
memimpin pekerjaan.
c. Synectics
Synectic merupakan teknik pemecahan masalah dengan menekankan aktivitas
spontan dari otak dan sistem saraf dalam mengadakan eksplorasi dan
transformasi permasalahan.
d. Gordon Method
Gordon Method adalah metode yang digunakan untuk mengembangkan ide-ide
baru ketika para individu dalam hal ini anggota kelompok tidak menyadari
masalah-masalah yang akan timbul di kemudian hari. Pihak entrepreneur
memulainya dengan menyebutkan konsep umum yang terkait dengan
permasalahan, kemudian anggota kelompok meresponnya dengan memberikan
ide-ide. Kemudian, permasalahan uang actual terjadi akan terungkap dan
anggota kelompok diperkenankan untuk memberikan saran atas permasalahan
tersebut.
e. Checklist Method
Checklist Method adalah metode di mana ide baru dikembangakan melalui
daftar-daftar masalah atau saran-saran yang terkait. Dengan metode ini,
pengusaha dapat menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan untuk
memandu arah pengembangan ide-ide yang benar-benar baru.
f. Free Association
Free Association adaah teknik yang sangat membantu dalam mengembangkan
ide-ide baru melalui rantai asosiasi kata. Awalnya, kata atau frase yang
berhubungan dengan masalah tersebut diutarakan/dituliskan, kemudian diikuti
dengan yang lain, lalu dihubungkan setiap kata baru dan mencoba untuk
menambahkan sesuatu yang baru dalam proses berpikir yang sedang
berlangsung, sehingga menciptakan rantai ide dan diakhiri dengan menciptakan
ide produk baru.
g. Forced Relationships
Force Relationships adalah proses yang memaksakan hubungan di antara
beberapa kombinasi produk. Ini adalah teknik yang diawali dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang obyek atau gagasan dalam upaya untuk
mengembangkan ide baru. Langkah dalam proses pada metode ini adalah
sebagai berikut:
1) Memisahkan tiap unsur yang ada pada masalah tersebut.
2) Menemukan keterkaitan antar unsur tersebut.
3) Catat keterkaitan tersebut dalam susunan/bentuk yang teratur.
4) Analisis keterkaitan tersebut untuk menemukan ide-ide baru.
5) Mengembangkan ide-ide tersebut.
h. Collective Notebook Method
Collective Notebook Method adalah teknik mengembangkan ide baru kepada
anggota kelompok secara teratur dengan cara merekam/mencatat ide-ide
tersebut. Sebuah notebook disiapkan dengan isi di dalamnya mencakup
pernyataan masalah, data latar belakang, serta halaman kosong. Partisipan
dalam metode ini kemudian berusaha memikirkan mengenai permasalahan
tersebut dan bagaimana solusinya. Masing-masing partisipan disarankan untuk
memberikan dan mencatat ide-ide mereka ke dalam notebook tersebut dengan
intensitas beberapa kali dalam sehari. Hasil ide terbaik akan menjadi topic
dalam final creativefocus group.
i. Heuristics
Heuristics adalah sebuah metode analisa yang digunakan dalam medeteksi
segala bentuk ancaman.
j. Scientific Methods
Scientific Methods merupakan proses pengembangan ide baru secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Pengusaha melakukan observasi atau
pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan
fenomena yang terjadi. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut
diuji dengan melakukan eksperimen.
k. Value Analysis
Value Analysis adalah suatu perangkat analisis yang digunakan untuk
meningkatkan value suatu produk atau jasa yang dibeli ataupun diproduksi,
baik itu dengan menekan biaya ataupun meningkatkan kinerja.
l. Attribute Listing Method
Attribute Listing Method adalah mengembangkan ide baru dengan melihat sisi
positif dan negatif. Teknik ini adalah menemukan ide yang mengharuskan
pengusaha untuk mendaftar atau mencatat item pada atribut-atribut atau
masalah, dan kemudian melihat masing-masing dari berbagai sudut pandang.
Objek tidak terkait pun juga dapat dipergunakan untuk membentuk kombinasi
dan kemungkinan pengguna.
m. Matrix Charting
Matrix Charting adalah metode yang sistematis dalam mencari peluang baru
dengan menggunakan daftar elemen penting untuk daerah produk sepanjang
dua sumbu grafik dan kemudian mengajukan pertanyaan mengenai masing-
masing elemen tersebut.
n. Inspired (Big-Dream) Approach
Teknik ini menuntut seorang entrepreneur untuk ‘bermimpi’ mengenai
permasalahan yang mungkin terjadi di bidang usahanya beserta solusi yang
dapat dilakukan. Melalui teknik ini, ide yang dimunculkan dapat melibatkan
imajinasi yang sebesar-besarnya, tanpa harus dipengaruhi adanya batasan
apapun.
o. Parameter Analysis
Parameter Analysis adalah teknik mengembangkan ide baru dengan berfokus
pada identifikasi parameter dan sintesis kreatif. Identifikasi parameter dapat
menganalisis variable dalam situasi tersebut untuk menentukan kepentingan
keterkaitan. Hubungan antar parameter yang menggambarkan masalah yang
mendasari kemudian dikaji dan dikembangkanlah solusinya (sintesis kreatif).
5. Product Planning and Development Process
a. Establishing Evaluation Criteria
Proses kriteria ini panjang, namun cukup untuk menghasilkan produk dalam
tahap tertentu dengan perhitungan kuantitatif. Kriteria untuk evaluasi harus
mencakup segala aspek dan detail dalam bentuk terukur agar dapat
menggambarkan produk secara cermat. Harus ada pula aspek peluang pasar
dan permintaan pasar yang memadai. Produsen yang bersaing saat ini, harga,
dan kebijakan harus dievaluasi terkait dampaknya pada pangsa pasar. Produk
baru tersebut harus bersinergi dengan kemampuan manajemen yang ada.
Produk yang diusulkan harus didukung oleh dan berkontribusi kepada
kesejahteraan finansial perusahaan. Sejalan dengan kriteria finansial,
kompatibilitas kebutuhan produksi dari produk baru tersebut dengan lokasi,
mesin, dan personil juga harus dievaluasi. Kriteria ini perlu dikembangkan untuk
mengevaluasi produk baru dengan memperhitungkan peluang pasar,
persaingan, sistem pemasaran, faktor keuangan, dan faktor-faktor produksi.
b. Idea Stage
Idea Stage adalah tahap pertama dalam proses pengembangan produk. Ide-ide
produk baru yang menjanjikan harus diidentifikasikan dan yang tidak dapat
dipraktekkan, kemudian dieliminasi. Teknik ini dapat digunakan untuk
mengetahui alternatif produk baru mana yang harus diusahakan dan mana
yang harus dibuang. Perusahaan juga mengetahui apa saja yang diperlukan
oleh produk tersebut dan bagaimana valuenya terhadap perusahaan.
Pendeterminasian kebutuhan harus focus kepada tipe kebutuhan, waktu, pihak
yang terlibat, pentingnya variabel pemasaran, serta struktur dan karakteristik
pasar secara keseluruhan. Untuk mengetahui dampak produk terhadap value
perusahaan, dapat dievaluasi melalui catatan finansial perusahaan.
c. Concept Stage
Concept Stage adalah tahap kedua dalam proses pengembangan produk. Pada
konsep ini, ide produk olahan diuji untuk menentukan penerimaan konsumen
tanpa perlu menimbulkan biaya manufaktur produk fisik. Salah satu metode
pengujian adalah dengan wawancara, di mana responden dalam wawancara
tersebut dipaparkan mengenai pernyataan yang mencerminkan sifat produk.
Fitur produk, harga, dan pemasaran merupakan komponen yang harus
dievaluasi dan dibandingkan dengan para competitor.
d. Product Development Stage
Product Development Stage adalah tahap ketiga dalam proses pengembangan
produk. Pada tahap ini, rekasi konsumen terhadap produk fisik ditentukan.
Umumnya dilakukan melalui panel konsumen. Dalam panel tersebut, dapat
diberikan sampel produk dan sampel produk kompetitor, untuk mengetahui
preferensi konsumen.
e. Test Marketing Stage
Test Marketing Stage adalah tahap akhir sebelum komersialisasi dalam proses
pengembangan produk. Meskipun hasil dari tahap pengembangan produk
memberikan dasar dari rencana pemasaran akhir, ter market dapat dilakukan
untuk meningkatkan kepastian kesuksesan komersialisasi. Tahap ini
menyajikan hasil penjualan yang sebenarnya yang menunjukkan tingkat
penerimaan konsumen.
6. E-Commerce and Bussiness Start-Up and Growth
a. Starting an E-Commerce Company
Internet sangat penting bagi perusahaan kecil dan menengah karena
memungkinkan untuk meminimalkan biaya pemasaran dalam mencapai pasar
yang lebih luas. Pengusaha dapat mempekerjakan ahli web untuk merancang
halaman web atau menggunakan paket perangkat lunak e-commerce, yaitu :
a) Front-endoperations, yang tercangkup dalam fugsi website, seperti
kemampuan pencarian, keranjang belanja, dan pembayaran yang aman.
b) Back-endoperations, yang melibatkan dan mengintegrasikan pesanan
pelanggan dengan saluran distribusi dan kemampuan manufaktur.
b. Website.
Pengunaan website oleh perusahaan kewirausahaan meningkat. Namun
sebagian besar usaha kecil tidak merasa bahwa mereka memiliki kemampuan
bisnis untuk membangun situs mereka sendiri. Pengusaha membutuhkan
struktur situs web untuk mlibatkan target pasar secara efektif. Materi yang
ditampilkan dalam situs harus diperbaharui secara teratur.
c. Tracking Customer Information.
Database elektronik mendukung pemasaran per individu yang ditargetkan pada
masing – masing klien. Namun, tetap harus mengikuti hukum yang melindungi
privasi pelanggan.
Dengan cara manual, seberapa lama Anda bisa melacak prospek yang
berkualitas dengan mengandalkan cara tersebut? Untuk membantu Anda
mengotomatisasi pelacakan prospek, sales automation ini bisa Anda terapkan
di perusahaan untuk melacak semua proses penjualan Anda.
1) Lead scoring
Memilih prospek merupakan bagian terpenting dari salesperson untuk
membawa perusahaan menghasilkan penjualan yang baik. Anda dapat
menghabiskan banyak waktu untuk mengumpulkan data prospek,
menganalisa data yang Anda miliki, menganalisa tren penjualan dan hal-hal
lainnya untuk menunjukkan jalan terbaik dalam strategi penjualan. Anda
bisa melakukan cara manual untuk mengerjakan pengolahan data ini.
2) Komunikasi
Sales automation dalam komunikasi bukan berarti Anda melakukan
komunikasi secara otomatis layaknya robot atau yang saat ini sering kita
temukan seperti asisten virtual untuk chatting. Tetapi, dalam komunikasi ini
adalah pelacakan berdasarkan input data yang dilakukan secara otomatis
untuk memberi pemberitahuan bahwa prospek sudah mendapatkan
pelayanan baik melalui telepon atau melalui email.
Singkatnya, ketika sales A sudah melakukan panggilan, sales B, sales C
dan seterusnya sudah mendapatkan informasi bahwa prospek sudah
mendapatkan pelayanan. Untuk perusahaan yang hanya memiliki satu
orang sales memang hal ini belum diperlukan, tetapi bagi perusahaan yang
sudah memiliki puluhan sales dan ratusan prospek, pelacakan komunikasi
menjadi penting untuk menghindari kesalahan seperti penggilan berulang
dari sales yang berbeda, lupa tidak di follow up dan sebagainya.
3) Sinkronisasi data
Setiap sales tidak pernah tahu kapan prospek akan melakukan pembelian
maupun pembatalan. Jika perusahaan tidak memiliki sistem untuk
sinkronisasi data, tim sales dapat melakukan kesalahan dengan melakukan
follow up prospek yang sudah membatalkan atau menawarkan kembali
produk yang baru beberapa jam dibeli oleh pelanggan.
Jadi kesimpulannya, melacak proses penjualan untuk meningkatkan
produktivitas sales bergantung pada bagaimana perusahaan mengolah
data dan juga mengganti cara tradisional dengan memanfaatkan teknologi.
d. Relationship and Endorsement by Other Companies.
Berdasarkan pada posisi perusahaan dalam menyediakan produk, harus
dibangun hubungan yang kuat dengan perusahaan lain untuk menciptakan
value streatmend-to-end yang memungkin dapat memuaskan kebutuhan setiap
pelanggan secara efisien.
Endorsement merupakan salah satu strategi pemasaran online yang efektif
untuk meningkatkan penjualan. Alasan utama pemilik online shop
menggunakan cara endorsement adalah untuk mempromosikan produk yang
mereka jual dan penjualan yang meningkat. Berikut adalah beberapa
keuntungan endorsement yang perlu Anda ketahui sebagai pebinis online
1) Media Promosi
Melakukan endorsement adalah cara yang efektif dan berdampak positif.
Dengan Anda menlakukan endorse produk kepada selebgram, produk
Anda akan dikenal lebih luas. Karena followers selebgram akan
memperhatikan produk yang diposting melalui akun selebgram tersebut.
Dari sinilah biasanya Anda akan mendapatkan tambahan followers, like,
dan order-an.
2) Hemat Biaya Pemasaran Produk
Anda tak perlu lagi menyiapkan dana pemasaran produk, Anda hanya perlu
mencari selegram yang berpotensi dan kira-kira cocok dengan produk
Anda. Cara ini lebih menekan biaya dari pada harus mempromosikan lewat
iklan lainnya. Misalnya televisi, radio, maupun media cetak seperti koran
dan majalah.
3) Peningkatan Order
Followers selegram yang melihat postingan tersebut tentu juga melihat
produk Anda. ini memberikan kesempatan besar untuk orang tertarik
dengan produk Anda. Karena biasanya seorang public figure akan menjadi
tren center para fans-nya. Dengan demikian kemungkinan Anda
mendapatkan peningkatan penjualan akan sangat tinggi.
e. Doing E-Commerce as an Enterpreneurial Company
Mengembangkan situs e-commerce menjadi salah satu strategi untuk menjalin
hubungan dengan pelanggan maupun mitra kerja. Produk yang akan
ditawarkan dapat disampaikan secara ekonomis. Produk itu juga harus menarik
bagi sejumlah besar orang, dan perusahaan harus siap untuk mengirimkan
produk keluar dari lokasi geografisnya.

Anda mungkin juga menyukai